Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR

Endah Marjoen
Arkeolog UI

... SELANJUTNYA

F OLL OW

NULIS
HU M ANIORA AR T IKE L UT A MA

Kebudayaan Lokal Indonesia, Potensi


Menuju Era Postmodern

8 Juni 2018   11:34 | Diperbarui: 8 Juni 2018   11:34


1 | 1 | 0 |

Foto: Endy/ayoberita.com

Era modern itu sudah kuno. Jangan bangga jika disebut hidup dalam era modern,
karena itu sudah ketinggalan zaman. Sejatinya, tanpa kita sadari Indonesia sudah
karena itu sudah ketinggalan zaman. Sejatinya, tanpa kita sadari Indonesia sudah
memasuki era postmodern seperti halnya negara-negara maju lainnya. Yang

dimaksud era di sini bukanlah menyatakan sebuah periodesasi, tapi lebih


merupakan sebuah logika budaya baru.

Istilah postmodern memang belum lazim terdengar di Indonesia. Padahal di


Barat sana, istilah ini sudah dikenal sejak tahun 1950-an. Dan di tahun 1970-an
menjadi semakin populer, terutama dalam bidang arsitektur, tari, drama, seni
lukis dan film. Dengan kata lain, kebudayaan yang berkembang di suatu tempat
akan menentukan perubahan dari era modern menuju era postmodern.

Perbedaan Modern dan Postmodern

Istilah modern dan postmodern menjadi populer melalui dunia seni. Dalam hal
ini akan kita batasi dalam lingkup arsitektur saja. Menurut Venturi dan Charles-
Jencks dari Amerika, arsitektur modern merupakan hasil karya yang bercirikan
dingin, efisien dan standar. Sehingga semua nampak seragam. 
Penciptaan sebuah karya hanya berdasarkan kekuatan rasio manusia tanpa
memasukan unsur perasaan. Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni.
Pemikiran ini dikemukakan oleh Boulle, Blondel dan Quartremere de Quincy
(dialah yang pertama kali memunculkan istilah Tipologi).

Pada tahun 1950-an arsitektur modern mulai mengalami kemerosotannya.


Karena seni arsitektur telah kehilangan identitas atau ciri individual
perancangnya, hasil karyanya berupa produksi massal. Bangunan beton yang
seragam, yang ada dimanapun di belahan dunia ini, merupakan contoh produksi
massal seni arsitektur modern.

Berlawanan dengan itu, bangunan posmo tidak dibatasi oleh standarisasi atau
Berlawanan dengan itu, bangunan posmo tidak dibatasi oleh standarisasi atau
keseragaman, tapi disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya. Dengan

tetap mempertahankan ciri-ciri tradisonal yang dibiarkan agar terciptanya


kemajemukan kosa kata arsitektural. Dari bidang arsitektur inilah istilah
postmodern disebarkan dari Amerika ke Eropa.

Ciri arsitektur Post-Modern adalah bersifat plural, beraneka-ragam, bhinneka,


sebagai koreksi dari arsitektur modern, sehingga hal-hal yang benar dari
arsitektur modern tetap digunakan. Arsitektur yang menyatu-padukan art dan
science, craft dan technology, internasional dan lokal . Mengakomodasikan
kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.

Kebudayaan Indonesia Menuju Era Postmodern

Sumber: https://shafasapi.wordpress.com

Bersamaan dengan berkembangnya era postmodern di luar sana, ternyata


Indonesia sudah memasuki era posmo tersebut. Tidak hanya dari seni arsitektur
tapi dari kebudayaan secara umum. Dan kebudayaan tradisional atau kebudayaan
lokal lah yang menjadi pintu masuk ke gerbang postmodern.

Bisa dilihat dari upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan Indonesia yang
bertujuan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat yang beradab, maju,
mandiri dan sejahtera berdasarkan prinsip kebhinekaan, toleransi dan gotong
royong.

Kebudayaan Indonesia tidak lagi seragam tapi berkembang sesuai dengan adat,
budaya dan tradisi yang berkembang di daerah masing-masing. Kebhinekaan
adalah hal penting untuk dirawat agar identitas bangsa Indonesia tetap terjaga.
Sumber: walubi.or.id

Salah satu cara yang dilakukan oleh Direktorat Kebudayaan adalah memberikan
bantuan untuk Revitalisasi Desa Adat (RDA). Bantuan RDA ini merupakan salah
satu solusi bagi desa adat untuk menghidupkan kembali aktivitas budaya
masyarakat adat, baik fisik maupun non fisik.

