Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU MASYARAKAT DI BAGIAN TENGAH BATANG INO

TERHADAP SAMPAH DI NAGARI SALIMPAUNG


KECAMATAN SALIMPAUNG KABUPATEN TANAH DATAR

Achmad Norival
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
email: ahmadnorival@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perilaku masyarakat di bagian tengah Batang
Ino terhadap sampah dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat membuang
sampah ke Batang Ino di Nagari Salimpaung Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar . Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini adalah
data primer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan bahwa: (1) Perilaku masyarakat di bagian tengah
Batang Ino terhadap sampah di Nagari Salimpaung Kabupaten Tanah Datar sebagian besar masih
kurang baik hal ini dibuktikan dari sikap masyarakat pada umumnya membuang sampah ke Batang
Ino, namun ada juga sebagian kecil dari mereka memilih untuk membakar sampah di belakang rumah.
Sampah di Batang Ino juga berasal dari warga luar Nagari Salimpaung yang dibuang pada malam hari
dekat jembatan Batang Ino. (2) ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat membuang
sampah ke Batang Ino yang pertama faktor internal yaitu kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan
sampah, motivasi masyarakat, persepsi masyarakat tentang fungsi sungai dan faktor eksternal yaitu
aspek fisik berupa fasilitas kebersihan yang belum tersedia di Nagari Salimpaung.

Kata Kunci :Perilaku Masyarakat, Sampah.

ABSTRACT
This study aims to determine (1) the behavior of society in the middle of Batang Ino toward
garbage and (2) the factors that influence the behavior of society in throwing garbage to Batang Ino
Salimpaung Tanah Datar regency. This was a qualitative research. The data used to complete the
research was primary data. The techniques of data collection used in this research were observation,
interview, and documentation. The data analysis used was measured by using data reduction, data
presentation, and conclusion. This research resulted: (1) The behavior of society in middle of Batang
Ino in toward garbage in Salimpaung Tanah Datar Regency mostly not really good. It couldbe seen
from the society’s behaviour. Most of the inhabitants threw the garbage to Batang Ino. However, some
inhabitants tended to burn the garbage behind their house. The garbage also came from the
inhabitants outside of Salimpaung, who disposed it near the bridge of Batang Ino at night. (2) there
were two factors that influence the behavior of society in throwing garbage to Batang Ino. first the
internal factor. That were lack of knowledge about waste management, the motivation , the perception
about the function of the river. Second, the external factor, that was the facility higiene which is not
availabel in Salimpaung.

Keywords: Behavior of society, Garbage.

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Untuk wisuda periode Maret 2018

262
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
PENDAHULUAN mengganggu kehidupan disekitarnya; 3)
Masalah lingkungan hidup telah Di sekitar pembuangan sampah akan
menjadi masalah pelik dalam terjadi kekurangan oksigen. Keadaan ini
keberlanjutan kehidupan di permukaan disebabkan karena proses perombakan
bumi karena pencemaran lingkungan sampah menjadi senyawa-senyawa
yang di akibatkan oleh perilaku sederhana di perlukan oksigen yang
masyarakat yang kurang peduli terhadap diambil dari udara disekitarnya. Karena
lingkungan. Seperti pada saat ini yang kekurangan oksigen dapat menyebabkan
banyak terjadi di perkotaan, lingkungan kehidupan flora dan fauna menjadi
yang tercemari akibat limbah pabrik yang terdesak; 4) Gas-gas yang di hasilkan
mengandung bahan kimia beracun selama degradasi (pembusukan) sampah
sehingga membuat lingkungan terganggu dapat membahayakan karena kadang-
pada beberapa daerah tertentu bahkan kadang proses pembusukan ada
telah mencapai tingkat membahayakan mengeluarakan gas beracun; 5) Dapat
kelangsungan makhluk hidup. menimbulkan berbagai penyakit, terutama
Pencemaran lingkungan adalah yang dapat ditularkan oleh lalat atau
suatu perubahan lingkungan yang tidak serangga lainnya, binatang seperti tikus,
menguntungkan, baik secara menyeluruh anjing dan; 6) Secara estetika sampah
atau akibat hasil sampingan (langsung tidak dapat di golongkan sebagai
atau tidak langsung) dalam perubahan- pemandangan yang nyaman untuk di
perubahan pola penggunaan energi dan nikmati.
materi. Tingkatan jumlah radiasi, bahan- Salah satu bentuk pencemaran
bahan fisika dan kimia, serta jumlah lingkungan yang terjadi pada saat ini
organisme (Pandia, 1996:6). terdapat di Batang Ino di Nagari
Kerugian yang ditimbulkan akibat Salimpaung Kabupaten Tanah Datar,
oleh perilaku membuang sampah ke tumpukan sampah yang ada di Batang Ino
sungai jika ditinjau dari segi membuat kondisi sungai dipenuhi oleh
keseimbangan lingkungan, kesehatan, sampah sehingga menimbulkan aroma
keamanan, dan pencemaran menurut yang tidak sedap serta mencemari air
Hadiwiyoto (1983) antara lain : 1) sungai, sampah-sampah tersebut seperti
Sampah dapat menyebabkan pencemaran sampah pertanian, sampah rumah tangga,
udara karena mengandung gas-gas yang botol atau kaleng minuman, plastik
terjadi dan rombakan sampah bau yang makanan. Air sungai tersebut
tidak sedap, daerah becek dan kadang- dimanfaatkan untuk pengairan irigasi,
kadang berlumpur terutama ketika musim serta untuk mandi dan mencuci bagi
penghujan datang; 2) Sampah yang masyarakat terlebih lagi sungai tersebut
bertumpuk dapat menimbulkan kondisi juga terletak di pinggir jalan raya
dari segi fisik dan kimia yang tidak sesuai Batusangkar-Bukittinggi sehingga
dengan lingkungan normal, yang dapat

