Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah akan timbul apabila terdapat kesenjangan antara harapan dan

kenyataan. Oleh karena itu, perumusan masalah yang baik adalah suatu rumusan

yang jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dapat

dikemukakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Identifikasi dan prioritas

masalah kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan yang harus

dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk di

dalamnya adalah masyarakat. Dengan demikian, masalah yang akan ditanggulangi

seyogyanya merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan

kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat

berperan aktif didalamnya. Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah

kesehatan di masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit

untuk dilakukan.1

Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah

dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting. Dari berbagai masalah

kesehatan yang diidentifikasi, ada beberapa masalah kesehatan yang sangat

penting untuk diatasi. Munculnya sejumlah masalah dari analisis permasalahan

secara simultan, yang nampaknya mempunyai bobot permasalahan yang sama,

menghadapkan pengambil keputusan kepada pertanyaan, masalah manakah yang

memerlukan penanggulangan segera. Dalam menetapkan prioritas masalah ada

beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni: besarnya masalah yang

1
terjadi, pertimbangan politik, persepsi masyarakat, bisa tidaknya masalah tersebut

diselesaikan.1

Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan sumber

daya seperti sumber daya manusia, sarana dan dana. Oleh karena itu dalam

menyiapkan kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan

untuk kegiatan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan prioritas untuk

menjawab pertanyaan: masalah kesehatan atau penyakit apa yang perlu

diutamakan/diprioritas dalam program kesehatan.2

Apabila sudah didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit yang

diprioritaskan untuk ditangani maka selanjutnya perlu ditentukan jenis/bentuk

intervensi apa yang perlu diutamakan/diprioritaskan agar program yang dilakukan

dapat dicapai secara efektif dan efisien.1

Secara garis besar pemilihan prioritas masalah dapat dibagi menjadi dua

yaitu : Scoring Technique (Metode Penskoran) dan Non Scoring Technique yang

dalam makalah ini selanjutnya akan dibahas lebih lanjut.1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam tinjauan

pustaka ini adalah:

1.2.1 Apa saja dan bagaimana metode-metode yang dapat digunakan untuk

menentukan prioritas masalah?

2
1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan tinjauan pustaka ini bertujuan untuk:

1.3.1 Menjelaskan berbagai metode yang dapat digunakan untuk menentukan

prioritas masalah.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Masalah

Segala bentuk perencanaan pada dasarnya merupakan bentuk rancangan

pemecahan masalah. Masalah kesehatan bersumber dari berbagai cara, yaitu

lapora kegiatan program kesehatan, surveilans epidemiologi atau penyebaran

penyakit, hasil kunjungan lapangan dan lain-lain. Secara keseluruhan, dalam

melakukan analisis masalah kita akan dihadapkan dengan berbagai informasi yang

mencerminkan masalah yang ada pada lingkungan kerja atau lapangan.

Kemudian, perlu dilakukan telaah data-data yang ada.3

Terdapat 3 cara pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan, yaitu:3

1. Pendekatan logis. Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan

dengan mengukur mortalitas, morbiditas dan cacat yang timbul dari

penyakit yang ada dalam masyarakat. Sebagai contoh, penyakit stroke

akan menimbulkan kematian. Kondisi tersebut jelas secara logika akan

menunjukkan suatu hubungan stroke akan menyebabkan tingginya angka

mortalitas penyakit tersebut.

2. Pendekatan pragmatis. Merupakan suatu ukuran yang berkaitan dengan

upaya masyarakat untuk mendapatkan pengobatan (misalnya: jumlah

orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan).

3. Pendekatan politis. Pada pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas

dasar pendapat orang-orang penting dan berpengaruh dalam suatu

4
masyarakat. Sebagai contoh, terdapat angka kejadian hamil diluar nikah

yang terjadi pada suatu sekolah. Secara pendekatan logis dan pragmatis,

masalah tersebut dapat diidentifikasi, namun secara politis tidak. Hal

tersebut karena pemegang kebijakan (sekolah) menganggap hal tersbut

merupakan aib sekolah, sehingga tidak perlu diangkat untuk menjadi

masalah.

