Anda di halaman 1dari 14

I.

BIOLOGI BUNGA

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemuliaan tanaman merupakan salah satu teknik yang dibutuhkan
untuk mendapatkan keragaman tanaman yang diinginkan. Teknik yang
benar dan tepat tentunya sangat diperlukan untuk keberhasilan dan
efisiensi proses yang dilakukan. Pengetahuan biologi bunga perlu
diketahui dalam pemuliaan tanaman karena di dalam pemuliaan
hibridisasi sering digunakan teknik persilangan-persilangan. Teknik
tersebut menggunakan bunga sebagai bahan utama.
Bunga merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk
dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan
berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita
kenal sebagai bunga. Bunga pada setiap tanaman berbeda satu sama lain.
Bunga pada setiap tanaman mempunya karakteristik yang mencirikan
tanaman tersebut. Bunga disebut bunga lengkap apabila mempunyai
kelopak bunga, mahkota bunga, dan organ-organ kelamin. Berdasarkan
alat kelamin yang ada, bunga dibedakan menjadi 3, yaitu bunga banci
yang memiliki putik dan benang sari sekaligus dalam satu bunga, bunga
berkelamin tunggal (uniseksual) yang hanya memiliki satu alat kelamin
saja dalam satu bunga, dan bunga mandul yang tidak memiliki
benangsari atau putik sama sekali. Sedangkan berdasarkan cara
penyerbukannya tanaman digolongkan menjadi 2, yaitu kelompok
tanaman menyerbuk sendiri (self pollinated crop) yang umunya bersifat
biseksual, homogami, dan kleistogami, serta kelompok tanaman
menyerbuk silang (cross pollinated crop) yang umumnya bersifat
uniseksual, dikogami, dan kasmogami.
Morfologi yang berbeda-beda pada setiap tumbuhan menyebabkan
pola penyerbukan juga berbeda. Pola variasi genetik di alam sangat
ditentukan oleh mekanisme penyerbukan pada tanaman, pengamatan
terhadap beberapa bunga dapat diketahui warna, bentuk, dan susunan
bunganya. Warna, bentuk, dan susunan bunga disesuaikan dengan
kepentingan tumbuhan tersebut sehingga pada bunga dapat berlangsung
penyerbukan dan pembuahan. Biologi bunga perlu dipelajari untuk
mengatahui struktur bunga dan menentukan tipe penyerbukan tanaman
(penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang). Pengetahuan ini tentunya
sangat penting untuk diketahui oleh pemulia untuk melakukan
persilangan sehingga persilangan berjalan efektif dan peluang
keberhasilan menjadi lebih besar.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Biologi Bunga ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
a. Memahami biologi bunga pada tanaman
b. Memahami fungsi biologi bunga dalam kaitannya dengan pemuliaan
tanaman
c. Menggambarkan serta menguraikan bagian dari suatu bunga serta
fungsinya pada tanaman.
B. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 September 2019 di
Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
Alat : Jarum preparat, gunting, pinset, alat gambar
Bahan : Bunga padi (Oryza sativa), bunga papaya (Carica papaya),
bunga cabai (Capsicum annuum), dan bunga jagung (Zea mays)
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan bunga-bunga yang akan diamati
b. Memperhatikan bagian-bagiannya secara teliti
c. Menggambarkan pada kertas pekerjaan masing-masing bunga dan
bagian-bagiannya
d. Menyebutkan tipe-tipe bunga dan macam penyerbukannya untuk
bunga yang akan diamati.
C. Tinjauan Pustaka
Pepaya termasuk dalam famili Caricaceae di dalam klasifikasi botani.
Famili ini memiliki empat genus, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranda, dan
Cylicomorpha. Ketiga genus pertama merupakan tanman asli Amerika tropis,
sedangkan yang keempat berasal dari Afrika. Carica memiliki 24 spesies,
salah satu di antaranya adalah papaya. Tanaman papaya dalam bahasa ilmiah
disebut Carica papaya L., famili Caricaceae. Dalam ilmu botani, kedudukan
pepaya diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom : Plantae (tumbuhan),
