Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN ANEMIA
DI PAVILIUN CEMPAKA
RSU KABUPATEN TANGERANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen Pembimbing : Kusniawati S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1

AMELIA AYU ROSITA P27901117001


DEA ALVIONITA P27901117002
DEVI RACHMAWATI P27901117003
DWI PUJI PANGESTI P27901117004
EVA ERVIANAWATI HARDIANITA P27901117005
FADLUNNISA P27901117006
FARAH NURPADILAH P27901117007
FITRIA TYAS KURNIATI P27901117008
FUJIATI P27901117009

TINGKAT 3A / Semester 5

POLTEKKES KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat, rahmat,
dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas praktik klinik
Keperawatan Medikal Bedah II yakni membuat makalah ini sebagai bentuk
laporan praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah II. Sholawat serta salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw. Semoga kita semua kelak
mendapatkan syafaat dari beliau. Makalah ini membahas tentang Asuhan
Keperawatan Pada Ny R Dengan Diagnosa Anemia di Pavuliun Cempaka
RSU Kabupaten Tangerang.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Praktek
Klinik Keperawatan Medikal Bedah II dan Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat membantu penulis untuk
dapat menyempurnakan kembali pembuatan makalah yang akan datang.
Demikian makalah ini penulis susun semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan
tema yang senada di waktu yang akan datang.

Tangerang, 17 November 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 1
C. Tujuan Masalah ................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................... 2
A. Pengertian ............................................................................ 2
B. Etiologi ................................................................................ 2
C. Patofisiologi ........................................................................ 2
D. Manifestasi Klinis ............................................................... 3
E. Klasifikasi ........................................................................... 3
F. Pemeriksaan Diagnostik ....................................................... 4
G. Komplikasi........................................................................... 4
H. Pengobatan........................................................................... 4
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................... 5
A. Pengkajian .......................................................................... 5
B. Analisa Data ....................................................................... 11
C. Diagnosa Keperawatan ....................................................... 13
D. Intervensi Keperawatan ...................................................... 13
E. Implementasi Keperawatan ................................................ 15
F. Evaluasi .............................................................................. 21
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 24
A. Kesimpulan ........................................................................ 24
B. Saran ................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. (Wasdinar, 2007)
Anaemia pada kehamilan yaitu kondisi wanita hamil bila kadar hemoglobin
(Hb) kurang dari 10gr% yang normalnya 12-15 gr%. (Fatmawati, 2011).
Sedangkan menurut Atikah (2011), anemia pada ibu hamil adalah kekurangan
zat besi dalam tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan WHO 40%
kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan
dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
pendarahan akut yang saling berinteraksi. Hasil persalinan pada wanita hamil
yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28% angka kematian janin,
30% kematian perinatal, dan 7-10% angka kematian neonatal. Anemia secara
umum merupakan salah satu masalah yang terjadi di Indonesia, penyebab
anemia yang paling banyak terjadi karena kekurangan zat besi. Berdasarkan
profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data, namun cakupan pemberian tablet
Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03 (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun
2008) (Depkes RI, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian selulitis ?
2. Apa etiologi dari selulitis ?
3. Bagaimana patofisiologi selulitis ?
4. Apa saja manifestasi klinis selulitis ?
5. Apa Saja Klasifikasi Anemia ?
6. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Anemia ?
7. Apa Saja Komplikasi Anemia ?
8. Bagaimana Pengobatan Anemia ?

C. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep dasar dan
asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose medis Anemia

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal (Soebroto, 2010). Anemia adalah keadaan menurunnya kadar
hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal
yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2007).
Berikut ini kategori tingkat keparahan pada anemia (Soebroto, 2010) :
a. Kadar Hb 10 gr - 8 gr disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 8 gr – 5 gr disebut anemia sedang
c. Kadar Hb kurang dari 5 gr disebut anemia berat
Kategori tingkat keparahan pada anemia (Waryana, 2010) yang
bersumber dari WHO adalah sebagai berikut:
a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia
b. Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan
c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang
d. Kadar Hb < 7 gr% anemia berat
Kategori tingkat keparahan anemia (Nugraheny E, 2009) adalah sebagai
berikut:
a. Kadar Hb < 10 gr% disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 7-8 gr% disebut anemia sedang
c. Kadar Hb < 6gr% disebut anemia berat
d. Kadar Hb normal pada ibu nifas adalah 11-12 gr %
Pada penelitian ini menggunakan standart kementrian kesehatan yang
bersumber dari WHO.