Data - Fishbone · Analisis Kebutuhan


Primer ANALISIS SITUASI - Pohon Masalah · Analisis Penyebab – Masalah
Sekunder - Pendekatan Blum · Analisis Sumberdaya

- USG
MENYUSUN - MCUA § Skala Prioritas
SKALA PRIORITAS - CARL Penyebab – Masalah
- HANLON

- FGD
MENENTUKAN ALTERNATIF - NGT o Prioritas Alternatif
PEMECAHAN MASALAH - BRAINSTORMING Penyelesaian Masalah
- DISKUSI KELOMPOK

- FGD
v Berdasarkan Prioritas
- NGT
MENENTUKAN TUJUAN Alternatif Terpilih
- BRAINSTORMING
v Terukur dan Spesifik
- DISKUSI KELOMPOK

Ø Perencanaan Kegiatan
MENYUSUN POA - LOKAKARYA
Ø Penjadwalan
(Plan of Action) - SEMINAR
Ø Menyusun Anggaran

MERENCANAKAN
Indikator Keberhasilan
KEGIATAN EVALUASI

B. Langkah-Langkah Menentukan Prioritas Masalah

1. Pengumpulan data

Pemgumpulan data dibutuhkan ntuk menetapkan prioritas masalah kesehatan.

Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan,

perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis,

keadaan pemerintahan, kependudukan, pendidikan, sosial budaya, pekerjaan, mata

pencaharian, dan keadaan kesehatan.3

5
2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data, yaitu menyusun

data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh

masing-masing data tersebut. Terdapat tiga macam teknik pengolahan data, yaitu

secara manual, elektrik, dan mekanik.3

3. Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan, dan terdapat tiga macam penyajian

data yang lazim digunakan yaitu tekstual, tabulasi, dan grafik.3

4. Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak semua

masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah,

dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.3

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan

oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan

urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting.

Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik,

jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta

dirumuskan secara sistematis.3

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang

harus diperhatikan, yakni :3

1. Besarnya masalah yang terjadi

2. Pertimbangan politik

3. Persepsi masyarakat

4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

6
Dalam menetapkan prioritas sebelumnya kita menentukan kriteria

untuk menetapkan prioritas, anda dapat menggunakan salah satu dari tiga

metode, yaitu: dot voting, weighted voting atau consensus voting – tergantung

waktu, sumber dan sifat kelompok.

1. “Dot Voting“:

Berikan masing-masing anggota kelompok sejumlah ‘votes’

dengan menggunakan stiker titik-titik warna. Aturan mainnya adalah,

masing-masing orang mendapat sejumlah titik yang menunjukkan VA

dari jumlah item. Pemilahan dan penggabungan ide-ide dapat ditunda

sampai selesainya voting, jadi waktu tidak akan terbuang percuma untuk

mendiskusikan item-item dengan prioritas rendah. Voting ulang dapat

dilakukan beberapa kali bersamaan dengan pemilihan dan

pengklasrifikasian ide. Dot voting ini merupakan metode dengan

visualisasi tinggi dan sederhana. Kekurangannya adalah metode ini

mengambil opini mayoritas dan menyingkirkan kelompok minoritas yang

dapat merusak interaksi kelompok di masa yang akan datang.

2. Weighted Voting“:

Poin diberikan pada ranking individu. Contohnya, jika anggota

diharuskan meranking lima pilihan teratas, maka 5 suara dapat memilih

pilihan pertama, 4 suara untuk pilihan kedua, 3 suara untuk pilihan ketiga

dan seterusnya. Seluruh nilai individu untuk tiap item kemudian ditotal

dan item dapat diranking (diurutkan) berdasarkan nilai total kelompok.

Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan straight voting dalam

7
mengukur pilihan anggota. Metode ini juga dapat dilakukan dan

dijumlahkan atau ditotal antara pertemuan, sehingga kelompok tidak

menghabiskan waktunya hanya untuk menyelesaikan tugas ini.

3. “Consensus decision“:

a. Metode ini paling banyak menyita waktu, namun penting karena

implementasi keputusan membutuhkan penerimaan dan komitmen

dari seluruh anggota kelompok. Aturan dasar untuk membangun

konsensus adalah Meminta seluruh anggota kelompok berdiskusi.

b. Hindari argumentasi.

c. Nyatakan seluruh kekhawatiran/masalah/isu (terutama pandangan-

pandangan minor).

d. Dengarkan seluruh kekhawatiran/masalah/isu. Ajukan pertanyaan

klarifikasi, dan paraphrase kekhawatiran/masalah/isu (mengulangi

pernyataan kekhawatiran/masalah/isu tersebut dengan bahasa anda

sendiri).

e. Catat pro dan kontra masing-masing posisi dalam suatu chart.

f. Jika ada dua posisi yang bertentangan (konflik), carilah yang ketiga

untuk mengatasi perbedaan.

g. Dapatkan ekspresi dukungan dari seluruh anggota kelompok sebelum

membuat keputusan final.

5. Menentukan Bobot Masalah

Menentukan bobot masalah adalah suatu proses pemberian nilai terhadap

kriteria yang telah dipilih. Hal ini mempunyai tujuan agar dapat membandingkan

antara satu kriteria dengan kriteria lainya yang dilihat dari nilai bobot tersebut.

8
Langkah-langkah dalam menetapkan bobot masalah:

a. Kriteria yang sudah ditetapkan dikaji dan di bahas secara rici

sehingga kesahihannya (validitas) setiap kriteria diterima oleh

semua anggota.

b. Masing-masing anggota menentukan, memberikan bobot terhadap

kriteria yang ada. Biasanya bobot yang diberikan berkisar antara 1-

5 atau 1-10 apabila ingin memperoleh variasi nilai yang cukup luas.

· Kriteria yang sangat penting : Skor 5

· Kriteria yang penting : Skor 4

· Kriteria yang cukup penting : Skor 3

· Kriteria yang kurang penting : Skor 2

· Kriteria yang tidak penting : Skor 1

c. Bobot yang telah ditentukan pada masing-masing kriteria

dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-ratanya sehingga

didapatkan bobot sebenarnya.

d. Menetapkan skor

Menetapkan skor permasalahan yang dihadapi atas dasar kriteria

yang telah ditentukan. Caranya dengan menjumlahkan skor dari

setiap kriteria, sehingga didapatkan skor total bagi setiap masalah

yang ada. Dari total inilah diperoleh urutan atau prioritas masalah

kesehatan

C. Penyusunan Prioritas Masalah

Masing-masing organisasi secara garis besar mempunyai pernyataan yang

jelas mengenai prioritas program yang diacu secara resmi dan diperbarui setiap

9
jangka waktu tertentu. Prioritas tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan

yang juga dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya. Akan tetapi, dalam

kenyataannya banyak organisasi yang baru menyadari bahwa mereka tidak

memiliki prioritas yang jelas hingga organisasi tersebut mengalami masalah dan

krisis.1,2,3

Penentuan prioritas merupakan proses mengidentifikasi aktivitas yang

paling penting dalam sebuah organisasi. Prioritas (priority setting) dikembangkan

sebagai dasar pembuatan keputusan. Penentuan prioritas perlu dikembangkan

dengan memahami sumber-sumber daya yang bermanfaat untuk mencapai hasil

(outcomes) dan pengaruh (impact) yang diharapkan. Ketersediaan dari sumber

daya dapat menjadi faktor utama dalam penentuan prioritas.1,3

Prioritas masalah disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dan disesuaikan

dengan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Pada umumnya, penyusunan

