Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Kebutuhan pokok yang mendasar bagi setiap manusia terdiri dari kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Pada zaman yang modern ini kebutuhan manusia
semakin beragam. Hal tersebut tercermin pada tingkat kebutuhan masyarakat
yang semakin beragam dan semakin meningkat, sehingga mengakibatkan
masyarakat kesulitan dalam hal menentukan mana kebutuhan primer dan mana
kebutuhan sekunder. Namun, dari sekian banyak kebutuhan manusia,
kebutuhan pangan, sandang, dan papan masih menjadi kebutuhan pokok yang
mesti selalu menempati urutan atas dalam hal permintaan kebutuhan
masyarakat (Suryana : 2008).
Sandang adalah pakaian yang melindungi manusia dari cuaca dingin
maupun cuaca panas. Pada awalnya, manusia menggunakan kulit hewan atau
tumbuh – tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan sandang mereka. Seiring
berkembangnya zaman, manusia menggunakan teknologi untuk memintal
kapas menjadi benang dan teknologi untuk menenun benang menjadi kain.
Selain kain, manusia juga menggunakan kulit hewan dengan bantuan teknologi
menjadi bahan utama bagi pakaian mereka.

Seperti yang dijelaskan dalam web infobekasi.co.id, tren berpakaian selalu


berubah setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena manusia selalu ingin tampil
berbeda dan lebih menarik dari pada sebelumnya. Media massa, internet dan
dunia bisnis adalah beberapa hal yang mempengaruhi perubahan tren dalam
berpakaian.

Lama kelamaan, fungsi pakaian berubah. Tidak hanya sebagai pelindung


tubuh saja, tetapi juga sebagai kebutuhan yang menyesuaikan aktivitas manusia
seperti baju tidur, seragam sekolah, baju renang dan lain – lain. Selain itu, mode
berpakaian atau fashion juga semakin diperhatikan oleh masyarakat, terlebih di
era globalisasi. Fashion merupakan hal yang penting karena manusia dapat
mengekspresikan diri mereka melalui cara mereka berpakaian. Fashion tidak

I-1
I-2

hanya mengenai baju atau celana, namun juga menyangkut aksesoris


lainnya yang dipakai manusia. Seperti topi, tas dan juga sepatu.

Sepatu adalah lapik atau pembungkus kaki yang biasanya dibuat dari kulit
(karet dan sebagainya), bagian telapak dan tumitnya tebal dan keras (KBBI:
2019). Sepatu merupakan produk yang digunakan manusia untuk melindungi
kaki mereka. Selain melihat fungsinya, konsumen membeli sepatu berdasarkan
kualitas dari sepatu tersebut.

Menurut Deming (1982), kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan


pasar atau konsumen. Deming mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar – benar dapat
memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas produk yang akan dihasilkan
(Nasution : 2005).

Pengendalian kualitas adalah hal yang penting yang harus ada dalam setiap
perusahaan karena pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk agar
produk tersebut mencapai standar yang telah ditentukan.

Hal inilah yang membuat berbagai perusahaan sepatu berlomba – lomba


dalam memproduksi produk berkualitas yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Salah satunya adalah perusahaan sepatu Umyaby Shoes. Umybaby
Shoes adalah salah satu peusahaan sepatu yang memproduksi sepatunya dengan
metode hand made. Umyaby Cibaduyut memproduksi tiga jenis sepatu kulit
yaitu sepatu PDH, sepatu pantofel dan sepatu casual.

Tabel 1.1. Data produksi sepatu Umyaby


Data Produksi Sepatu Pada
Perusahaan Umyaby Shoes
Bulan November 2018
Sepatu Sepatu Sepatu
Pantofel PDH Casual
101 86 115
Sumber: Umyaby Shoes
I-3

Meskipun perusahaan sepatu Umyaby Cibaduyut sangat mementingkan


kualitas dari produknya, tetapi tetap saja terdapat kecacatan atau kerusakan
dalam sepatu yang diproduksinya.

Tabel 1.2. Data kecacatan produksi sepatu Umyaby


Data Kecacatan Produksi Sepatu
Pada Perusahaan Umyaby Shoes
Bulan November 2018
Sepatu Sepatu Sepatu
Pantoefel PDH Casual
49 24 12
Sumber: Umyaby Shoes

Persenatase kecacatan produksi pada ketiga jenis sepatu tesebut antara lain
adalah sepatu pantofel cacat sebanyak 16,2% dari keseluruhan produksi, sepatu
PDH memiliki cacat sebesar 7,9% dari keseluruhan produksi dan sepatu casual
memiliki kecacatan sebanyak 3,9 dari keseluruhan hasil produksi. Diagram
lingkaran di bawah ini menggambarkan kecacatan produksi sepatu di
perusahaan Umyaby di bulan November 2018.

Kecacatan Sepatu di Umyaby Shoes


Bulan November 2018

Sepatu
Casual

Sepatu PDH
Sepatu
Pantofel

Gambar 1.1. Diagram lingkar kecacatan produksi


Sumber: Umyaby Shoes
Penelitian ini difokuskan dalam meneliti kecacatan yang terdapat dalam
produksi sepatu pantofel yang memiliki cacat sebesar 16,2%.
I-4

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab kecacatan sepatu?
2. Apakah kecacatan sepatu dalam batas kendali?
3. Bagaimana cara perusahaan menangani masalah kecacatan?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab kecacatan sepatu.
2. Untuk mengetahui apakah kecacatan sepatu dalam batas kendali.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan menangani masalah
kecacatan.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademisi
maupun praktisi. Manfaar akademisi dan manfaat praktisi dijelaskan sebagai
berikut:

1. Manfaat Akademisi.
Manfaat akademisi yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat
digunakan untuk memperkaya konsep yang mendukung perkembangan
ilmu pengetahuan Manajemen Mutu Terpadu.

2. Manfaat Praktisi
Manfaat praktisi yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat
diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan kualitas perusahaan
melalui manajemen mutu terpadu yang baik.

1.5.Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar pembahasannya lebih terang, maka dibuat batasan
penelitian, diantaranya adalah :

1. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data kecacatan barang


setiap satu unit sepatu di perusahaan Umyaby Cibaduyut.
2. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah sepatu kulit pantofel.
I-5

1.6.Sistematika Penyusunan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika
penyusunan.

Bab II Landasan Teori


Bab ini berisi tentang landasan teori tentang Kualitas, Total Quality
Management, Alat dari TQM, Peta Kontrol C-Chart, Aplikasi Minitab dan
Sepatu.

Bab III Metodologi Penelitian


Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan beserta
mendeskripsikan bagaimana alur pengolahan data dalam penelitian.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data


Bab ini berisi tentang pengumpulan data dan pengolahan data menggunakan
Diagram fishbone dan c-chart.

Bab V Analisa
Bab ini berisi tentang analisa dari pengolahan dan pengumpulan data yang
ada.

Bab VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari laporan hasil penelitian dan saran dari
peneliti untuk penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka
Bab ini berisi informasi mengenai sumber bahan referensi yang didapat
selama penelitian
I-6

Anda mungkin juga menyukai