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Super divisi :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan
berbunga), Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Subkelas :
Dilleniidae, Ordo : Violales, Famili : Caricaceae, Genus : Carica, Spesies :
Carica papayae L. (Hamzah, 2014).
Taksonomi cabai (Capsicum annum L.) adalah sebagai berikut. Divisio :
Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae,
Subkelas : Metachlamidae, Ordo : Tubiflora, Famili : Solanaceae, Genus :
Capsicum, Spesies : Capsicum annuum L. (Pitojo, 2003).
Taksonomi padi (Oryza sativa L.) sebagai berikut. Divisio :
Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales, Famili : Graminae, Genus : Oryza Linn, Spesies : Oryza sativa
L. (Hanum, 2008).
Taksonomi jagung (Zea mays) sebagai berikut. Divisio : Spermatophyta,
Subdivisio : Magnoliophyta, Kelas : Commelinidae, : Ordo : Poales, Famili :
Poaceae, Genus : Zea, Spesies : Zea mays (Sunanto, 2009).
Bunga pepaya pada bagian pangkal daun dan tipe pembungaannya
tergantung pada jenis kelamin pohon. Pepaya memiliki tiga tipe bunga, yaitu
bunga jantan (staminate), bunga betina (pistillate) dan bunga lengkap atau
hermaprodit (bisexual). Bunga jantan hanya mempunyai benang sari. Bunga-
bunga jantan membentuk rangkaian berupa malai dengan panjang 25-100 cm,
tergantung dan tidak bertangkai. Kelopaknya seperti cawan, berukuran kecil
dan bergerigi lima. Mahkota berbentuk seperti terumpet, panjangnya 2,5 cm
dengan lima cuping yang melebar dan berwarna kuning muda. Bunga
memiliki 10 benang sari yang terdapat pada dua seri atau lingkaran yang
terhubung dengan cuping mahkota. Bunga jantan biasanya tidak
menghasilkan buah, kalaupun ada kecil menggantung, sehingga sering
disebut buah gandul atau pepaya gantung. Bunga betina hanya diproduksi
oleh pohon betina, pada tangkai bunga pendek sepanjang 4-6 cm. Bunga
betina hanya mempunyai putik. Ketika kuncup memiliki ciri khas berupa
bentuk yang menggelembung pangkalnya. Bunga betina umumnya muncul
sendiri (soliter) atau beberapa kuntun (majemuk) berada pada satu paying
menggarpu. Panjang bunga betina sekitar 3,5-5 cm. Kelopaknya berbentuk
seperti cawan,berwarna hijau muda dengan panjang 3-4 mm dan memiliki
lima gigi sempit. Bunganya tersusun dari lima daun mahkota yang hampir
lepas. Daun mahkota berbentuk lanset, melilit, berdaging dan berwarna
kuning. Bakal buah berbentuk lonjong (oblong), panjangnya 2-3 cm memiliki
rongga pusat dan bakal biji yang banyak. Kepala putik berjumlah lima buah
dan berbentuk kipas. Buah yang terbentuk dari bunga betina biasanya
membulat dan daging buahnya tipis. Bunga hermaprodit pepaya memiliki
putik dan benang sari. Bunga hermaprodit memiliki dua tipe yaitu elongata
dan tipe petandria. Tipe elongata memiliki bunga-bunga yang berkelompok,
bertangkai pendek dan sebagian daun mahkota yang menyatu. Bunga
memiliki 10 benang sari dalam dua seri dan bakal buah (ovarium) yang
memanjang. Buah yang terbentuk biasanya memiliki bentuk memanjang
sesuai ciri varietas, besar, dan daging buahnya tebal. Tipe petandria bunganya
mirip seperti bunga betina tetapi punya lima benang sari. Mahkota bunga
berjumlah lima helai, terlepas satu sama lain, sedangkan di bagian bawahnya
bersatu dan melekat pada bakal buah (Febjislami, 2013).
Bunga cabai berbentuk bintang, tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan
tunggal atau bergerombol dalam tandan. Satu tandan biasanya terdapat 2-3
bunga saja. Mahkota bunga warnanya bermacam-macam, ada yang putih,
putih kehijauan, dan ungu. Bunga berdiameter antara 5-20 mm, merupakan
bunga sempurna, yaitu dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga
betina. Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak
dikenal dan memiliki banyak variasi misalnya bentuk seperti lonceng atau
bell (Agustina et al, 2014).