B. Etiologi
a. Defisit zat besi
b. Faktor-faktor hereditas
c. Penyakit kronis

C. Patofisiologi
Anemia terjadi apabila sel-sel darah merah sum-sum tulang terganggu
atau apabila sel-sel darah merah yang terbentuk rusak atau hilang.
Kegagalan sum-sum tulang (misalnya: berkurangnya eritropoesis) dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi beserta pembentukan sel-sel darah
merah seperti zat besi, asam total B12, atau kekurangan eritropoetin
dikarenakan penyakit ginjal, invasi tumor akibat penyebab yang tidak

2
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis. Tanda-tanda anemi akan tampak bila kapasitas sel-sel
pembawa O2 berkurang. Anemi yang disebabkan berubahnya produksi
pula dirusak oleh sel-sel pagnosis pada sistem retikuloendotial
terutama hati dan lien. Bilirubin jugadireaksikan pada kulit yang
menyebabkan warna kuning ini merupakan indikator terjadinya kerusakan
sel darah merah, sel darah merah yang dikenal sebagai anemia sel
berbentuk sabit dan penyakit homolitik pada bayi yang baru lahir.
Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah biasanya bersifat
sangat cepat. Misalnya: hemoragik atau perdarahan yang terjadi pada
penyakit-penyakit kronis seperti kanker atau penyakit peradangan perut,
kehilangan sel darah merah pada perdarahan merupakan faktor yang
menyebabkan anemia.

D. Manifestasi Klinis
Gejala yang seringkali muncul pada penderita anemia diantaranya
(Soebroto, 2010):
a. Lemah, letih, lesu, mudah lelah, dan lunglai.
b. Wajah tampak pucat.
c. Mata berkunang-kunang.
d. Nafsu makan berkurang.
e. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
f. Sering sakit.
Anemia dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas, bergantung pada
(Soebroto, 2010):
a. Kecepatan timbulnya anemia
b. Usia individu
c. Mekanisme kompensasi
d. Tingkat aktivitasnya
e. Keadaan penyakit yang mendasarinya
f. Beratnya anemia

E. Klasifikasi
a. Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah suatu anemia megaloblastik yang dikaitkan
dengan defisiensi vitamin B12 karena penyakit usus halus, reaksi
lambung atau malabsorbsi genetic.
b. Anemia defisiensi asam folat
Anemia defisiensi asam folat adalah suatu anemia megaloblastik yang
disebabkan oleh defisiensi diet, alkoholisme, malabsorbsi yeyenum,

3
kehamilan dan beberapa obat-obatan (metoreksat, tenitoin, sulfa
metaxazol).
c. Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah hipoplasia sum-sum tulang yang
mengakibatkan parsitopenia/insufesiensi jumlah trombosit.
d. Anemia cooley
Anemia cooley adalah mikrostik genetic, anemia hemolityik paling umum
terlihat pada orang keturunan mediterania.

F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Fertinin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
b. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
c. Tes comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
d. Hemoglobin elektroforesi mengidentifikasi tipe hemoglobin
abnormal pada penyakit sel sabit.
e. Tes schiting digunakan untuk mendiognosa defisiensi vitamin B12.