prioritas akan memperhatikan masalah-masalah dasar yang dihadapi maupun

faktor-faktor yang menghambat tercapainya suatu tujuan. Oleh karena itu,

pemahaman terhadap akar permasalahan yang dihadapi menjadi modal utama bagi

pengambil keputusan, khususnya yang terkait dengan masalah fundamental.1,3

Efektifitas penentuan prioritas masalah berhubungan erat dengan proses

pengambilan keputusan. Dalam hal ini, pengambilan keputusan harus

mempertimbangkan tujuan organisasi, baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi

sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin,

sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan yang ada serta

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan

10
tujuan dari analisis ini. Pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang

merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah

selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas,

sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang dimaksud dengan

masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan

kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan

penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan kesehatan).1,2,3

D. Metode Penentuan Prioritas Masalah

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan

pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu

dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara

menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan

mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan

dalam penetapan prioritas masalah meliputi:3

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan beberapa

teknik, yaitu:

I. TEKNIK NON SKORING

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter

dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara

menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non

skoring.

11
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi

kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). Ada 2

NGT yakni:

A. Metode Delbeque

Metode ini merpakan metode kualitatif dimana prioritas masalah penyakit

ditentukan oleh panel expert. Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik

ini adalah melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para

peserta yang tidak sama keahliannya maka sebelumnya dijelaskan dahulu

sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang

akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

Adapun caranya adalah sebagai berikut:1,2,3,4

a. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah

antara 6 sampai 8 orang.

b. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan

ditentukan peringkat prioritasnya.

c. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat atau

urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya.

d. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup.

e. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya

dituliskan di belakang setiap masalah.

f. Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil

berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat

tersebut, dengan harapan masing-masing orang akan memertimbangkan kembali

12
peringkat yang diberikannya setelah mengetahui nilai rata-rata. Tidak ada diskusi

dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan memengaruhi

orang lain. Cara ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

a. Menentukan siap yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat

prioritas tersebut.

b. Penentuan peringkat bisa sangat subyektif.

c. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda

dan tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.

B. Metode Delphi

Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai

keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah

yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui

pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak

dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari. Adapun caranya adalah

sebagai berikut:1,2,3,4

a. Identifikasi masalah yang hendak/perlu diselesaikan;

b. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap

mengetahui dan menguasai permasalahan;

c. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali

jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi

penyelesaian masalah;

13
d. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang

muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan;

e. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala

prioritas/memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan

mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.

II. TEKNIK SKORING

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score

(nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang

dimaksud adalah:1,2,3,4

- Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah;

- Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase);

- Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree

of unmeet need);

- Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social

benefit);

- Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical

feasibility);

- Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi

masalah (resources availibilily).

Secara terperinci cara-cara tersebut antara lain:

A. Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:1,3,4

- Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi.

14
- Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah

dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan

angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.

- Manageability: sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk

mengatasinya.

- Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah

kesehata tersebut.

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu

sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian

dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah

dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan

sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil

yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.1,3,4

Contoh tabel pengunaan metode Bryan:

15
B. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)

Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter diletakkan

pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan

dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:1,2,3,4

- Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah.

- Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan

case fatality rate masing-masing penyakit .

- Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif

untuk mengatasi masalah tersebut.

- Community and political concern: Menunjukkan sejauh mana masalah

tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.

- Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke

parameter yang lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut.

Contoh Teknik PAHO

Teknik ini dikembangkan oleh PAHO (Pan American Health Organization).

Prioritas masalah kesehatan ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Magnitude (M) masalah

Menunjukan berapa banyak penduduk yang terkena masalah tersebut. Ini

bisa ditunjukan oleh prevalensi penyakit tersebut di masyarakat. Dalam hal ini

misalnya, magnitude ISPA lebih besar daripada HIV/AIDS, sehingga dari segi

magnitude, ISPA lebih penting daripada HIV/AIDS.

