NIRKABLE
DISUSUN OLEH :
INFORMATIKA C
IRAWATI
218 280 101
Topologi jaringan adalah suatu aturan (Rules) atau cara untuk menghubungkan komputer
yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk suatu jaringan. Topologi
jaringan juga dapat didefinisikan sebagai gambaran secara fisik dari pola hubungan
antara komponen jaringan, yang meliputi Server, Workstation, Hub, dan pengkabelannya.
Dalam pemilihan topologi harus dipertembangkan pada beberapa faktor, hal ini akan
mempengaruhi kualitas, efektivitas dan efisiensi juga, faktor-faktor tersebut diantaranya
sebagai berikut :
1. Biaya
2. Kecepatan
3. Lingkungan
4. Ukuran
5. Konektivitas
1. Topologi Bus
Pada topologi Bus semua komputer dihubungkan secara langsung pada media transmisi
dengan konfigurasi yang disebut Bus. Kebel untuk menghubungkan jaringan ini biasanya
menggunakan kebel koaksial. Setiap Server dan Workstation yang disambungkan pada
Bus menggunakan konektor T (T-Connector). Pada kedua ujung kabel harus diberi
Terminator berupa Resistor yang memiliki resistansi khusus sebesar 50 Ohm yang
berwujud sebuah konektor, bila resistansi dibawah maupun diatas 50 Ohm, maka Server
tidak akan bisa bekerja secara maksimal dalam melayani jaringan, sehingga akses User
atau Client menjadi menurun. Sekarang ini, topologi bus sering digunakan backbone
(jalur utama), dengan menggunakan kabel Fiber Optik sebagai media transmisi.
2. Topologi Star
Pada Topologi jaringan Star, setiap Workstation dihubungkan dengan menggunakan alat
penghubung terpusat atau yang disebut dengan konsentrator. Masing – masing
Workstation tidak saling berhubungan. Jadi setiap Workstation yang terhubung ke
konsentrator tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi sebelum konsentrator
dihidupkan. Bila Konsentrator dimatikan, maka seluruh koneksi jaringan akan terputus.
Bila dibandingkan dengan sistem topologi jaringan Bus, sistem ini mempunyai tingkat
kerumitan jaringan yang lebih sederhana, hanya saja pada sistem ini membutuhkan
konsentrator.
Pada topologi ini beban yang dipikul oleh konsentrator cukup berat, dengan demikian
tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar. Hubungan antar Workstation
akan dilakukan melalui peralatan yang disebut konsentrator, sehingga setiap Workstation
dihubungkan dengan kabel jaringan ke konsentrator. Jadi, tidak ada hubungan kabel antar
Workstation. Pada topologi Star, penambahan Workstation tidak akan mengganggu sistem
yang sedang bekerja, tinggal menambah kabel dari Workstation ke konsentrator. Begitu
pula jika salah satu Workstation kabelnya terputus atau terjadi kerusakan, maka tidak
akan mengganggu Workstation lain yang sedang bekerja. Yang bertindak sebagai
konsentrator dalah Hub dan Switch.
3. Topologi Ring
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan
yang lain dan hubungan ini akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem ini setiap
sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun
berjauhan. Dengan demikian topologi ini memiliki kemampuan melakukan Switching ke
berbagai arah Workstation. Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain adalah
tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana). Topologi ini sering digunakan untuk
jaringan yang luas pada satu kota dengan menggunakan media transmisi kabel fiber
optik, misalnya untuk menghubungkan beberapa ISP pusat dan cabang dalam satu kota.
1. Hemat kabel.
2. Untuk membangun jaringan dengan topologi ini lebih murah bila dibandingkan
dengan topologi Star.
4. Topologi Tree
Topologi Tree atau juga disebut sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini
biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan susunan yang berbeda.
Topologi Tree merupakan pengembangan dari topologi Star. Pada topologi Tree setiap
tingkai atau Node akan dihubungakan pada pusat atau konsentrator (Hub atau Switch)
yang berada pada awal Trafic rangkaian.
Pada dasarnya, topologi Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi Star, sehingga
keunggulan dan kelemahan dalam topologi ini hampir sama dengan topologi Star.
1. Jika salah satu konsentrator atau sentral Node mengalami kerusakan, maka sub-
Node yang ada dibawahnya akan terganggu.
Gambar Topologi Tree
5. Topologi Mesh
Topologi Mesh merupakan topologi yang dibangun dengan memasang Link diantara
semua Node. Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh atau
Fully-Connected Mesh, yaitu sebuah jaringan dimana setiap Node terhubung langsung ke
semua Node yang lain. Jumlah saluran atau Link yang harus disediakan untuk membentuk
jaringan topologi Mesh adalah jumlah Node (Station) dikurang 1 (n-1, n = Jumlah Node).
