Bab II. Dasar-Dasar Bahan Bakar
Bab II. Dasar-Dasar Bahan Bakar
Bab. II
Dasar-Dasar Bahan Bakar
Bahan bakar adalah bahan yang menyimpan energi yang dapat diekstradisi menjadi kerja
mekanik dengan cara yang terkendali. Bahan bakar yang paling banyak digunakan melalui proses
pembakaran, sebuah reaksi redoks dimana bahan yang mudah terbakar melepaskan energi setelah
bereaksi dengan oksigen. Proses lain yang digunakan untuk mengkonversi bahan bakar menjadi energi
adalah reaksi kimia eksotermik and nuklir (fisi dan fusi nuklir).
II.1.1 Sifat sifat bahan bakar padat yang berupa batu bara
II.1.1.1 Kandungan zat yang mudah menguap (volatile matter)
Didalam bahan bakar padat terkandung sejumlah zat atau gas yang mudah menguap, antara lain
hidrogen dan zat air arang (methan, ethan, acetylen dsb). Zat zat yang mudah menguap tersebut akan
terbakar segera setalah tercampur dengan udara pembakar pada temperatur tinggi sekitar 1200o C.
Kandungan zat yang mudah menguap adalah presentase zat-zat mudah menguap bila dilakukan
destilasi kering terhadap bahan bakar tanpa ada hubungan dengan udara pada temperatur 950 o C
dikurangi presentase berat uap air yang menguap dan sisanya berupa kokas.
1 kg bahan bakar padat = V kg zat penguap + W kg uap air + K kg kokas
penguapan air dan zat-zat penguap sering disebut juga proses destilasi.
Batubara yang mempunyai kecenderungan besar untuk mengumpal akan menyebabkan arus udara
pembakar dari bawah melalui celah-celah rangka bakar ( disebut angin bawah atau udara primer)
menjadi tersumbat sehingga api mudah padam.
Batubara yang kemampuan mengumpalnya kecil atau batubara yang pada waktu terbakar pecah-pecah
menjadi butiran yang kecil akan mudah jatuh kebawah melalui celah rangka bakar dan terbuang
bersama abu tanpa ada kesempatan terbakar. Jika butiran yang kecil ada diatas lapisan api maka butiran
itu akan terhembus terbang oleh gas melewati saluran gas asap hingga keluar cerobong.
Untuk menghindari kesukaran diatas maka sering dicampur batubara yang kecendrungan
mengumpalnya besar (batubara gemuk) dengan batubara yang kecil kemampuannya untuk
menggumpal (batubara kurus). Pencampuran yang dilakukan harus merata untuk menghindari
distribusi temperatur diatas rangka bakar tidak merata sehingga efisinsi pembakarannya menjadi
rendah.
Makin tinggi indeks pencairan abu makin tinggi pula temperatur melunaknya.
4. Minyak tanah ringan : 120 – 150 oC (pelarut dan bahan bakar rumah)
5. Kerosene : 150 – 250 oC (bahan bakar mesin jet)
6. Minyak gas : 250 – 350 oC (minyak diesel/pemanas)
Flaming point adalah temperatur terendah uap minyak bakar yang terbentuk dapat terbakar. Pour point
adalah temperatur minyak bakar menjadi padat sehingga tidak dapat dipompakan.
Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon ( C ) per molekul.