Begitu pula dengan pencanangan revitalisasi 1.000 rumah gadang di Kabupaten


Solok Selatan oleh Presiden Joko Widodo, memperlihatkan bahwa arah
kebudayaan Indonesia semakin berkembang ke era postmodern.

Sama halnya dengan pelestarian kawasan budaya dengan menerapkan Historic


Urban Landscape (Landskap Kota Bersejarah), yang memperhatikan
keseimbangan antara perlestarian serta perlindungan cagar budaya perkotaan,
pembangunan ekonomi, fungsi dan kelayakan kota. Dimana antara art dan
science, craft dan technology, internasional dan lokal melebur dalam ruang adaptif
membentuk kawasan budaya yang mengacu era postmodern.

Dok. RTBL Sungai Penuh

Akhir kata, dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan lokal Indonesia telah
Akhir kata, dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan lokal Indonesia telah
mengantarkan Indonesia menuju era postmodern, meninggalkan jejak modern

yang sudah kuno. Ditandai dengan berkembangnya kebudayaan yang


menjunjung tinggi nilai plural, beraneka-ragam dan kebhinekaan.

HALAMAN : 1 2

LIHAT SEMUA

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS.

LABEL postmodern kebudayaan arkeologi humaniora

Sponsor Content

Menangkan 3 Miliar! Pelajari resep


mudah ini
POWERED BY GENIEE

Nyeri lutut sembuh dan Resep akan membuat Turun 7 kg dalam


kembali remaja seperti 18 payudara Anda lebih besar! seminggu! Cara cerdik ini
tahun! Detail ada di sini lelehkan 95% lemak!

Napas bau? Ini gejala Nyeri lutut sembuh dan Rahasia untuk hilangkan
parasit! Singkirkan mereka kembali remaja seperti 18 nafas bau, hanya butuh 2
dengan makan ini tahun menit sehari

REKOMENDASI

Amien Rais Akan Buat Perhitungan Hanya Duduki Wamen, NU Bongkar


pada Prabowo Tenda Kontra…
Disponsori

Mengencangkan kulit wajah dan leher Deal, Prabowo Menteri Pertahanan,


tanpa operasi! tapi...
asia-secrets.com
Recommended by

KOMENTAR

SELANJUTNYA

LIHAT SEMUA KOMENTAR

Tulis Komentar Anda ...

KIRIM

TERPOPULER

Gara-gara Seng Bekas, Jabatan Terhormat pun Lepas Amblas


Adjat R. Sudradjat 2
1332

Anies Baswedan Diserang, Tapi Jadi Lucu?


Lohmenz Neinjelen
919
919

Usai Labeling Komunis, Terbitlah Label Mesum-Asusila, Habis Semua


Susy Haryawan
416

Di Tengah Kabar Ahok Jadi Bos BUMN, Muncul Nama Poppy dan Sandra
Tuhombowo Wau
399

NILAI TERTINGGI

Aku Masih Seperti yang Dulu


Apriani Dinni

Cerpen | Sekolah Anakku, Sekolahku Dulu


zaldy chan

Ada Apa Denganmu?


Warkasa1919

Puisi | Apalagi Berpikir Menjanjikan Lahan Pendanaan


Edy Priyatna

FEATURED ARTICLE

Istilah Garis Keras dan Garis Lunak di Muhammadiyah


Irwan Rinaldi Sikumbang
539

TERBARU

PENDIRI HMKY DUKUNG MAHASISWA YALIMO UNTUK BERINOVASI


Abdon Sambom
1

Mau Daftar CPNS 2019,Pilih Waktu Tepat


Mulyo Hartono
1

Pensiun, Sejatinya Tak Pernah Terjadi


Johanes Krisnomo
1

Kegiatan Retreat di Sekolah Dian Harapan


Lidya Josephine
1

HEADLINE

Kenali 4 "Titik Buta" yang Merusak Kepemimpinan Anda


Yupiter Gulo
1490

Menyoal Kecenderungan Sedikit-sedikit Browsing, di Mana Peran Guru?


Roisul H
175

[Topik Pilihan] Perlu Tak Perlu Sertifikasi Perkawinan


Kompasiana
59

Pelaho-Aseik, Ritual Memanggil Roh Leluhur dalam Tradisi Kerinci


H. H. Sunliensyar
66

TENTANG KOMPASIANA

SYARAT DAN KETENTUAN

FAQ KOMPASIANA
FAQ KOMPASIANA

KONTAK KAMI

JARINGAN

© 2018 KOMPASIANA.COM. A SUBSIDIARY OF KG MEDIA.


ALL RIGHTS RESERVED

Anda mungkin juga menyukai