Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) berikut beberapa definisi Ilmu


Kesehatan Masyarakat antara lain:
1. Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat
mendefinisikan kesehatan masyarakat (publichealth) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:
a) meningkatkan sanitasi lingkungan
b) mengendalikan infeksi menular
c) pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
d) mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya
diagnosis dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit.
e) Pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang layak dalam
bidang kesehatan.
Dengan cara mengorganisasikan hal tersebut di atas, maka akan
memungkinkan setiap warga untuk menyadari dalam hidupnya di bidang
kesehatan dan kehidupan.

Menyimak difinisi tersebut di atas, maka terlihat bahwa ternyata Ilmu


Kesehatan Masyarakat itu menyangkut sebuah kompleksitas yang amat dalam
sekali, namun sebenarnya tidak tidak mudah bagi seseorang untuk memahami
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan definisi IKM menurut Winslow dapat
disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat mempunyai dua aspek teoritis (ilmu
atau akademik) dan praktis (aplikatif). Kedua aspek ini masing-masing
mempunyai peran dalam kesehatan masyarakat. Dari aspek teoritis kesehatan
masyarakat perlu didasari dan didukung dengan hasil-hasil penelitian. Artinya
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat (aplikasi) harus
didasarkan pada temuan-temuan (evidentbased) hasil kajian ilmiah (penelitian).
Sebaliknya kesehatan masyarakat juga harus terapan (applied) artinya hasil-hasil
2

studi kesehatan masyarakat harus mempunyai manfaat bagi pengembangan


program.

2. Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat


dikatakan bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang
mempelajari sehat dan sakit saja, dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih menitikberatkan penanganan
kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab
dalam IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level
ofPrevention) yang terdiri atas :
a) Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)
b) Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
c) Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
d) Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
e) Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)
Dengan demikian bila menyimak 5 tahap tersebut di atas, maka terlihat bahwa
sebenarnya yang diutamakan adalah upaya-upaya non kuratif atau upaya non
medik, sebagai contoh adalah upaya promotif yang secara nyata lebih mudah,
lebih murah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, artinya tidak memerlukan dokter.

Kedua, upaya preventif atau upaya pencegahan, sebagai contoh adalah


anjuran mencuci tangan sebelum makan, anjuran mandi 2 kali sehari, anjuran
mengurangi konsumsi kolesterol pada penderita Hiperkolesterol, dan sebagainya,
maka terlihat adanya perbedaan yang nyata antara upaya promotif dan preventif.

Ketiga, upaya protektif, adalah upaya perlindungan terhadap risiko yang


mengancam status kesehatan, diantaranya adalah pemakaian sabuk pengaman,
masker, baju kerja, celana kerja, helm atau topi kerja, dan sejenisnya.

Keempat, Curative atau kuratif atau upaya pengobatan. Sebenarnya terkait


dalam hal-hal ini adalah istilah Early DetectionandPromptTreatment yaitu deteksi
dini terhadap adanya penyakit dan adanya penanganan atau pengobatan yang
setepat-tepatnya. Dengan demikian dalam hal ini yang diharapkan adalah perlunya
3

monitoring terhadap pekerja atau penduduk atau calon penderita yang dilakukan
jauh sebelum yang bersangkutan menderita sakit secara klinis, sehingga
penanganan terhadap penyakit yang disandangnya itu tidak perlu diberikan saat
penderita telah parah penderitaannya.

Kelima, Rehabilitative atau rehabilitatif atau upaya pemulihan adalah


upaya tertentu yang dilakukan agar penderita dimungkinkan meng-alami tahap
kembali seperti semula sebelum menderita penyakit dan dimungkinkan untuk
dikembalikan ketengah-tengah masyarakat lagi, contoh untuk tahap rehabilitasi
adalah :
1. Lembaga Pemasyarakatan (Pembinaan Khusus untuk Narapidana)
2. Lokalisasi Wanita Tuna Susila (Pembinaan Khusus untuk Wanita dengan
Risiko Penyakit Menular Seksual)
3. Pembinaan ODHA (Pembinaan Khusus untuk Orang Dengan HIV/AIDS)
4. Rumah Sakit Lali Jiwa, Pakem Yogyakarta (Pembinaan Khusus untuk
Penderita Sakit Jiwa) dan sejenisnya.

Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,


mencakup :
1. Ilmu biologi
2. Ilmu kedokteran
3. Ilmu kimia
4. Fisika
5. Ilmu Lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan
Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang
multidisiplin.Secara garis
4

besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb:
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan ilmu kesehatan masyarakat?

b) Bagaimana peran ahli kesehatan masyarakat dalam menangani


masalah kesehatan?

c) Apa saja pilar utama 7 bidang ilmu kesehatan masyarakat?

1.3 Tujuan

a) Untuk mengetahui apa itu ilmu kesehatan masyarakat.

b) Untuk mengetahui peran ahli kesehatan masyarakat.

c) Untuk mengetahui 7 pilar bidang utama kesehatan masyarakat.


5

BAB II

PEMBAHASAN

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

A. Definisi
Administrasi berasal dari kata administrare (latin; ad= pada, ministrare=
melayani) dengan demikian jika ditinjau dari asal kata administrasi berarti
memberikan pelayanan kepada masyarakat (Azwar Azrul,1993).

Definisi Administrasi Kebijakan Kesehatan Menurut Para Ahli :

1. Prof. Dr. SoekidjoNotoatmodjo,


Administrasi kesehatan masyarakat adalah suatu proses pengaturan kegiatan
dan atau pelayanan kesehatan di dalam masyarakat.

2. Azrul Azwar,
Dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan” tahun 1979,
mengatakan banyak orang yang jika membicarakan tentang administrasi
kesehatan, asosiasi hanya pada kegiatan tata usaha saja, yaitu mencatat dan
atau melaporkan jumlah kasus, jumlah pengeluaran obat atau pekerjaan rutin
diloket karcis sebuah balai pengobatan.

3. Maidin Alimin, 2004


Administrasi kebijakan kesehatan adalah administrasi yang diterapkan pada
upaya kesehatan demi terciptanya suatu keadaan yang sehat.

4. Stephen J. Knezeic
Public healt administration is a collection of functions that the organization has
the main objective to ensure efficiency and effectiveness and to determine
changes assential facilities to meet the future need sof the community.

“administrasi kesehatan masyarakat adalah kumpulan fungsi-fungsi organisasi


yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas serta
6

menentukan perubahan esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat dimasa depan”.

5. Henri Fayol

Administrasi dapat dirumuskan sebagai berikut: planning, organizing,


commanding, coordinatingandcontroling (Perencanaan, Pengorganisasian,
Memberi Komando, Koordinasi dan mengadakan Pengawasan).

6. Smith, Stanley dan Shores,


Public health administrationis as a thegroupof individuals who are organized
and think of them selves as a distinct group.

“mendefinisikan administrasi kesehatan masyarakat sebagai suatu kelompok


individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentang diri mereka sendiri
sebagai suatu kelompok yang berbeda”.

7. Dwight Waldo dalam bukunya ”The Study of Public Administrasi” (1995)


Public health administration is rational ocooperation activities are reflected
in the grouping of activities under the function performed.
“Disebutkan bahwa administrasi kesehatan masyarakat ialah kegiatan kerja
sama secara rasional yang tercermin pada pengelompokkan kegiatan menurut
fungsi yang dilakukan”.

Administrasi sering dikaitkan dengan manajemen. Sehingga, adanya suatu


kerancuan karena proses kegiatan sama, namun istilah berbeda “manajemen”
dan “administrasi”. Melihat dari proses atau kegiatannya sama maka kedua hal
tersebut sama. Sedangkan pemakainya, apakah menggunakan “manajemen”
atau “administrasi” terserah kepada kita masing-masing yang memakainya (
SoekidjoNotoatmodjo, 2003). Manajemen berasal dari kata managie (latin;
manus = tangan, agree = melakukan, melaksanakan) yang berarti melakukan
dengan tangan.

Bebrapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang manajemen :

1. Menurut Robert D.Terry,


7

The accomplishing of a predetermind objective sthrough the effort other


people atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan
dengan menggunakan orang lain.

2. Encyclopedia of social sciences

Management is the process, by which the excution of given purposes is put in


to operation and supervised atau : manajemen adalah proses dimana
pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi.

3. Evancevich
Management is the process under taken bay one or more persons to coordinate
the activitie sof other persons to active result not attainable bay anyone persons
acting alone.

“ manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil
tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja”.

Manajemen akan selalu berhubungan dengan administrasi. (Suarli,Yayan,2009)


Pendapat yang dianut dalam buku AKK adalah pendapat yang kedua yaitu
tidak membedakan antara kedua istilah yang dimaksud. (Azwar Azrul,1993)
Sama halnya dengan administrasi, maka pengertian kesehatan banyak pula
macamnya diantaranya adalah :

1. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental,dan


sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan
saja (WHO1947 dan UU Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960).
2. Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi
secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang
dipunyainya (WHO 1957).
3. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif scara sosial dan ekonomis
(UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). (Azwar Azrul,1993)
8

Administrasi kebijakan kesehatan adalah administrasi yang diterapkan pada


upaya kesehatan demi terciptanya suatu keadaan yang sehat. (Maidin
Alimin,2004)

A. Fungsi Dinamis Administrasi


1. Planning/perencanaan,
Merupakan inti dari kegiatan manajemen, karena semua kegiatan
manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut . dengan
perencanaan memungkinkan bagi para pengambil keputusan atau
manager untuk menggunakan sumberdaya mereka secara berhasil guna
dan berdaya guna.

2. Organizing/pengorganisasian,
Setelah dilakukannya perencanaan maka selanjutnya harus dilakukan
pengorganisasian, yang dimaksudkan adalah mengatur personel atau staf
yang ada dalam institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah
ditetapkan dalam rencana tersebut dapat berjalan dengan baik, yang
akhirnya semua tujuan dapat tercapai.

3. Actuating/penggerakan,
suatu tindakan yang mengusahakan agar semua perencanaan dan tujuan
perusahaan bisa terwujud dengan baik dan seperti yang diharapkan. Jadi,
pelaksanaan merupakan suatu upaya yang menggerakkan orang-orang
untuk mau bekerja dengan sendirinya dan dengan kesadaran yang besar
demi mengabulkan seluruh cita-cita perusahaan dengan dan secara
efektif.

4. Controlling/pengawasan dan pengendalian,


Pengawasan dan pengendalian proses untuk mengukur penampilan
kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapt tercapai.
9

5. Evaluation/penilaian.
Evaluasi merupakan bagian terpenting dari proses manajemen. Karena,
tanpa adanya evaluasi sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang direncanakan itu telah tercapai atau belum. Evaluasi adalah
kegiatan untuk menilai suatu program atau kegiatan. Evaluasi digunakan
untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program
dengan tujuan yang direncanakan.

EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit


serta faktor yang terkait di tingkat populasi. Ini adalah model cornerstone
penelitian kesehatan masyarakat, dan membantu menginformasikan kedokteran
berbasis bukti (eveidence based medicine) untuk mengidentifikasikan faktor risiko
penyakit serta menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik
klinik dan untuk kedokteran preventif. Menurut Dr. Anton Muhibuddin
(Universitas Brawijaya), saat ini epidemiologi telah berkembang pesat baik
pendalaman ilmunya maupun perluasan ilmunya. Perluasan ilmu epidemiologi
saat ini juga mencakup epidemiologi bidang pertanian agrokompleks (termasuk
perikanan, perkebunan, prikanan) dan mikrobiologi. Perluasan tersebut dirasa
perlu karena manfaat epidemiolgi sangat nyata dirasakan dalam bidang-bidang
ilmu tersebut. Pendalaman epidemiologi di antaranya meliputi peramalan berbasis
komputer dan pengelolaan agroekosistem.

Epidemiologi menggunakan beragam alat-alat ilmiah, dari kedokteran dan


statistik sampai sosiologi dan antropologi. Banyak penyakit mengikuti arus
migrasi penduduk, sehingga pemahaman tentang bagaimana penduduk bergerak
mengikuti musim sangat penting untuk memahami penyebaran penyakit tertentu
pada populasi tersebut. Epidemiologi tidak hanya berkutat pada masalah
penyebaran penyakit, tetapi juga dengan cara penanggulangannya.

Epidemiologi juga ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi , Distribusi , dan


Determinan penyakit serta masalah kesehatan. Dalam bidang Kesehatan
Masyarakat, epidemiologi mempunyai 3 fungsi utama:
10

1. Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk


penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.

