Prosuder (screening dan deteksi dini) , Sistem (metode one-way text messaging
program, Mobile Obstetrik Monitoring, ANC class, senam hamil) dan Alat-alat lain
dalam Pelayanan Kebidanan
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Gustina Yulia
2. Raja Wika Suciaristy Mufri
3. Zetma Yolanda R
Dosen :
T.A 2019/2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi
karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin
hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi
karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan
setiap masalah yang dihadapinya. Era Globalisasi sekarang ini kemajuan
teknologi sangat berkembang dengan begitu pesat. Salah satu kemajuan
teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang telah merambah
keberbagai bidang kehidupan manusia. Defenisi Teknologi Informasi itu
sendiri adalah Studi atau penggunaan peralatan elektronika, untuk
menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja melalui
berbagai media (seperti internet), termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.
Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan
seperti kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang
dengan begitu pesat, sehingga banyak temuan-temuan yang didapatkan
dengan bantuan Teknologi Informasi baik dalam bidang pengorganisasian
rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu
kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi
tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan
peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Dalam bidang kedokteran sendiri kemajuan Teknologi Informasi sangat
menunjang ilmu kedokteran baik klinis, dasar maupun komunitas. Sebagai
hasilnya, tidak kurang dari 750.000 jurnal dengan berbagai bahasa terbit
setiap tahunnya yang bisa di searcing melalui jaringan internet. Akan tetapi
tidak semua penelitian dapat diterapkan kepada pasien, sehingga dokter
hendaknya memiliki pemahaman mengenai metodologi penelitian. Di dunia
medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih
1
750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter
akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk
mengudapte perkembangan terbaru, Selain teknologi informasi juga
memiliki kemampuan dalam memfilter data dan mengolah menjadi
informasi. Dengan berkembangnya teknologi ,banyak manfaat yang dapat
diperoleh oleh teknologi .banyak peralatan canggih yang diciptakan oleh
tangan lincah manusia yang sangat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat
di dunia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari judul dan latar belakang diatas, maka timbul
Perumusan Masalah sebagai berikut :
Apa saja teknologi terkini di bidang kesehatan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa itu teknologi dan pengaruh teknologi di bidang
kesehatan.
b. Untuk mengetahui teknologi terkini di bidang kesehatan.
c. Menambah wawasan bagi penyusun maupun pembaca tentang teknologi di
bidang kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika
hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan risiko kelainan
kromosom.
Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit
menular pada bayi, atau disebut dengan tes TORCH. Tes ini
merupakan akronim dari lima jenis infeksi menular
yaitu toksoplasmosis, penyakit lain (termasuk HIV, sifilis, dan
campak), rubella (campak Jerman), sitomegalovirus, dan herpes
simplex.
Selain itu, tes darah juga akan digunakan untuk menentukan
golongan darah dan Rh (rhesus) Anda, yang menentukan hubungan
Rh Anda dengan janin yang sedang tumbuh.
3) Chorionic villus sampling
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yang
dilakukan dengan mengambil potongan kecil dari plasenta. Tes ini
biasanya dilakukan antara minggu ke 10 dan 12 kehamilan.
Tes ini biasanya merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes
darah yang tidak normal. Tes ini dilakukan untuk lebih memastikan
adanya kelainan genetik pada janin seperti Down syndrome.
b. Tes skrining saat hamil trimester 2
1) Tes darah
Tes darah saat hamil trimester kedua mencakup beberapa tes
darah yang disebutmultiple markers. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui adanya risiko cacat lahir atau kelainan genetik pada bayi.
Tes ini sebaiknya dilakukan pada minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.
Tes darah tersebut meliputi:
Kadar alpha-fetoprotein (AFP). Ini adalah protein yang biasanya
diproduksi oleh hati janin dan terdapat dalam cairan yang
mengelilingi janin (cairan amnion atau ketuban), dan menyilang
plasenta ke dalam darah ibu. Tingkat AFP yang tidak normal
4
mungkin meningkatkan risiko seperti spina bifida, sindrom Down
atau kelainan kromosom lainnya, cacat di perut janin, dan kembar.
Kadar hormon yang diproduksi plasenta, antara lain hCG, estriol,
dan inhibun.