G. Komplikasi
a. Kardiomegali
b. Gagal Jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gagal Jantung Paralisis

H. Pengobatan
a. Terapi Vitamin B12
b. Terapi Analgetik dan Anti Anemia
c. Transfusi PRC sampai kadar Hb : 11 –16,5 gr %

4
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN ANEMIA


DI PAVILIUN CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN
TANGERANG

A. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 38 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Pendidikan Terakhir : SD
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Agama : Islam
8. No. Medical Record : 00217974
9. Tanggal Masuk RS : 07 November 2019
10. Tanggal Pengkajian : 07 November 2019
11. Diagnosa Medis : Anemia
12. Alamat Lengkap : Kp. Pasar Rebo RT 001/001 Sindang Jaya
Kab. Tangerang

B. Identitas Penanggung Jawab


1. Nama : Tn. S
2. Umur : 42 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Pegawai Swasta
6. Hubungan dengan Klien : Suami
13. Alamat : Kp. Pasar Rebo RT 001/001 Sindang Jaya
Kab. Tangerang

C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
 Klien mengeluh mual, lemas, tidak nafsu makan.
 Klien juga mengatakan BAB warna hitam dan konsistensi cair kurang
lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit

5
2. Riwayat Penyakit Sekarang
 Klien mengeluh mual, lemas, tidak nafsu makan
 Klien juga mengatakan BAB warna hitam dan konsistensi cair kurang
lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan pernah mengalami melena, anemia dan juga gastritis

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Kllien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dari keluarganya

5. Genogram (3 Generasi)

Keterangan :
: Laki-laki (meninggal)

: Perempuan (meninggal)

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

D. Riwayat Aktivitas Sehari-hari

6
No Kebutuhan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
1. Nutrisi
a. Berat Badan dan Tinggi BB : 48 Kg BB : 46 Kg
Badan TB : 154 Cm TB : 154 Cm
b. Diet Makanan padat Makanan padat
c. Kemampuan mengunyah Baik Baik
dan menelan
d. Frekuensi makan 3x/hari 1-2x/hari
e. Porsi makan 1 porsi Setengah porsi
f. Alergi makanan Tidak ada Tidak ada
g. Makanan yang disukai Sayur Bubur

Cairan
a. Intake Oral (jenis cairan, 2000 cc/hari 1500cc/hari
jumlah dalam cc per hari) Air mineral Air mineral
b. Intravena (jenis cairan, Tidak ada RL 500cc/8jam
jumlah perhari)
2. Eliminasi
a. Buang air besar
- Frekuensi 1-2x/hari 1-2x/hari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna Hitam Hitam
- Keluhan Nyeri saat BAB Nyeri saat BAB
- Bantuan yang diberikan Tidak ada Dibantu
keluarga
b. Buang air kecil
- Frekuensi 6-7x/hari 6-7x/hari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna Kuning Kuning
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
- Bantuan yan diberikan Tidak ada Dibantu
keluarga
3. Istirahat Tidur
a. Mulai tidur 22.00 Tidak teratur
b. Lama tidur 7-8 jam 6-7 jam
c. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Tidak ada
d. Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
e. Kebiasaan sebelum tidur Menggosok gigi Tidak ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi

7
- Frekuensi 2x/hari 1x/hari
- Bantuan yang diberikan Tidak ada Dibantu
keluarga
- Kebiasaan mandi Tidak ada Tidak ada
b. Gosok gigi
- Frekuensi 2x/hari 1x/hari
- Bantuan yang diberikan Tidak ada Dibantu
keluarga
- Kebiasaan mandi Tidak ada Tidak ada
c. Cuci Rambut
Frekuensi per minggu 3x/minggu Belum pernah
d. Gunting Kuku 1x/minggu Berlum pernah
e. Ganti pakaian
Frekuensi per hari 2x/hari 1x/hari
5. Aktivitas
a. Mobilitas fisik Mandiri Dibantu
keluarga
b. Olahraga Tidak Tidak
c. Rekreasi Kadang-kadang Tidak

E. Data Psikologis
Klien tampak cemas dengan penyakit yang dideritanya

F. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga dan lingkungan sekitar cukup baik

G. Data spiritual
 Klien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya adalah ujian dari
Allah dan klien yakin terhadap proses kesembuhan penyakitnya.
 Klien mengatakan terus berdoa kepada Allah Swt.

