Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA)


DENGAN KANKER KOLON TERHADAP HASIL
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI DI RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2018

Disusun untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Kegiatan Penyusunan Karya


Tulis Ilmiah sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Diploma III
Analis Kesehatan

Diajukan Oleh :

VICKI PRAMADI
NIM. P07234017039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM D-III ANALIS KESEHATAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker menjadi penyebab kematian kedua di dunia sebesar 13% setelah

penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insiden kanker bisa mencapai

26 juta orang dan 17 juta di antaranya diprediksi meninggal akibat kanker,

terlebih untuk negara miskin dan berkembang, maka kejadiannya akan

berlangsung lebih cepat. Insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada

tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus pada tahun 2012. Sedangkan jumlah

kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada

pada tahun 2012. Hal ini merupakan angka yang besar dan dapat bertambah

seiring bertambahnya tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Kanker kolon merupakan kanker yang melimiliki keganasan ketiga

terbanyak setelah kanker paru dan kanker payudara dari penderita kanker di

dunia dan merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru dari

seluruh kematian penyebab kanker di dunia pada tahun 2018. (International

Agency for Research on Cancer WHO, 2018)

Munurut WHO, pada tahun 2018, jumlah orang yang menderita kanker

sebanyak 18.078.957 kasus dan 1.849.518 atau 10,2% kasus yang terjadi

diantaranya adalah kanker kolon. Dari Jumlah orang yang meninggal karena

kanker pada tahun 2018 adalah 9.555.027 kasus dan 880.792 atau 9,2% kasus

diakibatkan oleh kanker kolon (International Agency for Research on Cancer

WHO, 2018).
Kanker kolon merupakan kanker yang sering menyerang manusia diantara

jenis kanker lainnya dan penyakit ini sering terjadi di negara-negara maju.

Sekitar 50,1% atau 957.896 kasus terjadi di Asia dan sekitar setengahnya dari

seluruh kasus kanker kolon yang terjadi di dunia pada tahun 2018

(International Agency for Research on Cancer WHO, 2018).

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 didapatkan bahwa,

prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau

sekitar 330.000 orang dan kanker juga merupakan penyebab kematian nomor 7

di Indonesia. Angka ini merupakan angka yang cukup tinggi, mengingat dari

tahun ketahun gaya hidup masyarakat yang serba modern dan kurangnya

perhatian masyarakat akan resiko penyebab kanker bukan tidak mungkin

bahwa angka ini akan meningkat pada tahun-tahun yang akan datang

(Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Saat ini, kasus kanker kolon semakin meningkat dan bisa akan terus

meningkat pada tahun-tahun berikutnya yang akan datang. Hal tersebut

berhubungan dengan pola makan modern yang tidak sehat seperti makan

makanan siap saji yang mengandung lemak tinggi. Di Indonesia, kanker

kolorektal termasuk dalam sepuluh besar jenis kanker yang banyak diderita

(Hembing, 2015 didisertasi Winarto et al, 2008).

Pada tahun 2018, pada pria kanker kolon menjadi kanker dengan peringkat

ketiga di dunia yaitu 10,9% dari total kasus pada pria sebanyak 9.456 kasus

dan menjadi yang kedua di Indonesia yaitu 11,9% dari total kasus pada pria
sebanyak 160.578 kasus dan pada wanita, kanker kolon menjadi kanker dengan

peringkat kedua di dunia yaitu 9,5% dari 8.622.539 kasus dan menjadi yang

kelima yaitu 5,8% dari 188.231 kasus di Indonesia (International Agency for

Research on Cancer WHO, 2018).

Pemeriksaan dini terhadap stadium awal lesi dapat menurunkan morbiditas

dan mortalitas dari keganasan ini. Pemeriksaan kolonoskopi atau koloskopi

masih menjadi alat deteksi yang penting pada kanker kolorektal. Selain itu,

untuk membantu diagnosis diperlukan pemantuan petanda atau marker yang

tidak invasif atau tidak mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh untuk

mendeteksi kanker kolorektal lebih awal (Tanaka et al, 2010 disertasi Permana,

Budiono, Farida, 2016).

Kadar carcinoembryonic antigen (CEA) dapat dihubungkan dengan respon

inflamasi pada suatu jaringan. Kanker pertama-tama dimulai dengan inflamasi

pada suatu jaringan yg berlangsung lama atau kronik. Sebanyak 72.4% pasien

yang menderita kanker kolon mengalami peningkatan pada kadar CEA

preoperatif (Nair et al, 2015 disertasi Permana, Budiono, Farida, 2016).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengajukan

penelitian dengan judul “ Hubungan Kadar Carcinoembryotic Antigen (CEA)

Dengan Kanker Kolon Terhadap Hasil Pemeriksaan Histopatologi Di RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Kadar Carcinoembryotic

Antigen (CEA) dengan Kanker Kolon Terhadap Hasil Pemeriksaan

Histopatologi ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kadar carcinoembryotic antigen dengan kanker

kolon.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui persentase kadar CEA pasien penderita kanker kolon.

b. Untuk mengetahui persentase penderita kanker kolon berdasarkan sifat

biologik kanker kolon.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai hubungan kadar

carcinoembryotic antigen dengan kanker kolon.

b. Sebagai tambahan refrensi pustaka Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kalimantan Timur dalam pengembangan ilmu

pengetahuan tentang hubungan Carcinoembryotic antigen dengan kanker

kolon dan sebagai bahan tambahan ajar untuk Patologi Anatomi.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan rujukan bagi tenaga kesehatan mengenai hubungan kadar

Carcinoembryotic antigen dengan kanker kolon.

Anda mungkin juga menyukai