2) Severity (S)

16
Menunjukan tingkat keparahanan dampak yang diakibatkan oleh masalah

kesehatan tersebut. Ini bisa ditunjukan misalnya oleh CFR (case fatality rate)

penyakit yang bersangkutan atau oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk

menanggulangi atau mengobatinya. Dalam hal ini, severity HIV/AIDS jauh lebih

besar daripada influenza.

3) Vulnerability (V)

Menunjukkan apakah kita memiliki cara atau teknologi yang murah dan

efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, campak lebih vulnerable

dibandingkan TB, karena campak mudah dicegah dengan imunisasi sedangkan

TB, seperti kita ketahui tidak mudah.

4) Community concern (C)

Menunjukkan tingkat kehebohan yang ditimbulkan oleh masalah tersebut di

tengah masyarakat. Penyakit HIV/AIDS tentu lebih menghebohkan daripada TB

misalnya.

Cara menggunakan keempat indikator tersebut adalah meminta pendapat

sejumlah ahli (antara 5 – 8 orang) untuk memberikan skor bagi masing-masing

masalah yang akan ditentukan peringkat prioritasnya. Besarnya skor tersebut

adalah antara 1 sampai 10. Hasil tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

tabel berikut:

17
Penyakit M S V C Total

HIV/AIDS 2 10 2 8 320

TBC 6 5 4 6 720

Malaria 7 4 6 4 672

Ca Paru 3 7 4 4 336

ISPA 10 2 8 3 480

Dalam contoh diatas, para ahli memberikan skor secara vertikal untuk

kelima masalah tersebut. Skore masing-masing berkisar 1 sampai 10. Kemudian

dihitung skor rata-rata dari sejumlah pakar tersebut. Skor rata-rata tersebut ditulis

dalam kolom yang relevan (misalnya mulai dari kolom M). Kemudian berikutnya

dilakukan untuk kolom S dari atas ke bawah (vertikal), demikian selanjutnya

untuk kolom V dan C. Setelah itu, skor dikalikan dengan arah horizontal.

Hasilnya ditulis pada kolom paling kanan. Dalam contoh di atas, maka urutan

prioritas adalah: (1) TB, (2) Malaria, (3) ISPA, (4) Ca Paru, dan (5) HIV/AIDS.

Ada beberapa kelemahan cara ini, yaitu: a) Menentukan siapa yang disebut

sebagai ahli atau pakar; b) Orang akan bias terhadap masalah yang dikuasainya,

artinya pakar HIV/AIDS cenderung memberi skor tinggi untuk masalah tersebut;

c) Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan skor

atas pertimbangan subyektif.

Kelebihan dari metode PAHO adalah :

1. Cara ini mudah dilakukan dan cepat.

2. Beberapa kriteria penting dapat di masukan dalam pertimbangan penentuan

skala prioritas.

18
3. Penilaiyan lebih luas di bandingkan dengan metode matrix.

Kekurangan metode PAHO adalah:

1. Karena penilaiaan di lakukan oleh beberapa orang sehingga di butuhkan ahli

untuk menyatukan persepsi yang di tentukan supaya tidak bias.

2. Penentuan kriteria kadang-kadang tidak tepat sesuai dengan masalah, dan

rentan terjadi bias.

C. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Method)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini

memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria

diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara

untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi,

argumentasi, dan justifikasi. Kriteria yang dipakai terdiri dari:1,2,3,4

· Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian.

· Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.

· Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

· Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.

· Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional.

Kelebihan dari metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)

adalah :

1. Metode ini mudah dilakukan dan cocok untuk menentukan prioritas

masalah

2. Metode ini relatif murah

19
3. Karena keputusan diambil secara konsensus, maka dapat dihindari adanya

anggota yang dominan.