2. Menyiapkan data dan informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,


pelaksanaan program, dan evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan ) pada
masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun
bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.

3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau faktor


yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.

KESEHATAN REPRODUKSI

1. Definisi Kesehatan Reproduksi

Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi
yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti
suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang
berfungsi untuk reproduksi manusia.

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara
fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya.

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan


sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan
penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi dan fungsi dan proses.

2. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Dalam Siklus Kehidupan


11

Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi


sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena
mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian
tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan
pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen
pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan. Secara lebih luas, ruang lingkup
kespro meliputi :

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ),
trmasuk PMS-HIV / AIDS
4. Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks,
mutilasi genetalia, fistula dll.

Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan


reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan,
serta kesinambungan antar-fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah
kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak
ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan
selanjutnya :

1. ibu hamil dan konsepsi


2. bayi dan anak
3. remaja
4. usia subur
5. usia lanjut
12

Empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan repoduksi
yaitu :

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat


pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual
dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak
banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remajakarena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria
yang membeli kebebasannya secara materi, dsb).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dsb)

BIOSTATISTIK

Biostatistik merupakan ilmu statistika terapan yang mengenalkan


perhitungan statistik kehidupan, baik konsep dasarnya, penyajian data, pemusatan
dan penyebaran data, kemiringan dan distribusinya dalam kurve normal serta
konsep estimasi, sampling, uji hipotesis dan uji-uji statistik deskriptif, korelasi
maupun komparasi. Hal-hal tersebut akan sangatlah berguna dalam melakukan
analisis data penelitian kuantitatif.

Pada bahasan Konsep dasar statistik umum, kita akan banyak mengerti
hal-hal meliputi: Pengertian statistika, Ruang lingkup statistika, Pengertian dan
jenis data serta Variabel dan skala pengukuran variabel. Bahasan ukuran
pemusatan data, secara khusus membahas nilai rata-rata (mean), median, modus.
Pembicaraan Nilai rata-rata akan memerinci uraian tentang Pengertian nilai rata-
rata, Sifat nilai rata-rata, cara menghitung nilai rata-rata, Interpretasi hasil
perhitungan nilai rata-rata.
13

Bahasan tentang Nilai penyebaran akan menjelaskan Pengertian nilai


penyebaran, Jenis dan sifat nilai penyebaran, Cara perhitungan nilai penyebaran
dan interpretasinya meliputi : Range, Minimum dan maksimum, Mean deviasi,
Standar deviasi, Koefisien variasi, Decile, kuartile, dan percentile, normalitas data
berdasarkan nilai Kurtosis dan skewnes.

Biostatistik adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah


kesehatan. Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif,
seperti merencanakan program pelayanan kesehatan, menentukan alternatif
penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai
penyakit selama periode waktu tertentu. Statistik kesehatan dikenal dengan istilah
“biostatistik”. Biostatistik terdiri dari dua kata dasar yaitu bio dan statistik. Bio
berarti hidup, sedangkan statistik adalah kumpulan angka-angka. Sehingga secara
harfiah biostatistik adalah kumpulan angka-angka tentang kehidupan.

Biostatistik adalah Alat untuk melakukan riset dan Biostatistik dapat


dipandang sebagai ilmu statistik terapan pada bidang Biologi, Farmasi &
Kedokteran. Menurut Dr.Eko Budiarto,SKM Ada 3 Statistik yaitu :

1. Statistik merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari


pengukuran atau penghitungan yang disebut dengan data
2. Statistik dapat pula diartikan sebagai statistik sample
3. Statistik sebagai suatu metode ilmiah yang dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan, mengadakan
analisis data hasil penelitian dll.