H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien
Klien tampak lemas

2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital


a. TD : 90/60 mmHg
b. Nadi : 68x/menit
c. Suhu : 36.6oC
d. RR : 22x/menit

8
3. Kesadaran
a. Kualitatif
Compos mentis
b. Kuantitatif
Respon Motorik :6
Respon Bicara :5
Respon Membuka Mata : 4

4. Sistem Pernafasan
1) Inspeksi
- Menggunakan otot bantu pernafasan : Ya
- Frekuensi : 22x/menit
- Kedalaman : dangkal
- Batuk : tidak
- Ekspansi paru : simetris
2) Palpasi
Taktil fremitus : positif
3) Perkusi : resonan
4) Auskultasi
Suara nafas : vesikuler

5. Sistem Kardiovaskuler
1) Sirkulasi perifer
- irama nadi : tidak teratur
- denyut nadi : lemah
- akral : hangat
- edema : tidak ada
2) Sirkulasi jantung
- nyeri dada : tidak
- EKG : tidak

6. Sistem Pencernaan
1) Abdomen : simetris, tidak ada lesi, edema
2) Hepar : tidak teraba
3) Kelainan :
- BAB hitam kurang lebih 1 bulan dan konsistensi cair
- muntah : ya
- isi : cair
- warna : kuning

9
- mual : ya
-nafsu makan : kurang baik
Nyeri daerah perut : ya
Karakteristik nyeri : setempat

7. Sistem Perkemihan
Tidak memakai alat bantu, tidak nyeri tekan, tidak nyeri ketok di
pinggang belakang, tidak ada bunyi bruit, frekuensi 6-7x/hari, warna
kuning pekat

8. Sistem Persarafan
1) Status mental
- kesadaran : compos mentis
- GCS : 15
- Orientasi terhadap orang, waktu dan tempat : baik
2) Saraf kranial
- kaku kuduk : (+)
- kernig : (+)
- laseque : (+)

9. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada kelainan sistem muskuloskeletal

10. Sistem Endokrin


- nafas berbau keton (-)
- poliuri (-)
- polidipsi (-)
- poliphagia (-)
- palpitasi (-)
- berkeringat banyak (-)
- tremor (+)

11. Sistem Integumen


Tidak ada kelainan sistem integumen

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Hemoglobin : 6.8 g/dl
Leukosit : 10.24x10*3/ul
Hematokrit : 15%

10
Trombosit : 410x10*3/ul
Glukosa darah : 10.1 mg/dl
Ureum : 33 mg/dl
Creatinin : 0.6 mg/dl
Natrium : 128 mEq/L
Kalium : 3.1 mEq/L
Chloride : 88 mEq/L

2. Pemeriksaan Imaging
Belum ada pemeriksaan imaging

3. Pemeriksaan EKG
Belum ada pemeriksaan EKG

B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Pendarahan saluran Ketidak efektifan
- Klien cerna,uterus,hidung, perfusi jaringan
mengatakan luka perifer
pusing
- Klien Kehilangan SDM (Sel
mengatakan Darah Merah)
lemas
Penurunan jumlah
DO : eritrosit
- Klien tampak
lemas Penurunan kadar Hb
- Klien nampak
pucat Kompensasi jantung
- Akral teraba
dingin Beban kerja dan curah
- Hb = 6,89/dL jantung meningkat

Tachicardi angina
(nyeri dada) iskemia
miokardium beban
kerja jantung meningkat

Ketidak efektifan
perfusi jaringan perifer

11
2 DS: Pendarahan saluran Ketidak
- Klien mengeluh cerna, uterus, hidung, seimbangan
mual dan muntah luka nutrisi kurang
- Klien dari kebutuhan
mengatakan Kehilangan SDM (Sel tubuh
lemas Darah Merah)
- Klien
mengatakan Penurunan jumlah
tidak nafsu eritrosit
makan
- Klien Penurunan kadar Hb
mengatakan
nyeri bagian Efek GI
perut
Gangguan penyerapan
DO: nutrisi dan defisiensi
- Klien nampak folat
lemas
- Membran Glositis berat (lidah
mukosa pucat meradang), diare,
kehilangan napsu
makan

Intake nutrisi turun


(anoreksia)