263
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
menimbulkan pemandangan yang tidak termasuk perilaku manusia. Hereditas
enak dilihat. atau faktor keturunan adalah konsepsi
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut dasar atau modal untuk perkembangan
maka akan semakin mencemari Batang perilaku makhluk hidup itu untuk
Ino yang semakin hari di penuhi oleh selanjutnya. Sedangkan lingkungan
sampah. Air yang telah tercemari oleh adalah kondisi atau lahan untuk
sampah tentu tidak baik bagi tanaman perkembangan perilaku tersebut. Suatu
apalagi untuk mandi dan mencuci. mekanisme pertemuan antara kedua
Diperlukan usaha dan tindakan untuk faktor dalam rangka terbentuknya
menjaga serta menyelamatkan lingkungan perilaku disebut proses belajar (learning
hidup dari proses pencemaran lebih lanjut proses).
agar tidak munculnya bencana Sarwono (2011:9) Perilaku atau
lingkungan disebabkan oleh masyarakat tingkah laku adalah perbuatan manusia
yang tidak bertanggung jawab terhadap baik terbuka (Over Behavior) maupun
keseimbangan hubungan antara manusia tidak terbuka (Covert Behavior).Perilaku
dengan lingkungan sehingga lingkungan atau tingkah laku merupakan yang dapat
menjadi rusak salah satunya ditentukan ditangkap secara langsung melalui indera
oleh perilaku masyarakat agar tidak lagi misalnya membuang sampah serta
membuang sampah ke sungai. mengambil sampah yang berserakan dan
Di perlukan adanya pengelolaan yang tidak dapat ditangkap secara
sampah yang baik mulai dari langsung oleh indera misalnya Motivasi,
pengumpulan dan pengangkutan sampah Sikap, Minat, dan Perasaan. Menurut
ke tempat penampungan sementara (TPS) Skinner dalam Achmadi (2013: 122)
sampah, dan selanjutnya ke tempat perilaku yang berhubungan dengan
penampungan akhir (TPA), kemudian lingkungan banyak hal yang dapat
pemusnahan dan pengelolaan sampah dilakukan disini, mulai dari perilaku
seperti ditanam (landfill), dibakar membuang sampah, perilaku bersin,
(incerenation), dan dijadikan pupuk berkendara agar tidak menyebabkan
(composting) dengan demikian pencemaran udara, `membuang limbah
permasalahan mengenai sampah akan rumah tangga, dan lain sebagainya.
berkurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Notoatmodjo (136:2011) terbentuknya perilaku dapat
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik 1. Faktor intern, yang mencakup:
(keturunan) dan lingkungan. Secara pengetahuan, kecerdasan, persepsi,
umum dapat dikatakan bahwa faktor emosi, motivasi, dan sebagainya yang
genetik dan lingkungan itu merupakan berfungsi mengolah rangsangan dari
penentu dari perilaku makhluk hidup luar. Motivasi merupakan penggerak

