ASUHAN KEPERAWATAN
RS BAPTIS BATU
2008
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Alat bantu didekatkan kepasien
PROSEDUR c. Perawat berdiri disisi tempat tidur
d. Membantu pasien menggeser kakinya
kesamping tempat tidur
e. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki
secara perlahan dari tempat tidur
f. Membantu pasien turun dari tempat
tidur/berdiri
g. Membantu pasien duduk dikursi/kursi roda
h. Mencuci tangan
i. Memperhatikan respon pasien dan mencatat
dalam catatan perawat
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR
A,SpRM
TETAP
2. Pelaksanaan
a. Perawat memberitahu tentang letak kamar
mandi/WC, ruang perawat, dll
PROSEDUR
b. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang
tersedia di rumah sakit dan cara
penggunaanya
c. Perawat memberitahu tentang jadual kegiatan
rutin diruangan antara lain, waktu mandi,
waktu makan, waktu kujungan dokter dan
waktu kunjungan tamu atau keluarga
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
2. Pelaksanaan
a. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan
sopan
b. Memperkenalkan diri
c. Menyapa pasien dengan ramah
d. Menyampaikan informasi secara lengkap dan
jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti
pasien
e. Mengamati respon pasien
f. Mencatat hasil komunikasi
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Suatu usaha untuk memberikan perlindungan
antara tangan perawat dan obyek yang disentuhnya
PENGERTIAN
dan perawat dapat dengan bebas menyentuh objek
dalam area steril tanpa memikirkan kontaminasi.
1. Melindungi perawat dari penularan penyakit.
TUJUAN
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan memasang sarung tangan.
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
b. Talk steril
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberi talk pada kedua telapak tangan
c. Membuka pembungkus kemasan bagian luar
dengan hati-hati menyibakkan ke samping.
d. Mengidentifikasi kaos tangan kanan dan kiri
setiap kaos tangan memiliki manset ± 5 cm.
e. Memasang sarung tangan
Dengan ibu jari dan dua jari lainnya,
pegang tepi manset kaos tangan.
Dengan hati-hati tarik kaos tangan pada
tangan anda, pastikan manset kaos
PROSEDUR
tangan tidak menggulung pada
pergelangan tangan dan jari-jari pada
posisi yang tepat.
Dengan tangan yang telah
menggunakan kaos tangan, masukkan
jari-jari anda di bawah manset sarung
tangan kedua.
Dengan hati-hati tarik sarung tangan
kedua pada tangan yang lain, jangan
biarkan jari-jari dan ibu jari sarung
tangan menyentuh bagian tangan yang
terbuka, pertahankan ibu jari tangan
abduksi ke belakang dan rapikan.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Mengukur suhu badan pasien dengan
PENGERTIAN
mempergunakan thermometer suhu.
Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu :
TUJUAN 1. Menentukan diagnosa.
2. Menentukan langkah – langkah perawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan mengukur suhu badan
1. Persiapan alat
a. Thermometer bersih dan tempatnya.
b. Bengkok.
c. Potongan tissue.
d. Vaselin dalam tempatnya.
e. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Pengukuran suhu pada ketiak
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat dibawa ke dekat pasien.
c) Bila perlu lengan baju pasien dibuka,
ketiak diseka (menggunakan tissue
PROSEDUR
dengan gerakan menepuk) dan
dikeringkan.
d) Ambil thermometer dari tempat
penyimpanannya, sapu dengan tissue
e) Periksa dan turunkan air raksa pada
posisi terendah.
f) Pasang tepat pada reserviornya, jepitkan
di tengah – tengah ketiak dan lengan
pasien diletakkan didada
g) Setelah 8-10 menit thermometer
diangkat dan baca angka pada
thermometer dengan posisi sejajar mata,
dan hasilnya dicatat pada buku
h) Thermometer dibersihkan dengan kapas
alcohol dan dikeringkan dengan tissue
RS. BAPTIS MENGUKUR SUHU BADAN
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 110.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
i) Air raksa diturunkan kembali dan
thermometer dimasukkan ke dalam
tempatnya
j)Mencuci tangan
b. Pengukuran suhu pada mulut
Pasien harus mempunyai thermometer
sendiri.
Mencuci tangan
Alat – alat diletakkan di meja pasien.
Pasien disuruh membuka mulutnya,
thermometer dicek kembali, lalu
ujungnya sampai batas reservoirnya
diletakkan di bawah lidah pasien
Mulut dikatubkan 5 menit dan
bernafas melalui hidung.
Selama thermometer dipasang
pasien tidak boleh bicara.
PROSEDUR Selama 3 – 5 menit thermometer
diangkat, dilap dengan tissue lalu
dibaca dan dicatat.
Alat – alat dibersihkan dengan air mengalir
kemudian dilap dengan kapas alcohol,
dikeringkan dengan tissue, dan
dikembalikan pada tempatnya
Mencuci tangan
c. Pengukuran suhu pada rectal
a) Mencuci tangan
b) Alat – alat diletakkan di meja pasien.
c) Setelah pasien diberitahu, pasien
dimiringkan (sikap SIM).
d) Pakaian pasien diturunkan sampai di
bawah bokong.
e) Thermometer diperiksa, ujungnya dioles
dengan vaselin, lalu dimasukkan melalui
anus, sampai batas reservoir air raksa.
f) Thermometer tetap dipegang.
g) Setelah 3 – 5 menit thermometer
dikeluarkan, dilap dengan tissue, dibaca
dan hasilnya dicatat.
h) Thermometer dibersihakan dengan air
mengalir kemudian dilap dengan kapas
alcohol, dikeringkan dengan tissue, dan
dikembalikan pada tempatnya
i) Mencuci tangan
1. Persiapan alat
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien.
2. Persiapan pasien
Pasien diberitahu supaya tenang dan rileks,
boleh sambil berbaring atau duduk.
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung denyut nadi selama satu menit
pada arteri radialis.
c. Observasi frekuensi, irama, dan volume
d. Menghitung pernafasan selama satu menit.
e. Mencatat hasil tindakan dan respon pasien
f. Mencuci tangan
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan dan mengatur posisi
pasien sesuai kebutuhan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Lengan baju dibuka / digulung ke atas.
c. Manset tensimeter dipasang pada lengan
atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar
lengan. Manset dipasang tidak terlalu
kencang atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Denyut arteri branchialis diraba, lalu
stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
f. Skrup balon karet ditutup, pengunci air
raksa dibuka Selanjutnya balon dipompa
sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga
air raksa turun perlahan – lahan. Sambil
memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole,
dengarkan terus sampai denyutan
terakhir/diastole
RS. BAPTIS MENGUKUR TEKANAN DARAH
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 111.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
.
h Mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
i. Pasien dan alat dirapikan
j. Mencuci tangan
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
1. Persiapan alat
a. Waslap
b. Perlak kecil dan alasnya
c. Waskom berisi air dingin/es atau kirbat es
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan dan posisi diatur
sesuaikebutuhan
PROSEDUR
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang
akan dikompres
d. Waslap dibasahi air dingin/es secukupnya dan
diletakkan ditempat yang akan dikompres
e. Observasi respon pasien
f. Mencuci tangan
g. Mencatat respon pasien dan hasil tindakan
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Menerima pasien yang baru masuk ke Rumah
PENGERTIAN Sakit untuk dirawat sesuai dengan peraturan –
peraturan yang berlaku.
Agar pasien memperoleh pelayanan perawatan
TUJUAN
dan pengobatan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langlah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk menerima pasien baru
1. Menerima pasien
2. Mengukur tanda-tanda vital,anamnese dan
melakukan pengkajian serta mencatat dalam
status pasien
3. Mendampingi dokter memeriksa pasien di
Poliklinik / UGD,
4. Bila ada advice dokter, pasien perlu
dirawat.Memberitahukan kepada pasien
maupun keluarga pasien bahwa pasien perlu
rawat inap.
PROSEDUR 5. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
prosedur pendaftaran rawat inap.
a. Perawat menyerahkan kepada keluarga
pasien surat pengantar rawat inap ( harus
dilengkapi dengan No. Rekam Medis, nama
pasien tanggal lahir/ jenis kelamin, alamat,
dokter, diagnosis serta sarana prasarana
yang diperlukan pasien, misal : sandaran,
oksigen, kelambu, dll), untuk mendaftarkan
rawat inap ke rekam medik
b. Khusus jam kerja pukul 16.00 – 07.00
pendaftaran langsung dilayani oleh perawat
IGD.
6. Melengkapi dan mengerjakan pesan – pesan
dokter pada lyst Rekam Medis antara lain :
a. Cek hasil pemeriksaan laboratorium, EKG,
pemeriksaan darah, urine, kotoran, X-Ray,
dll.
b. Melengkapi dan membuatkan permintaan
laboratorium sesuai dengan advice dokter.
c. Melengkapi surat pernyataan persetujuan
tindakan medis / operasi / anesthesia (bila
pasien perlu dilakukan pembedahan).
d. Mempersiapkan pasien sebelum ke ruang
rawat inap.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
7. Perawat ruangan telepon ulang ke IGD /
Poliklinik tempat siap.
8. Perawat Poliklinik / IGD mengantar pasien
dan keluarga ke bangsal dimana pasien akan
dirawat.
9. Pasien dan keluarga pasien diterima perawat
ruangan
10. Perawat menjelaskan :
1) Kepada pasien
pasien dilarang membawa uang / barang – barang
berharga / perhiasan.
Pasien dilarang membawa bantal / guling / selimut.
Pasien membawa peralatan mandi sendiri antara
lain :
Sabun dan tempatnya.
Tapal gigi.
Sikat gigi.
2) Kepada keluarga
a. Keluarga diorientasikan ruangan, misal
kamar mandi, WC, tempat pot dan urinal,
dll. (Demikian juga dengan pasien bila
keadaannya memungkinkan).
b. Menjelaskan peraturan / ketentuan yang
PROSEDUR
wajib ditaati waktu opname.
3) Penunggu pasien
a. Pasien dijinkan dijaga 1 orang kecuali
VIP,penunggu pasien harus dekat dengan
pasien.
b. Penunggu pasien tidak diperbolehkan
mengubah atau memindahkan alat – alat
perawatan yang ada, termasuk kursi –
kursi yang di luar ruangan.
c. Penunggu pasien tidak diperbolehkan
membawa alat – alat tempat tidur.
d. Penunggu pasien tidak diperbolehkan
duduk atau tidur di tempat tidur pasien
yang ditunggunya / yang kosong / di
lantai.
e. Kamar kecil / WC boleh dipergunakan
dan harap menjaga kebersihan.
f. Penunggu pasien harap memberi tahu
kepada petugas, apabila ada keperluan
yang harus meninggalkan pasien yang
ditunggu.
RS. BAPTIS MENERIMA PASIEN BARU
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 56.05.25 0 3/3
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
Pengunjung pasien
a. Jam kunjungan :
Pagi : Pukul 10.30 –
12.00 Wib.
Sore : Pukul 16.30 – 18.00 Wib.
b. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan
membawa makanan untuk pasien kecuali atas
izin dokter.
c. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan
merokok di dalam / di luar ruangan.
d. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan
duduk di tempat tidur pasien tempat tidur
kosong
11. Perawat mengerjakan lyst pasien dan
pendokumentasien Asuhan Keperawatan
12. Perawat melaksanakan tindakan Asuhan
Keperawatan.
UNIT TERKAIT IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 104.05.25 0 1/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Menyiapkan TT yang lengkap dengan segala
PENGERTIAN
keperluannya untuk pasien
1. Menyiapkan TT untuk pasien baru.
TUJUAN 2. Memperoleh kenikmatan dan kesejahteraan
bagi pasien
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan menyiapkan tempat tidur
kosong
1. Persiapan alat
a. TT, kasur dan bantal.
b. Sprei besar.
c. Sprei kasur.
d. Sarung bantal.
e. Perlak.
f. Selimut.
g. Kain lap basah/ kering.
h. Lisol 10%.
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan alat-alat dengan lengkap.
c. Meja dilap, lalu taruhlah linen di atas meja
(diberi alas kertas).
d. Tempat tidur disemprot dengan lisol encer
PROSEDUR
(10%).
e. Membersihkan TT dari debu dengan lap
basah dan lap kering bagian atas, lalu lap
ditaruh di kaki TT.
f. Mencuci tangan.
g. Membalik kasur, lalu susunlah dengan rapi
kain bersih (linen) di atas kaki TT.
h. Memasang sprei besar sebelah kanan.
i. Garis tengah lipatan harus tepat ditengah-
tengah kasur bagian atas.
j. Sprei, dimasukkan rata, dibawah kasur
sedalam ± 30 cm, demikian juga sprei pada
bagian kaki setelah ditarik setegang
mungkin, pada ujung sisi-sisi sudut 90º lalu
diseluruh tepi sprei besar dimasukkan ke
bawah kasur dengan rapi dan tegang
RS. BAPTIS MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 104.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
.
k. Membuat sudut 90º pada sprei besar kanan
bawah.
l. Memasang selimut (dilipat 4 secara terbalik,
dipasang pada bawah kaki, bagian memasang
perlak sebelah kanan ± 30 cm dari sisi TT
bagian kepala.
m. Memasang sprei kecil rata di atas perlak
± 10 cm di atas perlak dada yang terbalik,
bagian atas dimasukkan ke bawah, ujung-ujung
sisi dimasukkan ke bawah kasur.
n. Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-
sudut bantal dimasukkan benar-benar ke dalam
sudut-sudut sarungnya, letakkan pada TT
PROSEDUR bagian kepala dan bagian sarung bantal yang
terbuka jangan menghadap ke arah pintu
masuk.
o. Merapikan sprei besar sebelah kiri
bawah dan membuat sudut 90º.
p. Membuat sudut selimut 90º pada sebelah
kiri bawah.
q. Merapikan perlak dan sprei kecil pada
sebelah kiri.
r. Merapikan sprei besar sebelah kiri atas
dan membuat sudut 90º.
s. Membersihkan TT bagian bawah.
t. Membersihkan meja dan kursi.
u. Membereskan alat.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR
A,SpRM
TETAP
Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur
PENGERTIAN
tanpa memindahkan pasien.