1. Metana (CH4) sampai Butana (C4H10) berbentuk gas dan dijual dalam bentuk LPG
2. Pentana (C5H12) sampai Oktana (C8H18) disuling menjadi bensin
3. Nonana (C9H20) sampai Heksadekana (C16H34) disuling menjadi solar, kerosene
4. Jumlah atom Carbon 17 sampai 24 disuling akan jadi bahan pelumas.
5. Jumlah atom Carbon 25 sampai 35 disuling akan jadi paraffin
6. Jumlah atom Carbon lebih dari 35 disuling menjadi aspal.
Secara umum spesifikasi bahan bakar minyak antara lain :
1. Pertamax Plus :
Adalah bahan bakar motor bensin tanpa timbal yang diproduksi dari High Octane Mogas
Component (HOMC) yang berkualitas tinggi ditamah bahan aditif. Bahan bakar ini dibuat
untuk memenuhi tuntutan bahan bakar yang digunakan untuk mesin dengan kompresi tinggi
tetapi ramah lingkungan. Pertamax Plus minimal mempunyai angka oktan 95 dan dipasarkan
tanpa pewarna. Digunakan untuk rasio kompresi mesin 10:1 – 11:1
2. Pertamax
Adalah bahan bakar motor bensin tanpa timbal dengan aditif yang dapat membersihkan
intake port fuel dan ruang bakar dari carbon. Pertamax digunakan untuk kendaraan dengan
kompresi tinggi dan pertamax mempunyai angka oktan 92. Digunakan untuk rasio kompres
mesin 9:1 – 10:1
3. Premium/Gasoline
Adalah bahan bakar dengan warna kekuningan jernih. Premium dapat ditambahkan TEL
(Tetra Ethyl Lead, Pb(C2H5)4) dan tidak boleh digunakan untuk kendaraan yang dilengkapi
catalytic converter. Campuran lain yang dapat dipakai pada premium adalah MTBE (Methyl
Tertiary Butyl Ether (C5H11O) Premium mempunyai angka oktan 88. Digunakan untuk
rasio kompres 7:1 – 9:1
4. Kerosene
Adalah fraksi berat daripada gasoline dan mudah menguap, kerosene biasanya digunakan
untuk lampu penerangan dan saat ini juga digunakan untuk pesawat penerbangan yang
menggunakan mesin jet DPK (Double Purpose Kerosene)
5. Minyak Diesel
Motor Bakar
Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan nama Jet A-1
adalah bahan bakar untuk pesawat terbang jenis jet atau turbo jet (baik tipe jet propulsion atau
propeller).
Di samping sebagai sumber energi penggerak mesin pesawat terbang, bahan bakar penerbangan
juga berfungsi sebagai cairan hidrolik di dalam sistem kontrol mesin dan sebagai pendingin bagi
beberapa komponen sistem pembakaran. Hanya terdapat satu jenis bahan bakar jet-yakni tipe kerosene
(minyak tanah), yang digunakan untuk keperluan penerbangan sipil di seluruh dunia. Oleh karenanya
sangatlah penting bagi perusahaan penyedia bahan bakar penerbangan untuk memastikan bahan bakar
yang disediakannya bermutu tinggi dan sesuai dengan standar internasional.
AVTUR adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar
pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau mesin yang memiliki ruang pembakaran
eksternal (External Combustion Engine). Kinerja/kehandalan AVTUR terutama ditentukan oleh
karakteristik kebersihannya, pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah. Berdasarkan
spesifikasi tersebut, AVTUR harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, seperti memiliki titik beku
(freeze point) maksimum -47°C dan titik nyala (flash point) minimum 38°C (100° F)
Motor Bakar
Sejak mesin yang pertama kali digunakan untuk menggerakkan pesawat terbang
menggunakan/berbasiskan mesin otomotif, bahan bakarnya pun menggunakan bahan bakar untuk
otomotif. Dewasa ini beberapa pesawat terbang masih menggunakan mesin otomotif/mesin piston,
walaupun dalam jumlah yang tidak banyak. Untuk jenis pesawat inilah digunakan Aviation Gasoline
(AVGAS). AVGAS adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar
pesawat terbang yang menggunakan mesin yang memiliki ruang pembakaran internal (Internal
Combustion Engine), mesin piston atau mesin yang bekerja dengan prinsip resiprokal dengan
pengapian/pembakaran. AVGAS merupakan suatu campuran komponen-komponen yang berasal dari
minyak mentah dengan hidrokarbon sintetik yang di blending dengan additive tertentu yakni
unsur/bahan kimia seperti tetraethyl lead, inhibitors dan dyes dalam jumlah kecil. AVGAS adalah
bahan bakar dengan nilai oktan sangat tinggi yang spesifik digunakan untuk mesin pesawat terbang
yang memiliki tingkat kompresi tinggi.
