Andrini Kurnia Sari Kelompok 3
Andrini Kurnia Sari Kelompok 3
KELOMPOK 3
15120180126
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2019
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi dari diare.
Etiologi dari diare akut yaitu sanitasi dan kehegenisan yang buruk, infeksi
dari parasit, bakteri dan virus, keracunan, pengobatan (Rumi .A dan
Safarudin, 2016).
Manifestasi Klinik diare yaitu anak menjadi lesu atau tidak sadar, mata
mungkin terlihat cekung, saat dicubit kulit akan kembali perlahan atau
sangat lambat, gelisah dan mudah tersinggung
(WHO, 2005)
Gejala utama dengan diare Penyebab Diare Akut
akut yaitu: Gejala
Demam
a) Umumnya terkait dengan pathogen
invasive
b) Pediatric: sebagian besar anak-
anak yang mengalami diare
rotavirus
Feses berdarah
a) Patogen yang invasif dan
penghasil sitotoksin
b) Dugaan infeksi EHEC tanpa
adanya leukosit tinja
c) Tidak dengan agen virus dan
bakteri penghasil enterotoksin
Muntah
a) Diare sering terjadi karena virus
dan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri yang beracun (mis.,
Staphylococcus aureus)
b) Umumnya kolera
b. Diare Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan. Hal ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
c. Diare Inflamasi
Diare inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai macam etiologi
termasuk infeksi dan sindrom iritasi usus besar. Patogen infeksius yang
menyebabkan diare inflamasi terutama mempengaruhi usus kecil bagian
distal atau usus besar. Mikroorganisme pathogen ini menyebabkan
penyakit dengan menguraikan sitotoksin atau dengan menyerang epitel
sel radang yang dihasilkan.
d. Diare yang disebabkan oleh penggunaan obat
Patofisiologi diare terkait obat adalah bahkan lebih kompleks dan
mekanismenya termasuk gangguan flora enterik normal oleh agen
antimikroba dan pertumbuhan berlebih dari patogen, gangguan usus
metabolisme karbohidrat dan asam empedu, efek alergi, efek toksik,
dan efek langsung pada motilitas.
e. Gangguan motilitas
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika
peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
b. Non-Farmakologi
-Pengaturan makanan
Menghentikan konsumsi makanan pendukung diare
-Rehidrasi
Menjaga keseimbangan elektrolit dan air, langkah terapi hingga akhir
episode diare, hindari hipernatremia, penambahan asam amino untuk
merangsang transport natrium dan agen sekretori
-Manajemen cairan elektrolit
Pemberian ORS (Oral Rehydration Salt) untuk mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit.
-Manajemen Diet
Pemberian makanan yang kaya karbohidrat kompleks (misal nasi,
sereal), menghindari makanan berlemak, makanan pedas yang dapat
menyebabkan gangguan GI
(Rumi .A dan Safarudin, 2016).
Kesimpulan : Berdasarkan keadaan pasien maka pengobatan yang
diberikan yaitu cairan intravena Ringer Laktat, dan pemberian ORS
(Oral Rehydration Salt).
b. Monitoring
Pantau berat badan, osmolalitas serum, elektrolit serum, jumlah sel
darah lengkap, urinalisis, dan kultur (jika sesuai) (Dipiro, 2015).
a. Terapi rehidrasi
- Tanpa dehidrasi
Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa. ASI diteruskan,
tidak perlu membatasi atau mengganti makanan, termasuk susu
formula. Dapat diberikan cairan rehidrasi oral 5-10 mL setiap buang air
besar cair.
- Dehidrasi ringan-sedang
Pada keadaan ini, anak harus diberikan cairan rehidrasi oral dibawah
pengawasan tenaga medis. Cairan rehidrasi oral diberikan sebanyak 15-
20 mL/kg. Setelah tercapai rehidrasi, anak segera diberi makan dan
minum. ASI diteruskan.
- Dehidrasi berat
Pada keadaan ini, anak harus dibawah ke Rumah sakit untuk mendapat
cairan rehidrasi melalui infus.
b. Dietetik
Apabila anak dipuasakan makan akan memperpanjang durasi diarenya.
ASI harus terus diberikan. Pada bayi yang telah mendapatkan susu
formula, maka susu formula bebas laktosa hanya diberikan untuk bayi
yang mengalami dehidrasi berat. Diberikan selama 1 minggu.
c. Antibiotik
Antibiotik tidak diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun
dicurigai adanya bakteri sebagai penyebab keadaan tersebut, karena
sebagian besar kasus diare akut merupakan self limiting atau dapat
sembuh sendiri.
Dipiro, J .T., et. Al., (2015). Pharmacotherapy Handbook, Mc.Graw Hill. 9th ed.
United States of America.
Kumar, A., And Kumar, A., 2013., Antiemetics: A Review Vol. 4, Issue 1, India.
Professor Lee Way Seah (Chair), et al., 2011., Guidelines on the Management of
Acute Diarrhoea in Children: USA.