1. Memberikan perasaan nyaman bagi pasien
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya dekubitus.
3. Memelihara kebersihan dan kerapihan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan mengganti alat tenun kotor
pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
1. Persiapan alat
a. Alat tenun tempat tidur yang bersih dalam
tempatnya diatas trolly (Sprei besar/laken,
sprei kecil/steak laken, selimut, sarung
bantal, perlak).
b. Tempat kain kotor bertutup
c. Ember berisi larutan desinfektan.
d. Lap kerja basah dan kering.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Peralatan dibawa ke tempat pasien.
c. Perawat berdiri disisi kiri dan kanan tempat
tidur
d. Selimut dan bantal yang tidak perlu
PROSEDUR
diletakkan diatas kursi atau bangku
e. Pasien. dimiringkan pada salah satu sisi
tempat tidur (bila perlu pasien.diganjal bantal
supaya tidak jatuh).
f. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung
satu persatu sampai dibawah punggung
pasien
g. Sprei kecil/steak laken dan perlak digulung
ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
h. Perlak dibersihkan dengan larutan
desinfektan lalu dikeringkan digulung
ketengah sejauh mungkin.
i. Laken yang bersih digulung setengah bagian,
kemudian gulungannya diletakkan dibawah
punggung pasien dan setengah bagian lagi
diratakan serta dipasang pada kasur
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR
A,SpRM
TETAP
j. Perlak yang digulung tadi diratakan kembali
k. Steak laken yang bersih digulung setengah
bagian, kemudian gulungannya diletakkan
dipunggung pasien dan setengah bagian lagi
diratakan diatas perlak serta dipasangkan
pada kasur
l. Pasien dimiringkan kebagian yang bersih
m. Lepaskan alat tenun yang kotor dan
dimasukan kedalam tempat bertutup
m. Ratakan laken yang bersih dengan steak
laken dan perlak, pasangkan pada kasur
n. Mengganti sarung bantal yang kotor
o. Bantal disusun , pasien dibaringkan pada
posisi yang nyaman.
p. Selimut kotor diganti dengan yang bersih
q. Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan
dikembalikan ketempat semula
r. Mencuci tangan
- Mencuci tangan.
Selimut mandi atau kain penutup
diturunkan
kedua tangan di keataskan
letakkan handuk diatas dada dan
lebarkan ke samping kiri dan kanan
sehingga kedua lengan dapat diletakkan
di atas handuk.
Kedua tangan dibasahi dan disabun mulai
dari lengan yang jauh dari perawat,
kemudian yang lebih dekat lalu dibilas
sampai bersih, lalu dikeringkan dengan
handuk
Masukkan kedua telapak tangan ke dalam
waskom lalu keringkan.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Beri talk secukupnya lalu dilakukan gosok
punggung, kemudian pasien
ditelentangkan dan memasang pakaian
dengan rapi
- Mencuci kaki
Kaki pasien yang terjauh dari perawat
dikeluarkan dari bawah kain penutup
atau handuk
Handuk dibentangkan dibawahnya dan
lutut ditekuk
Kaki dibasahi, disabun dan dibilas sampai
bersih kemudian dikeringkan dengan
handuk, demikian juga kaki yang satu lagi
Masukkan kedua telapak kaki ke dalam
waskom lalu dikeringkan.
Air dalam waskom yang kotor diganti dengan
PROSEDUR air bersih.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
1. Persiapan alat
a. Handuk.
b. Alkohol.
c. Talk.
2. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi prone
bila bila tidak dapat posisi SIM.
d. Meletakkan sebuah bantal tipis di bawah
perut klien untuk menjaga posisi yang tepat.
e. Meletakkan handuk di sisi punggung / badan
PROSEDUR pasien.
f. Menuangkan alkohol sedikit di tangan, lalu
usap dengan kedua tangan di punggung
pasien sampai rata.
g. Melakukan masage punggung, masage
dilakukan dengan menggunakan telapak
tangan dan jari – jari, gunakan tekanan halus
yang bersambungan.
Perhatian :
1. Hindari untuk melakukan masage pada area
kemerah – merahan, kecuali bila kemerahan
tersebut hilang sewaktu dimasage.
2. Masage punggung dapat merupakan kontra
indikasi pada pasien imobilitas tertentu.
3. Masage punggung dikerjakan selama 5 s/d 10
menit.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Menolong memotong kuku klien yang panjang,
PENGERTIAN
karena tidak dapat melakukannya sendiri.
1. Menjaga kebersihan.
TUJUAN
2. Mencegah timbulnya luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan membantu memotong kuku
pasien
1. Persiapan alat
a. Gunting/ pemotong kuku.
b. Handuk.
c. Bengkok.
d. Waskom berisi air hangat.
e. Sabun.
f. Sikat kuku.
g. Aceton (bila perlu).
h. Kapas.
i. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Diberitahukan tindakan yang akan
dilaksanakan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Memotong kuku pada jari - jari tangan :
a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam tangan dengan air hangat dalam
PROSEDUR waskom selama 1 – 2 menit untuk melunakkan
kuku. Bila kuku sangat kotor disikat dengan
sikat kuku dan sabun lalu di bilas dengan air
d. hangat, dikeringkan dengan handuk.
e. Tangan ditaruh di atas bengkok supaya
potongan kuku tidak berserakan.
f. Memotong kuku pada jari tangan sesuai
dengan lengkungan kuku.
RS. BAPTIS MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 96.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
4. Memotong kuku pada jari – jari kaki :
a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam kaki dengan air hangat dalam
waskom selama 2 – 3 menit untuk
melunakkan kuku.Bila kuku sangat kotor
disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu
dibilas dengan air hangat, dikeringkan
dengan handuk.
d. Kaki di taruh di atas bengkok supaya
PROSEDUR
potongan kuku tidak berserakan.
Perhatian :
1. Pasien diharapkan selalu memakai alas kaki yang
tepat untuk menghindari dari infeksi.
2. Memakai sepatu jangan terlalu pas dan
memotong kuku secara rutin.
3. Memotong kuku jangan terlalu ke dalam karena
dapat menimbulkan luka.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
I. PENGERTI II. Mengatur rambut serapi mungkin dengan
AN menggunakan sisir.
1. Memberikan rasa senang dan nyaman.
2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan
kelihatan rapih.
TUJUAN 3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Mencegah bersarangnya kutu kepala / kotoran
yang lain.
5. Melihat kelainan kulit kepala.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan membantu pasien menyisir
rambut
1. Persiapan alat
a. Sisir
b. Kain pengalas / handuk
c. Karet gelang untuk pasien yang berambut
panjang.
d. Minyak rambut / air (bila perlu).
e. Bengkok berisi larutan desinfektan khusus
untuk pasien yang berkutu/kelainan kulit.
f. Kertas untuk membungkus kotoran/rambut
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mengatur posisi pasien (bila bisa duduk diberi
posisi duduk, bila tidak bisa dilakukan dengan
posisi berbaring).
c. Memasang kain pengalas/handuk yang
PROSEDUR
diletakkan pada bahu atau di bawah kepala
sampai tulang belikat.
d. Rambut yang panjang dan kusut diberi
minyak/air dan dibelah dua, kemudian disisir
secara bertahap dimulai dari bagian bawah
(ujung rambut) ke pangkal, setelah rapi rambut
dijalin. Bila rambut pendek disisir dari pangkal
keujun
e. Rambut yang rontok dikumpulkan dan
dibungkus dengan kertas, kemudian dibuang
ditempat sampah, rambut berkutu/dengan
kelainan kulit dimasukkan kedalam larutan
desinfektan pada bengkok
f. Alat dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan
ketempat semula
g. Mencuci tangan.
h. Observasi dan catat respon pasien dan kelainan
yang ditemukan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
i. Membilas rambut beberapa kali dengan air
hangat sampai
bersih sambil memijit – mijit kepala.
j. Kepala diangkat dan diletakkan di atas handuk.
k. Sumbat telinga dan tutup mata diangkat,
diletakkan di dalam
bengkok / dibungkus dengan kertas dan
dibuang.
l. Mengangkat perlak dan diletakkan di dalam
ember.
m. Mengeringkan rambut dengan handuk.
n. Menyisir sampai rapih dan kepala pasien
diletakkan di atas
bantal yang telah dialasi dengan handuk yang
kering.
o.Membersihkan dan mengembalikan alat – alat
pada
tempatnya.
p. Mencuci tangan
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Membungkus rambut yang sudah diberi pembasmi
PENGERTIAN
kutu.
Membasmi kutu dan telornya serta mencegah kutu
TUJUAN
supaya tidak berjatuhan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan memasang kap kuku
1. Persiapan alat
a. Obat kutu (Peditox).
b. Kap kutu khusus / kain segitiga.
c. Gauze.
d. Pengalas dan perlak.
e. Peniti.
f. Sisir kutu dan sisir biasa.
g. Kertas koran.
h. Bengkok berisi larutan desinfektan.
i. Celemek.
j. Mangkok.
k. Penutup kepala.
l. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan
PROSEDUR
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai celemek tutup kepala dan sarung
tangan.
c. Memasang pengalas pada bahu pasien dan
untuk fiksasi diberi
peniti.
d. Menyisir rambut dengan sisir biasa kemudian
dengan sisir
kutu kemudian masukkan ke dalam bengkok
yang berisi
larutan desinfektan.
e. Di sekeliling kulit kepala diolesi dengan
gauze vaselin.
RS. BAPTIS CARA MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS
BATU CAP)
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 95.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
f. Menuang obat kutu / Peditox ke dalam
mangkok.
g. Membungkus kepala dengan kap kutu khusus
/ kain segitiga,
diujungnya disimpulkan di atas dahi dan
diberi peniti
(telingan jangan sampai tertutup) dibiarkan
selama 12 – 18
PROSEDUR
jam baru rambut dicuci.
h. Mengatur kembali posisi pasien.
i. Mendesinfeksi semua alat dan dikembalikan
di tempatnya.
j. Mencuci tangan
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan
3. Persiapan lingkungan
PROSEDUR
Tempat/lingkungan yang nyaman
4. Pelaksanaan
a. Memberi penyuluhan pasien dengan cara
diskusi, tanya jawab, demonstrasi
b. Menggunakan alat peraga bila diperlukan
c. Mengadakan evaluasi
d. Memberikan umpan balik
e. Mencatat hasil penyuluhan
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO,
UNIT TERKAIT
ICU.
RS. BAPTIS MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN
BATU KELUAR
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen
No. Revisi Halaman
No. 1
0 1/1
Batu 307.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
PROSEDUR
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung cairan yang masuk baik enteral
maupun parenteral
c. Mengukur cairan yang keluar
d. Mencatat hasil tindakan
e. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari
semua kotoran / sisa makanan dengan
PENGERTIAN
mempergunakan gauze / kapas yang dibasahi
dengan air bersih.
Untuk mengobati dan membersihkan rongga mulut,
TUJUAN
lidah dan gigi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan untuk membersihkan mulut
pada pasien yang tidak sadar.
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Handuk dan kain pengalas.
c. Gelas kumur berisi air bersih/ NaCl
d. Sudip lidah (Tong Spatel) yang telah
dibungkus kasa
e. Kapas lidi.
f. Kain kasa.
g. Bengkok/nierbekken.
h. Pinset
i. Borax glicerin
j. Sarung tangan bersih.
2. Persiapan pasien
PROSEDUR Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Meletakkan handuk / pengalas di bawah
dagu dan pipi pasien.
d. Ujung pinset dibungkus dengan kasa dan
dibasahi air yang telah disediakan
e. Membuka mulut dengan sudip lidah /tong
spatel
f. Membersihkan rongga mulut mulai dari
dinding, gusi, gigi, lidah dan terakhir bibir
dengan kasa yang telah dibasahi.
g. Kain kasa yang kotor dibuang pada bengkok.
RS. BAPTIS MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN
BATU TIDAK SADAR
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 100.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Membersihkan vagina dengan cairan obat yang
PENGERTIAN
dialirkan atau disemprotkan ke dalamnya.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
ditutup dengan selimut.
f. Alas bokong dan pispot
dipasang.
g. Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat. Ibu
jari dan telunjuk kiri petugas dibalut dengan
kapas sublimat, selanjutnya kapas dibuka dan
dengan tangan kanannya petugas memasukkan
kanula ke dalam vagina klien.
h. Klem dibuka, kanula
diputar, cairan dialirkan perlahan-lahan sampai
habis.
PROSEDUR
i. Kanula dikeluarkan dan
dilepas dari slang, lalu dimasukkan ke dalam
bengkok yang berisi cairan desinfektan.
j. Pispot diangkat setelah
cairan tidak mengalir lagi dari vagina.
k. Setelah selesai, pasien
dirapikan kembali.
l. Peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Menyiapkan dan memberikan obat-obat untuk klien
PENGERTIAN
yang dapat diberikan melalui mulut dan ditelan.
Memberikan obat kepada pasien melaui mulut
TUJUAN secara tepat dan benar, sesuai dengan program
pengobatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan atau cara pemberian obat
melalui mulut
PROSEDUR 1. Persiapan alat dan obat
a. Baki
b. Gelas obat/ gelas ukur.
c. Kartu obat yang lengkap dengan tulisan :
Nama pasien.
Kamar dan bed pasien.
