Anda di halaman 1dari 2

Pandangan Plato tentang Karya Seni

Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide.

Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato

memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagaimimesis mimesos. Menurut

Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan

(mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul,

lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.

c. Pandangan Plato tentang Keindahan

Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia

indrawi, yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang

sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas

dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja

keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan

keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

Bagi Plato, kepentingan masyarakat harus lebih diutamkan daripada kepentingan

individu. Dengan demikian akan timbul rasa kolektivisme atau rasa kebersamaan dariapada

sifat individualisme. Plato merupakan filosof pertama, dan dalam jangka waktu lama

nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang

kelamin. Mengenai kehidupan sosial, Plato mengemukakan semacam komunisme yang

melarang adanya hak milik dan kehidupan berfamili. Menurutnya, adanya hak milik akan

mengurangi dedikasi dan loyalitas seseorang pada kewajibannya sebagai anggota masyarakat.

Namun, “komunisme” ala Plato ini hanya terbatas pada kelas penguasa dan pembantu
penguasa saja, sedangkan kelas pekerja diperbolehkan memilik hak milik pribadi dan

berfamili, karena merekalah yang menghidupi kelas lainya dan tugas mereka adalah untuk

menyelenggarakan produksi perekonomian.[11]


FILSAFAT ANALITIS

Filsafat analitik adalah aliran filsafat yang muncul dari kelompok filsuf yang
menyebut dirinya lingkaran Wina. Filsafat analitik lingkaran Wina itu berkembang dari
Jerman hingga ke luar, yaitu Polandia dan Inggris. Pandangan utamanya adalah penolakan
terhadap metafisika. Bagi mereka, metafisika tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Jadi filsafat analitik memang mirip dengan filsafat sains.
Di Inggris misalnya, gerakan Filsafat analitik ini sangat dominan dalam
bidang bahasa. Kemunculannya merupakan reaksi keras terhadap pengikut Hegel yang
mengusung idealismetotal. Dari pemikirannya, filsafat analitik merupakan pengaruh dari
rasionalisme Prancis, empirisisme Inggris dan kritisisme Kant. Selain itu berkat empirisme
John Locke pada abad 17 mengenai empirisisme, yang merupakan penyatuan antara
empirisisme Francis Bacon, Thomas Hobbes dan rasionalisme Rene Descartes. Teori Locke
adalah bahwa rasio selalu dipengaruhi atau didahului oleh pengalaman. Setelah membentuk
ilmu pengetahuan, maka akal budi menjadi pasif. Pengaruh ini kemudian merambat ke dunia
filsafat Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman dan wilayah Eropa lainnya.
Setelah era idealisme dunia Barat yang berpuncak pada Hegel, maka George
Edward Moore (1873-1958), seorang tokoh dari Universitas Cambridge mengobarkan anti
Hegelian. Bagi Moore, filsafat Hegel tidak memiliki dasar logika, sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara akal sehat. Kemudian pengaruhnya menggantikan Hegelian,
yang sangat terkenal dengan Filsafat bahasa, filsafat analitik atau analisis logic.

Anda mungkin juga menyukai