264
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
perilaku, hubungan antara kedua manusia maupun proses-proses alam yang
kontruksi ini cukup kompleks, antara tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan
lain: (a) motivasi yang sama dapat dapat mempunyai nilai ekonomi yang
diarahkan oleh motivasi yang berbeda negatif karena penanganannya baik untuk
demikian pula perilaku yang sama membuang atau membersihkannya
dapat saja diarahkan oleh motivasi membutuhkann biaya yang cukup besar.
yang berbeda, (b) motivasi Menurut (Notoadmojo, 2011:190)
menggerakkan perilaku pada tujuan Sampah adalah sesuatu bahan atau benda
tertentu, (c) penguatan positif padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
menyebabkan satu perilaku tertentu manusia, atau benda padat yang sudah
cenderung untuk diulang kembali, (d) tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan
kekuatan perilaku dapat melemah manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan
akibat perbuatan itu bersifat tidak masyarakat Amerika membuat batasan,
menyenangkan. Pengetahuan adalah sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak
hasil dari tahu, dan terjadi setelah digunakan, tidak dipakai, tidak di senangi,
seseorang melakukan melakukan atau sesuatu yang dibuang yang berasal
pengindraan terhadap objek tertentu. dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi
Tanpa pengetahuan seseorang tidak dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas
mempunyai dasar untuk mengambil bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan
keputusan dan menentukan tindakan manusia yang dibuang karena sudah tidak
terhadap masalah yang dihadapi. berguna. Sehingga bukan semua benda
2. Faktor ekstern, meliputi lingkungan padat yang tidak digunakan dan dibuang
sekitar, baik fisik maupun nonfisik disebut sampah, misalnya: benda-benda
seperti: iklim, manusia, sosial- alam, benda-benda yang keluar dari bumi
ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya akibat gunung meletus, banjir, pohon di
(Notoadmojo, 142: 2011). hutan yang tumbang akibat angin rebut,
Sampah adalah segala sesuatu yang dan sebagainya.
tidak lagi dikehendaki oleh yang punya Menurut (Agus Maryono, 30: 2008)
dan bersifat padat (Juli fungsi sungai yaitu:
Soemirat,200:152). Sedangkan menurut a. fungsi sebagai saluran Eko-Drainase
(Azrul Azwar, 1996: 54) sampah adalah (Drainase Ramah Lingkungan), sungai
sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, dalam suatu sistem sungai (river basin)
tidak disenangi atau sesuatu yang harus merupakan komponen eko-drainase
dibuang, yang umumnya berasal dari utama pada basin yang bersangkutan.
kegiatan yang dilakukan oleh manusia Bentuk dan ukuran alur sungai
(termasuk kegitan industry). Sedangkan alamiah, dalam kaitannya dengan eko-
menurut (Wibisono, 2014) sampah pada drainase, merupakan bentuk yang
dasarnya merupakan suatu bahan yang sesuai dengan kondisi geologi,
terbuang dari suatu sumber hasil aktivitas geografi, ekologi, dan hidrologi daerah