Kekurangan

1. Seleksi anggota yang kurang teliti, dapat menghasilkan keputusan yang

tidak tepat

2. Selisih yang kecil (<5%) pada hasil perhitungan dianggap bermakna.

D. Metode Hanlon

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing

adalah :1,3,4,5

1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah

· Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit

tersebut

· Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah

tersebut

· Besarnya kerugian lain yang diderita

20
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya

angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu

3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah dilihat

dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang

akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan

masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah).

4. Kelompok kriteria D = PEARL faktor, dimana :

P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai

kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.

E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi

terkait/instansi lainnya.

R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk

memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)

L = Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundangan-

undangan/peraturan terkait seperti peraturan

pemerintah/juklak/juknis/protap.

Langkah-langkah menggunakan metode ini adalah:

1. Memberikan nilai pada kriteria msing-masing pada rentang 1-10

2. Gunakan tes PEARL setelah permasalahan telah diberikan nilai

berdasarkan kriterianya masing-masing. Apabila terdapat satu TIDAK

pada 5 tes tersebut, maka masalah dapat ditinggalkan dan bukan menjadi

prioritas

3. Hitung nilai dengan rumus [A+(2xB)]xC

21
4. Urutkan nilai untuk menjadi prioritas

E. Metode CARL

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode

CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.

Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:1,2,3,4

C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)

A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau

tidak.. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara /

teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan.

R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan

sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.

L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang

lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

Kelebihan dari pengunaan metode CARL

1. Dengan masalah yang relatif banyak, bisa ditentukan peringkat atas

masing-masing masalah sehingga bisa diperoleh prioritas masalahnya.

Kekurangan penggunaan metode CARL

1. Penentuan skor sangat subyektif, sehingga sulit untuk distandarisasi.

2. Penilaian atas masing-masing kriteria terhadap masalah yang diskor perlu

kesepakatan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam penentuan

peringkat (prioritas).

22
3. Objektifitas hasil peringkat masalah kurang bisa dipertanggungjawabkan

karena penentuan skor atas kriteria yang ada bersifat subyektif.

Contoh tabel metode CARL:

Daftar Total
No C A R L Urutan
Masalah Nilai
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III

F. Metode Reinke

Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai

skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:1,3,4

M : Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari

% atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat

serta kepentingan instansi terkait.

I : Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan

mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.

V : Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari

perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan

(input) yang dipergunakan.

C : Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

23
Contoh tabel metode Reinke :

G. Metode USG

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk

menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan

menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan

menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi

merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness,

dan growth dapat diuraikan sebagai berikut :1,3,4

1. Urgency.

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu

yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan

masalah yang menyebabkan isu tadi.

2. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang

timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu

tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah

penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang

24
sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih

serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.

3. Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin

memburuk kalau dibiarkan.

Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah

dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada,

serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek

dari masalah itu sendiri.

Kelebihan metode USG :

1. Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama sehingga

dapat dipertanggung jawabkan

2. Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan objektivitas

3. Bisa diidentifikasikan lebih lanjut apakah masalah tersebut dapat

diselesaikan seara manageable atau tidak

Kekurangan metoe USG :

1. Cara ini lebih banyak berdasarkan asumsi dengan keterbatasan tertentu yang

melemahkan eksistensi permasalahan

2. Jika asumsi yang disepakati lebih banyak dengan keterbatasan maka

hasilnya akan bersifat subjektif.

25
Contoh metode USG:

No Masalah U S G Total

1 Masalah A 5 3 3 11

2 Masalah B 4 4 4 12

3 Masalah C 3 5 5 13

Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar,


3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)

26
BAB III

PENUTUP

Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat

saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk dilakukan. Cara

pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu : Scoring Technique (Metode Penskoran) misal:

metode USG, metode Hanlon, metode MCUA, metode CARL, PAHO, cara

Bryant, cara ekonometrik, dan Non Scoring Technique (NGT, Delphin Technique

dan Delbech Technique). Pemilihan kedua cara tersebut berdasarkan ada tidaknya

data yang tersedia.

27

Anda mungkin juga menyukai