Jenis obat/ nama obat.
Dosis obat.
Waktu/ jam pemberian.
Tanggal dipesan dan tanda tangan yang
mengerjakan.
d. Lap yang telah dibasahi (untuk membagi
obat cair).
e. Air minum / pisang (untuk minum obat).
f. Obat yang diperlukan
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Kira-kira setengah jam sebelum obat
diberikan, ambil kartu obat dari kotak obat.
c. Cocokkan kartu obat dengan lyst pasien,
pesan-pesan dokter dan catatan perawat
menurut tanggal. Kalau tidak cocok
kembalikan ke pesan-pesan dokter.
d. Menyiapkan obat menurut cara yang
dipesan.
e. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
f. Jangan berbicara dengan siapapun waktu
menyediakan obat.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR g. Dengan kartu obat mengecek etiket untuk nama
dosis obat yang ada dalam botol waktu
mengambil dari lemari.Sebelum menuangkan
obat yang diperlukan, membaca etiket lagi
untuk nama obat dan dosis obat.
h. Letakkan gelas-gelas obat di atas kartu obat
pada baki.
i. Obat dibawa kepada pasien oleh perawat yang
menyiapkan obat tersebut.
j. Tentukan pasien, baca nama pasien dan panggil
namapasien.
k. Berikan obat langsung kepada pasien dan
tunggu sampai obat benar-benar diminum/
ditelan bila perlu pasien dibantu dengan
memperhatikan 5 prinsip benar.
l. Balik kartu obat pasien.
m. Kembalikan alat-alat ke kamar kerja, cuci alat-
alat dan simpan pada tempatnya.
n. Bawa kartu obat ke lyst pasien secepatnya dan
cek pada kolom obat dan catat juga respon
pasien terhadap pemberian obat. Dengan
mengecek dan tanda tangan perawat
membuktikan sudah memberi obat dengan
ukuran yang benar menurut jam dan tanggal.
Coretan tersebut menjadi resmi apabila ada
coretan paraf di atasnya.
o. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang
sudah menyiapkan dan memberikan obat
tersebut.
p. Kalau pasien tidak mau minum obat/ ditunda
karena puasa untuk pemeriksaan, lingkari jam
obat dan tulis paraf.
q. Sesudah dicek, kartu obat dikembalikan ke
kotak obat, sesuai jam pemberian obat
berikutnya
r. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
Tanggal terbit
1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata
PENGERTIAN
dengan cara meneteskan/ mengoleskan pada mata.
1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai
dengan program terapi.
TUJUAN
2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata
yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat mata
1. Persiapan alat dan obat
a. Salep mata/ tetes
mata.
b. Kapas steril/ gauze.
c. Gunting dan plester
(prn).
d. Pinset steril/sarung
tangan.
e. Kom steril.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR
c. Mencuci tangan.
d. Menyiapkan obat yang diperlukan.
e. Mengatur posisi pasien sesuai keperluan.
f. Memakai sarung tangan.
g. Membersihkan mata dengan kapas steril.
h. Ujung tube diusap dengan kapas steril
kemudian salep dituang sedikit pada kapas
tadi.
i. Membuka conjungtiva kelopak mata bawah
dengan ibu jari/ dua jari dengan melakukan
tekanan ke arah bawah terhadap bagian pipi
yang bertulang menonjol dan pasien
dianjurkan untuk melihat ke atas.
j. Mengoleskan sepanjang sisi dalam dari
kelopak mata bawah, pada conjungtiva
bagian bawah dan menganjurkan pasien
untuk menutup dan mengedipkan kelopak
mata.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 146.05.25 0 2/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
k. Membersihkan sisa obat salep/ tetes yang ada
di sekitar mata dengan kapas.
l. Bila perlu mata ditutup dengan kasa steril dan
diplester.
m. Melepas sarung tangan.
n. Membereskan alat-alat, dan mencuci tangan
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan
PROSEDUR distatus lyst pasien.
Perhatian :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan obat.
2. Membaca etiket sebelum memberikan
untuk mencegah kekeliruan.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
RS. BAPTIS MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 77.05.25 0 1/1
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2006
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Pemberian obat-obat melalui vagina dengan cara
PENGERTIAN
dioleskan, suppositorium, irigasi.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
Tanggal terbit
01 Maret 2006
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Pemberian obat-obat tertentu melalui rectum dengan cara
PENGERTIAN dioleskan, memasukkan obat supositori, mengalirkan
cairan obat misalnya clysma dan lain-lain.
TUJUAN Untuk mengobati dan membersihkan rectum.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-
KEBIJAKAN langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
pemberian obat melalui rectum
1. Persiapan alat dan obat
a. Baki obat.
b. Obat sesuai pesanan dokter.
c. Kaos tangan.
d. Jelly.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokan obat dengan pesanan dokter.
b. Mencuci tangan.
c. Menyiapkan obat dan memasukkan ke dalam gauze
steril.
PROSEDUR d. Bawa obat ke samping tempat tidur pasien dan
membaca
nama pasien pada kartu tempat tidur.
e. Siapkan pasien dalam posisi SIM.
f. Pakai kaos tangan, ambil obat dan beri sedikit
parafin,
masukkan obat perlahan-lahan sedalam jari telunjuk
dengan
memberitahu pasien untuk nafas dalam.
g. Bereskan alat-alat.
h. Kembalikan pasien ke posisi semula.
i. Cuci tangan dan cek pada lyst pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
RS. BAPTIS MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA
BATU
Jl. Raya Tlekung No.
No. Revisi Halaman
No. 1 Dokumen
0 1/1
Batu 75.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret
2006
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
TETAP
Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan
PENGERTIAN
cara meneteskan atau irigasi.
Membersihkan rongga telinga dari nanah, kotoran
TUJUAN
telinga atau benda asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
telinga
1. Persiapan alat
a. Alat irigasi telinga.
b. Air hangat pada tempatnya.
c. Bengkok.
d. Perlak dan alasnya.
e. Handuk.
f. Pinset telinga/ pinset bengkok.
g. Kapas lidi.
2. Persiapan pasien
a. Pasien disiapkan sikap duduk.
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR b. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu.
c. Pasien dianjurkan untuk memegang bengkok
di bawah telinga
yang akan dibersihkan.
d. Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke
atas dan sedikit ke
belakang
f. Ujung alat irigasi diletakkan di muka liang
telinga jangan
sampai menutupi rongga telinga.
g. Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati tapi
agak kuat pada
sisi atas liang telinga.
h. Cairan yang keluar ditampung dengan
bengkok.
i. Penyemprotan diulang beberapa kali sampai
bersih.
j. Setelah bersih, lubang telinga dibersihkan
dengan kapas lidi,
sekitarnya dibersihkan dengan handuk.
k. Bila perlu ditetesi obat.
l. Alat-alat dibereskan dan pasien dirapikan.
m. Mencuci tangan dan mencatat tindakan
dalam status pasien
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
Tanggal terbit
01 Maret 2006
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Suatu tindakan pemberian obat kepada pasien
PENGERTIAN
melalui pernafasan.
1. Melegakan pernafasan.
2. Mengurangi pembengkakan selaput saluran
nafas.
3. Mengobati peradangan.
4. Mengencerkan dan memudahkan keluarnya
lendir.
5. Mengurangi batuk.
TUJUAN 6. Mencegah kekeringan selaput lendir.
7. Dilakukan pada pasien :
a. Sesak nafas.
b. Asma bronchiale.
c. Pasca tracheostomi.
d. Saluran nafas bagian
atas tersumbat lendir
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
A. Pada ampul
a) Pastikan obat berada
di bawah ampul.
b) Gergajilah pada leher
ampul yang bertanda / tidak.
c) Ampul dipegang
dengan satu tangan dan tangkai ampul
RS. BAPTIS MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN
BATU INTRA MUSCULAR
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 80.05.25 0 2/3
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR dipegang dengan tangan kanan yang
dialasi untuk mematahkannya.
d) Untuk mengambil obat
di dalam ampul : masukkan jarum suntik
ke ampul dan tarik larutan, hati-hati
jangan samapi menyentuh sisi gelas
dengan jarum suntik, untuk mencegah
kontaminasi.
B. Pada vial
a. Masukkan udara sejumlah larutan yang
akan diambil dan sebelumnya karet luar
vial dibersihkan dengan zat anti septik
(kapas alkohol).
b. Bawa obat ke pasien.
c. Atur posisi pasien.
d. Menentukan daerah yang akan disuntik
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Perhatian :
1. Tempat suntikan harus
betul-betul tepat bila salah akan
berbahaya, karena dapat mengenai syaraf
ischiadeous.
2. Lokasi penyuntikan intra
muscular :
Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian
dari spina illiaka anterior superior, (area
dorso-gluteal/ pinggang bagian belakang).
Area dorso gluteal yang terletak di pinggang
mempunyai area injeksi IM yang sering
digunakan.
Injeksi dilakukan antara 5 – 7,5 cm di bawah
puncak illium di perempat atas bagian luar
dari pinggul.
Metode lain untuk menentukan titik suntik
PROSEDUR
pada pinggul dapat dengan menarik garis
dari tulang illium posterior superior ke
pangkal tulang paha sebelah luar.
Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha
sebelah luar (area otot vestus lateris).
Bagian pertengahan ketiga, bila diukur ke
atas dari ujung atas lutut, dan ke bawah dari
ujung bawah pangkal, di sini sebagai area
suntik.
Otot pangkal lengan/ otot deltoid da
pasterior triceb (bahu dan lengan atas).
Otot ini juga dapat digunakan untuk injeksi
IM, otot ini jarang digunakan untuk
keperluan injeksi, karena klien merasa lebih
nyeri dan pegal di bagian otot, ketika injeksi
posisi pasien dapat berbaring / duduk.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
PENGERTIAN Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 0 1/4
No. 1 169.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
c. Bila pasien sadar pertahankan
jalan nafas tetap terbuka .
d. Mengecek henti nafas
Melihat pergerakan dada atu perut
Mendengar suara keluar/masuk udar
dari hidung
Merasakan adanya udara dari
mulut/hidung dengan pipi atau
punggung tangan
e. Bila pasien tak sadar, segera
panggil bantuan dan bebaskan jalan nafas
dengan cara:
a) Membersihkan sumbatan jalan nafas
dengan jalan menghisap sekresi
b) Triple manuver
1. Head tilt (ekstensi kepala) : Dengan
satu telapak tangan menopang leher
bagian belakang sedangkan tangan
yang lain menahan dahi, kemudian
putar kepala kebelakang sehingga
posisi kepala tengadah.
2. Chin lift ( Mempertahankan posisi
rahang bawah/Tengadahkan dahi –
angkat dagu ) : Dengan satu tangan
menahan kepala, sedang tangan yang
lain dengan menggunakan 2 jari
(telunjuk dan jari tengah) menahan
dagu dan mengangkat atau mendorong
keatas sehingga kepala tengadah.
3. Jaw thrust (Manuver rahang) :Raih
sudut rahang bawah pasien dan
dengan kedua tangan mengangkat
mandibula keatas (pegang pada kedua
angulus mandibula)
4. Bila tersedia, pasang jalan nafas oral
(airway).
f. Bila pasien masih bernafas cari
suara nafas tambahan:
a) Snoring : pangkal lidah, benda padat.
b) Gargling : cairan ( muntah, darah )
c) Crowing : edema laring / spasme plica
vocalis.
g. Bila pasien tidak bernafas beri
nafas buatan , dengan cara :
a) Mouth to mouth :
Dewasa : pencet hidung korban dan tutup
mulut korban dengan mulut anda. Tiupkan
2 nafas penuh ke dalam mulut korban
(tiap nafas harus berlangsung 1,5 – 2,0
detik).
Biarkan korban menghembuskan nafas
antara pernafasan, lanjutkan 10 – 12
x/menit.
RS. BAPTIS MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen
No. Revisi Halaman
No. 1 0 3/4
Batu 169.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR 6. Pertahankan ketepatan frekuensi
kompresi.
Dewasa dan remaja : 80 x/menit
Anak lebih besar : 100 x/menit.
Bayi dan usia bermain : 100 – 200
x/menit.
7. Lanjutkan ventilasi mouth to mouth/ Ambu
Dewasa dan remaja : tiap 5 detik
(12/menit).
Anak lebih besar : tiap 4 detik
(15/menit).
Bayi dan usia bermain : tiap 3 detik
(20/menit).
8. Bila pasien belum terpasang intubasi rasio
pijat jantung dan nafas buatan 30 : 2 ( 2 atau
1 penolong tidak dibedakan ).
9. Bila pasien sudah ter-intubasi pijat jantung
100 kali/menit, nafas buatan 8 – 10 kali/menit
( tidak perlu sinkronisasi ).
10. Lanjutkan RJP sampai teratasi atau sampai
korban teraba kembali nadinya dan bernafas
spontan.
11. RJP dihentikan bila selama 1 jam korban
tidak ada reaksi / respon (nadi tidak teraba,
dan tidak ada nafas).
12. Mencuci tangan
Tanggal terbit
01 Maret
2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien dengan posisi
semi fowler agar pasien nyaman.
3. Pelaksanaan
a. Cek instruksi dokter (dosis dan cara
pemberian)
b. Beri tanda dengan tulisan
c. Mencuci tangan.
d. Membawa peralatan kedekat pasien.
e. Mengatur posisi pasien
f. Memeriksa isi tabung.
Tanggal terbit
01 Maret
2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
i. Bila jarum masuk ke dalam
arteri, darah akan keluar tanpa spuit diisap
dan warna darah yang keluar merah terang.
j. Setelah darah terhisap (kira –
kira 3 cc) tarik spuit dan tekan bekas
tusukan arteri 5 – 10 menit dengan gauze
steril. Bila pasien mendapat heparin tekan
selama 15 menit.
k. Menusukkan jarum spuit pada
gabus / karet. Observasi adanya hematoma.