Tanaman padi menghasilkan bunga (spikelet) yang sempurna, terkumpul
pada rangkaian malai. Setiap bunga terdiri atas enam antera yang didukung
oleh tangkai sari (filament) dan stigma yang terdiri atas satu ovule dan
memiliki dua permukaan kepala stigma. Berdasarkan struktur organ
reproduksi, padi termasuk tanaman autogami, sehingga pada kondisi bunga
normal tidak mendukung terjadinya serbuk silang. Tingkat laju persilangan
yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa karakter bunga, antara lain persentase
eksersi malai, eksersi stigma, permukaan stigma yang besar, waktu antesis
yang panjang, dan besarnya sudut membuka lemma-palea saat antesis
(Rumanti et al, 2014).
Jagung disebut tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan
dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul
dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh
apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordial
bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordial stamen pada
axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga bunga betina. Serbuk
sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetative, dua gamet
jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari
dua lapisan, exine, dan intin, dan cukup keras. Rambut jagung (silk) adalah
pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut
jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar
dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada tongkol dan
kelobot (Paliwal, 2011).
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
2. Pembahasan
Biologi bunga penting untuk diketahui supaya dapat menentukan
keseragaman buah, menentukan pohon induk, dan mengetahui
bermacam-macam bunga. Selain itu, dengan mengetahui biologi bunga,
kita dapat mengetahui tipe penyerbukan dari suatu tanaman. Menurut
Galen et al (2017) penyerbukan adalah cara tanaman menghasilkan
tanaman baru. Proses ini melibatkan pemindahan serbuk sari dari alat
kelamin jantan ke putik pada alat kelamin betina pada bunga. Dengan
demikian proses pemuliaan tanaman akan dipermudah contohnya dlam
proses hibridisasi. Mengetahui biologi bunga dapat memberikan
pengaruh terhadap teknik pemuliaan tanaman. Setelah mengethaui tipe
dari penyerbukan bunga tanaman tertentu, kita akan mengetahui tipe
persilangannya. Teknik pemuliaan tanaman pada tanaman menyerbuk
sendiri dengan tanaman menyerbuk silang pun berbeda. Menurut Azrai
(2016) pemuliaan tanaman merupakan suatu metode mengeploitasi
potensi genetic tanaman untuk memaksimumkan ekspresi dari potensi
genetik tanaman pada suatu kondisi lingkungan tertentu. Oleh karena itu
pencandraan biologi bunga berperan sangat penting dalam pemuliaan
tanaman.
Menurut Pratiwi (2015) bagian-bagian bunga terdiri dari tangkai
bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, putik dan dasar,
bunga. Tangkai berperan sebagai penopang bunga dan penyambung
antara bunga dan batang atau ranting. Kelopak bunga merupakan bagian
yang melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup. Biasanya bentuk
dan warnanya menyerupai daun. Mahkota bunga pada umumnya
memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga.
Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
Putik terdapat di bagian tengah bunga. Putik berfungsi sebagai
alat kelamin betina. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat
kedudukan bunga. Menurut Andriyani dan Wirdhatul (2017) bunga
merupakan organ reproduksi angiospermae yang setelah bunga masak,
akan terjadi penyerbukan dan pembuahan sehingga terbentuklah buah
yang berisi biji. Menurut Wardhin dan Irawati (2014) empat bagian
utama dari bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut: a). kelopak
bunga atau calyx, b). mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan
dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses
penyerbukan;c) alat kelamin jantan atau androecium berupa benang sari;