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3 DS: Pendarahan saluran Intoleransi
- Klien cerna, uterus, hidung, aktivitas
mengatakan luka
lemas
Kehilangan SDM (Sel
DO: Darah Merah)
- Klien tampak
lemah Penurunan jumlah
- Klien tampak eritrosit
pucat
- Hasil TTV : Penurunan kadar Hb

12
TD : 90/60
mmHg Konpensasi paru
N : 68 x/mnt
R : 24 x/mnt Peningkatan frekuensi
S : 35,3 C napas

Dyspnea (kesulitan
bernapas)

Penurunan transport O2

Hipoksia

Lemah, lesu parestesia,


mati rasa, ataksia,
gangguan koordinasi,
bingung

Intoleransi aktivitas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
perfusi jaringan tindakan keperawatan 2. Kaji warna kulit
perifer b.d selama 3x24 jam dan membrane
penurunan masalah daoat teratasi mukosa
konsentrasi Hb dengan kriteria hasil : 3. Kaji nilai Hb
1. TTV dalam 4. Intruksikan
batas normal keluarga jika ada
2. Jumlah Hb lesi atau laserasi
dalam batas pada kulit
normal 5. Kolaborasi
3. Konjungtiva pemberian
tidak anemis analgetik

13
4. Membran
mukosa merah
5. Akral teraba
hangat
2. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan 1. Kaji adanya
n nutrisi kurang tindakan keperawatan alergi makanan
dari kebutuhan selama 3x12 jam 2. Monitor mual dan
tubuh b.d intake masalah dapat teratasi muntah
yang kurang, dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi
anoreksia 1. Tidak ada tanda- dengan ahli gizi
tanda malnutrisi untuk
2. Tidak ada menentukan
penurunan BB jumlah kalori dan
3. Mampu perilaku nutrisi yang
perubahan pola dibutuhkan klien
hidup untuk 4. Berikan makanan
meningkatkan sedikit tapi sering
atau 5. Kolaborasi
mempertahanka pemberian obat
n BB yang
sesuai
3. Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan
aktivitas b.d tindakan keperawatan aktivitas klien
ketidakseimbanga selama 3x24 jam 2. Kaji adanya
n antara suplai dan masalah dapat teratasi factor yang
kebutuhan oksigen dengan kriteria hasil : menyebabkan
1. TTV dalam kelelahan
batas normal 3. Monitor tidur dan
2. Mampu lamanya tidur
melakukan atau istirahat
aktivitas sehari- klien
hari (ADLS) 4. Bantu kebutuhan
secara mandiri aktivitas klien
3. Mampu jika diperlukan
berpindah 5. Libatkan
dengan atau keluarga dalam
tanpa bantuan membatu
alat aktivitas klien

14
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan
Kamis, Ketidakefektifan 1. Memonitor tanda – S :
07/11/ perfusi jaringan tanda vital - Klien
2019 perifer b.d 2. Mengkaji warna mengatakan
penurunan kulit dan membran sakit kepala
konsentasi Hb mukosa
3. Mengkaji nilai Hb O:
4. Menganjurkan - Warna kulit
keluarga jika ada pucat
lesi atau laserasi - Membran
pada kulit mukosa
5. Kolaborasi kering
pemberian obat - Nilai Hb :
analgetik 6,8 g/dl
6. Melakukan transfusi - TTV
darah PRC 700 cc. TD : 90/60
Golongan darah A+ mmHg
N : 68
x/menit
S : 35,3oC
RR : 24
x/menit

A : Masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Ketidakseimban 1. Mengkaji adanya S:
gan nutrisi alergi makanan - Klien
kurang dari 2. Memonitor mual mengatakan
kebutuhan tubuh dan muntah tidak ada
b.d intake yang 3. Memberikan alergi
kurang, makanan sedikit tapi makanan
anoreksia sering - Klien
4. Kolaborasi dengan mengatakan
ahli gizi untuk mual dan
menentukan jumlah tidak nafsu

