Persepsi Sensori
Persepsi Sensori
2. Pusing
Pusingsering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan untuk
menggambarkan stiap gangguan sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan tidak
bisa menggambarkan dengan jelas. Karena gangguan keseimbangan adalah sesuatu
yang hanya bisa dirasakan oleh pasien, penting untuk menentukan apa gejala yang
sebenrnya dirasakan oleh pasien.
1.5 Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi bunyi
Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan menyebabkan
membrana timpani bergetar Getaran menghantarkan suara, dalam bentukm energi
mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus oval. Energi mekanis ini kemudian
dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di mana akani menjadi energi elektris.
Energi elektris ini berjalan melalui nervus vestibulokoklearis ke nervus sentral, di mana
akan dianalisis dan diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai suara.
Selama proses penghantaran,gelombang suara menghadapi masa yang jauh lebih
kecil, dari aurikulus yang berukuran sampai jendela oval yang sangat kecil, yang meng
batkan peningkatan amplitudo bunyi.
2. Ketajaman Auditorius.
Perkiraan umum pendengaran pasien dapat disaring secara efektif dengan
mengkaji kemampuan pasien mendengarkan
1.Bisikan kata atau detakan jam tangan.
2.Bisikan lembut dilakukan oleh pemeriksa, yang sebelumnya telah melakukan
ekshalasi penuh. Masing-masing telinga diperiksa bergantian. Agar telinga yang satunya
tak mendengar,
3.Pemeriksa menutup telinga yang tak diperiksa dengan telapak tangan. Dari jarak 1
sampai 2 kaki dari telinga yang tak tertutup dan di luar batas penglihatan, pasien
dengan ketajaman normal dapat menirukan dengan tepat apa yang dibisikkan. Bila yang
digunakan detak jam tangan, pemeriksa memegang jam tangan sejauh 3 inci dari
telinganya sendiri (dengan asumsi pemeriksa mempunyai pendengaran normal) dan
kemudian memegang jam tangan pada jarak yang sama dari aurikulus pasien. Karena
jam tangan menghasilkan suara dengan nada yang lebih tinggi daripada suara bisikan,
maka kurang dapat dipercaya dan tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya cara
mengkaji ketajaman auditorius.