Rekayasa Ide 10 PDF
Rekayasa Ide 10 PDF
OLEH:
Dosen Pengampu:
Maulana Arafat Lubis, M.Pd.
NIDN: 2003099101
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
rekayasa ide ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam ke ruh junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang dan dari alam buta akan ilmu penegetahuan menuju
ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam tulisan ini penulis akan memaparkan sebuah rekayasa ide yang
berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Probing-Prompting Berbasis
Multimedia Dalam Pembelajaran PPKn SD/MI”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................3
BAB II KERANGKA.............................................................................................4
Pemikiran/ Gambaran Umum..................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................5
A. Pengertian Model Pembelajaran Probing-Prompting......................5
B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Probing-Prompting..........5
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Probing-
Prompting.........................................................................................6
D. Model Pembelajaran dan Multimedia..............................................7
E. Unsur-Unsur Program Multimedia...................................................8
F. Metode Pembelajaran dalam Program Multimedia..........................9
G. Penggunaan Model Pembelajaran Probing-Prompting Berbasis
Multimedia dalam Pembelajaran PKN MI/SD................................9
BAB IV PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan.....................................................................................11
B. Saran...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan kami membuat karya ilmiah berbentuk rekayasa ide ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah ”Kajian PPKn MI/SD Kelas Rendah” yang
diberikan oleh dosen pengampu Bapak Maulana Arafat Lubis M.Pd.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran Probing-
Prompting?
2. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Probing-Prompting?
3. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Probing-
Prompting?
4. Apakah yang dimaksud dengan Model Pembelajaran dan Multimedia?
5. Apasajakah Unsur-Unsur Program Multimedia?
6. Bagaimana Metode Pembelajaran dalam Program Multimedia?
7. Bagaimana Penggunaan Model Pembelajaran Probing-Prompting
Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran PPKn MI/SD?
2
memanfaatkan teknologi berbasis multimedia agar lebih mudah dipahami,
menarik dan efesien dalam proses pembelajaran.
3
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM
1
M. Suyanto. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, (Yogyakarta: C.V
Andi Offset, 2005). Hlm. 21-23.
4
BAB III
PEMBAHASAN
2
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/MI,
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm . 123.
5
5. Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
6. Jika jawabannya tepat, guru meminta tanggapan kepada siswa lain
tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa
terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun, jika
siswa tersebut mengalami kemacetan jawaban, dalam hal ini,
jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat atau diam, guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya
merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawaban. Lalu dilanjutkan
dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tinkat yang
lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan
kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada
langkah keenam ini sebaiknya diajukan kepada beberapa siswa
yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan.
7. Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk
lebih menekankan bahwa indikator tersebut benar-benar telah
dipahami oleh seluruh siswa.3
3
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/MI, hlm. 123-
124.
6
5. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
b. Kekurangan
1. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu
untuk memberikan pertanyaan kepada siswa.
2. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong
siswa unruk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak
tegang melainkan akrab.
3. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir dan mudah dipahami siswa.
4. Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
5. Dapat menghambat cara berpikir anak bila tidak/ kurang pandai
membewakan diri, misalnya guru meminta siswa menjawab
persis seperti yang dimaksud guru, kalau tidak akan
disalahkan.4
4
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/MI, hlm.
124-125.
7
kegiatan pembelajaran. maka dari itu menjadi guru yang ideal dan
inovatif adalah sebuah tuntunan yang tidak bisa dihindari dan dari
gurulah peserta didik membanyangkan sebuah masa depan dan sebuah
impian keinginanya.5
Proses pembelajaran berlangsung kondusif apabila peserta didik
merasa nyaman dalam penerima pembelajaran dengan media yang
menarik. Menurut Oemar Hamalik bahwa media pembelajaran adalah
hubungan komunikasi interaksi akan berjalan lancer dan tercapainya
hasil yang maksimal, apabila menggunakan alat bantu yang disebut
media komunikasi. Dalam pengertian komunikasim media adalah alat
yang memindahkan informasi dari sumber ke penerima.6
5
Maulana Arafat Lubis. Pembelajaran PPKn di MI/SD Implementasi Pendidikan Abad 21,
(Medan: Akasha Sakti, 2018). Hlm. 115.
6
Wandah Wibawanto. Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran Interaktif, (Jawa
Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2017). Hlm. 5.
8
benda yang digerakkan untuk menjelaskan sebuah konsep atau
pengetahuan.
F. Metode Pembelajaran dalam Program Multimedia
1. Presentasi
Presentasi merupakan metode klasik yang dapat digunakan dalam
menyampaikan isi atau substansi program multimedia.
2. Diskusi
Diskusi adalah metode penyampaian informasi dan pengetahuan yang
lebih bersifat interaktif daripada metode presentasi.
3. Simulasi
Metode simulasi merupakan bentuk lain dari metode yang digunakan
untuk menyampaikan isi atau materi yang terdapat di dalam sebuah
program multimedia.
4. Tutorial
Metode pembelajaran yang lain kerap diterapkan dalam program
multimedia adalah metode tutorial.
5. Pemecahan masalah
Metode yang bertujuan untuk melatih pengguna program multimedia
agar memiliki kemampuan dalam menemukan solusi yang diperlukan
dalam mengatasi suatu masalah.
6. Demostrasi
Metode pembelajaran demonstrasi merupakan metode yang dilakukan
dengan cara memperihatkan dan menunjukkan kepada siswa tentang
sesuatu objek.7
7
Benny A. Pribadi. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017). Hlm.
176-183.
9
2. Pendidik menjelaskan sebuah materi misalnya dalam pembelajaran
PPKn kelas 2 tentang Pancasila dengan menggunakan multimedia
dalam multimedia ini terdapat beberapa yang terlihat dlam media
tersebut yaitu teks, gambar, video atau animasi, dan audio. Agar
lebih mudah dipahami oleh peserta didik tersebut.
3. Kemudian pendidik menerapkan model pembelajaran Probing-
Prompting dalam pemebelajaran dengan cara memberikan
serangkaian pertanyaan kepada siswa berdasarkan yang telah
mereka lihat atau dengarkan sebelumnya.
4. Pendidik menunggu beberapa saat untuk memeberikan kesempatan
kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi
kecil dalam merumuskannya.
5. Pendidik menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan
dan meminta tanggapan kepada siswa lain berdasarkan jawaban
yang telah diberikan salah satu siswa tadi.
6. Selanjutnya pendidik meminta peserta didik menyimpulkan materi
dalam proses pemebalajaran tersebut, abis peserta didik kemudian
pendidik yang menyimpulkan materinya.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran Probing-Prompting berbasis multimedia dalam
pembelajaran IPS SD/MI akan mempermudah peserta didik dan pendidik dalam
proses pembelajaran. pendidik dapat dengan mudah mendapatkan sumber belajar,
dan pendidik dapat menyajikan berbagai macam seperti teks, gambar, audio, dan
video dan animasi. Dengan demikian peserta didik akan lebih menarik dalam
proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
B. Saran
Dengan adanya Rekayasa ide ini disarankan kepada pembaca agar
memperhatikan model pembelajaran pada setiap pemebelajaran karena dengan
memilih model pembelajaran yang tepat akan lebih meningkatkan kualiatas suatu
pemebelajaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
12