Performa AVGAS terutama ditentukan oleh karakteristik anti-knock yang ditunjukkan oleh bilangan
oktan untuk nilai di bawah 100 dan juga capaian performa di atas 100. Tingkat/grade AVGAS pada
prinsipnya ditentukan oleh nilai oktan yang mengindikasikan tingkat performa/kinerja bahan bakar.
AVGAS memiliki sifat sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar pada temperatur normal.
Oleh karenanya prosedur dan peralatan yang digunakan dalam menangani produk ini secara aman
haruslah mendapat perhatian serius. AVGAS harus memiliki titik beku (freeze point) maksimum -58°C
dan memiliki kandungan Sulfur maksimum 0.05 % m/m.
Bahan bakar cair didapat dari proses destilsai minyak bumi yaitu dengan cara memanaskan dan
menguapkan minyak bumi kemudian didinginkan sehingga akan akan terpisah sesuai dengan
temperature pengembunanya.
Motor Bakar
Bahan bakar gas yang biasa digunakan adalah LPG, gas alam. Nilai panas bahan bakar gas
dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik (kkal/Nm3) ditentukan pada suhu normal 20oC
dan tekanan normal 760mmHg.
LPG terdiri dari campuran utama propana (C3) dan Butana (C4) dan berbentuk gas gas pada
tekanan atmosfir. LPG dapat diembunkan menjadi cair pada suhu normal dengan tekanan yang cukup
besar. Untuk kenyamanan dan kemudahan untuk penyimpanan dan pengiriman maka LPG diubah
menjadi cair. LPG cair jika menguap membentuk gas dengan volume 250kali dibandingkan berupa cair.
Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi dengan unsur utama Metana. Gas
alam dapat bercampur dengan udara dan tidak menghasilkan asap, jelaga dan tidak mengandung Sulfur.
Lebih ringan dari udara dan menyebar dengan mudah jika terjadi kebocoran.
Perbedaan LPG dengan LNG
1. LPG unsur utamanya adalah propana dan butana, LNG unsur utamanya adalah metana
2. LPG lebih berat dari udara, LNG lebih ringan dari udara
II.4 Proses Pembakaran.
Reaksi pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan Oksigen dengan dibantu adanya
percikan api sebagai penyalaan Reaksi pembakaran adalah reaksi eksoterm yaitu reaksi yang
menghasilkan panas.
Pembakaran yang sempurna jika :
1. Adanya kelebihan O2 untuk membakar Hidrokarbon secara sempurna
2. Hasil pembakarannya berupa CO2 dan H2O
3. Hidrokarbon terbakar dengan nyala api biru
Persamaan umum untuk reaksi pembakaran sempurna hidrokarbon adalah:
CxHy + (x + y/4) O2 → x CO2 + y/2 H2O + kalor
Pembakaran sempurna disebut juga pembakaran stoikiometri atau pembakaran tanpa kelebihan udara.
Jika bahan bakarnya mengandung sulfur (belerang), maka terbentuk pula sulfur dioksida.
Motor Bakar
Contoh:
hidrokarbon: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + kalor
Pembakaran hidrokarbon menjadi aktif bila hidrokarbon dipanaskan di atas suhu penyalaannya dan
tersedia cukup oksigen. Ikatan kimia hidrokarbon menjadi terurai dan unsur-unsur, karbon dan
hidrogen dalam hidrokarbon, bergabung dengan oksigen untuk membentuk oksida: karbon dioksida
dan air. Jumlah oksigen yang dibutuhkan agar pembakaran tersebut sempurna tergantung pada rasio
karbon – hidrogen dalam hidrokarbon. Semakin tinggi jumlah karbon dalam bahan bakar, semakin
banyak oksigen diperlukan.