Peran biostatistik dalam ilmu kesehatan :

1. Mengukur derajat kesehatan masyarakat.


Guna mengukur tinggi rendahnya derajat kesehatan dari
masyarakat, akibat akses terhadap pelayanan kesehatan, minimnya
dana yang dialokasikan untuk menunjang program kesehatan,
beberapa penyakit menular yang dapat menjadi ancaman utama
14

bagi masyarakat, terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang


professional,dan lain sebagainya.
2. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah.
Dalam fungsi ini suatu usaha kemajuan kesehatan dapat
diketahui, salah satu contoh yaitu Revitalisasi Posyandu yang
dikembangkan di Jabar. Dalam usaha kesehatan itu dituangkan
revitalisasi posyandu menjadi beberapa program, seperti
pembangunan 500 bangunan posyandu se-Jabar. Seperti BKB
yang tengah digulirkan BKKBN dan Pos PAUD serupakan
segelintir aktivitas yang dapat anak rasakan keuntungannya di
posyandu.
3. Mengevaluasi program kesehatan.
Dalam fungsi ini suatu proses untuk menentukan nilai atau
jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Proses tersebut mencakup kegiatan-kegiatan
memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk
digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan
derajat keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas
program.
4. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah
Dalam fungsi ini dapat diambil contoh perbandingkan
kesehatan antara kota dengan desa, fenomena ini dapat dimengerti
yaitu dalam fasilitas umum yang tersedia, disamping juga dalam
karakteristik penduduk serta terhadap pelayanan kesehatannya
berdasarkan data yang diperoleh
5. Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan,-
red) untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
Dari berbagai data yang diperoleh suatu riwayat timbulnya
penyakit dalam suatu lingkungan dapat diketahui, dari data
tersebut akan dapat diketahui bagaimana cara penyembuhannya
dan pencegahannya.
6. Menentukan prioritas masalah kesehatan.
15

Dalam fungsi ini dapat menindak lanjuti suatu analisa


situasi dari berbagai masalah kesehatan yang diidentifikasi yaitu
beberapa masalah kesehatan yang mendesak untuk diatasi.

Statistik secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu statistic deskriptif dan
statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan, sampai mendapatkan


informasi dengan jalan menyajikan dan analisis data yang telah terkumpul.
Tujuan dari statistik deskriptif adalah memberikan gambaran tentang
keadaan yang berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan
berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Untuk data numerik informasi
yang diberikan berupa perhitungan nilai tengah (mean, median, modus),
nilai variasi. Sedangkan untuk data kategori informasinya adalah nilai
proporsi/persentase.

2. Statistik Inferensial /statistik Induktif

Tujuan dari statistik inferensial adalah untuk menarik kesimpulan cirri-ciri


populasi berdasarkan data yang diperoleh melalui sampel. Statistik
inferensial merupakan kumpulan cara atau metode yang dapat
mengeneralisasikan nilai-nilai dari sampel dikumpulkan menjadi nilai
populasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teori estimasi atau uji
hipotesis.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan semua individu dlm suatu batas tertentu.


Kumpulan individu yg akan diukur/ diamati ciri-cirinya disebut Populasi Studi.

Sampel adalah bagian dari populasi

Berdasarkan besarnya populasi dibagi menjadi 2 yaitu :


16

 Populasi besar ( Populasi tak terhingga ). Adalah populasi


ygmemiliki jumlah individu sedemikian banyaknya sehingga sulit /
tidak mungkin diketahui jumlahnya.
 Populasi kecil ( Populasi terbatas ). adalah populasi dengan jumlah
unit dasar yg tidak banyak hingga mudah dihitung.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai banyak pengaruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan
hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas
(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki
ruang kerja agar mendeteksi secara dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam
lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu
dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat
kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat
jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
17

maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja


adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari
resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan
kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental,
psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan
dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.

KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai
keseimbangan antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam
pengelolaan lingkungan sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat,
nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.

Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif


antara kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan komponen
lingkungan hidup yang menimbulkan ancaman/berpotensi mengganggu kesehatan
masyarakat umum.

Menurut, Slamet Riyadi – Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian


integral dari ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani
hubungan manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan
tujuan membina & meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang
optimal.
18

Lalu menurut, H.J. Mukono – Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan


ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor
lingkungan.

Sedangka nmenurut, WHO (World Health Organization) – Kesehatan


lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia &
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Dan menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)


– Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut WHO, diantaranya ada 17


(tujuhbelas):

1. Penyediaan Air Minum.


2. Pengelolaan air buangan & pengendalian pencemaran.
3. Pembuangan sampah padat.
4. Pengendalian vektor. (Pengendalian vektor adalah semua usaha yang
dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dengan
maksud mencegah atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor atau
gangguan yang diakibatkan oleh vektor.)
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.
(Ekskreta maksudnya semua zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh.)
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu.
7. Pengendalian pencemaran udara.
8. Pengendalian radiasi.
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan.
11. Perumahan & pemukiman.
12. Aspek kesling & transportasi udara.
13. Perencanaan daerah & perkotaan.
19

14. Pencegahan kecelakaan.


15. Rekreasiumum & pariwisata.
16. Tindakan – tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemic
atau wabah, bencana alam & perpindahan penduduk.
17. Dan yang terakhir, Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.