265
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
tersebut. Konsep alamiah eko-drainase sampah di Nagari Salimpaung Kabupaten
adalah bagaimana membuang air Tanah Datar. Menurut Arikunto (2006)
kelebihan selambat-lambatnya ke Penelitian Kualitatif dilakukan dan terjadi
sungai. secara ilmiah, apa adanya, dalam situasi
b. fungsi sebagai saluran irigasi. Dalam normal tidak dimanipulasi keadaan dan
perencanaan bangunan irigasi teknis kondisinya.
sungai yang dapat dipakai sebagai Sebagaimana di tuangkan dalam
saluran irigasi teknis, jika dari segi judul penelitian ini, maka yang dijadikan
teknis memungkinkan. Kehilangan air daerah penelitian ini adalah Nagari
di saluran dengan menggunakan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar,
sungai kecil lebih kecil dari pada untuk mengetahui mengenai Perilaku
menggunakan saluran tanah buatan, Masyarakat di Bagian Tengah Batang Ino
karena pada umumnya porositas Terhadap Sampah diNagari Salimpaung
sungai relatif rendah mengingat Kabupaten Tanah Datar.Penelitian ini
adanya kandungan lumpur dan dilaksanakan pada semester ganjil tahun
sedimen gradasi kecil yang relatif ajaran 2017/2018. Penelitian ini dimulai
tinggi. pada tanggal 13 Agustus 2017 sampai
c. fungsi ekologi, sungai mempunyai dengan tanggal 30 September 2017.
fungsi vital kaitannya dengan ekologi. Teknik pemilihan informan adalah
Sungai dan bantarannya merupakan purposive sampling, menurut Sugiyono
habitat yang sangat kaya akan flora (2011:301) purposive sampling adalah
dan fauna sekaligus sebagai barometer teknik pengambilan sumber data dengan
kondisi ekologi daerah tersebut. pertimbangan tertentu. Pertimbangan
Menarik untuk dijadikan sebuah tertentu ini misalnya orang tersebut
kajian ilmiah, berdasarkan uraian di atas dianggap paling tau tentang apa yang kita
maka penulis tertarik untuk meneliti dan harapkan, atau mungkin dia sebagai
mengambil judul penelitian tentang penguasa sehingga akan memudahkan
“Perilaku Masyarakat di Bagian peneliti menjelajahi objek atau situasi
Tengah Batang Ino Terhadap Sampah yang diteliti. Jumlah informan masyarakat
di Nagari Salimpaung Kecamatan adalah sebanyak 19 orang karena
Salimpaung Kabupaten Tanah Datar”. penambahan sampel dihentikan manakala
datanya sudah jenuh dari berbagai
METODE PENELITIAN informan baik yang lama maupun yang
Berdasarkan langkah-langkah yang baru, tidak memberikan data baru lagi dan
dilakukan maka penelitian ini Informan kunci dari subjek penelitian ini
digolongkan dalam penelitian “Deskriptif adalah Wali Nagari Salimpaung dan
Kualitatif” yaitu berusaha Dinas PERKIM LH Kabupaten Tanah
mengungkapkan perilaku masyarakat di Datar.
Bagian Tengah Batang Ino terhadap

266
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Data primer, adalah data yang Menurut Sugiyono (2011) terdapat 3
diperoleh langsung melalui Observasi bentuk triangulasi sumber, triangulasi
atau pengamatan langsung, wawancara, teknik, triangulasi waktu.
perekaman, atau pemotretan dengan Triangulasi yang digunakan oleh
informan yang telah ditetapkan atau peneliti adalah pemeriksaan melalui
melalui orang lain yang telah ditetapkan sumber lainnya, yang dapat dicapai
sebagai objek penelitian untuk dengan jalan: membandingkan data hasil
memperoleh penyelesaian fakta di pengamatan dengan hasil wawancara;
lapangan. Data primer di kumpulkan membandingkan data hasil wawancara
melalui wawancara semiterstruktur secara dengan isi suatu dokumen yang terkait;
langsung dan dengan kamera. Data membandingkan teori dengan
primer dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dalam prakteknya.
masyarakat Nagari Salimpaung. Data Metoda analisa data yang dipakai
Skunder, data ini diperoleh melalui studi dalam penelitian ini melalui beberapa
pustaka yaitu dari buku-buku, koran, tahap analisa data Millies dan A
majalah, data statistik, jurnal, internet dan Hubberman dalam Nufus (2010) adalah:
lain-lain yang terkait dengan penelitian Reduksi, klasifikasi data, dan
dan data skunder juga dihimpun dari pengambilan kesimpulan.
kantor BPS Kabupaten Tanah Datar yaitu
data tentang jumlah sungai yang melalui HASIL PENELITIAN DAN
Kecamatan Salimpaung, jumlah sarana PEMBAHASAN
pendidikan di Nagari Salimpaung, dan Hasil wawancara dan pengamatan
komposisi penduduk Nagari Salimpaung yang peneliti lakukan di Nagari
menurut jenis kelamin.. Salimpaung diperoleh informasi bahwa
Pengambilan data yang relevan Perilaku Masyarakat di Bagian Tengah
dilakukan dengan menggunakan teknik Batang Ino Terhadap Sampah di Nagari
pengumpulan data informasi dengan cara Salimpaung sebagian besar kurang baik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. hal ini dibuktikan dari sikap masyarakat
Di dalam sebuah penelitian, yang tinggal dekat aliran Batang Ino pada
triangulasi diperlukan sebagai alat untuk umumnya membuang sampah ke Batang
menguji keabsahan data dan objektivitas Ino, sampah dikumpulkan di dalam ember
cara yang diberikan oleh subjek penelitian atau kantong plastik setelah itu dibuang
Untuk memeriksa keabsahan data dalam ke Batang Ino, namun ada juga sebagian
penelitian ini, maka penulis menggunakan kecil dari mereka memilih untuk
teknik triangulasi data yang merupakan membakar sampah di belakang rumah.
teknik pemeriksaan data yang Sampah di Batang Ino juga berasal dari
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar warga luar Nagari Salimpaung yang
data itu untuk keperluan pengecekan atau dibuang pada malam hari dekat jembatan
sebagai bahan pembanding data tersebut. Batang Ino.

