PENDAHULUAN
kenyataan. Oleh karena itu, perumusan masalah yang baik adalah suatu rumusan
kesehatan di masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit
untuk dilakukan.1
Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah
1
terjadi, pertimbangan politik, persepsi masyarakat, bisa tidaknya masalah tersebut
diselesaikan.1
daya seperti sumber daya manusia, sarana dan dana. Oleh karena itu dalam
menyiapkan kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan
Secara garis besar pemilihan prioritas masalah dapat dibagi menjadi dua
yaitu : Scoring Technique (Metode Penskoran) dan Non Scoring Technique yang
1.2.1 Apa saja dan bagaimana metode-metode yang dapat digunakan untuk
2
1.3 Tujuan Penulisan
prioritas masalah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Masalah
melakukan analisis masalah kita akan dihadapkan dengan berbagai informasi yang
4
masyarakat. Sebagai contoh, terdapat angka kejadian hamil diluar nikah
yang terjadi pada suatu sekolah. Secara pendekatan logis dan pragmatis,
masalah.
- USG
MENYUSUN - MCUA § Skala Prioritas
SKALA PRIORITAS - CARL Penyebab – Masalah
- HANLON
- FGD
MENENTUKAN ALTERNATIF - NGT o Prioritas Alternatif
PEMECAHAN MASALAH - BRAINSTORMING Penyelesaian Masalah
- DISKUSI KELOMPOK
- FGD
v Berdasarkan Prioritas
- NGT
MENENTUKAN TUJUAN Alternatif Terpilih
- BRAINSTORMING
v Terukur dan Spesifik
- DISKUSI KELOMPOK
Ø Perencanaan Kegiatan
MENYUSUN POA - LOKAKARYA
Ø Penjadwalan
(Plan of Action) - SEMINAR
Ø Menyusun Anggaran
MERENCANAKAN
Indikator Keberhasilan
KEGIATAN EVALUASI
1. Pengumpulan data
Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan,
5
2. Pengolahan Data
data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh
masing-masing data tersebut. Terdapat tiga macam teknik pengolahan data, yaitu
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, dan terdapat tiga macam penyajian
urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting.
jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta
2. Pertimbangan politik
3. Persepsi masyarakat
6
Dalam menetapkan prioritas sebelumnya kita menentukan kriteria
untuk menetapkan prioritas, anda dapat menggunakan salah satu dari tiga
metode, yaitu: dot voting, weighted voting atau consensus voting – tergantung
1. “Dot Voting“:
sampai selesainya voting, jadi waktu tidak akan terbuang percuma untuk
2. Weighted Voting“:
pilihan pertama, 4 suara untuk pilihan kedua, 3 suara untuk pilihan ketiga
dan seterusnya. Seluruh nilai individu untuk tiap item kemudian ditotal
7
mengukur pilihan anggota. Metode ini juga dapat dilakukan dan
3. “Consensus decision“:
b. Hindari argumentasi.
pandangan minor).
sendiri).
f. Jika ada dua posisi yang bertentangan (konflik), carilah yang ketiga
kriteria yang telah dipilih. Hal ini mempunyai tujuan agar dapat membandingkan
antara satu kriteria dengan kriteria lainya yang dilihat dari nilai bobot tersebut.
8
Langkah-langkah dalam menetapkan bobot masalah:
semua anggota.
5 atau 1-10 apabila ingin memperoleh variasi nilai yang cukup luas.
d. Menetapkan skor
yang ada. Dari total inilah diperoleh urutan atau prioritas masalah
kesehatan
jelas mengenai prioritas program yang diacu secara resmi dan diperbarui setiap
9
jangka waktu tertentu. Prioritas tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan
yang juga dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya. Akan tetapi, dalam
memiliki prioritas yang jelas hingga organisasi tersebut mengalami masalah dan
krisis.1,2,3
dengan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Pada umumnya, penyusunan
pemahaman terhadap akar permasalahan yang dihadapi menjadi modal utama bagi
panjang. Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi
sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan yang ada serta
10
tujuan dari analisis ini. Pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang
kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
1. Menetapkan kriteria
teknik, yaitu:
dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara
menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non
skoring.