Tujuan Kesehatan lingkungan yang pertama untuk melakukan koreksi,


memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan
serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk pencegahan,
mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari
bahaya penyakit

PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut


pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green).

Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu


memelihara dan meningkatkan kesehatannya (DepKes). Proses pemberdayaan
dilakukan dengan pembelajaran yaitu upaya untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan. Proses pemberdayaan
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat, melalui kelompok potensial, bahkan
semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan dilakukan sesuai dengan
social budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi
setempat.

Promosi kesehatan merupakan sebuah proses yang memungkinkan setiap


individu untuk meningkatkan kendali atas dirinya sendiri untuk meningkatkan
kesehatan (WHO, Ottawa, 1986). Menurut Notoatmodjo (2005), promosi
20

kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi


yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirumuskan untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Menurut Kurnawidjaja (2012), Promosi kesehatan pekerja didefinisikan sebagai
upaya untuk mengubah perilaku yang merugikan kesehatan populasi pekerja, agar
mendapatkan kondisi kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal dengan cara
mengombinasikan dukungan pendidikan, organisasi kerja, lingkungan dan
keluarga.

Ruang lingkup promosi kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo

1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kesehatan secara umum


Aspek kesehatan masyarakat mencakup 4 aspek pokok, yaitu promotive,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
2. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan
Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan menjadi :
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan


Pada ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan promosi
kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level
of prevention) dari Leavel and Clark.
a. Promosi kesehatan
b. Perlindungan khusus (specific protection)
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment)
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation)

Dalam dunia kesehatan, promosi kesehatan memiliki peranan yaitu :

1. Menjaga dan mendukung hak asasi masyarakat untuk hidup sehat.


2. Landasan awal untuk mencapai visi Indonesia sehat.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk
menurunkan angka kematian, meningkatkan sikap atau perilaku hidup
sehat masyarakat melalui program-program pelayanan masyarakat.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
21

5. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit termasuk


pencegahan (tindakan preventif) terhadap ancaman penyakit baru.
6. Mengalihkan subsidi pemerintah pada bidang kuratif dan rehabilitatif pada
bagian promotive dan prefentif .
7. Menambah wawasan masyarakat melalui penyuluhan, pendidikan, dan
pelatihan.
8. Menciptakan SDM yang baik, karena sehat merupakan awal tiap individu
untuk beraktifitas (belajar, bekerja, dan berekreasi).
22

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Masyarakat terdapat 7 bidang
peminatan yaitu AKK, Epidemiologi, Kesehatan Produksi, Biostatistik,K3,
Kesehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan

3.2 Saran
Harus konsisten dalam mengikuti organisasi yang telah diikuti.
Lakukan hal apapun dengan semaksimal mungkin. Jangan takut untuk
melakukan hal baru yang positif.
23

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11892351/Makalah_konsep_dasar_kesehatan_reprodu
ksi

https://www.academia.edu/34940907/PERNGERTIAN_BIOSTATISTIK

https://dunia-kesmas.blogspot.com/2016/04/pengertian-akk.html

http://kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-
menurut-para-ahli/

https://e-journal.unair.ac.id/JKL

https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7698/4554

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=W3yMDwAAQBAJ&oi=fnd&p
g=PT5&dq=promosi+kesehatan&ots=n6BDzZDgXY&sig=5FanOVg9s5LDpAqt
vKdYR-AnGZI&redir_esc=y#v=onepage&q=promosi%20kesehatan&f=false

Khansa Nadra. 2017. Situasi Strategi Promosi Kesehatan Di Vico Indonesia.


Jurnal Promkes 5(1) : 93–104

S Keman. 2019. Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman. Jurnal


Kesehatan Lingkungan Unair 11(3) : 104-108

Anda mungkin juga menyukai