15
kalori dan nutrisi makan
yang dibutuhkan
5. Kolaborasi O:
pemberian obat - Klien tampak
lemah
- Porsi makan
tidak
dihabiskan
- Klien
mengerti saat
diberikan
informasi
tentang
makan
sedikit tapi
sering

A : masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Intoleransi 1. Mengkaji S:
aktivitas b.d kemampuan - Klien
ketidakseimbang aktivitas klien mengatakan
an antara suplai 2. Mengkaji adanya belum
dan kebutuhan faktor yang mampu
oksigen menyebabkan untuk
kelelahan melakukan
3. Memonitor lamanya aktivitas
tidur atau istirahat - Klien
4. Membantu aktivitas mengatakan
klien jika diperlukan pusing saat
5. Anjurkan keluarga duduk
dalam membantu
aktivitas klien O:
- Klien tampak
beristirahat
dengan
cukup

16
- Keluarga
klien tampak
membantu
abtivitas
klien
- Terpasang
O2 3 liter

A : masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Sabtu, Ketidakefektifan 1. Memonitor tanda – S:
09/11/ perfusi jaringan tanda vital - Klien
2019 perifer b.d 2. Mengkaji warna mengatakan
penurunan kulit dan membran sakit kepala
konsentasi Hb mukosa sudah
3. Mengkaji nilai Hb bekurang
4. Menganjurkan - Klien
keluarga jika ada mengatakan
lesi atau laserasi perutnya
pada kulit nyeri
5. Kolaborasi
pemberian obat O :
analgetik - Warna kulit
6. Melakukan transfusi pucat
darah PRC 700 cc. - Tampak
Golongan darah A+ edema
bagian perut
- Membran
mukosa
kering
- Nilai Hb :
7,0 g/dl
- TTV
TD : 90/80
mmHg
N : 72
x/menit

17
S : 36,3oC
RR : 19
x/menit

A : Masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Ketidakseimban 1. Memonitor mual S:
gan nutrisi dan muntah - Klien
kurang dari 2. Memberikan makan mengatakan
kebutuhan tubuh sedikit tapi sering masih mual
b.d intake yang 3. Kolaborasi dengan dan tidak
kurang, ahli gizi untuk nafsu makan
anoreksia menentukan jumlah - Klien
kalori dan nutrisi mengatakan
yang dibutuhkan nyeri pada
4. Kolaborasi bagian perut
pemberian obat
O:
- Klien tampak
lemah
- Porsi makan
tidak
dihabiskan

A : masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Intoleransi 1. Mengkaji S:
aktivitas b.d kemampuan - Klien
ketidakseimbang aktivitas klien mengatakan
an antara suplai 2. Mengkaji adanya masih lemas
dan kebutuhan faktor yang - Klien
oksigen menyebabkan mengatakan
kelelahan tidurnya
3. Memonitor lamanya cukup

18
tidur atau istirahat
4. Membantu aktivitas O :
klien jika diperlukan - Klien tampak
5. Anjurkan keluarga lemas
dalam membantu - Aktivitas
aktivitas klien dibantu
keluarga

A : masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Senin, Ketidakefektifan 1. Memonitor tanda – S :
11/11/ perfusi jaringan tanda vital - Klien
2019 perifer b.d 2. Mengkaji warna mengatakan
penurunan kulit dan membran sakit kepala
konsentasi Hb mukosa sudah
3. Mengkaji nilai Hb berkurang
4. Kolaborasi - Klien
pemberian obat mengatakan
perutnya
masih nyeri

O:
- Warna kulit
pucat
- Membran
mukosa
kering
- Nilai Hb :
8,6 g/dl
- TTV
TD : 90/700
mmHg
N : 68
x/menit
S : 37,0oC
RR : 23
x/menit

19
A : Masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Ketidakseimban 1. Memonitor mual S:
gan nutrisi dan muntah - Klien
kurang dari 2. Kolaborasi dengan mengatakan
kebutuhan tubuh ahli gizi untuk masih mual
b.d intake yang menentukan jumlah walaupun
kurang, kalori dan nutrisi hanya sedikit
anoreksia yang dibutuhkan
3. Kolaborasi O:
pemberian obat - Klien tampak
lemah
- Porsi makan
tidak
dihabiskan