PROSEDUR l. Memberi etiket pada spuit.
m. Mencatat set ventilator, jumlah
oksigen, yang didapat pada saat darah arteri
diambil.
n. Membereskan alat dan
mengembalikan pada tempatnya.
o. Mencuci tangan.
p. Mengirim segera bahan
pemeriksaan dan formulir ke laboratorium.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Suatu tindakan untuk pembersihan sekret jalan
PENGERTIAN nafas segmen bronchus dengan pengaruh
gravitasi.
1. Membersihkan jalan nafas.
TUJUAN
2. Mengalirkan sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan fisio terapi dada
PROSEDUR
1. Persiapan alat
a. Pasang sandaran
tempat tidur otomatis.
b. 2 – 3 bantal.( posisi
semi fowler )
c. Sputum pot berisi
cairan desinfeksi.
d. Tissue.
e. Segelas air minum.
2. Persiapan pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada
pasien dan keluarga mengenai prosedur
yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan.
b. Mengatur posisi pasien sesuai
kebutuhan :
Untuk membersihkan paru
kanan pasien miring kiri.
Untuk membersihkan paru
kiri pasien miring kanan.
Untuk membersihkan lobus
tengah kanan pasien miring ke kiri dan
tubuh bagian belakang disokong dengan
prosedur sebelumnya).
d. Melakukan vibrasi (lihat
prosedur sebelumnya).
e. Bila rangsang batuk sudah
ada, lendir dibatukkan dan ditampung ke
dalam sputum pot.
f. Postural drainage dilakukan
10 - 15 menit tiap posisi.
g. Pasien istirahat sebentar bila
perlu.
h. Minta pasien untuk minum air.
MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 168.05.25 0 2/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Perhatian :
1. Beri terapi bronchodilator / nebulizer selama
20 menit sebelum postural drainage.
2. Setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 – 60
menit.
3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Perkusi dan vibrasi adalah tehnik yang dilakukan
secara manual untuk melepaskan lendir dan
meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari
paru – paru pasien.
Clapping : Pergerakan yang ditimbulkan melalui
PENGERTIAN
ketukan pada dinding dada dalam irama yang
teratur dengan menggunakan telapak tangan yang
dibentuk seperti mangkok.
Vibrasi : Tehnik kompresi manual dan getaran
pada dinding dada selama fase ekspirasi
1. Melepaskan mukus / lendir dari bronkiolus dan
TUJUAN bronkus.
2. Mengalirkan sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan clapping dan vibrasi
1. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Mengatur posisi drainage pada
pasien.
c. Melakukan perkusi dada pada
dinding rongga dada selama
PROSEDUR 1 – 2 menit .
d. Menganjurkan pasien menarik
nafas dalam perlahan – lahan, lalu
lakukan vibrasi sambil pasien mengeluarkan
nafas perlahan – lahan dengan bibir
dirapatkan.
e. Meletakkan 1 tangan pada area
yang ingin divibrasi dan letakkan tangan
yang lain di atasnya.
f. Menegangkan otot- otot tangan
dan lengan sambil melakukan tekanan
sedang dan vibrasi tangan dan lengan.
g. Mengangkat tekanan pada
dada ketika pasien menarik nafas.
Menganjurkan pasien batuk dengan
menggunakan otot abdominalis setelah 3 – 4
vibrasi.
h. Memberi pasien istirahat
beberapa menit.
i. Mengauskultasi adanya
perubahan pada bunyi nafas.
j. Mengulangi clapping dan
vibrasi secara bergantian sesuai kondisi
pasien, biasanya 15 – 20 menit.
k. Mendokumentasikan prosedur
dan respon pasien dalam
lyst pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Perhatian :
1. Jangan melakukan clapping di atas tulang
belakang, ginjal, hepar, limpa dan scapula atau
PROSEDUR
sternum.
2. Siapkan sputum pot berisi cairan desinfeksi.
3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekitar tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membantu pasien dalam
posisi telentang dengan kepala miring ke
arah perawat.
c. Auskultasi suara nafas untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan
penghisapan dan mengetahui lokasi
penumpukan sekret.
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR
RS. BAPTIS DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
BATU No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung
0 2/5
No. 1 163.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
PROSEDUR d. Atur regulator dengan
Kaji / observasi irama jantung pada
monitor EKG, nadi, frekuensi nafas,
saturasi oksigen sebelum, selama dan
sesudah dilakukan suctioning
e. Perawat memakai sarung
tangan steril / sarung tangan bersih
f. Metode suctioning dengan
ventilator :
1) Oksigenasi dengan O2 100% selama 1
– 2menit.
Hal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan bag and mask atau
pasien tetap menggunakan ventilator.
2) Lepaskan Ett / tracheostomi kanul dari
bag and mask atau klien tetap
menggunakan ventilator.
3) Lakukan penghisapan sekret dengan
tehnik aseptik menggunakan sarung
tangan / pincet steril dan kateter
suction steril yang mempunyai
diameter 1/3 dari diameter lumen ETT
atau tracheostomi kanul.
4) Tutup lubang pangkal kateter suction
untuk menghindari O2 dalam trachea
terhisap.
5) Masukkan kateter suction ke dalam
ETT atau tracheostomi kanul secara
perlahan – lahan sampai dalam
( terasa ada hambatan) lalu tarik 1 cm,
kemudian keluarkan kateter sambil
diputar.
6) Pada saat masuk kateter suction
dalam keadaan tidak menghisap.
7) Lakukan penghisapan dengan waktu
tidak boleh lebih dari 10 – 15 detik
setiap 3 menit, untuk mencegah
hipoksia.
8) Kateter diusap dengan kasa alkohol
70% lalu dibilas dengan NaCl 0,9%
steril.
9) Sebelum melakukan penghisapan
berikutnya, lakukan oksigenasi lagi
dengan O2 100%.
10) Penghisapan dilakukan berulang –
ulang sampai bersih, bila sekret kental
lakukan bronchial washing dengan
normal saline (NaCl 0,9%).
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR
RS. BAPTIS DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 163.05.25 0 3/5
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR
11) Kembalikan Penghisapan
nasopharingeal maupun eropharingeal
dilakukan setelah penghisapan ETT /
tracheostomi selesai.
12) Bilas kateter suction
yang telah digunakan untuk
nasopharingeal maupun eropharingeal
dengan air bersih.
13) pernafasan pasien pada
ventilator atur prosentase oksigen
(FiO2) sesuai yang diberikan dilakukan
suctioning.
14) Auskultasi suara nafas
untuk mengkaji keefektifan atau
keberhasilan tindakan suctioning.
g. Bila perlu check foto thorak
dan analisa gas darahMetode suctioning
tanpa ventilator :
1) Menjelaskan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengatur posisi sesuai kondisi pasien.
Mengauskultasi suara nafas.v
3) Memberikan O2 8 liter/menit selama
15 – 20 menit.
4) Melakukan fisioterapi nafas (latihan
nafas dalam, batuk efektif, clapping,
vibrasi dan postural drainage).
5) Perawat memakai sarung tangan
steril.
6) Menghubungkan kateter suction
dengan selang penghisap.
7) Menghisap lendir dengan cara :
Menghidupkan mesin.
Memasukkan kateter suction ke
dalam kom berisi aquades/ NaCl
9,0% untuk mengontrol apakah
mesin suction bekerja dengan baik.
Memasukkan ujung kateter dengan
tangan kanan ke dalam mulut/
hidung sampai trachea.
8) Bila pasien dengan tracheostomi,
masukkan ujung kateter suction ke
dalam lubang kanul sejauh mungkin
sampai terasa ada hambatan.
9) Melepas kateter suction dengan
menarik perlahan – lahan dengan
arah berputar.
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR
RS. BAPTIS DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 163.05.25 0 4/5
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
10)Mengulangi prosedur di atas sampai
jalan nafas bebas dari lendir/ bersih.
11)Mematikan mesin dan melepas
kateter suction dari selang penghisap.
Kemudian dimasukkan ke dalam kom
berisi air bersih/ NaCl 0,9%.
12)Merapikan pasien dan lingkungannya.
13)Membersihkan alat dan
mengembalikan pada tempatnya.
14)Melepas sarung tangan.
15)Perawat cuci tangan.
16)Menulis pada catatan perawat
tentang :
Prosedur yang telah dilakukan.
Reaksi pasien.
Jumlah, warna dan konsistensi
lendir.
Bila perlu melaporkan ke dokter.
Catatan :
Pada pasien yang nafas dan batuknya belum
adekuat dan pada pasien yang tidak sadar secara
PROSEDUR berkala bagging harus tetap dilakukan untuk
mengembalikan alveoli supaya tidak terjadi
atelektasis.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Perhatian :
1. Lakukan penghisapan (suctioning) sebelum
pemberian gavage untuk mencegah terjadinya
aspirasi.
2. Perhatikan humidifikasi :
a. Pada pasien yang menggunakan ventilator.
Perhatikan aqua pada humidifier jangan
sampai kehabisan.
b. Pada pasien yang sudah tidak pakai
ventilator.
Pemberian oksigen maintenance tetap
harus melalui humidifier.
3. Diameter Kateter Suction, harus kurang dari
setengahnya diameter pipa Endo Tracheal.
Karena jika terlalu besar, maka udara banyak
terhisap. Hal ini berbahaya, karena pasien
bisa mengalami hipoksia dan atau
paru – paru kolaps.
4. Lama penghisapan kurang dari 10 – 15 detik
sekali hisap waktu baru memasukkan, kateter
tidak boleh dalam keadaan menghisap.
Setelah sampai didalam, baru lakukan
penghisapan, diputar 1 – 2 kali, baru kateter
ditarik keluar. Jika lendir masih ada, tunggu
dulu 2 – 3 menit sambil memberi nafas buatan
/ O2 seratus persen, baru diulang.
5. Saturasi O2 dalam darah normal 97% dengan
hisapan suction yang benar, dapat mengalami
penurunan menjadi kurang lebih 85%. Apalagi
jika penghisapan yang dilakukan tidak benar.
Jika saturasi O2 turun sampai 80% kebawah
pasien dapat terjadi cyanosis.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
Tanggal terbit
01 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PENGHITUNGAN TETESAN DAN JUMLAH CAIRAN
INFUSION TABEL
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Tekanan Vena Sentral (CVP) adalah tekanan di
dalam atrium kanan atauvena – vena besar dalam
rongga thoraks.
PENGERTIAN Pemantauan tekanan vena sentral merupakan
pedoman untuk pengkajian fungsi jantung kanan
dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri
apabila tidak terdapat penyakit kardiopulmonal.
1. Sebagai pedoman untuk penggantian cairan
pada pasien dengan kondisi penyakit yang
serius.
TUJUAN 2. Memperkirakan kekurangan volume darah.
3. Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan
vena sentral.
4. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
Perhatian :
1. Komplikasi dapat terjadi saat pengukuran CVP
diantaranya adalah : pneumothoraks,
hematothoraks, hematoma, emboli udara.
2. Hati – hati dalam bekerja dan jaga kesterilan.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
e. Membersihkan :
Apabila pasien sudah selesai, kaki pasien
diregangkan, selimut dibuka sendikit, vulva
dibuka dan dibersihkan, bila pasien
menginginkan cebok sendiri, perawat
membantu menyiram dan bila telah selesai
tangan pasien disiram dicuci dengan sabun
PROSEDUR sampai bersih.
Mengeringkan kemaluan dengan pengalas.
f. Merapikan pasien.
g. Membuka korden/ sketsel.
h. Membersihkan alas dan mengembalikan ke
tempatnya.
i. Mencuci tangan
j. Mencatat
Warna.
Banyaknya.
Bau.
Keluhan lainnya.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
perawatan katheter CVP agar tidak terjadi
infeksi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan memasang tabir/korden.
PROSEDUR b. Mengatur posisi pasien dan mendekatkan
peralatan pada pasien.
c. Melepas plester dan gauze.
d. Mengobservasi tempat masuknya kateter
apakah ada tanda infeksi: kemerahan, pus,
odema, hangat, nyeri tekan.
Membersihkan/ mendesinfeksi daerah luka
dengan bethadine cair.
e. Menutup dengan gauze steril.
f. Memfiksasi dengan plester / hipafix.
g. Menulis tanggal penggantian pada plester.
h. Merapikan alat – alat.
i. Mencuci tangan.
j. Mendokumentasikan tindakan perawatan di
lyst pasien
Tanggal
terbit
1 Maret
2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR 2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan posisi
pasien
Wanita dorsal recumbent.
Laki-laki supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah
pantat pasien.
d. Membuka alat-alat steril.
Pinset, spuit, catheter.
Katheter tray dibuka, beri bethadine cair
pada kapas bola.
e. Menyiapkan plester sesuai kebutuhan.
f. Memakai kaos tangan steril.
g. Meletakkan handuk steril dan katheter
dengan spuit (bila perlu).
h. Mengisi spuit dengan aquadest sesuai
keperluan.
i. Pada wanita :
Membuka labia mayora dengan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri, lalu
sedikit ditarik ke atas.
Membersihkan daerah labia dengan
pinset steril dari atas ke bawah terakhir
bagian meatus. Kapas hanya sekali
pakai.
Menentukan urefisium urethra.
Melumasi ujung katheter dengan jelly
kemudian masukkan perlahan-lahan
sepanjang 5 – 7,5 cm dan pasien
dianjurkan untuk nafas panjang.
j. Pada pria :
Tangan kiri memegamg penis pasien di
bawah glands penis dengan ibu jari dan
jari telunjuk serta preputium ke bawah.
Dengan pinset dibersihkan dengan arah
melingkar dari sebelah dalam keluar
minimal 3x.
Melumasi ujung kateter dengan jelly
sekitar 15 – 18 cm.
Memasukkan kateter sepanjang 18 – 23
cm dengan menegakkan penis 90º,
pasien dianjurkan nafas panjang.
MEMASANG KATHETER MENETAP
RS. BAPTIS
BATU No.
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung Dokumen
0 3/3
No. 1 180.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR Jika pada waktu memasukkan katheter
terasa ada tahanan sebaiknya dihentikan
sebentar, lalu dilanjutkan lagi.
k. Mengisi balon katheter perlahan-lahan
sampai adanya tahanan balon ± 15 – 20
cm.
l. Menghubungkan
katheter dengan urine bag.
m. Memfiksasi katheter
dengan plester.
n. Merapikan dan
mengatur kembali posisi pasien yang
nyaman.
o. Membersihkan dan
mengembalikan alat-alat di tempatnya
semula.
p. Mencuci tangan.
q. Mencatat pada
catatan perawat tentang prosedur yang
telah dilaksanakan, kondisi perineum,
jumlah, warna/ bau urine dan reaksi pasien.
Perhatian :
1. Menjaga sterilisasi alat-alat.
2. Pada wanita katheter jangan salah masuk
vagina.
3. Ukuran katheter harus disesuaikan dengan
keadaan pasien.
4. Hasil penyadapan urine diukur.
5. Perhatikan warna dan keadaan urine.
6. Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan
waktu memasukkan berhenti sebentar lalu
dilanjutkan lagi.
7. Menjelaskan kepada pasien untuk
mempertahankan urine bag lebih rendah dari
ketinggian kandung kemih untuk mengurangi
resiko infeksi saluran kemih akibat aliran
balik urine dari urine bag ke dalam kandung
kemih.
8. Bila pasien pulang dengan katheter
menjelaskan pentingnya perawatan katheter.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
2. Persiapan Pasien.
Memberikan penjelasan kepada pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Sketsel/korden dipasang
d. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan
dan bagian yang terbuka ditutup dengan
selimut.
e. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan
mengangkat pantat.
f. Pasang perlak dan pengalas
g. Pispot ditekkan dibawah pantat pasien.
h. Bila telah selesai, anus dan daerah
genetical dibersihkan dengan air dan
kertas toilet/tissue, diulang beberapa kali
sampai bersih.
RS. BAPTIS MENOLONG PASIEN B.A.B
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 48.05.25 0 2/2
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
i. Membersihkan dan
mengembalikan alat-alat di tempat semula.
j. Mencuci tangan.
k. Mencatat pada catatan
perawat, prosedur yang telah dilaksanakan
Perhatian :
1. Plester adesif jangan pernah digunakan untuk
memplester kondom katheter, karena dapat
menyebabkan konstriksi dan reduksi aliran
darah ke penis.
PROSEDUR
2. Gunakan plester velcro atau elastik karena dapat
mengembang sesuai ukuran penis dan tidak
mengurangi aliran darah.
3. Lepaskan kondom katheter selama 30 menit
setiap 24 jam untuk perawatan kulit perianal.
4. Lihat glands tiap 4 jam untuk menentukan
bahwa sirkulasi pada penis adekuat.
5. Instruksikan pasien dan keluarga dalam
perawatan perineal, penggunaan katheter, dan
penggunaan close system.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Perhatian :
Menjaga privacy pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
TETAP
Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat
PENGERTIAN
katheter supra pubic.
1. Mencegah infeksi akibat pemasangan katheter
pada kandung kemih.
TUJUAN 2. Memberi rasa nyaman.
3. Menjaga kelancaran pengeluaran produk
urine.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan katheter supra
pubic
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Alas (perlak).
c. Bengkok.
d. Kaos tangan on steril.
e. Kom kapas steril.
f. Pinset anatomi.
g. Hemostat.
h. Sarung tangan steril.
i. Bethadine / H2O2.
j. Kasa / gauze gunting.
k. Plester + gunting.
l. Alkohol + kapas on steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien prosedur
perawatan katheter supra pubic.
3. Pelaksanaan
a. Memberitahu pasien
terhadap prosedur perawatan katheter supra
pubic. Mencuci tangan dan menyiapkan alat
secara lengkap.
b. Membawa alat – alat
ke samping tempat tidur pasien
c. Memasang sketsel /
tirai di samping tempat tidur pasien.
d. Mengatur posisi
pasien dan memasang perlak di bawah
badan pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR b. Menyiapkan larutan
dengan benar, macam larutan dan suhu larutan.
c. Membawa peralatan
kepasien
d. Memasang sketsel/
korden.
e. Memasang perlak dan
alas di bawah bokong pasien.
f. Memasang selimut
mandi dan pakaian pasien bagian bawah dibuka.
g. Membuka bungkus
irigator dan mengisi dengan cairan hangat
sebanyak 750 – 1000cc.
h. Memakai sarung
tangan.
i. Rectum kanula
dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
j. Mengeluarkan udara
dari slang rectal dan slang dijepit/diklem
k. Memasukkan rectum
kanula secara perlahan ke dalam rectum kearah
kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm, tarik slang
dengan segera bila menemui obstruksi, pasien
diminta untuk tarik nafas panjang.
l. Tangan kiri memegang
irigator setinggi 50 cm dari kasur, sedangkan
tangan kanan memasukkan kanula ±15cm
kedalam rectum sambil pasien disuruh menarik
nafas panjang
m. membuka klem/
jepitan dan biarkan larutan masuk perlahan-
lahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator bila
pasien mengeluh kram/ cairan keluar dari anus
sekitar slang).
n. Bila cairan sudah
habis slang diklem, kanula dicabut
o. Kanula dilepas dan
dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi
cairan desinfektan
p. Pasien tetap dalam
posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien
diminta dalam posisi terlentang.
q. Setelah selesai pasien
dibersihkan dan dirapikan
r. Observasi respon
pasien
s. Alat-alat dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
t. Mencuci tangan
u. Mencatat tiindakan
dalam lembar catatan perawat
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum ke
PENGERTIAN dalam calon desendens dengan menggunakan
kanula anus.
1. Membersihkan anus untuk
suatu tindakan.
TUJUAN 2. Untuk pengobatan.
3. Membantu menegakkan
diagnosa.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan
meberikan huknah tinggi
1. Persiapan alat
a. Selimut mandi atau
kain penutup.
b. Perlak dan pengalas.
c. Dua bengkok.
d. Bed pan (pispot)
e. Gelas ukuran.
f. Tabung irigator dan
slang rectal sesuai ukuran pasien.
PROSEDUR
g. Cairan hangat
sebanyak 700 cc – 1000 cc, suhu 40,5ºC
sampai dengan 43ºC (105ºF sampai dengan
109ºF).
Air biasa
Air sabun 1 – 1 ½ %
NaCl 0,9%.
h. Jelly/ pelumas.
i. Tiang infus (bila
diperlukan).
j. Sarung tangan.
k. Tissue.
l. Korden/ sketsel.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kanan
(sikap SIM).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam
larutan dan suhu larutan.
c. Memasang sketsel/
korden
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR d. Memasang perlak dan
alas di bawah bokong pasien.
e. Memasang selimut
mandi dan pakaian pasien bagian bawah
dibuka.
f. Membuka bungkus
irigator dan mengisi dengan cairan hangat
sebanyak 750 – 1000cc.
g. Memakai sarung
tangan.
h. Rectum kanula
dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
i. Mengeluarkan udara
dari slang rectal dan slang dijepit/diklem
j. Memasukkan rectum
kanula secara perlahan ke dalam rectum
kearah kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm,
tarik slang dengan segera bila menemui
obstruksi, pasien diminta untuk tarik nafas
panjang.
k. Tangan kiri memegang
irigator setinggi 50 cm dari kasur, sedangkan
tangan kanan memasukkan kanula ±15cm
kedalam rectum sambil pasien disuruh
menarik nafas panjang
l. membuka klem/
jepitan dan biarkan larutan masuk perlahan-
lahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator
bila pasien mengeluh kram/ cairan keluar
dari anus sekitar slang).
m. Bila cairan sudah
habis slang diklem, kanula dicabut
n. Kanula dilepas dan
dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi
cairan desinfektan
o. Pasien tetap dalam
posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar kemudian pispot dipasang serta
pasien diminta dalam posisi terlentang.
p. Setelah selesai pasien
dibersihkan dan dirapikan
q. Observasi respon
pasien
r. Alat-alat dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
s. Mencuci tangan
t. Mencatat tiindakan
dalam lembar catatan perawat
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 157.05.25 0 1/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Tindakan memasukkan jari perawat ke dalam
rectum klien untuk mengambil, menghancurkan
PENGERTIAN
massa feses dan mengeluarkannya dalam bentuk
yang telah hancur.
TUJUAN Mengeluarkan faeces yang keras.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan untuk mengeluarkan faeces
dengan jari
1. Persiapan alat
a. Sarung tangan on
steril.
b. Jelly / parafin /
pelumas.
c. Bed pan.
d. Waslap, handuk,
sabun.
e. Waskom berisi air.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang dilakukan.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Membawa alat – alat ke dekat
pasien.
b. Memasang tabir / korden.
c. Mengatur posisi pasien
telentang dengan lutut flexi.
d. Menarik pakaian bawah klien.
e. Menutup dengan selimut.
f. Meletakkan pispot / bed pen
di bawah bokong klien.
g. Mencuci tangan.
h. Memakai sarung tangan.
i. Memberi pelumas pada jari
telunjuk.
j. Menganjurkan pasien nafas
panjang.
k. Memasukkan jari ke dalam
rectum klien dan mendorong perlahan
sepanjang dinding rectal ke arah umbilicus.
l. Secara perlahan lunakkan
massa fekal, arahkan jari pada inti yang
mengeras.
m. Korek feses ke bawah ke arah
anus dan keluarkan feses.
n. Perhatikan reaksi pasien dan
beri interval istirahat.
o. Teruskan membersihkan
rectum dari feses.
p. Ambil pispot dari bokong
pasien, lepas sarung tangan
q. Bersihkan bokong dengan
waslap dan sabun, lalu keringkan dengan
handuk.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 162.05.25 0 1/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Merawat luka operasi pembuatan anus buatan
PENGERTIAN sementara (colostomy) dan mengganti kantong
colostomy.
1. Mengganti kantong –
TUJUAN kantong colostomy.
2. Mencegah infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan colostomy
1. Persiapan alat
a. Kaos tangan on steril.
b. Hemostat steril.
c. Pinset anatomi steril.
d. Mangkok kapas steril.
e. Perlak.
f. Alas.
g. Gunting plester.
h. H2O2.
i. Bengkok.
j. Colostomy bag.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
dengan benar.
b. Membawa alat – alat
ke samping tempat tidur pasien
c. Memasang tabir /
menutup korden.
PROSEDUR d. Mengatur posisi
pasien sesuai dengan lokasi luka.
e. Memasang alas di
bawah luka dengan benar.
f. Menyiapkan mangkok
kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan.
g. Membuang kantong
colostomy dengan tehnik steril.
h. Membuang pada
plastik.
i. Memperhatikan
keadaan luka / kotoran yang keluar.
j. Membersihkan luka
colostomy dengan prinsip yang benar.
k. Menyiapkan mangkok
kapas yang dibasahi H2O2 dengan
memperhatikan kesterilan. Membuang
kantong colostomy dengan tehnik steril.
l. Membuang pada
plastik.
m. Memperhatikan
keadaan luka / kotoran yang keluar.
n. Membersihkan luka
colostomy dengan prinsip yang benar.
o. Membuka kantong
colostomy yang baru.
PROSEDUR p. Menyesuaikan besar
lubang colostomy dengan benar.
q. Mengambil alas di
bawah luka.
r. Membereskan alat –
alat.
s. Mencuci tangan.
t. Mencatat prosedur
yang telah dilakukan dalam list pasien
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Membersihkan rongga telinga bagian luar dengan
cairan yang dialirkan atau disemprotkan ke
PENGERTIAN
dalam kanalis auditorius untuk menghilangkan
serumen atau benda asing.
1. Membersihkan rongga telinga dari nanah,dan
TUJUAN serumen telinga
2. Mengeluarkan benda asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan irigasi telinga
1. Persiapan alat
a. Spuit balon (spuit khusus).
b. Kom steril.
c. Bengkok.
d. Pinset bengkok.
e. Cangkir kapas.
f. Handuk.
g. Perlak dan alas.
h. Larutan irigasi (Normal saline) dengan
volume 200-500cc dan suhu 370C
i. Termometer mandi
j. Cotton bud/ lidi kapas.
2. Persiapan pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien dan
keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang prosedur tindakan perawatan irigasi
telinga
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan kemudian pasien
didudukkan dengan posisi kepala
dimiringkan ke kiri / ke kanan sesuai
kebutuhan (kea rah telinga yang sakit).
c. Perlak, alas dan bengkok diletakkan di atas
bahu, di bawah telinga yang akan
dibersihkan.
d. Spuit balon diisi dengan larutan cairan yang
telah disiapkan.
e. Meluruskan liang telinga untuk memasukkan
larutan, dengan menggunakan tangan kiri
perawat, daun telinga ditarik ke atas dan
sedikit ke belakang, pasien dianjurkan
memegang bengkok di atas bahu.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
f. Ujung spuit balon diletakkan di
muka liang telinga dan lakukan
penyemprotan dengan hati – hati pada sisi
atas liang telinga.
g. Cairan yang keluar dari liang
telinga ditampung ke dalam bengkok
h. Penyemprotan diulangi beberapa kali
sampai bersih dan kaji respon pasien
terhadap prosedur tindakan yang
dilakukan
i. Setelah bersih lubang telinga
dibersihkan dengan kapas memakai pinset
bengkok dan daerah sekitar telinga
dikeringkan dengan handuk.
j. Memposisikan pasien pada sisi telinga
PROSEDUR yang diirigasi selama ± 10 menit.
k. Membersihkan, membereskan dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
l. Mencuci tangan.
m. Mencatat respon pasien terhadap
tindakan irigasi dan mencatat tipe, volume
dan karakter drainase.
Perhatian :
1. Pengaliran cairan ke dalam liang telinga tidak
boleh terlalu keras karena dapat merusak
membrane timpani.
2. Pengaliran larutan diarahkan pada atap liang
telinga sehingga serumen/benda asing tidak
terdorong semakin ke dalam.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA
RS. BAPTIS
BATU No.
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung Dokumen
0 1/2
No. 1 174.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
n. Menanda tangani
waktu pemberian obat dalam catatan perawat
berdasarkan kartu obat
o. Meletakkan kartu
obat pada kotak obat yang tersedia sesuai jam
pemberian obat berikutnya.
PROSEDUR
Perhatian.
Perhatikan ketepatan pasien, obat, dosis, rute
pemberian, dan waktu pemberian.
Perhatikan reaksi pasien terhadap
pemberian obat.
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS MEMASANG TAMPON HIDUNG
BATU
Jl. Raya Tlekung No.
No. Revisi Halaman
No. 1 Dokumen
0 1/3
Batu 174.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
TETAP
Memasukkan tampon pada rongga hidung untuk
PENGERTIAN
menghantikan perdarahan dalam hidung.
Menekan sumber perdarahan didalam rongga
TUJUAN
hidung sehingga perdaraha berhenti.
Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma
INDIKASI maupun hal-hal lain seperti infeksi, hipertensi,
kelainan darah, dll.
1. Persiapan alat :
a. Tampon hidung steril.
b. Hemostate steril.
c. Pick up steril.
d. Spuit 2,5 cc steril.
e. Gauze steril.
f. Adrenalin 1/10.000 1 amp.
g. Kaos tangan.
h. Bengkok.
i. Vaselin steril / salep antibiotika
yang dianjurkan dokter.
j. Gunting verban steril.
k. Baki.
2. Persiapan pasien :
Jelaskan kepada pasien tenteng manfaat
dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan.
b. Dekatkan peralatan
PROSEDUR
ke ekat pasien.
c. Posisi pasien
setengah duduk dangan memberikan
bantal setidaknya 3 buah bila klien
memungkinkan dan posisi berbaring
dengan meletakkan bantal dibawah
punggung bila pasien lemah.
d. Buka ampul
adrenalin dan sedot kedalam spuit, tutup
kembali jarum spuit kemudian letakkan
kembali pada baki.
e. Buka kemasan
tampon hidung dan gauze.
f. Pakai sarung tangan
(tidak perlu steril hanya untuk
melindungi diri).
g. Ambil gauze steril,
bersihkan hidung klien dari bekuan darah
hingga bersih, Buang kedalam bengkok.
PROSEDUR
TETAP
h. Ambil spuit yang
sudah terisi adrenalin 1/10.000,
kemudiandengan perlahan disemprotkan
pada tampon hidung bagian ujung.
i. Ambil hemostat steri
untuk menjepit bagian tengah tampon
hidung untuk memegang tampon.
Pergunakan tangan kiri untuk memegang
hemostat.
j. Mengambil pick up
hidung untuk memegang ujung tampon
hidung dan mempergunakan tangan kanan.
k. Dengan
menggunakan pick up hidung, memasukkan
tampon hidung ke dalam rongga hidung
sedikit demi sedikit. Memutar haemostat
pada tangan kiri mengikuti irama, tangan
kanan yang memasukkan tampon hidung ke
dalam rongga hidung.
l. Memasukkan tampon hidung hingga penuh
dan menekan sumber perdarahan dalam
PROSEDUR rongga hidung. Apabila rongga hidung
sudah penuh sedangkan tampon hidung
masih ada sisa, bisa digunting dengan
gunting verband steril sehingga sisanya
bisa dimanfaatkan lagi.
m. Tampon ini
dibiarkan 3 – 5 menit.
n. Simpan lagi sisa
tampon hidung, pick up dan haemostat
sehingga tetap steril.
o. Tampon hidung bisa
dilepas dengan cara menarik secara
perlahan – lahan dan membuang ke dalam
bengkok.
p. Apabila perdarahan
berhenti :.
Mengatur posisi pasien seperti semula
atau senyaman
mungkin bagi pasien.
Menbereskan peralatan
Mencuci tangan.
MEMASANG TAMPON HIDUNG
RS. BAPTIS
BATU No.
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung Dokumen
0 3/3
No. 1 222.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
q. Apabila perdarahan
masih berlangsung :
Membuka tampon hidung lagi (bisa
menggunakan sisa apabila masih cukup
panjangnya).
Mengolesi dengan vaselin / salep
antibiotika pada bagian ujung tampon
hidung (berguna untuk mencegah
tampon melekat sehingga menghindari
PROSEDUR berulangnya perdarahan saat dicabut).
Mengulangi langkah j s.d. l
Tampon dapat dipertahankan selama 1 –
2 hari.
Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin.
Membereskan semua peralatan
Mencuci tangan.
Mendokumentasikan prosedur tindakan
ke dalam status lyst pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Memberikan perawatan khusus untuk mengatur
PENGERTIAN
selang tracheostomy dan stoma pada leher pasien.
1. Mencegah buntunya selang tracheostomy oleh
TUJUAN akumulasi ledir.
2. Mencegah infeksi pada stoma.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan
tracheostomy
1. Persiapan alat
a. Haemostat steril.
b. Gauze steril dan gauze gunting steril.
c. H2O2.
d. Cangkir kapas (kapas bola steril).
e. NB salf / bethadine.
f. Tali pengikat.
g. Kaos tangan steril 2 buah.
h. Bengkok.
i. Handuk steril.
j. 1 set alat suction.
k. Sikat steril kecil.
l. Kom steril.
m. Lidi kapas steril.
n. Normal saline.
o. Plester dan gunting.
2. Persiapan pasien
PROSEDUR a. Menjelaskan prosedur tindakan perawatan
tracheostomy pada pasien
b. Membantu pasien ke posisi telentang atau
semi fowler.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Meletakkan handuk steril di
dada pasien.
c. Membuka set steril.
d. Menuang H2O2 ke dalam
cangkir kapas dan normal saline ke dalam
kom steril.
e. Memakai kaos tangan.
f. Melakukan penghisapan
tracheostomy untuk membersihkan sekret
sehingga tidak menghambat saat kanula
dalam dilepas.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
TETAP
g. Kemudian melepas kanula
dalam. Meletakkan ke dalam kom steril berisi
larutan normal saline.
h. Melakukan penghisapan
kembali pada kanula luar sampai sekret bersih.
i. Melepaskan balutan kotor
tracheostomy dan membuang ke dalam
bengkok, kemudian membuka sarung tangan.
j. Mengambil cangkir kapas
dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan
memegang haemostat. Kemudian menjepit
kapas bola + H 2O2, membersihkan kulit di
sekitar tracheostomy dan permukaan kanula.
Membersihkan dengan arah memutar keluar.
k. Kemudian mengambil gauze
steril dan membasahi dengan normal saline
untuk membilas permukaan kanula dan kulit di
sekitar tracheostomy dari H2O2.
l. Lalu mengambil lidi kapas
steril, mengolesi NB salf/ bethadine, kemudian
diberikan pada kulit di sekitar tracheostomy.
m. Menggunakan sarung tangan
steril.
n. Mengambil gauze gunting
PROSEDUR
steril kemudian meletakkan mengelilingi lubang.
o. Kemudian mengambil kanula
dalam dari kom berisi normal saline,
membersihkan dengan menggunakan sikat kecil
baik bagian luar maupun dalam hingga bersih.
p. Membilas kanula dalam
dengan normal saline hingga bersih
q. Mengeringkan kanula dalam
menggunakan gauze steril yang kering.
r. Memasukkan kanula dalam
selang tracheostomy kemudian dikunci.
s. Melepas tali pengikat
tracheostomy dan mengganti dengan yang baru.
t. Membuka sarung tangan.
u. Memfiksasi dengan plester
pada gauze / balutan tracheostomy.
v. Merapikan pasien dan
lingkungan pasien.
w. Mengembalikan alat – alat
pada tempatnya.
x. Mencuci tangan.
y. Mendokumentasikan prosedur
tindakan perawatan tracheostomy pada status
lyst pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Kompres basah dan dingin yang dilakukan pada
mata untuk membantu menghentikan perdarahan
PENGERTIAN
pada mata setelah trauma dan mengurangi edema
dan gatal – gatal yang berat pada mata.
1. Membantu menghentikan perdarahan setelah
terjadi trauma pada mata.
TUJUAN 2. Mengurangi pembengkakan pada mata.
3. Mengurangi gatal – gatal yang berat pada mata
karena iritasi / infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan kompres dingin
pada mata
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Gauze steril
secukupnya.
b. Kaos tangan steril.
c. Bengkok.
d. Kom steril.
e. Perlak dan alas.
f. Bola kapas / tissue.
g. Larutan NaCl dingin
secukupnya.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan perawatan kompres dingin pada mata.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien
dan mengatur posisi tidur pasien
c. Menuang NaCl dingin ke dalam kom steril
kemudian bersama alat – alat yang lain
didekatkan pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala
pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi NaCl
dingin dan didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian
masukkan ke dalam kom steril dengan tehnik
steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA
RS. BAPTIS MATA
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 147.05.25 0 1/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Pemberian kompres basah dan hangat yang dilakukan
PENGERTIAN pada mata untuk mengurangi nyeri, mempercepat
penyembuhan dan membersihkan mata.
1. Mengurangi nyeri
TUJUAN 2. Mempercepat proses penyembuhan..
3. Membersihkan mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah –
KEBIJAKAN langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
perawatan kompres basah hangat pada mata
1. Persiapan alat
a. Gauze steril secukupnya.
b. Kaos tangan steril.
c. Bengkok.
d. Kom steril.
e. Perlak dan alas.
f. Bola kapas / tissue.
g. Larutan NaCl yang
dihangatkan dengan suhu < 49 C.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan
perawatan kompres basah hangat pada mata.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada
PROSEDUR pasien dan mengatur posisi tidur pasien.
c. Menuang larutan NaCl yang sudah dihangatkan
ke dalam kom steril kemudian bersama alat – alat
yang lain didekatkan pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala
pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi larutan NaCl
hangat dan didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian
masukkan ke dalam kom steril dengan tehnik
steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras
hingga tidak menetes, kemudian diletakkan pada
mata yang perlu dikompres, biarkan beberapa
saat.
i. Kemudian ambil gauze yang telah dikompreskan
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
j. Memasukkan lagi gauze ke dalam kom steril,
diperas kemudian dikompreskan kembali pada
mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20
menit, kemudian membuang gauze ke dalam
bengkok.
l. Setelah selesai, mengusap air yang mungkin
menetes dari gauze yang dipakai untuk kompres
dengan menggunakan bola kapas / tissue.
m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan
alat – alat.
PROSEDUR
n. Mencuci tangan
o. Mendokumentasikan prosedur tindakan
perawatan kompres basah hangat pada mata
distatus lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya,
maka kompres tidak perlu steril.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola
mata.
3. Suhu kompres tidak lebih dari 49 C (120 F).
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
MELAKUKAN IRIGASI MATA
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 149.05.25 0 1/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Membersihkan mata dengan cara mengalirkan
PENGERTIAN
cairan ke dalam mata.
Membersihkan mata yang kotor atau
TUJUAN mengeluarkan benda asing dan melaksanakan
tindakan pengobatan/ mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan membilas
( irigasi )mata
1. Persiapan alat
a. Boorwater 3% atau obat lain yang steril, di
dalam tempatnya.
b. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.
c. Kapas basah steril dalam tempatnya.
d. Kain kasa steril.
e. Perlak dan alasnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Handuk.
h. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan
PROSEDUR kepala miring ke arah mata yang akan dicuci.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan menjelaskan langkah
prosedur pada pasien.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien
sampai bahu dan mengatur posisi pasien
duduk dengan kepala miring ke arah mata
yang akan dicuci.
d. Pasien dianjurkan agar memegang bengkok.
e. Memakai sarung tangan.
f. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas
basah dari arah dalam ke luar.
g. Spuit diisi cairan.
h. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.
MELAKUKAN IRIGASI MATA
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 149.05.25 0 2/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
i. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari
arah dalam ke luar
j. Setelah bersih, kelopak mata dikeringkan
dengan kapas lembab, muka dikeringkan
dengan handuk.
k. Obat mata diberikan
(bila perlu)
l. Setelah selesai,
pasien dirapikan kembali.
n. Membersihkan,
membereskan, dan mengembalikan peralatan
ke tempat semula.
PROSEDUR o. Mencuci tangan.
p. Mendokumentasikan
prosedur tindakan perawatan irigasi mata
pada status lyst pasien.
Perhatian :
1. Perhatikan teknik septik dan
aseptik.
2. Cairan tidak boleh disemprotkan
terlalu keras.
3. Obat yang diberikan harus sesuai
dengan program pengobatan
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
TETAP
PROSEDUR Meminta pasien untuk melihat ke arah lensa
secara perlahan.
l. Merapikan dan mengatur posisi
pasien.
m. Membereskan dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
n. Mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan prosedur
tindakan perawatan distatus lyst pasien.