267
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Berdasarkan wawancara peneliti kurang, hal ini di buktikan tidak adanya
dengan masyarakat, Wali Nagari, dan fasilitas kebersihan yang disediakan oleh
Dinas PERKIM LH tentang faktor-faktor Dinas PERKIM LH serta tidak
yang mempengaruhi perilaku masyarakat menghiraukan himbauan yang
membuang sampah ke Batang Ino di disampaikan oleh wali nagari di tempat
Nagari Salimpaung, peneliti melihat umum seperi masjid setiap hari jumat dan
masih kurangnya pengetahuan dan juga penyuluhan dari Dinas PERKIM LH
motivasi masyarakat terhadap sampah, untuk gerakan Tanah Datar bersih. Selain
masyarakat juga tidak mengetahui itu juga telah dipasang banner maupun
dampak yang ditimbulkan dari sampah- spanduk larangan membuang sampah
sampah tersebut. namun tidak ada yang menghiraukan.
Pengetahuan masyarakat akan Untuk memperoleh kebenaran informasi,
bahaya yang ditimbulkan dari peneliti melakukan wawancara dengan
pembuangan sampah di Batang Ino Wali Nagari Salimpaung dan Dinas
kurang, hal ini dibuktikan dari kebiasaan PERKIM LH, diperoleh informasi bahwa
dan perilaku masyarakat. Persepsi untuk tempat sampah sementara di Nagari
masyarakat tentang fungsi sungai yang Salimpaung memang belum ada hal ini
beranggapan bahwa sungai merupakan dikarenakan masalah biaya operasional
tempat untuk membuang sampah. yang masih terbatas, himbauan sudah
Sedangkan dalam motivasi sering di dilakukan tapi hanya sedikit
masyarakat untuk tidak membuang masyarakat yang mengindahkan.
sampah di sekitar Batang Ino masih