A : masalah
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
Intoleransi 1. Mengkaji S:
aktivitas b.d kemampuan - Klien
ketidakseimbang aktivitas klien mengatakan
an antara suplai 2. Memonitor lamanya belum
dan kebutuhan tidur atau istirahat mampu
oksigen 3. Membantu aktivitas untuk
klien jika diperlukan melakukan
4. Anjurkan keluarga aktivitas
dalam membantu - Klien
aktivitas klien mengatakan
masih lemas

O:
- Klien tampak
masih lemas

20
- Keluarga
klien tampak
membantu
abtivitas
klien

A : masalah
teratasi sebagian

P : lanjutkan
intervensi

F. EVALUASI
No. Diagnosis Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Ketidakefektifan S : Klien mengatakan sakit kepala
perfusi jaringan perifer sudah berkurang
b.d penurunan
konsentrasi Hb O:
- Tampak edema bagian perut
- Nilai Hb : 8,6 g/dl
- TTV
TD : 90/70 mmHg
N : 68x/menit
S : 37,0 C
RR : 23x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

I:
- Monitor tanda-tanda vital
- Mengkaji membran kulit dan
mukosa
- Mengkaji nilai Hb
- Kolaborasi pemberian obat

E:
- TTV

21
TD : 90/70 mmHg
N : 68x/menit
S : 37,0C
RR : 23x/menit
- Tampak edema bagian perut
- Nilai Hb : 8,6 g/dl
- Sakit kepala klien mulai
berkurang

2. Ketidakseimbangan S:
nutrisi kurang dari - Klien mengatakan mual sedikit
kebutuhan tubuh b.d berkurang
intake kurang, - Klien mengeluh nyeri bagian
anoreksia perut

O:
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Tampak edema bagian perut
- Pemberian obat omeprazole
1x40 mg

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi

I:
- Monitor mual dan muntah
- Diit cairan
- Kolaborasi pemberian obat
omeprazole 1x40 mg

E:
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Tampak edema bagian perut
- Klien tampak lemah
- Terpasang infus RL 500 cc
20x/menit

22
3. Intoleransi aktivitas b.d S:
ketidakseimbangan - Klien mengatakan masih lemas
antara suplai dan - Klien mengatakan belum
kebutuhan oksigen mampu melakukan aktivitas

O:
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu keluarga

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

I:
- Mengkaji aktivitas kemampuan
klien
- Libatkan keluarga dalam
pemenuhan aktivitas klien

E:
- Klien tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu keluarga

23
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung
eritrosit berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh
darah. Tetapi harus diingat terdapat keadaan tertentu dimana ketiga parameter
tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit seperti pada dehidrasi,
perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia
tidak cukup hanya sampai pada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan
penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut (Sudoyo Aru,dkk 2009).
Dapat disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan kadar sel darah merah
(Hb) dibawah rentang normal.

B. SARAN
Untuk Mahasiwa atau pembaca:
Mahasiswa atau pembaca disarankan agar mengambil pelajaran asuhan
keperawatan ini sehingga apabila terdapat gejala penyakit anemia dalam
masyarakat maka kita dapat melukakn tindakan yang tepat penyakit tersebut
tidak berlanjut kea rah yang lebih buruk.

Untuk Perawat :
Hendaknya setiap Memberikan Asuhan Keperawatan harus di
dokumentasikan dengan baik dan benar untuk mempertanggung jawabkan
keadaan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Rokim, K. F., Eka, Y., Firdaus, w. 2014. Hubungan Usia dan Status Nutrisi
terhadap Kejadian Anemia pada Pasien Kanker Kolorektal. (Karya Tulis
Ilmiah). Malang: Universitas Diponegoro.

Huda Amin Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawtan
Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic Noc. Yogyakarta: Mediaction.

Heather T, Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosa Keperawatan :


Definis & klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Terjemahan Indonesia. Jakarta :
Penerbit buku kedokteran.

25

Anda mungkin juga menyukai