2) Tes gula darah
Tes gula darah digunakan untuk mendiagnosis diabetes
gestasional. Ini merupakan kondisi yang bisa berkembang selama
kehamilan. Kondisi ini dapat meningkatkan kelahiran secara caesar
karena bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya memiliki
ukuran yang lebih besar.
Tes ini juga bisa dilakukan setelah hamil jika wanita memiliki
kadar gula darah tinggi selama kehamilan. Atau jika Anda memiliki
kadar gula darah rendah setelah melahirkan.
Ini merupakan serangkaian tes yang dilakukan setelah Anda
minum cairan manis yang mengandung gula. Jika Anda positif
memiliki diabetes gestasional, Anda memiliki risiko diabetes yang
lebih tinggi dalam 10 tahun berikutnya, dan Anda harus mendapatkan
tes lagi setelah kehamilan.
3) Amniocentesis
Selama amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim
untuk diuji. Ini berisi sel janin dengan susunan genetik yang sama
seperti bayi, serta berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh
bayi. Ada beberapa jenis amniosentesis.
Tes amniosentesis genetik untuk kelainan genetik, misalnya
spina bifida. Tes ini biasanya dilakukan setelah minggu ke 15
kehamilan. Tes ini dianjurkan jika:
Skrining tes saat hamil menunjukkan hasil yang tidak normal.
Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
Memiliki riwayat jeluarga dengan kelainan genetik tertentu.
5
c. Tes skrining saat hamil trimester 3
1) Skrining Strepococcus Group B
Strepococcus Group B (GBS) adalah kelompok bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bayi yang baru
lahir. GBS pada wanita sehat sering ditemukan di daerah mulut,
tenggorokan, saluran pencernaan, dan vagina.
GBS di vagina umumnya tidak berbahaya bagi wanita terlepas
dari sedang hamil atau tidaknya. Namun, bisa sangat berbahaya bagi
bayi yang baru lahir yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh
yang kuat. GBS dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi yang
terinfeksi saat lahir. Tes ini dilakukan dengan mengusap vagina dan
rektum ibu hamil pada usia kehamilan ke 35 sampai 37 minggu.
Jika hasil skrining GBS positif, Anda akan diberikan antibiotik
saat dalam proses persalinan untuk mengurangi risiko bayi terkena
infeksi GBS.
6
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, merubah
sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.
Tujuan Khusus kelas ANC adalah :
Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan.
Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan
cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan
pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
penanggulangan Anemia).
Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi
ibu hamil, tanda bahaya kehamilan dan P4K).
Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan
proses persalinan).
Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-
tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
KB pasca persalinan.
Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian
vit.K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
7
perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru
lahir).
Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan
serta penanggulangan malaria pada ibu hamil).
Kegiatan pelaksanaan :
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama
hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada
setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi tetap mengutamakan materi pokok.
Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, bagi ibu hamil yang
mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu hamil merupakan
kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai
di rumah diharapkan dapat dipraktekan.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120
menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit
Materi kelas Ibu hamil
Pertemuan I
Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.
Apa itu kehamilan?
Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
Apa saja yang perlu dilakukan ibu
Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
mencegah anemia.
Perawatan Kehamilan.
Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan.
Hubungan suami isteri selama kehamilan.
Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
Tanda - tanda bahaya kehamilan
Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
8
Pertemuan II
Tentang persalinan
Tanda - tanda persalinan
Tanda bahaya pada persalinan
Proses persalinan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Perawatan Nifas
Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif
Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
Tanda - tanda bahaya nifas
KB post partum
Perawatan Bayi baru lahir
Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
Tanda bahaya BBL
Pengamatan perkembangan bayi/anak
Pemberian imunisasi pada BBL
Mitos, Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
Penyakit menular
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Informasi dasar HIV/AIDS
Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
Akte kelahiran
d. Senam kehamilan
Senam hamil adalah rangkaian gerakan senam yang diperuntukkan
bagi ibu hamil. Gerakan senam hamil umumnya aman dan ringan,
sehingga dapat dilakukan di berbagai usia kehamilan. Tujuan utama senam
hamil adalah membantu ibu hamil dalam mempersiapkan diri menghadapi
proses persalinan.
9
Selain menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, olahraga juga
membantu ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan bentuk tubuh
dan berat badan. Berbagai jenis olahraga ringan dapat dilakukan selama
masa kehamilan, antara lain berjalan, berenang, atau yoga. manfaat :
10
Gerakan menekuk lutut terlalu dalam, sit-up, dan mengangkat kedua
tungkai.