d) alat kelamin betina atau gynoecium berupa putik. Putik (pistilum)
adalah alat kelamin betina, putik terdiri dari bakal buah (ovarium),
tangkai putik (stilus) dan kepala putik (stigma). Keseluruhan putik
disebut ginasium (gynaecium) di dalam ovarium terdapat bakal biji
(ovulum).
Bunga dikategorikan sebagai bunga lengkap apabila memiliki bagian
seperti kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla) dan organ
kelamin (sporophyl). Organ kelamin bunga ini berupa organ kelamin
jantan dan organ kelamin betina. Dilihat dari organ kelaminnya, bunga
dapat dibedakan menjadi bunga hermaproditus di mana bunga ini
memiliki dua alat kelamin berupa putik dan benangsari, bunga
berkelamin tungga yakni bunga yang hanya memiliki satu kelamin
(putik/benang sari) dan bunga steril atau bunga yang tidak memiliki alat
kelamin. Menurut Jimenez et al (2014) tanaman dengan bunga betina
akan menghasilkan buah yang membulat dan bersegi, sedangkan tanaman
jantan tidak menghasilkan buah.Tanaman betina atau Femaleness adalah
karakter yang paling stabil, paling tidak dipengaruhi oleh variasi musim.
Berdasarkan tipe penyerbukannya, tanamana dibedakan menjadi tanaman
menyerbuk sendiri dan tanaman menyerbuk silang. Tanaman melakukan
penyerbukan sendiri apabila tanaman tersebut memiliki bunga sempurna,
yakni dua kelamin dalam satu bunga. Tanaman akan melakukan
penyerbukan silang jika tipe bunganya merupakan bunga tunggal yang
hanya memiliki satu alat kelamin saja dalam satu bunga. Menurut
Larekeng et al (2015) Penyerbukan sendiri (selfing) didefinisikan jika
tetua jantan yang teridentifikasi sama dengan induknya. Sebaliknya,
penyerbukan silang (outcrossing) jika induk dan tetua jantan yang
menjadi donor serbuk sarinya terdiri atas dua tanaman dewasa yang
berbeda.
Berdasarkan pada hasil praktikum biologi bunga yang telah
dilakukan, dapat diketahui alat kelamin dari bunga yang diamati. Bunga
yang diamati pertama kali adalah bunga pepaya (Carica papaya L.).
Tanaman pepaya ini memiliki tiga tipe bunga, yakni bunga jantan, betina,
serta hermaprodit. Bunga jantan pada bunga pepaya hanya memiliki
benang sari, kelopak, mahkota, dasar bunga, dan stamen dan umumnya
ukurannya lebih kecil dengan mahkota berwarna putih. Menurut
Noflindawati et al (2019) jumlah mahkota bunga semua jenis bunga
pepaya sama yaitu 5 helai dengan warna hijau kekuningan. Pohon jantan
memiliki bunga jantan yang tersusun menggantung pada malai yang
panjangnya 25-100 cm. Bunga jantan berbentuk tabung yang ramping
dengan panjang kira-kira 2.5 cm. Mahkota bunga terdiri dari lima helai
berukuran kecil dengan daun mahkota yang berbentuk terompet dan
warnanya kuning cerah. Pada bunga betina tidak ditemukan adanya
benang sari dan bentuk fisiknya berbeda dengan bunga jantan yang lebih
kecil dari bunga betina. Bagian dari bunga betina antara lain kelopak,
ovulum, tangkai putik, putik, mahkota, dan kepala putik. Menurut Saran
et al (2016) tanaman betina biasanya memiliki bunga pistillat, meski
jarang bisa menghasilkan bunga biseksual (hermaprodit). Pada bunga
hermaproditus, ditemukan adanya benangsari dan putik di mana letak
benang sari lebih rendah daripada putiknya. Bunga jantan dan betina
akan melakukan penyerbukan silang, sedankan bunga hermaprodit akan
melakukan penyerbukan sendiri karena telah memiliki dua alat kelamin
dalam satu bunga.
Bunga kedua yang diamati adalah bunga cabai (Capsicum annuum
L.). Bunga cabai terdiri dari mahkota, kepala putik, stamen, putik, calyx,
tangkai, dan dasar bunga. Ditemukan adanya benang sari dan putik di
dalamnya ketika melakukan pengamatan. Benangsari berjumlah banyak
mengelilingi putik dan terdapat sebuah putik di tengah-tengahnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bunga cabai merupakan bunga
tipe hermaproditus karena memiliki dua jenis organ kelamin di dalam