268
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

PEMBAHASAN warga luar Nagari Salimpaung yang


Berdasarkan hasil penelitian yang dibuang pada malam hari dekat jembatan
telah ditemui peneliti saat di lapangan Batang Ino. Peneliti menilai perilaku
melalui Observasi, Wawancara, dan masyarakat di bagian tengah Batang Ino
Dokumentasi maka diperoleh hasil terhadap sampah berdasarkan indikator
penelitian sebagai berikut: dan fakta yang diihat langsung oleh
Pertama, Perilaku Masyarakat di peneliti. Adapun indikator yang menjadi
Bagian Tengah Batang Ino Terhadap penilaian peneliti untuk mengetahui
Sampah di Nagari Salimpaung sebagian perilaku masyarakat menurut menurut
besar kurang baik hal ini dibuktikan dari Azwar (2005:87-104), yaitu: 1) Observasi
sikap masyarakat yang tinggal dekat perilaku, 2) Pertanyaan langsung, 3)
aliran Batang Ino pada umumnya Pengungkapkan langsung, 4) Skala Sikap,
membuang sampah ke Batang Ino, 5) Pengukuran terselubung. Untuk
sampah dikumpulkan di dalam ember indikator pertanyaan langsung, peneliti
atau kantong plastik setelah itu dibuang mengetahui perilaku masyarakat dengan
ke Batang Ino, namun ada juga sebagian memberikan pertanyaan kepada informan,
kecil dari mereka memilih untuk seperti bagaimana bapak/ibu dalam
membakar sampah di belakang rumah. mngelola sampah di rumah, mereka
Sampah di Batang Ino juga berasal dari menjawab sampah dikumpulkan dalam
269
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
ember atau plastik setelah itu dibakar atau tetapi masih saja membuang sampah ke
dibuang ke Batang Ino. Tidak ada tempat Batang Ino karena tanpa pengetahuan
sampah khusus yang disediakan di rumah. seseorang tidak memiliki dasar untuk
Sedangkan menurut Sarwono mengambil suatu keputusan dan
(2011:9) Perilaku atau tingkah laku mengambil tindakan terhadap masalah
adalah perbuatan manusia baik terbuka yang dihadapi. Motivasi merupakan
(Over Behavior) maupun tidak terbuka penggerak dari perilaku pada tujuan
(Covert Behavior). Perilaku atau tingkah tertentu. Persepsi masyarakat tentang
laku merupakan tingkah laku yang dapat fungsi sungai yang menganggap sungai
ditangkap secara langsung melalui indera merupakan tempat untuk membuang
misalnya membuang sampah serta sampah dan faktor eksternal berupa
mengambil sampah yang berserakan dan fasilitas tempat sampah sampah yang
yang tidak dapat ditangkap secara belum tersedia di Nagari Salimpaung.
langsung oleh indera misalnya Motivasi, Menurut (Rizal, 2011) ketersediaan
Sikap, Minat, dan Perasaan. Menurut sarana prasarana dalam pengelolaan
Menurut (Kusrini, 2015) perilaku kebersihan dan persampahan merupakan
membuang sampah tidak pada tempatnya suatu hal yang mutlak untuk dimiliki.
tentunya akan berdampak pada manusia Mengingat pengelolaan kebersihan dan
itu sendiri. Apabila manusia menyadari persampahan suatu proses manajemen
tindakan tersebut bahkan menjadi yang harus direncanakan, dilaksanakan
kebiasaan yang tidak terpikirkan dan dikontrol dengan baik.
dampaknya, maka akan bertambah Seperti yang dikatakan
kerusakan di bumi ini. Notoatmodjo (2011:142) faktor-faktor
Berdasarkan pengamatan yang yang mempengaruhi terbentuknya
dilakukan peneliti terhadap perilaku perilaku dapat dikelompokkan menjadi
masyarakat melalui wawancara dan dua jenis, yaitu: a). Faktor intern, yang
pengamatan maka peneliti mengetahui : mencakup: pengetahuan, kecerdasan,
Kedua Faktor-faktor yang persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya
mempengaruhi perilaku masyarakat yang berfungsi mengolah rangsangan dari
membuang sampah ke Batang Ino adalah luar. Motivasi merupakan penggerak
faktor internal seperti, pengetahuan, perilaku, hubungan antara kedua
motivasi, dan persepsi masyarakat, kontruksi ini cukup kompleks, antara lain:
kurangnya pengetahuan masyarakat (a) motivasi yang sama dapat diarahkan
tentang pengelolaan sampah, dampak oleh motivasi yang berbeda demikian
yang akan ditimbulkan dari sampah- pula perilaku yang sama dapat saja
sampah tersebut, motivasi untuk merubah diarahkan oleh motivasi yang berbeda, (b)
perilaku membuang sampah ke sungai motivasi menggerakkan perilaku pada
bagi masyarakat sudah ada tujuan tertentu, (c) penguatan positif
pemberitahuan dari pemerintah Nagari menyebabkan satu perilaku tertentu