Gerakan memutar pinggang saat berdiri.
11
ditandai adanya denyut jantungnya. Umumnya teknik yang digunakan
untuk deteksi detak jantung janin adalah dengan ultrasound (frekuensi 2
MHz).
Tujuan :
Untuk mengetahui detak jantung normal atau tidak, dan Untuk
menunjukkan adanya perbedaan frekuensi bunyi yang diterima oleh
pendengar dan yang dikeluarkan oleh sumber bunyi.
b. Lingkar lengan ibu
Tanda yang digunakan untuk mempermudah menidentifikasi bayi
dan bundanya, pada umumnya dipakaikkan pada bayi dan bundanya di
rumah sakit bersalin. pita LILA sepanjang 33 cm, atau meteran kain
dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm).
ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil
mulai trimester I sampai trimester III. Kelebihannya jika dibandingkan
dengan ukuran berat badan, ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan
atau status gizi ibuhamil sendiri. Seperti kita tahu, berat badan selama
kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat
organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya.
Kita tidak tahu pasti apakah pertambahan berat badan ibu selama hamil itu
berasal dari pertambahan berat badan ibu,janin ataukeduanya.
Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil,
jarang mengenai lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA
lebih baik untuk menilai status gizi ibuhamil ketimbang berat badan.
Pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan menapis
risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui
penelitian khusus untuk perempuan
Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai berikut:
Jika LILA kurang dari 23,5 cm: status gizi ibuhamil kurang, misalnya
kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia
kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
12
Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm: berarti status gizi ibuhamil
baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
c. USG ( ultrasonografi)
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang
digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari
gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan
kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound
didalam jaringan.
PEMERIKSAAN USG BERTUJUAN UNTUK :
1. Konfirmasi kehamilan
2. Mengetahui usia kehamilan
3. Menilai pertumbuhandan perkembangan janin
4. Ancaman keguguran
5. Masalah dengan plasenta
6. Kehamilan ganda/kembar
7. Mengukur cairan ketuban
8. Kelainan letak janin
9. Mengetahui jenin kelamin janin
MANFAAT :
Trimester I
Memastikan hamil atau tidak.
Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda
kehidupannya.
Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir,
denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II:
Melakukan penapisan secara menyeluruh.
Menentukan lokasi plasenta.
Mengukur panjang serviks.
13
Trimester III:
Menilai kesejahteraan janin.
Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
Melihat posisi janin dan tali pusat.
Menilai keadaan plasenta.
Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya
jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3
atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG
d. CTG ( Cardiotokografi)
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di
dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan
hubungannya dengan gerakan janin atau kontraks rahim.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG
kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat
kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu
menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak
baik. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam
hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang
bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya
diulangi dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST
(Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam
bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.
14
Indikasi :
Pemeriksaan Cardiotokografi biasanya dilakukan pada kehamilan
resiko tinggi, dan indikasinya terdiri dari :
IBU
Pre-eklampsia-eklampsia
Ketuban pecah
Diabetes mellitus
Kehamilan > 40 minggu
Vitium cordis
Asthma bronkhiale
Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
Infeksi TORCH
Bekas SC
Induksi atau akselerasi persalinan
Hipotensi.
Perdarahan antepartum.
Ibu perokok.
Ibu berusia lanjut.
Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal,
penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
JANIN
Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Gerakan janin berkurang
Suspek lilitan tali pusat
Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
Hidrops fetalis
Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
Mekoneum dalam cairan ketuban
Riwayat lahir mati
Kehamilan ganda
15
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat
penting,terutama dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi
seakan telah membuat standar baru yang harus di penuhi. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan banyak pengaruh pada
bidang kesehatan. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun
negatif. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat membawa
perubahan yang besar di masyarakat.
B. Saran
1. Sebagai insan terpelajar maka sepatutnya kita mampu untuk turut berperan
dalam mengembangkan IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ).
2. Mampu mengimplementasikan hal yang bersifat positif
dari perkembangan IPTEK tersebut kepada masyarakat luas.
3. Pantang menyerah dalam memperbaruhi dan mengembangkan IPTEK
dalam hal yang bersifat postitif.
16