11
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). Ada 2
NGT yakni:
A. Metode Delbeque
ini adalah melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para
akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
12
peringkat yang diberikannya setelah mengetahui nilai rata-rata. Tidak ada diskusi
dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan memengaruhi
prioritas tersebut.
c. Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda
B. Metode Delphi
keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah
sebagai berikut:1,2,3,4
penyelesaian masalah;
13
d. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang
(nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang
dimaksud adalah:1,2,3,4
of unmeet need);
benefit);
feasibility);
A. Metode Bryant
14
- Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah
mengatasinya.
kesehata tersebut.
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu
sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian
dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
15
B. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)
pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari
bisa ditunjukan oleh prevalensi penyakit tersebut di masyarakat. Dalam hal ini
misalnya, magnitude ISPA lebih besar daripada HIV/AIDS, sehingga dari segi
2) Severity (S)
16
Menunjukan tingkat keparahanan dampak yang diakibatkan oleh masalah
kesehatan tersebut. Ini bisa ditunjukan misalnya oleh CFR (case fatality rate)
penyakit yang bersangkutan atau oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk
menanggulangi atau mengobatinya. Dalam hal ini, severity HIV/AIDS jauh lebih
3) Vulnerability (V)
Menunjukkan apakah kita memiliki cara atau teknologi yang murah dan
misalnya.
adalah antara 1 sampai 10. Hasil tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
tabel berikut:
17
Penyakit M S V C Total
HIV/AIDS 2 10 2 8 320
TBC 6 5 4 6 720
Malaria 7 4 6 4 672
Ca Paru 3 7 4 4 336
ISPA 10 2 8 3 480
Dalam contoh diatas, para ahli memberikan skor secara vertikal untuk
dihitung skor rata-rata dari sejumlah pakar tersebut. Skor rata-rata tersebut ditulis
dalam kolom yang relevan (misalnya mulai dari kolom M). Kemudian berikutnya
untuk kolom V dan C. Setelah itu, skor dikalikan dengan arah horizontal.
Hasilnya ditulis pada kolom paling kanan. Dalam contoh di atas, maka urutan
prioritas adalah: (1) TB, (2) Malaria, (3) ISPA, (4) Ca Paru, dan (5) HIV/AIDS.
Ada beberapa kelemahan cara ini, yaitu: a) Menentukan siapa yang disebut
sebagai ahli atau pakar; b) Orang akan bias terhadap masalah yang dikuasainya,
artinya pakar HIV/AIDS cenderung memberi skor tinggi untuk masalah tersebut;
c) Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan skor
skala prioritas.
18
3. Penilaiyan lebih luas di bandingkan dengan metode matrix.
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini
diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara
adalah :
masalah
19
3. Karena keputusan diambil secara konsensus, maka dapat dihindari adanya
Kekurangan
tidak tepat
D. Metode Hanlon
adalah :1,3,4,5
tersebut
tersebut
20
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya
dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang
akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan
terkait/instansi lainnya.
pemerintah/juklak/juknis/protap.
pada 5 tes tersebut, maka masalah dapat ditinggalkan dan bukan menjadi
prioritas
21
4. Urutkan nilai untuk menjadi prioritas
E. Metode CARL
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
peringkat (prioritas).
22
3. Objektifitas hasil peringkat masalah kurang bisa dipertanggungjawabkan
Daftar Total
No C A R L Urutan
Masalah Nilai
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III
F. Metode Reinke
M : Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari
23
Contoh tabel metode Reinke :
G. Metode USG
menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi
1. Urgency.
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang
24
sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada,
serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek
1. Cara ini lebih banyak berdasarkan asumsi dengan keterbatasan tertentu yang
25
Contoh metode USG:
No Masalah U S G Total
1 Masalah A 5 3 3 11
2 Masalah B 4 4 4 12
3 Masalah C 3 5 5 13
26
BAB III
PENUTUP
saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk dilakukan. Cara
metode USG, metode Hanlon, metode MCUA, metode CARL, PAHO, cara
Bryant, cara ekonometrik, dan Non Scoring Technique (NGT, Delphin Technique
dan Delbech Technique). Pemilihan kedua cara tersebut berdasarkan ada tidaknya
27