Memasukkan Lensa Kaku
a. Mencuci tangan dan membawa peralatan
kedekat pasien.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada
pasien.
c. Meletakkan handuk di atas dada pasien.
d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan
dengan hati – hati dan membilas dengan air
biasa.
e. Membasahi lensa
dengan larutan pembasah yang sudah diresepkan
untuk melicinkan lensa sehingga mudah
disisipkan dan melekat pada kornea.
f. Meletakkan sisi
cembung lensa kanan pada ujung jari telunjuk
tangan kanan.
g. Menginstruksikan
pasien untuk melihat lurus ke depan saat
meregangkan kedua kelopak mata atas dan
bawah, meletakkan lensa perlahan di tengah
kornea.
h. Meminta pasien
memejamkan mata sebentar dan menghindari
berkedip.
i. Memastikan letak lensa
sudah di tengah dengan menanyakan pasien
apakah pandangan / penglihatan kabur.
j. Mengulangi langkah d
– i untuk mata satunya.
k. Membereskan,
membersihkan, dan mengembalikan peralatan
pada tempatnya.
l. Mencuci tangan.
m. Mendokumentasikan
prosedur tindakan pada status lyst pasien.
Perhatian :
Pasien dengan sakit kritis yang diterima di
rumah sakit harus dikaji apakah memakai lensa
kontak, karena bila tidak terdeteksi dapat
menyebabkan cidera kornea yang serius.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan
PENGERTIAN tonometer schiotz dengan cara dilakukan penekanan
terhadap permukaan kornea.
TUJUAN Mengetahui tekanan bola mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan tonometri dengan
menggunakan tonometer schiotz.
PROSEDUR 1. Persiapan
alat
a. Tonometer Schiotz
b. Pantocain tetes 0.5%
c. Kom berisi air
d. Bola kapas
e. Bengkok
f. Kapas alkohol
2. Persiapan
pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan dan tujuan pemeriksaan.
b. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan langkah tindakan pada
pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Mengambil kapas bola dan mencelupkan
ke air dalam kom, kemudian membersihkan
mata pasien.
e. Mata pasien ditetesi dengan pantocain
0,5% sebanyak 2-3 tetes, dan tunggu 5 menit.
f. Pasien diminta melihat 1 titik di atas atau bisa
menggunakan ibu jari pasien dengan cara
mengangkat tangan pasien.
g. Membuka kelopak mata pasien dengan
menggunakan tangan kiri dan tangan kanan
memegang tonometer.
h. Meletakkan pangkal tonometer pada
tengah kornea.
i. Melihat skala menunjukkan angka berapa
kemudian melihat table atau skala.
j. Bila tonometer menunjukkan angka 5 dengan
beban 5,5 gram berarti tekanan 5/5,5
k. Bila jarum menunjukkan angka ≤ 3 ganti
beban dengan 7,5 gram.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
j. Bila sudah selesai pangkal tonometer
dibersihkan dengan kapas alkohol.
k. Membereskan peralatan.
l. Mencuci tangan.
p. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus
lyst pasien.
Perhatian :
1. Pemberian injeksi
insulin secara terus – menerus sebaiknya
dilakukan di tempat yang berbeda untuk
menghindari gangguan penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah
secara rutin.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
TETAP
Merawat luka dengan cara merendam pada larutan
PENGERTIAN
desinfektan tertentu.
1. Perawatan luka.
TUJUAN 2. Membersihkan luka
dari jaringan nekrotik.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan rendam luka
ganggren
1. Persiapan alat
a. Hemostat steril.
b. Kapas steril.
c.Gauze / ABD steril.
d. Waskom rendam.
e. Kaos tangan steril.
f. Bengkok.
g. Perlak dan alas.
h. Gunting plester.
i. Plester.
j. Kaos tangan on steril.
k. Kapas bola on steril.
l. H2O2.
m. Aceton.
PROSEDUR n. Larutan desinfektan
sesuai advis dokter.
o.Kapas alkohol.
p. Normal saline.
q. Air hangat.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Membawa alat – alat ke
samping tempat tidur pasien
c. Menjelaskan langkah prosedur
yang akan dilakukan.
d. Memasang tabir / menutup
korden.
e. Mengatur posisi pasien sesuai
lokasi luka.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
e. Hasil penghitungan
BBR (%) KATEGORI
90 – 110 Sedang
< 90 Kurus
> 110 Gemuk
f. Menentukan kebutuhan kalori tubuh
berdasarkan hasil BBR
BBR ( %) Kebutuhan
kalori / kg BB
90 – 110 30
< 90 40 – 60
> 110 20
MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH
RS. BAPTIS
BATU No.
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung Dokumen
0 2/2
No. 1 135.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
1. Persiapan alat
a. Kertas Glukosa test
strip urine.
b. Tabung indikator /
parameter.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
PROSEDUR a. Mencuci tangan.
b. Urine yang akan diperiksa ditempatkan
pada suatu tempat.
c. Memasukkan kertas Glukosa test strip
urine ke dalam urine sampai batas
petunjuk.
d. Membiarkan 1 – 2 menit untuk menetukan
hasil.
e. Membaca hasil disesuaikan dengan
parameter.
f. Mencuci tangan.
g. Mendokumentasikan hasil.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberitahu langkah prosedur
tindakan kepada pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat
pasien.
d. Mendesinfektan jari tengah
pasien dengan kapas alkohol dan membiarkan
beberapa saat supaya kering.
e. Membuka pembungkus kertas
Glukosa test strip (test strip jangan tersentuh
tangan terlalu lama). Perhatikan cara
f. memegang test strip jari
Menusuk jangan menyentuh
tengah dengan
jarum steril, dan memastikan darah cukup
untuk pemeriksaan.
g. Meneteskan darah yang keluar
melalui ujung jari dan meletakkan pada
Glukosa test strip sesuai petunjuk tempatnya
dan mendesinfektan jari pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG
RS. BAPTIS
BATU No.
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung Dokumen
0 1/2
No. 1 160.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
RS. BAPTIS MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
BATU RADIO DIAGNOSTIK.
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen
No. Revisi Halaman
No. 1
0 1/1
Batu 301.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
UNIT TERKAIT Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
RS. BAPTIS MELAKUKAN SKIN TEST
BATU
Jl. Raya Tlekung No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 1 72.05.25 0 1/1
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
UNIT TERKAIT IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap.
2. Persiapan pasien
a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Mengisi tabung/ botol tempat specimen
PROSEDUR
pemeriksaan dengan larutan formalin
c. Memeasukkan jaringan speciment
menggunakan pinset steril kedalam
tabung/botol.
d. Memasang label pada tabung /botol
speciment dengan mencantumkan ; nama
pasien, nomor rekam medik, tanggal dan
jam pengambilan speciment
e. Cuci tangan
f. Mengirim specimen jaringan dengan
menyertakan formulir pemeriksaan yang
sudah ditandatangani dokter ke
laboratorium.
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Tanggal terbit
01 Maret 2008
Tanggal terbit
01 Maret
2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
Perhatian :
1. Mengajarkan pada klien / keluarga
bagaimana untuk mempertahankan
kelurusan tubuh yang tepat saat
menggerakkan klien di tempat tidur.
2. Mengajarkan pada klien dan keluarga
tentang prinsip – prinsip tehnik
pemindahan yang aman.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
f. Memberi matras
pencegah dicubitus khusus di atas tempat tidur.
g. Mengkaji kulit setiap 8
jam bila yang digunakan traksi kulit terhadap
kemerahan atau iritasi.
h. Mengkaji sisi pen
setiap 8 jam terhadap tanda – tanda infeksi dan
beri pelindung pada pen untuk mencegah
traumatik dan sisi pen pada pasien dengan
traksi rangka.
i. Jangan menghentikan
traksi apabila digunakan untuk imobilisasi
fraktur, memindah pasien ke kamar operasi
untuk dilakukan operasi, dilakukan dengan
PROSEDUR membawa pasien dengan tempat tidurnya.
Perhatian:
a. Beban traksi harus
tergantung bebas, tidak boleh menyentuh
lantai atau kaki tempat tidur.
b. Tali traksi harus terjaga kerenggangannya
dan tidak boleh tertutupi linen.
c. Simpul ikatan harus bebas dari katrol.
d. Linen tempat tidur tidak boleh
mempengaruhi kekuatan traksi.
e. Konter traksi harus dipertahankan dan
jangan mengendorkan sendiri tanpa
kolaboratif.
f. Beban harus sesuai dengan pasien dan
tujuan.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
PROSEDUR
g. Dilanjutkan latihan duduk
observasi
Catatan k.u.
: Jika fraktur costae bilateral tidak boleh
miring ke sisi kiri atau kanan. Mobilisasi :
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
d. Satu tangan mendorong
tempat tidur, tangan yang lain menyangga
berat badan.
e. Dilanjutkan latihan duduk.
Observasi k.u. latihan penguatan otot
tungkai.
f. Latihan berdiri, tungkai yang
frkatur tidak boleh menapak (Non weight
Bearing), dipegangi dan menggunakan alat
bantu jalan (bilateral cruthes).
g. Observasi k.u.pasien waktu
berdiri.
h. Jika keadaan umum baik dan
tidak sakit dilanjutkan dengan latihan berjalan
Catatan :
1. Pengukuran kruk
a. Panjang kruk : diukur dari axila sampai
maleolus medialis, sisi yang sehat dengan
posisi telentang tanpa memakai bantal.
b. Pegangan kruk : diukur dari axila
sampai os trochantor mayor.
2. Waktu berjalan yang menyangga kruk bukan
pada axila, tetapi kekuatan tangan.
H.POST OP AMPUTASI
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Memberikan perawatan terhadap pasien dengan
PENGERTIAN
trauma kepala.
Sebagai acuan langkah – langkah penerapan dalam
TUJUAN
memberikan pelayanan kepada pasien
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan untuk perawatan pasien
trauma kepala
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Alat untuk menjaga kepatenan jalan nafas
(gudel, spatel lidah jika perlu).
a. Mencuci tangan.
b. Mempertahankan jalan
nafas dan ventiasi dengan menunjang fungsi
pernafasan optimal dengan :
Melakukan pemeriksaan analisa gas
darah.
Melakukan selang intubasi endotrakea
atau trakeostomi.
Meletakkan pasien pada posisi semi
telungkup.
Mengubah posisi pasien secara teratur
untuk mencegah penumpukkan sekresi
dan tekanan pada kulit.
Jika pasien sadar, tinggikan kepala 30
untuk mengobservasi dan
mempertahankan aliran balik darah.
c. Mengobservasi,
mengevaluasi dan mengkaji fisik secara
periodik untuk melihat perkembangan /
perubahan status pasien dengan :
Membuat dokumentasi spesifik (misal :
GCS).
Memantau tanda – tanda peningkatan
tekanan intrakranial.
d. Memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit secara adequat dengan :
Mengukur masukan dan keluaran (intake –
output cairan).
Memperhatikan ketepatan volume cairan
intravena untukmencegah edema cerebri.
MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA
RS. BAPTIS
BATU Halama
No. Dokumen No. Revisi
Jl. Raya Tlekung n
171.05.25 0
No. 1 2/3
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
PROSEDUR Melakukan pemeriksaan darah dan urine
untuk mengobservasi gangguan regulasi
natrium dan kalium.
Memasang selang nasogastrik pasien
tidak bisa menelan.
Memasang kateterisasi urine bila pasien
tidak sadar atau tidak dapat berkemih
spontan
e. Memberikan pengobatan yang tepat
sesuai dengan program pengobatan untuk
mempertahankan tekanan intrakranial.
f. Mengobservasi tanda – tanda vital.
g. Mengobservasi kebocoran cairan sumsum
tulang belakang melalui hidung atau telinga
:
Menempelkan kapas pada hidung atau
telinga.
Meninggikan kepala 20 - 30 untuk
menurunkan tekanan intrakranial.
Menjaga agar klien tidak melakukan
manuver valsava (bensin, batuk dan
mengejan).
h. Menjaga keamanan dan keselamatan
pasien selama gelisah :
Tidak melakukan pengikatan bila tidak
perlu, gunakan papan
pagar tempat tidur.
Mempertahankan lingkungan tenang.
i. Menjaga mata terhadap iritasi dari kornea
(menutup kelopak mata dengan kasa basah).
j. Menjalankan tehnik rehabilitasi :
Memberi posisi yang benar untuk
mencegah kontraktur.
Melakukan latihan rentang gerak.
Mempertahankan kulit tetap kering,
bersih dan mencegah ulkus dicubitus.
Meningkatkan aktifitas fisik dan mental.
Perhatian :
1. Membangunkan pasien
setiap (selama 8 jam berikutnya) dan
periksa tingkat kesadaran serta
orientasi.
2. Memberikan hanya cairan
selama 8 jam pertama, kemudian
lanjutkan pada diit reguler.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
3. Memberikan analgesik
untuk sakit kepala, bila obat yang lebih
kuat diperlukan, hubungi dokter.
4. Memberitahu dokter bila
ada hal berikut yangterjadi :
Satu atau dua pupil
dilatasi dan tidak reaktif.
Tingkat kesadaran
menurun.
Terjadi konflusi atau
peka rangsang.
Tidak dapat
menggunakan lengan atau kaki.
k. Kejang atau muntah terus menerus.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur perawatan ulcus decubitus.
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
a. Tingkat I
Kulit kemerah – merahan.
Perawatan :
Perhatikan daerah yang potensial
terkena (terutama daerah yang tertekan
dan menonjol).
Kulit yang merah bersihkan dengan air
hangat dan sabun.
Gosokkan dengan minyak kelapa.
Pasien dirubah posisi tidur selang –
seling tiap 2 jam.
Pasang bantal angin pada tempat yang
tertekan / kasur decubitus.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Perawatan luka dengan cara memasukkan ke dalam
PENGERTIAN cairan tertentu guna mempercepat proses penyembuhan
luka.