Misal, jika semua Node dalam jaringan terdapat 5 Node, maka setiap Node harus me-Link
(menyambung) ke 4 Node lainnya.
Topologi Mesh biasanya digunakan pada ISP (Internet Service Provider) untuk
memastikan bila terjadi kerusakan pada salah satu sistem komputer maka tidak akan
mengganggu hubungan jaringan dengan sistem komputer lain dalam jaringan.
1. Topologi Mesh memiliki tingkat Redundancy yang tinggi, sehingga jika terdapat
satu Link yang rusak maka suatu Node (Station) dapat mencari Link yang lainnya.
1. Membutuhkan biaya yang cukup besar, karena membutuhkan banyak kabel, setiap
Node harus dipasang LAN Card sebanyak n-1 (n=Jumlah Node).
2. Jaringan ini tidak praktis.
Gambar Topologi Mesh
Awalnya Ethernet mendasakan jaringannya pada Kabel coaxial yang mana bisa
membentang sampai 500 meter dalam satu segmen. Kabel coaxial ini mahal, dan
maksimum hanya sampai kecepatan 10Mbps saja. Kabel coaxial ini sekarang sudah tidak
popular.
Untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter
lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Kabel coaxial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5,
dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna
kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau
hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.
Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan
aturan sebagai berikut:
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai
perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3
10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau
warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector.
Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan TConnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan
sebagai berikut:
Guys, melanjutkan pembahasan media transmisi kabel pada komunikasi data. kali ini
spesifikasi pembahasannya adalah Transmisi kabel Twisted Pair. Untuk melihat
selengkapnya tentang media transmisi kabel pada komunikasi data dapat dilihat disini.
Saat ini kabel jenis ini paling banyak di gunakan untuk membangun jaringan
dibandingkan denganjenis kabel yang lain karena merupakan kabel yang paling
sederhana dan paling murah.Kabel twisted pair merupakan kabel yang terdiri dari dua
kawat tembaga yang terselubung sedemikian rupa sehingga membentuk pola spiral. satu
pasang kabel berfungsi sebagai link komunikasi. Kabel twisted pair dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:
1. Shielded Twisted Pair (STP), Perbedaan yang Mencolok dari kedua jenis
kabel ini adalah pada lapisan pelindungnya. Pada bagian dalam kabel STP
terdapat satu lapisan kabel pelindung internal untuk melindungi data yang
ditransmisikan dari interferensi dan gangguan. STP memiliki kinerja yang
lebih baik dan kecepatan yang lebih tinggi dari pada kabel UTP, karena itu
harga kabel STP sedikit lebih mahal dari pada Kabel UTP.
Guys, itulah pembahasan sekilas mengenai media transmisi kabel Twisted Pair. mulai dari
pengertian, kegunaan, sampai jenis-jenis kabel twisted pair. semoga menambah
pengetahuan anda dan bermanfaat.
Pengertian dan Jenis Kabel UTP
Pengertian Kabel UTP
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang
menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP
merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal
(LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya
relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari
ketegangan fisik atau kerusakan, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi
tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa
jenis/kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti
tertulis dalam tabel berikut.
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5)
merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan
berbasis teknologi Ethernet.
Kategori 1 (Cat 1)
Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang
didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum
tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service (POTS).
Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan
sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena
itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.
Kategori 2 (Cat 2)
Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data
hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-
node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan
dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini.
Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau
Category 5.
Kategori 3 (Cat 3)
Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik.
Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4
pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan
kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi
Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel
jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per
detik, sebagai pengganti Cat2.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 3 pada beberapa frekuensi.
Kategori 4 (Cat 4)
Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini
menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang
kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat
mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM
Token Ring 16 megabit per detik.Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang
dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi.
Kategori 5 (Cat 5)
Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk
mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik.
Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang
dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh
Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).
Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT),
hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat
kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal
dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih
baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.
Standar Warna Dalam Pembuatan Kable LAN
Ada 2 Standart warna dalam
membuat Kabel LAN :
1. 568A (lihat Disamping )
Untuk mengenali sebuah kabel roll-over adalah dengan melihat kedua ujung kabel. Warna
kabel dari sisi yang satu akan berbalik pada sisi kabel di jung yang lain. Misalnya kabel
putih orane yan berada pada pin 1 ujung kabel A akan berada pada pin 8 ujung kabel B.
1. Tang Crimping
2. Cable UTP
3. LAN TESTER
4. RJ45
Untuk Lebih Jelas Mengenai Bentuk Dari Alat tersebut dapat Dilihat Pada Gambar
dibawah ini .