satu bunga. Sehingga bunga cabai melakukan penyerbukan sendiri.
Menurut Ramadhani et al (2013) adanya keragaman tanaman pada suatu
populasi padahal merupakan hasil penggaluran masih dapat terjadi
sebagai akibat penyerbukan silang yang menyebabkan adanya pertukaran
gen dan dapat timbul kombinasi baru. Penyerbukan silang pada tanaman
cabai dapat dipengaruhi oleh posisi dan ukuran stigma. Penyerbukan
silang sering terjadi pada bunga yang memiliki letak kepala putik lebih
tinggi dari kotak sari (bentuk pin) daripada bunga yang memiliki letak
kepala putik lebih rendah dari kotak sari (bentuk thrum). Massa tepung
sari cabai juga sangat ringan dan stigmanya terbuka, sehingga serangga
ataupun angin dapat menyebabkan terjadinya persilangan antar tanaman.
Moekasan dan Prabaningrum (2012) menyatakan bahwa walaupun
tanaman cabai merupakan tanaman menyerbuk sendiri sehingga susunan
genotipe yang dimiliki homosigot tetapi memiliki kemungkinan terjadi
keragaman di dalam populasi akibat penyerbukan silang oleh bantuan
angin atau serangga polinator maupun pengaruh morfologi bunga cabai
itu sendiri.
Pengamatan selanjutnya adalah bunga padi (Oryza sativa L.). Bunga
padi berukuran kecil. Terdiri dari kepala sari, tangkai sari, mahkota, putik,
dasar bunga, dan tangkai bunga. Apabila bunganya dibuka, maka akan
terlihat adanya putik dan benang sari, Masniawati et al (2015)
menyatakan bahwa setiap bunga (spikelet) terdapat enam benang sari,
maka dari itu bunga padi dikategorikan sebagai bunga hermaprodit
karena memiliki dua jenis kelamin dalam satu bunga. Tipe penyerbukan
bunga ini adalah tipe penyerbukan sendiri. Menurut Cristanti dan Endang
(2013) kehadiran polinator tidak memberikan pengaruh nyata untuk
penyerbukan padi, yang terutama terjadi akibat angin atau penyerbukan
sendiri.
Bunga terakhir yang diamati adalah bunga jagung (Zea mays L.).
Jagung memiliki dua tipe bunga, yakni bunga jantan dan bunga betina.
Bunga jantan terdiri dari tngkai sari, benang sari, dan tangkai sari.
Sedangkan bunga betina terdiri dari mahkota, tangkai, kelopak, kepala
putik, tongkol, dam putik. Terdapat rambut yang menyelimuti tongkol.
Rambut jagung merupakan perpanjangan stigma dari bunga betina
tanaman jagung. Prasiddha et al (2016) menyatakan bahwa rambut
jagung merupakan sekumpulan stigma yang halus, lembut, terlihat seperti
benang maupun rambut yang berwarna kekuningan. Bunga jagung
merupakan bunga uniseksual di mana bunganya hanya memiliki satu
jenis kelamin namun kedua bunga ini dapat ditemukan dalam satu pohon
yang sama. Bunga jantan terletak di bagian paling atas tanaman
sedangkan bunga betina muncul dari axillary apices tajuk. Tipe
penyerbukan dari bunga jagung adalah penyerbukan silang. Menurut
Saleh (2013) Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga
betinanya (protandri).
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara 1 Biologi Bunga yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi bunga
sempurna, bunga berkemalin tunggal, dan bunga steril
2. Berdasarkan cara penyerbukannya, tanaman dibagi menjadi tanaman
menyerbuk sendiri (self pollinated crop) dan tanaman menyerbuk
silang (cross pollinated crop).
3. Bunga pepaya (Carica papaya L.) memiliki tiga tipe bunga yaitu
bunga jantan, bunga betina, dan bunga hermaprodit. Bunga jantan dan
bunga betina melakukan penyerbukan silang, sedangkan bunga
hermaprodit melakukan penyerbukan sendiri.
4. Bunga cabai (Capsicum annuum) dan bunga padi (Oryza sativa)
memiliki tipe bunga hermaprodit sehingga penyerbukannya adalah
penyerbukan sendiri.
5. Bunga jagung (Zea mays) memiliki tipe bunga betina dan bunga
jantan yang terpisah. Penyerbukan yang dilakukan tanaman jagung
adalah penyerbukan silang.
Agustina S, Pudji W, dan Hexa AH. 2014. Analisis fenetik kultivar cabai besar
Capsicum annuum L. dan cabai kecil Capsicum frutescens L. Jurnal scripta
biologica, 1(1) : 117 – 125.

Andriyani dan Wardhatul M. 2017. Pengaruh mutagen kimia EMS terhadap


perkembangan bunga tanaman cabai (Capsicum annuum). Jurnal Sains dan Seni
ITS, 6(2) : 23 – 25.

Azrai, Muhammad. 2016. Pemanfaatan markah molekuler dalam proses seleksi


pemuliaan tanaman. Jurnal Agrobiogen , 1 (1) : 26 – 37.

Cristanti LD, dan Endang A. 2013. Pertumbuhan padi hitam dan serangan
beberapa herbivor di sawah padi organik Kecamatan Kepanjen. Jurnal Biotropika,
1(5): 221-225.

Febjislami, Shalati. 2013. Karakterisasi morfologi bunga, buah dan kualitas buah
tiga genotipe pepaya hibrida. Bogor : IPB Press.

Galen, Gandace, Levi S, Ela C, et al. 2017. Pollination mechanisms and plant-
pollinator relationships. University of Missouri, Office extension.

Hamzah, Amir. 2014. 9 jurus sukses bertanam pepaya california. Jakarta : PT.
Agromedia Pustaka.

Hanum, Chairani. 2008. Teknik budidaya tanaman jilid 2. Departemen pendidikan


nasional.

Jimenez Víctor M , Eric Mora- Newcomer dan Marco V. Gutiérrez-Soto. 2014.


Biology of the Papaya Plant.Chapter 2. Food Security Center , University of
Hohenheim, Stuttgart, Germany

Larekeng SH, Ismail M, Agus P, et al. 2015. Penyebaran Polen Berdasarkan


Analisis SSR Membuktikan Penyerbukan Kelapa Dalam Kalianda Normal Ke
Kopyor. Jurnal B. Palma, 16(1) : 77- 92.
Masniawati A, Baharudin, Tri J, et al. 2015. Pemuliaan Tanaman Padi Aromatik
Lokal Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Jurnal Sainsmat, 4(2) : 205-213.

Moekasan, TK. dan L. Prabaningrum. 2012. Penggunaan Rumah Kasa untuk


Mengatasi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Tanaman Cabai
Merah di Dataran Rendah. J. Hort. 22(1):65-75.

Noflindawati, Aswaldi A, Yusniwati, Agus S. 2019. Karakter morfologi dan


sitologi bunga pepaya merah delima. Jurnal biologi universitas andalas, 7(1) : 21 -
26.

Paliwal RL. 2011. Tropical maize morphology. In: tropical maize improvement
and production. Food and agriculture organization of the United Nations. Rome. P
13 – 20.

Pitojo, Setijo. 2003. Benih Cabai. Yogyakarta : Kanisius.

Prasiddha IJ, Rosalina AL, Teti E, et al. 2016. Potensi senyawa bioaktif rambut
jagung untuk tabir surya alami. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 4(1) :40-45.

Pratiwi, Sukma. 2015. Rangkuman penting intisari 4 mata pelajaran utama SMA
Matematika, Biologi, Fisika, Kimia. Jakarta : ARC Media.

Ramadhani R, Damanhuri, Sri LP. 2013. Penampilan sepuluh genotipe cabai


merah. Jurnal produksi tanaman, 1(2) : 33-41.

Rumanti IA, BS Purwoko, Iswari SD, dkk. Morfologi bunga dan korelasinya
terhadap kemampuan menyerbuk silang galur mandul jantan padi. Jurnal
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 33 (2) : 109 – 115.

Saleh, Asri. 2013. Efisiensi konsentrasi perekat tepung tapioka terhadap nilai
kalor pembakaran pada biobriket batang jagung. Jurnal Teknosains, 7(1): 78-89.

Saran P. Lal, Ishwar Singh S dan Ravish C. 2016 . Papaya: Biology, Cultivation,
Production and Uses. Taylor & Francis Group,CRC Press. Boca Raton London
New York
Sunanto, Hardi. 2009. 100 resep sembuhkan hipertensi., asam urat, dan obesitas.
Jakarta : Elex media komputindo.

Wardhini. T dan Iriawati.2014. Struktur Bunga,Bagian-bagian Bunga, dan


Modifikasinya. Modul I.Bahan Ajar.Univ Terbuka. 39 hal.

Anda mungkin juga menyukai