Contoh:
CH4(g) + O2(g) → C(s) + 2H2O(g).
Ketika ikatan-ikatan dalam hidrokarbon terurai, mula-mula hidrogen bergabung dengan oksigen untuk
membentuk uap air, lalu karbon bergabung dengan sisa oksigen. Karena itu, terbentuk entah karbon
padat atau karbon monoksida. CO adalah gas beracun tak berwarna. Gas ini mampu mengikatkan diri
dengan hemoglobin darah kita sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen. Karena itu, orang yang
menghirup gas CO akan mati kehabisan napas.
Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama
Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen
(terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).
Bahan pokok dari energi nuklir adalah Uranium yang merupakan salah satu unsur kimia berat
dengan bilangan atom 92. Secara kimia Uranium merupakan logam yang sangat reaktif dengan valensi
3; 4 dan 6 dengan temperatur cair 1132oC. Uranium adalah campuran tiga buah isotop yaitu Uranium
234 sebanyak 0,01%, Uranium 235 sebanyak 0,71% dan Uranium 238 sebanyak 99,28%.
Uranium 234 jumlahnya sedikit dan tidak berfungsi dalam reaksi nuklir. Uranium 235 adalah isotop
yang dapat dibelah sedangkan Uranium 238 merupakan isotop pembiak/pembuah. Uranium 235dapat
dibelah sebagai akibat penyerapan sebuah neutron pada intinya dan akan menimbulkan reaksi inti
berantai. Sebuah neutron berdaya rendah menembaki dan menembus inti U-235 serta merta akan
melepaskan sebanyak 2,5 neutron tambahan yang akan mampu menimbulkan reaksi berikutnya secara
terus menerus dan berantai dengan melepaskan sejumlah energi panas yang sangat besar.
U-238 tidak mampu membangkitkan sendiri reaksi inti berantai namun dapat dibelah oleh neutron
berdaya tinggi. Inti U-238 setelah menyerap sebuah neutron dalam reaktor nuklir akan berubah menjadi
Plutonium 239 (Pu-239) yang merupakan unsur baru yang isotopnya dapat dibelah. Pu-239 dapat
membangkitkan reaksi inti berantai.
Suatu system yang terdiri dari bahan inti dapat menimbulkan reaksi berantai bila masing-
masing neutron yang dilepaskan menghasilkan lebih dari sebuah pemecahan inti berikutnya.
Neutron-neutron yang terbentuk dari pemecahan inti mempunyai energy kinetis yang sangat besar dan
disebut fast neutron. Neutron ini akan melepaskan energinya bila bertumbukan dengan medium
(moderator) yang mengandung substansi ringan misalnya Graphite, Berylium atau Hidrogen berat.
Neutron yang diperlambat oleh moderator disebut slow neutron atau thermal neutron yang energy
kinetisnya sama dengan molekul-molekul dari gas Hidrogen. Neutron lambat diserap hampir seluruh
isotop dalam suatu reactor dan menghasilkan isotop-isotop yang lebih berat serta memancarkan sinar
gamma. Proses tersebut disebut penyerapan radiative (radiative capture) akan mengurangi jumlah
neutron yang tersedia untuk membangkitkan proses proses pemecahan inti dan merupakan reaksi
penahan (competitive reaction).
Didalam reaktor, energi yang dihasilkan karena pembelahan inti sebagian utama berupa energi
kinetis, energi radioaktif dan sinar gamma yang diperlukan dalam reaksi pemecahan inti. Sekalipun
hanya sebagian kecil massa U-235 yang diubah menjadi panas namun pemecahan inti dari 1kg U-235
akan menghasilkan sebanyak 24 X 106 KWH.