1. Mempercepat penyembuhan luka.
2. Membantu pelepasan jaringan yang mati ataupun
TUJUAN eksudat dari luka.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
4. Memperlancar sirkulasi darah pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah –
KEBIJAKAN langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
perawatan rendam luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki + alas
(perlak + alas).
Bengkok.
Waskom
rendam.
Gunting dan
plester.
Kaos tangan on
steril.
Larutan
PROSEDUR
desinfektan sesuai advis dokter.
Verban gulung
(prn).
H2O2
Aceton
b. Alat steril
Mangkok kapas
steril.
Hemostat steril.
Pinset anatomis
steril.
Gunting
debridement.
Gauze /ABD /
kapas bola steril.
Kaos tangan
steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur tindakan perawatan rendam
luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan
pesanan dokter pada status lyst pasien.
MERENDAM LUKA
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 144.05.25 0 2/2
No. 1 Ditetapkan oleh,
Batu Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Perawatan luka dengan cara memberikan kompres
PENGERTIAN
hangat pada luka dengan cairan desinfektan.
1. Mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Sebagai pengobatan dan mencegah infeksi.
3. Mengetahui perkembangan luka.
TUJUAN
4. Memberi relaksasi pada otot sekitar luka.
5. Mempermudah pelepasan kotoran yang melekat
pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan kompres luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki +
alas (perlak + alas).
Bengkok.
H2O2
Phisohex.
Gunting
dan plester.
Kaos
tangan on steril.
PROSEDUR Aceton.
b. Alat steril
Larutan
kompres Ns atau sesuai pemintaan
dokter.
Hemostat
+ alat buka jahit steril (prn).
Handuk
steril (prn).
Kom steril.
Kapas
steril.
Gauze /
ABD / lidi kapas steril (prn).
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur tindakan perawatan
kompres luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu
tindakan perawatan dengan advis dokter
pada status lyst pasien.
b. Memberitahu pasien
dan atau keluarga terhadap prosedur
tindakan perawatan kompres luka.
c. Mencuci tangan dan
menyiapkan alat secara lengkap.
MENGOMPRES LUKA
RS. BAPTIS
BATU No. Dokumen
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung 0 2/2
No. 1 142.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Menganti balutan / penutup luka yang sudah kotor /
PENGERTIAN lama dengan balutan / penutup yang baru secara
aseptik.
1. Memberi perawatan luka dan mengobati luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
TUJUAN 3. Mencegah luka menjadi terinfeksi.
4. Mengobservasi perkembangan luka.
5. Memberi rasa nyaman pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan mengganti
balutan luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki
alas
(perlak).
Bengkok
dan kantong plastik.
Aceton.
Kapas on
steril.
Kapas
alkohol.
Gunting.
Plester /
isolasi / verban gulung.
Kaos
tangan on steril.
b. Alat steril
Pinset
anatomi.
Pinset
chirurgi
Gunting
lurus
Kapas
steril.
Kapas lidi
Mangkok
kecil
Gauze /
ABD / gauze gunting.
Kaos
tangan steril (bila diperlukan).
H2O2.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga
tentang tindakan perawatan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
dengan benar.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR b. . Membawa alat –
alat ke pasien.
c. Menutup pintu atau
memasang sketsel/korden
d. Mengatur posisi
pasien sesuai kebutuhan/lokasi luka dan
memasang perlak di bawahnya.
e. Melepas fiksasi pada
luka dengan kapas alkohol.
f. Memakai sarung
tangan on steril, membuka balutan dan
membuang ke dalam bengkok.
g. Membersihkan luka
dengan kapas desinfektan (H2O2) dengan
memakai pincet dari arah dalam keluar
h. Membuang kapas
yang kotor ke dalam tempatnya.
i. Mengobservasi
keadaan luka
j. Menutup luka dengan
gauze / ABD menggunakan pinset steril
atau sarung tangan steril dan jaga agr
serat kasa tidak melekat pada luka.
k. Membersihkan bekas
plester dengan kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan
dengan plester / isolasi / verban gulung.
m. Merapikan pasien dan
membereskan alat – alat.
n. Mencuci tangan
dengan benar.
o. Mendokumentasikan
tindakan mengganti balutan luka, hasil
observasi luka dan respon pasien pada
catatan perawatan.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
PROSEDUR A,SpRM
TETAP
Menyemprotkan cairan tertentu (untuk perawatan
PENGERTIAN
luka) ke dalam luka yang dalam.
1. Mempermudah melepaskan kotoran yang
melekat.
2. Untuk pengobatan dan mengurangi infeksi.
TUJUAN
3. Untuk memperlancar peredaran darah
setempat.
4. Untuk mengetahui perkembangan dari luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
KEBIJAKAN langkah – langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan irigasi luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok 2.
Gunting + plester.
Sarung tangan on steril.
b. Alat steril
Kom steril.
Pincet anatomis.
Hemostat
Cangkir kapas.
Spuit/acepto.
Phisohex
Normal saline.
Gauze / kasa.
Sarung tangan steril.
H2O2.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur tindakan perawatan
mengganti balutan luka dengan terpasang drain
3.Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tata cara dengan lyst
pasien
b. Memberitahu pasien tentang prosedur
irigasi luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara
lengkap.
d. Membawa alat – alat ke samping tempat
tidur pasien
e. Memasang tabir / sketsel di samping tempat
tidur pasien
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
terhadap prosedur tindakan perawatan
penggantian pembalut luka yang terpasang
drain.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan
dengan status lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
terhadap prosedur penggantian pembalut
luka yang terpasang drain.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR c. Mencuci tangan dan
menyiapkan alat – alat secara lengkap.
d. Membawa peralatan
ke dekat pasien dan memasang tabir /
korden di sisi tempat tidur pasien
e. Mengatur posisi
pasien sesuai kondisi luka.Memasang
perlak / alas di bawah luka.
f. Menyiapkan
peralatan yang akan digunakan
g. Menggunakan kaos
tangan on steril, membuka balutan dan
membuang ke dalam bengkok.
h. Membersihkan luka
dari arah dalam melingkar keluar dengan
H2O2 dan buang kapas ke dalam
bengkok.
i. Memasang gauze
gunting di sisi kanan kiri drain, di bawah
posisi pada drain.
j. Mengatur posisi drain
ke bawah dan jangan sampai terlipat –
lipat.
k. Menutup luka dengan
gauze.
l. Membersihkan kulit
sekitar luka dari bekas plester dengan
kapasaceton.
m. Memfiksasi luka
dengan plester.
n. Mengambil alas dari
bawah kulit.
o. Merapikan pasien dan
memberi posisi istirahat yang nyaman.
p. Merapikan alat – alat
dan mencuci tangan.
q. Mencatat tindakan
penggantian balutan pada luka yang
terpasang drain pada status lyst pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR a. Membawa peralatan kedekat pasien dan
memasang tabir / korden disisi tempat
tidur pasien.
b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan
posisi luka Memasang perlak dan alas
di bawah luka.
c. Menyiapkan peralatan untuk digunakan
tarik drain.
d. Menggunakan sarung tangan on steril,
membuka balutan luka dan
membuang ke dalam bengkok.
e. Membersihkan luka dengan kapas +
H2O2 dari arah dalam keluar lalu
membuang kapas kedalam bengkok.
f. Bila baru pertama kali dilakukan tarik
drain, gunakan alat angkat jahitan untuk
melepas jahitan fiksasi pada drain.
g. Menarik drain sesuai pesanan dokter.
h. Menggguna kan kaos tangan steril dan
melepas peniti pada drain dan memasang
kembali tepat diatas luka ( ganti peniti
steril bila diperlukan )
i. Memasang gauze gunting pada sisi kanan
kiri drain bawah peniti atur posisi drain
kebawah dan jangan sampai terlipat- lipat
j. Menutup luka dengan gauze dan ADB.
k. Membersihkan kulit sekitar luka dari
bekas plester dengan menggunakan
kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan dengan plester.
m. Mengambil alas dari bawah luka.
n. Merapikan pasien dan memberi posisi
yang aman.
o. Merapikan alat-alat dan mencuci tangan.
p. Mencatat prosedur tindakan tarik drain
pada status lyst pasien.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
Mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang
PENGERTIAN
dijahit.
1. Mencegah timbulnya infeksi dari benang jahitan.
2. Mencegah tertinggalnya benang.
TUJUAN
3. Membuka luka jahitan yang terinfeksi guna
mempermudah perawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah – langkah asuhan keperawatan pada
KEBIJAKAN
pelaksanaan tindakan perawatan mengangkat
jahitan pada luka.
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok.
Gunting + plester / isolasi.
Kapas alkohol.
Kapas on steril +aceton.
Senter.
Sarung tangan on steril (bila diperlukan).
b. Alat steril
1 arteri klem / hemostat.
1 gunting angkat jahitan.
1 pincet chirugi.
Gauze (kasa steril).
Desinfektan (H2O2).
Cangkir kapas steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur tindakan mengangkat jahitan
pada luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan mengangkat
jahitan luka dengan status lyst pasien.
b. Mencuci tangan dengan benar.
c. Menyiapkan alat – alat dengan lengkap.
d. Membawa peralatan ke samping tempat tidur
pasien
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR e. Mejelaskan pada pasien dan keluarga tentang
prosedur tindakan mengangkat jahitan pada
luka.
f. Menutup pintu atau memasang sketsel di
samping tempat tidur pasien.
g. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka
senyaman mungkin dan memasang alas di
bawahnya.
h. Membuka fiksasi balutan dengan kapas
alkohol dan membuang balutan ke dalam
bengkok.
i. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan
dari atas ke bawah / satu arah dengan
hemostat steril dan buang kapas desinfektan
ke dalam bengkok.
j. Menggunakan alat lepas jahitan (gunting dan
pinset chirugi) untuk mengangkat jahitan.
Memotong / menggunting benang pada
bawah simpul lalu tarik perlahan – lahan dan
letakkan ke dala gauze steril yang sudah
diletakkan di samping luka.
k. Mengangkat jahitan dimulai dari nomor 2 dan
kelipatan genap dulu baru nomor 1 dan
kelipatan ganjil daripada jahitan luka sampai
lepas semua, kecuali pesanan dokter.
l. Mengangkat jahitan selang – seling angkat
dari nomor 2 dan kelipatan genap.
m. Membersihkan luka dengan kapas
desinfektan.
n. Meneliti kembali dengan senter apakah
benang sudah terangkat semua tidak ada
yang tertinggal.
o. Memasang plester kertas (plester kupu –
kupu) jika diperlukan.
p. Menutup luka dengan kasa steril / gauze.
q. Membersihkan bekas plester dengan kapas
bensin.
r. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi.
s. Merapikan pasien dan membereskan alat –
alat.
t. Mencuci tangan dengan benar.
u. Mendokumentasikan tindakan mengangkat
jahitan luka pada catatan perawat.
Perhatian :
1. Perhatikan tehnik aseptik dalam mengangkat
jahitan luka.
2. Usahakan agar tidak menambah rasa sakit
pada klien.
3. Mengangkat jahitan tergantung jenis jahitan
pada luka.
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju
TETAP A,SpRM
2. Persiapan pasien.
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan pada pasien.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien dan
memasang tabir/korden.
c. Mengosongkan kandung kemih pasien
d. Mengatur posisi pasien semi fowler.
e. Mendesinfeksi daerah abdomen.
a. Melakukan pemberian anastesi
local (prn)
b. Penusukan dengan jarum
parasentesis dilakukan pada pasien
dengan posisi supinasi, jarum
dihubungkan pada spuit ketika jarum
secara perlahan masuk ke dalam
abdomen quadran 4.
1. Persiapan alat
a. Pencatatan neurologis
b. Penlight
2. Pelaksanaan
a. Kaji potensi jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi serta
penghalangnya jika ada.
b. Pemeriksaan Gaslow Scale
1) Observasi tingkat stimulus untuk membuka
mata.
- Pasien membuka mata secara spontan.
- Pasien membuka mata saat mendengar
suara : dimana paseien membuka mata
saat ada stimulus verbal / perintah.
- Pasien membuka mata saat ada stimulus
nyeri.
- Pasien tidak membuka mata meskipun
ada stimulus apapun.
2) Observasi respon verbal.
PROSEDUR
- Orinetasi bicara ( pasien dapat
mengenal dengan jelas orang, tempat
dan waktu.
- Pembicaraan pasien membingungkan
( walaupun pasien dapat melakukan
percakapan pasien tidak dapat
memberikan jawaban yang tepat
terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
- Kata-kata yang tidak tepat , dimana
pasien menyerukan kata-kata
sederhanan (sering berupa kata-kata
kotor atau nama-nama) tetapi tidak
teratur,tetapi pasien tidak mempu
menjawab pertanyaan.
- Suara-suara pasien tidak jelas ( pasien
menggumam).
- Tidak ada respon verbal terhadap semua
stimulus.
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI
RS. BAPTIS (GCS )
BATU No.
No. Revisi Halaman
Jl. Raya Tlekung Dokumen
0 2/2
No. 1 170.05.25
Batu Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Tanggal terbit
1 Maret 2008
Perhatian :
1. Periksa status neurologi pasien secara
berkala.Airway dapat menyebabkan muntah-
muntah pada pasien yang sensitive.
2. Periksa pasien dari penumpukan sekresi oral
PROSEDUR dan lakukan penghisapan jika terjadi
penumpukan sekresi dari rongga mulut.
3. Jika keadaan pasien memerlukan pemakaian
jangka panjang, airway dapat dilepaskan
sementara untuk memberikan perawatan
oral.