270
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
cenderung untuk diulang kembali, (d) spanduk dan Banner terkait larangan
kekuatan perilaku dapat melemah akibat membuang sampah namun tidak juga di
perbuatan itu bersifat tidak patuhi oleh masyarakat.
menyenangkan. Pengetahuan adalah hasil
dari tahu, dan terjadi setelah seseorang PENUTUP
melakukan melakukan pengindraan Kesimpulan
terhadap objek tertentu. Tanpa Perilaku masyarakat di bagian
pengetahuan seseorang tidak mempunyai tengah Batang Ino terhadap sampah di
dasar untuk mengambil keputusan dan Nagari Salimpaung Kabupaten Tanah
menentukan tindakan terhadap masalah Datar sebagian besar masih kurang baik
yang dihadapi. 2). Faktor ekstern, hal ini dibuktikan dari sikap masyarakat
meliputi lingkungan sekitar, baik fisik yang tinggal dekat aliran Batang Ino pada
maupun nonfisik seperti: iklim, manusia, umumnya membuang sampah ke Batang
sosial-ekonomi, kebudayaan, dan Ino, sampah dikumpulkan di dalam ember
sebagainya. atau kantong plastik setelah itu dibuang
Saat diwawancarai, masyarakat ke Batang Ino, namun ada juga sebagian
mengatakan sampah dibuang ke Batang kecil dari mereka memilih untuk
Ino sekali seminggu dan ada juga sekali membakar sampah di belakang rumah.
tiga hari, sampah-sampah tersebut akan Sampah di Batang Ino juga berasal dari
hanyut jika dibuang ke sungai, warga luar Nagari Salimpaung yang
masyarakat juga mengatakan sampah- dibuang pada malam hari dekat jembatan
sampah yang ada di Batang Ino juga Batang Ino.
dibuang oleh orang yang sekedar lewat Faktor-faktor yang mempengaruhi
kira-kira jam 4 pagi atau tengah malam perilaku masyarakat membuang sampah
tidak ada fasilitas kebersihan disediakan ke Batang Ino adalah faktor internal,
yang ada hanya berupa larangan kurangnya pengetahuan tentang
himbauan dari pemerintah Nagari. Untuk pengelolaan sampah, motivasi masyarakat
mencari kebenaran informasi, peneliti untuk merubah perilaku membuang
melakukan wawancara dengan Wali sampah ke Batang Ino, dan persepsi
Nagari dan Dinas PERKIM LH kemudian masyarakat tentang fungsi sungai yang
didapat informasi bahwa memang belum menganggap sungai sebagai tempat untuk
ada fasilitas kebersihan yang disediakan membuang sampah dan faktor eksternal
di Nagari Salimpaung karea masalah yaitu aspek fisik berupa fasilitas
biaya operasional, namun himbauan kebersihan yang belum tersedia di Nagari
terkait larangan membuang sampah ke Salimpaung.
Batang Ino sudah sering dilakukan
dimasjid dan tempat-tempat umum serta Saran
penyuluhan dari Dinas PERKIM LH dan Berdasarkan kesimpulan di atas,
di Batang Ino juga telah di pasang maka peneliti mengajukan saran beberapa

271
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
hal sebagai berikut: 1) Masyarakat membuang sampah di dekat jembatan
diharapkan untuk tidak lagi membuang Batang Ino. 3) Diharapkan kedepannya
sampah ke Batang Ino terutama ada Perda Kabupaten dan peraturan dari
masyarakat Nagari Salimpaung. 2) Nagari yang mengatur tentang kebersihan
Diharapkan adanya kontrol masyarakat dan keindahan di Kabupaten Tanah Datar.
Nagari Salimpaung khususnya 4) Diharapkan kepada Dinas PERKIM
masyarakat yang tinggal dekat jembatan LH, untuk menyediakan fasilitas
Batang Ino untuk melarang warga yang kebersihan di Nagari Salimpaung.

DAFTAR PUSTAKA Pontianak Volume 3 No. 3 Tahun


2015.
Achmadi umar, F. 2013. Kesehatan
Masyarakat Teori Dan Aplikasi. Maryono, Agus. 2008. Eko-Hidraulik
Jakarta: Rajawali Pers. Pengelolaan Sungai Ramah
Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Mada University Press.
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan
Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:
Azrul, Azwar. 1996. Pengantar Ilmu PT Rineka Cipta.
Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Mutiara Sumber Widya. Nufus, Hayatun. 2010. Fungsi Batang
Selo Bagi Masyarakat
Azwar, Saifuddin. 2005. Perilaku Kenagarian Pagaruyung
Manusia Teori dan Kecamatan Tanjung Emas.
Pengukurannya. Yogyakarta: Skripsi FIS UNP, Padang.
Pustaka Belajar.
Pandia, Setiaty dkk. 1996. Kimia
Hadiwijoto, S. 1983. Penanganan dan Lingkungan. Medan: USU.
Pemanfaatan Sampah. Jakarta:
Yayasan Iadayu. Rizal, Muhammad. 2011. Analisis
Pengelolaan Persampahan
Juli, Soemirat. 2002. Kesehatan Perkotaan. Jurnal Smartek
Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Volume 9 No. 2 Tahun 2011.
Gajah Mada.
Sarwono. 2011. Pengantar Umum
Kusrini, Tri. 2015. Perilaku Membuang Psikologi. Bulan Bintang,
Sampah oleh Masyarakat di Jakarta.
Tepian Sungai Kapuas. Skripsi.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Tanjungpura

272
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Jagonayan Kecamatan Ngablak.
Kombinasi (mixed methods). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan
Bandung: Alfabeta. Volume 3 No.1 Tahun 2014.

Wibisono, Dewi. 2014. Sosialisasi


Bahaya Membuang Sampah
Sembarangan dan Menentukan
Lokasi TPA di dusun Deles Desa

273
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai