Anda di halaman 1dari 21

PENEGAKAN HUKUM ILLEGAL FISHING KAPAL FV STS-50 DI

PERAIRAN INDONESIA

Rheina Zetiah A.C.A, Renita Andriyani, Intan Dwi Rohmawati


Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum Universitas Negeri Surabaya
Email :rheinaazis98@gmail.com

Abstract

Indonesia is an archipelago and has a very wide territorial waters, biological


richness contained in Indonesian waters is very abundant, thus attracting many
foreign fishermen for taking fish not appropriate with procedure or usually
known as illegal fishing, and maritime border in violation of Indonesia. This is
detrimental to the economy of Indonesian fishermen because of the technology
gap. Foreign fishermen who come into the territorial waters of Indonesia in
general have a more sophisticated technology than Indonesian fishermen.
Indonesian traditional fishermen could not catch fish as much as possible like a
foreign fishermen. So that Indonesia needs to make the handling of the case. The
Indonesian government has issued regulations to address the problem of Illegal
Fishing with sanctions. Some of the sanctions imposed by the Government of
Indonesia to handle the case is with the sinking of foreign illegal fishing in
Indonesian waters. The Indonesian government also issued Decree of the Minister
of Marine and Fisheries on the standard operating procedures of law enforcement
task force combating illegal fishing (illegal fishing).

Keywords: illegal fishing, the waters of Indonesia, foreign ships.

Abstrak

Indonesia adalah negara kepulauan dan memiliki wilayah perairan yang sangat
luas, kekayaan hayati yang terkandung di dalam perairan Indonesia sangat
melimpah, sehingga menarik banyak nelayan asing untuk melakukan kegiatan
pengambilan ikan yang tidak sesuai prosedur, atau yang biasa disebut dengan
illegal fishing, dan melanggar perbatasan perairan Indonesia. Hal tersebut
merugikan perekonomian nelayan Indonesia karena kesenjangan teknologi yang
ada.Nelayan asing yang datang ke wilayah perairan Indonesia pada umumnya
memiliki teknologi lebih canggih daripada nelayan Indonesia.Nelayan tradisional
Indonesia tidak bisa melakukan penangkapan ikan semaksimal mungkin seperti
nelayan asing.Sehingga Indonesia perlu melakukan penanganan atas kasus
tersebut.Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan-peraturan untuk
menanggulangi masalah Illegal Fishing ini dengan sanksinya.Beberapa sanksi
yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk menangani kasus tersebut
adalah dengan penenggelaman kapal asing yang melakukan illegal fishing di
wilayah perairan Indonesia.Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan tentang standar operasional prosedur penegakan
hukum satuan tugas pemberantasan penangkapan ikan secara illegal (illegal
fishing).
Katakunci: illegal fishing, perairan Indonesia, kapal asing.

Pendahuluan kepulauan terbesar di dunia,


Indonesia sebagai negara Indonesia memiliki perairan laut
kepulauan terbesar di dunia memiliki sekitar 5,8 juta km2 (75 persen dari
wilayah perairan yang luas. Dengan total wilayah Indonesia) yang terdiri
luasnya wilayah perairan, sumber dari 0,3 juta km2 perairan laut
alam hayati dan non hayati yang teritorial; 2,8 juta km2 perairan laut
berada di dalamnya juga melimpah. nusantara; dan 2,7 juta km2 laut Zona
Keberadaan ikan-ikan yang melimpah Ekonomi Ekslusif (ZEE). Di wilayah
merupakan salah satu dari kekayaan perairan laut Indonesia yang luas itu
alam laut yang terkandung di dalam terkandung sumber daya perikanan
wilayah perairan Indonesia. Dari yang besar( Simela, 2012 : 60). Untuk
kekayaan sumber daya alam yang mengatur wilayah perairan
berada dilaut tidak heran Indonesia internasional melalui hukum laut
juga menjadi bagian poros ekspor terus mengalami perkembangan,
terbesar ketiga setelah China dan dimulai sejak adanya deklarasi hukum
Peru, aktivitas ekspor hasil laut ini laut yang selama ini telah dikeluarkan
paling banyak dikirim ke negara- seperti diantaranya adalah Deklarasi
negara tetangga seperti negara Montevideo mengenai hukum laut
Jepang, China, Singapore bahkan pada tahun 1970 serta beberapa
hasil laut terbaik seperti udang dan deklarasi yang dilakukan oleh negara-
lobster ikut di ekspor ke Eropa. negara di Amerika Latin terkait
Sumber daya perikanan yang dengan hukum laut yang
memiliki potensi besar sebagai penandatangannya dilakukan pada
sumber pertumbuhan ekonomi baru bulan Agustus di Kota Lima, Ibukota
serta menjadi salah satu penghela Peru. Dalam deklarasi yang telah
(prime mover) pembangunan ditandatangani tersebut ditegaskan,
nasional. Sebagai negara bahari dan secara georafis, ekonomi, maupun
sosial, memiliki keterkaitan yang biasa disebut dengan Illegal Fishing.
begitu erat antara tanah, dengan Illegal Fishing tidak hanya terjadi di
orang-orang yang berdiam di darat, Indonesia saja, namun juga terjadi di
serta dibenarkan dengan memberikan banyak negara didunia. Kegiatan
prioritas bagi penduduk atau warga illegal fishing merupakan kegiatan
yang menempati wilayah tersebut yang sudah terencana dan teroganisir
dengan tujuan untuk memanfaatkan dan sudah menjadi masalah nasioanal
kekayaan dan sumber daya alam laut maupun internasional. Kementrian
yang dekat dengan wilayah pantainya. Kelautan dan Perikanan Indonesia
Masyarakat Indonesia telah menetapkan sejumlah
beranggapan bahwa wilayah daratan kebijakan-kebijakan untuk mencegah
dan laut yang berada di sekitarnya dan memberantas kegiatan illegal
dan megelilingi pulau-pulau di fishing di Indonesia. Kebijakan
Indonesia merupakan suatu bagian pencegahan dan pemberantasan ilegal
dari kehidupan bangsa Indonesia. fishing dengan menenggelamkan
Dengan kekayaan laut yang sangat kapal adalah salah satu kebijakan
melimpah dan aktivitas ekspor yang baru yang mulai digunakan pada
sangat membantu pendapatan negara tahun 2015.
tersebut tidak sedikit juga dari para Kasus yang baru-baru ini
nelayan atau oknum yang terjadi adalah kasus penangkapan
memanfaatkan sumber daya alam kapal STS-50 di Selat Malaka
dilaut dengan cara tidak benar. Dari wilayah ZEE Indonesia. KAL
kegiatan tersebut, para nelayan dan Simeulu melakukan penangkapan
juga oknum yang tidak bertanggung terhadap kapal yang telah menjadi
jawab melakukan ekploitasi kepada buronan Interpol selama 10 tahun
hasil laut secara besar- besaran tersebut. Pelarian Andrey Dolgov
dengan menggunakan cara yang berhasil dihentika oleh TNI AL Lanal
tentunya melanggar peraturan serta Sabang pada tanggal 7 April 2018
kode etik yang telah ditetapkan oleh (TribunJateng.com,
pemerintah. Cara yang biasa http://jateng.tribunnews.com/2019/02/
dilakukan oleh para pelaku tersebut 24/kisah-penangkapan-kapal-andrey-
dolgov-oleh-kal-simeulu-20-abk-asal- menyatakan bahwa sanksi untuk
jawa-lambaikan-tanganDiakses 7 Mei pelaku ilegal fishing dilarang
2019). menggunakan pidana
Kapal dengan nomor lambung kurunganbadan.
FV STS-50 itu ditahan karena
menggunakan sertifikat palsu yang Rumusan Masalah
menyatakan kapal itu berbendera Bagaimana penenggelaman kapal
Togo.Setelah diperiksa, petugas sebagai sanksi illegal fishing di
kemudian menemukan 600 buah jala Indonesia dalam prespektif UNCLOS
yang bisa di sebar sepanjang hampir 1982?
30 kilometer.Namun, ternyata
peralatan ini merupakan perangkat Metode Penelitian
yang dilarang Komisi Konservasi Jenis penelitian yang
Sumber Daya Laut Antartika digunakan adalah penelitian hokum
(CCAMLR). CCAMLR bahkan normative, suatu penelitian yang
sudah memasukkan kapal ini ke merupakan proses untuk menemukan
dalam daftar hitam.Akhir perjalanan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,
kapal penangkap ikan ilega litu maupun doktrin-doktrin hukum guna
berhenti di perairan Indonesia menjawab isu hukum yang menjadi
(KOMPAS.Com, permasalahan. Hal ini sesuai dengan
https://internasional.kompas.com/read prespektif ilmu hukum (Sudaryanto,
/2019/02/22/18520041/10-fakta- 2018 : 120). Metode pendekatan yang
mengenai-kapal-pencuri-ikan-andrey- digunakan adalah pendekatan
dolgov- , Diakses 7 Mei 2019). perundang-undangan (statute
Menurut surat keputusan approach) yang berarti dilakukan
yang dikeluarkan pemerintah dengan menelaah semua undang-
indonesia, pemilik kapal ini dijatuhi undang dan regulasi yang bersangkut
hukuman denda sebesar 200 juta paut dengan isu hukum yang
rupiah subsider pidana kurungan 4 ditangani. Pendekatan ini digunakan
bulan. Menurut UNCLOS 1982 yang karena dalam pendekatan ini
diratifikasi oleh indonesia menggunakan pendekatan undang-
undang dengan cara membuka wilayah pesisir lestari 56 miliar dollar
kesempatan untuk mempelajari AS, bioteknologi laut 40 miliar dollar
adakah konsistensi dan kesesuaian AS, wisata bahari 2 miliar dollar AS,
antara satu regulasi dengan regulasi minyak bumi sebesar 6,64 miliar
yang lain. Dalam penelitian ini akan dollar AS dan transportasi laut
dilakukan penelaahan terhadap sebesar 20 miliar dollar AS (Simela,
Undang-Undang Illegal Fishing 2012 : 65).
dengan regulasi lainnya. Berdasarkan data yang
dirilisdari website resmi Kementerian
Pembahasan Kelautan dan Perikanan RI (KKP)
A. Kebijakan Hukum di Indonesia tanggal 1 September 2017 menuliskan
Terkait Illegal Fishing bahwa, Indonesia merupakan Negara
Sebagai negara maritim, kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia menyimpan potensi Indonesia memiliki 17.499 pulau dari
kekayaan sumber daya kelautan yang Sabang hingga Merauke, luas total
belum dieksplorasi dan dieksploitasi wilayah Indonesia adalah 7,81 juta
secara optimal, bahkan sebagian km2 yang terdiridari 2,01 juta km2
belum diketahui potensi yang daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan
sebenarnya dan untuk itu perlu data 2,55 juta km2 Zona Ekonom
yang lengkap, akurat sehingga laut iEksklusif (ZEE), merupakan suatu
sebagai sumber daya alternatif yang Negara dengan luas perairan lebih
dapat diperhitungkan pada masa besar dari pada luas daratan, maka
mendatang akan semakin dari itu Indonesia disebut sebagai
berkembang. Prakiraan nilai potensi Negara Maritim (Kementerian
kelautan Indonesia yang pernah Kelautan dan Perikanan RI,
dihitung para pakar dan lembaga https://kkp.go.id/artikel/2233-
terkait dalam setahun mencapai maritim-indonesia-kemewahan-yang-
149,94 miliar dollar AS atau sekitar luar-biasa, diakses 5 Mei 2019)
Rp 14.994 triliun. Potensi kelautan Sebagai negara kepulauan
Indonesia tersebut meliputi perikanan yang memiliki potensi kelautan yang
senilai 31,94 miliar dollar AS, besar, seharusnya Indonesia dapat
memaksimalkan potensi kelautan mempunyai keterkaitan dengan
tersebut bagi kemajuan pembangunan wilayah laut tersebut meskipun
ekonomi nasional. Namun, karena Indonesia tidak mempunyai
selama ini Indonesia terlalu kedaulatan atau hak-hak
focuskepada sumber daya yang ada di berdaulat atas wilayah laut
darat, maka sumber daya laut yang tersebut.
besar menjadi tersia-siakan. Keadaan
inilah yang memberikan peluang Di wilayah laut jenis pertama
kepada bangsa-bangsa lain untuk (12 mil dari garis pangkal), Indonesia
mengeksploitasi kekayaan laut mempunyai kedaulatan mutlak atas
Indonesia, khususnya kekayaan laut ruang maupun kekayaannya, namun
hayati, termasuk melalui cara-cara mengakui adanya hak lewat/lintas
ilegal ( Simela, 2012 : 66). (berdasar prinsip innocent passage,
Berkaitan dengan potensi sea lanes passage, dan transit passage)
kelautan Indonesia, terdapat tiga jenis bagi kapal-kapal asing. Sedangkan
laut yang penting bagi Indonesia pada wilayah laut jenis yang kedua, di
untuk dikelola, yaitu ( Simela, 2012 : Zona Tambahan (24 mil dari garis
66) : pangkal) misalnya, pemerintah
1. Laut yang merupakan wilayah Indonesia mempunyai kewenangan
Indonesia, yaitu wilayah laut tertentu untuk mengontrol
yang berada di bawah pelanggaran terhadap aturan di bidang
kedaulatan Indonesia; kepabeanan, keuangan, karantina
2. Laut yang merupakan kewenangan kesehatan, dan pengawasan imigrasi.
Indonesia, yaitu suatu wilayah Di Zona Ekonomi Eksklusif
laut di mana Indonesia punya (200 mil dari garis pangkal),
hak-hak berdaulat atas kekayaan Indonesia mempunyai hak-hak
alamnya dan kewenangan- berdaulat atas kekayaan alam,
kewenangan untuk mengatur terutama perikanan selain
hal-hal tertentu; kewenangan lainnya (misalnya untuk
3. Laut yang merupakan kepentingan memelihara lingkungan laut,
Indonesia, artinya Indonesia mengatur dan mengizinkan penelitian
ilmiah kelautan serta pemberian izin berkaitan dengan jenis-jenis ikan
pembangunan pulau-pulau buatan, yang mengembara (straddling stocks)
instalasi dan bangunan-bangunan dan jenis-jenis ikan yang bermigrasi
lainnya). Jadi meskipun Indonesia secara jauh (highly migratory
tidak mempunyai kedaulatan mutlak species), seperti jenis ikan tuna
di wilayah ZEE, namun Indonesia bluefin (Simela, 2012 : 68).Dari
mempunyai hak atas penangkapan berbagai jenis laut di atas, ZEE
dan pengelolaan sumber daya alam Indonesia merupakan kawasan laut
yang ada di wilayah perairan ini. yang perairannya hangat sepanjang
Sedangkan di wilayah laut jenis tahun sehingga menjadi fishing
ketiga (di laut bebas yang berdekatan ground aneka ikan pelagis bernilai
dengan ZEEI), Indonesia mempunyai ekonomi tinggi. Ikan pelagis besar
kepentingan dalam mengelola sumber merupakan ikan tropis yang
daya hayati untuk memelihara operasional penangkapannya dapat
sustainability dari sumber-sumber dilakukan sepanjang tahun di wilayah
kekayaan alam di ZEE (Pasal 63-67 ZEE Indonesia. Jadi, penangkapan
United Nations Convention on the ikan di wilayah perairan ini tidak
Law of the Sea (UNCLOS) 1982) . mengenal musim. Sebagai contoh,
Dengan kata lain, Indonesia pada saat Australia musim dingin,
mempunyai the right to participate in banyak ikan yang bermigrasi ke ZEE
the management and exploitation of di sekitar Samudera Hindia.
high seanatural richness sepanjang hal Demikian juga pada saat musim
tersebut masih berkaitan dengan dingin di Filipina, ikan-ikan
kepentingan Indonesia. Artinya, bermigrasi ke ZEE Samudera Pasifik.
Indonesia dapat mengelola sumber Hal inilah yang menyebabkan
daya perikanan yang Berada di laut nelayan-nelayan asing banyak
bebas di luar wilayah ZEE yang melakukan kegiatan illegal fishing di
berkaitan erat dengan pengelolaan perairan ZEE Indonesia hampir
dan eksploitasi kekayaan alam hayati sepanjang tahun. Ini artinya, ZEE
di ZEE, seperti Samudera Pasifik dan Indonesia menjadi perairan yang
Samudera Hindia, khususnya yang paling menarik bagi kegiatan illegal
fishing. Terlebih lagi pengawasan tidak diijinkan dalam bentuk
atau patroli laut di perairan ZEEI kurungan penjara. Untuk mendukung
belum dapat dilakukan secara optimal penegakkan hukum tindak pidana
oleh aparat Indonesia mengingat IllegalFishing yang terjadi di negara
keterbatasan armada atau kapal Indonesia telah ditetapkan beberapa
patroli lautnya. (Simela, 2012 : 68). UU dan Peraturan Pemerintah.
Para Pelaku pelanggaran sehingga payung hukum yang
Illegal Fishing di perairan ZEE bagi digunakan menjadi semakin kuat.
kapal asing dikenakan sangsi denda Penegakan hukum dapat diartikan
yang lebih besar dan pantas sehingga sebagai wilayah hukum suatu Negara
tidak menimbulkan kerugian besar (Yurisdiksi negara) pengertian dari
bagi Negara pantai, serta akan yurisdiksi tersebut adalah:
memberikan efek jera bagi pelaku a. Jurisdiksi of legislation atau
pelanggaran Illegal Fishing terhadap jurisdiction to prescribe
kapal asing. Sedangkan pelanggaran (Kewenang membuataturan aturan
Illegal Fishing oleh Negara pantai hukum untuk mengatur berbagai
dikenakan sangsi hukuman yang kepentingan).
berlaku di Negara tersebut. Negara b. Jurisdiction to enforce the law
pantai hanya dapat melaksanakan (wewenang menegakkan aturan
pengolahan dan pemanfaatansumber hukum yang berlaku).
daya alam hayati di wilayah perairan c. Jurisdiksi of legislation atau
ekslusif Indonesia dan hanya dapat jurisdiction to prescribe(Kewenang
melakukan proses penahanan sampai membuat aturan-aturan hukum
ke tingkat pengadilan sesuai untuk mengatur berbagai
perjanjian hukum laut Internasional. kepentingan.
Dalam pelangaran tindak d. Jurisdiction to enforce the law
pidana perikanan oleh kapal asing di (wewenang menegakkan aturan
ZEE, yang telah di tahan oleh Negara hukum yang berlaku).
pantai secepat mungkin di bebaskan Kewenangan penegakan hukum
dengan ganti rugiyang pantas yang di bersumber kepada:
terima oleh Negara pantai. Penahanan a. Kedaulatan.
Sovereignty of State kegiatan tingkat nasional, tapi juga tingkat
fundamental suatu Negara terhadap internasioanl, ditingkat internasional
orang, benda, wilayah Negara dan Indonesia turut serta dalam
lainnyan demi pertumbuhan memberantas IUU Fishing dengan
kelangsungan hidup suatu Negara, turutan di dalam kerjasama
kedaulatan merupakan kekuasaan internasional Regional Fisheris
tertinggi yang terdapat pada suatu Management Organization (RFMO).
Negara. Sedangkan ditingkat nasional,
b. Ketentuan hukum internasional. Indonesia melalui Menteri Kelautan
The conventional Law / Treaty dan Perikanan telah mengeluarkan
merupakan kebiasaan internasional KEPMEN Nomor KEP / 50 / MEN /
atau prinsip hukum umum, ini 2012 tentang Rencana Aksi Nasional
merupakan pengakuan oleh suatu Pencegahan dan Penanggulangan
Negara yang beradab sehingga Illegal, Ureported, and Unregulated
Negara adalah subyek hukum Fishing (IUU Fishing)
internasional. Secara umum, arah kebijakan
Sebagai negara yang di pengelolaan pembangunan perikanan
dominasi dengan wilayah kepulauan dan kelautan yang diperlukan harus
dan juga negara yang berdampingan diarahkan kepada kesejahteraan
dengan banyak negara, tentu wilayah rakyat, penciptaan lapangan kerja dan
perairan Indonesia menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi (peningkatan
jalur yang sering di lewati sebagai devisa dan sumbangan PDB
lalu lintas perlautan dunia. Nasional). Secara spesifik diarahkan
Pemerintahan Indonesia telah kepada( T. Muhammad, 2017 : 7) :
mengeluarkan peraturan-peraturan a. Peningkatan kesejahteraan
resmi sebagai kebijakan hokum laut nelayan Indonesia
yang telah ditetapkan dan harus b. Peningkatan pemberdayaan
dipatuhi oleh masyarakat nelayan
internasional . Upaya yang dilakukan c. Pengembangan pendidikan,
Indonesia dalam rangka mengatasi pelatihan, pengetahuan dan
illegal fishing bukan hanya sebatas ketrampilan sumber daya
manusia pengelola sumber daya perairan wilayah atau ZEE suatu
laut dan perikanan negara yang tidak dilaporkan baik
d. Penguatan kelembagaan nelayan operasionalnya maupun data kapal
di tingkat lokal dan nasional dan hasil tangkapannya.
e. Desentralisasi pembangunan Adapun peraturan terkait
sector kelautan dan perikanan illegal fishing di Indonesia yaitu
yang searah dengan system sebagai berikut :
desentralisasi pemerintahan 1. DeklarasiDjuanda1957
daerah atau otonomi daerah. Deklarasi ini dipelopori oleh Perdana
Wacana tentang illegal fishing Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja,
muncul bersama-sama dalam 13 Desember 1957. Deklarasi
kerangka IUU Fishing Practices pada Djuanda sebagai pernyataan kepada
saat diselenggarakannya forum dunia bahwa laut Indonesia adalah
CCAMLR (Commision for termasuk laut sekitar, di antara, dan di
Conservation of Atlantic Marine dalam kepulauan Indonesia, menyatu
Living Resources) pada 27 Oktober— menjadi satu kesatuan kedaulatan
7 November 1997, IUU fishing dapat wilayah Negara Kesatuan Republik
dikategorikan dalam tiga kelompok Indonesia.Dengan adanya deklarasi
(Usmawadi, 2013 : 73) : tersebut, maka Indonesia dapat
1. Illegal fishing menjalin kerjasama dan hubungan
Yaitu kegiatan penangkapan ikan baik terkait Kelautan dengan
secara illegal di perairan wilayah beberapa negara maju seperti Djadi,
atau ZEE suatu negara, atau tidak Australia, Norwegia, Kanada,
memiliki izin dari negara tersebut Eslandia, dan SelandiaBaru.
2. Unregulated fishing 2. United Nations Convention
Yaitu kegiatan penangkapan di The Law of The Sea (UNCLOS)
perairan wilayah atau ZEE suatu UNCLOS 1982 secara umum
negara yang tidak mematuhi aturan membedakan wilayah laut menjadi
yang berlaku di negara tersebut dua kategori wilayah laut yang
3. Unreported fishing mana negara dapat menegakan
Yaitu kegiatan penangkapan ikan di hukumnya terhadap IUU Fishing,
yaitu wilayah laut yang berada di pantai sebagaimana ditentukan dalam
bawah kedaulatan dan wilayah laut pasal 27 (1) UNCLOS 1982, tetapi
dimana suatu negara memiliki jika unsur-unsur yang disebutkan
yurisdiksi. Kawasan laut yang dalam Pasal 27 (1) UNCLOS 1982 ini
tunduk di bawah kedaulatan suatu tidak terpenuhi, maka negara pantai
negara pantai/kepulauan adalah tidak dapat menerapkan yurisdiksi
perairan pedalaman dan laut pidananya terhadap kapal
territorial (United Nations tersebut(Usmawadi, 2013 : 74) .
Convention on the Law of the Sea Berkaitan dengan penegakan
(UNCLOS) 2 UNCLOS hukum negara pantai di ZEE, Pasal
1982).Sedangkan kawasan laut 73 UNCLOS 1982 mengatur
dimana suatu negara pantai atau (Usmawadi, 2013 : 75) :
kepulauan memiliki hak berdaulat a. Negara pantai dapat, dalam
dan yurisdiksi adalah ZEE dan melaksanakan hak berdaulatnya untuk
Landas Kontinen (United Nations melakukan eksplorasi, eksploitasi,
Convention on the Law of the Sea konservasi dan pengelolaan sumber
(UNCLOS) 2 UNCLOS 1982 pasal daya hayati di zona ekonomi
77). eksklusif mengambil tindakan
Jika pelanggaran terhadap sedemikian, termasuk menaiki kapal,
peraturan perundang-undangan memeriksa, menangkap dan
negara pantai terjadi di laut territorial melakukan proses pengadilan,
atau perairan pedalaman atau perairan sebagaimana diperlukan untuk
kepulauan suatu negara, maka sesuai menjamin ditaatinya peraturan
dengan kedaulatan yang diberikan perundang-undangan yang
oleh pasal 2 UNCLOS 1982, negara ditetapkannya sesuai dengan
pantai dapat memberlakukan semua ketentuan Konvensi ini.
peraturan hukumnya bahkan hokum b. Kapal-kapal yang ditangkap dan
pidananya terhadap kapal tersebut, awaknya harus segera dibebaskan
asalkan pelanggaran tersebut setelah diberikan suatu uang
membawa dampak bagi negara pantai jaminan yang layak atau bentuk
atau menganggu keamanan negara jaminan lainnya.
c. Hukuman negara pantai yang Beberapa hal berupa
dijatuhkan terhadap pelanggaran penetapan dan kewajiban bagi
peraturan perundang-undangan pengelola perikanan dalam Pasal 7
perikanan di zona ekonomi ayat (1) dan (2) yang menjadi sorotan
eksklusif tidak boleh mencakup adalah jenis, jumlah, dan ukuran alat
pengurungan, jika tidak ada penangkapan ikan, jenis, jumlah,
perjanjian sebaliknya antara ukuran dan penematan alat bantu
negara-negara yang bersangkutan, penangkapan ikan, persyaratan atau
atau setiap bentuk hukuman badan standar prosedur operasional
lainnya. penangkapan ikan, system
d. Dalam hal penangkapan atau pemantauan kapal perikanan, ukuran
penahanan kapal asing negara atau berat minimum jenis ikan yang
pantai harus segera memberitahu boleh ditangkap, jenis ikan yang
kepada negara bendera, melalui dilarang untuk diperdagangkan,
saluran yang tepat, mengenai dimasukkan, dan dikeluarkan ke dan
tindakan yang diambil dan dari wilayah negara Republik
mengenai setiap hukuman yang Indonesia, dan jenis ikan yang
kemudian dijatuhkan. dilindungi ( T. Muhammad, 2017 : 8).
3. UU perikanan No. 31 tahun 4. Peraturan Menteri Kelautan
2004 yang telah diubah dengan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015
Undang-Undang Nomor 45 Tahun tentang Larangan Penggunaan Alat
2009 tentang Perikanan Penangkapan Ikan Pukat Hela
Dalam rangka menjaga (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets)
kekayaan ikan dan kekayaan laut Di Wilayah Pengelolaan Perikanan
lainnya, maka di dalam Undang- Negara Republik Indonesia. Didalam
Undang Nomor 45 Tahun 2009 peraturan menteri tersebut telah
tentang Perikanan, ditetapkan secara mengatur lebih khusus lagi mengenai
tegas beberapa hal yang berkaitan tata cara penangkapan ikat, dalam
dengan kedaulatan negara dan Pasal 2 memberikan pesan bahwa
kesejahteraan rakyat negara Setiap orang dilarang menggunakan
Indonesia. alat penangkapan ikan pukat hela
(trawls) dan alat penangkapan ikan Kementerian Kelautan dan
pukat tarik (seine nets) di seluruh Perikanan RI (KKP) yaitu Susi
Wilayah Pengelolaan Perikanan Pudjiastuti telah mengeluarkan aturan
Negara Republik Indonesia. yang melarang melakukan bongkar
Dalam sebuah penelitian muat ikan di tengah laut atau biasa
yang diajukan sebagai skripsi oleh disebut transhipment, hal tersebut
seorang mahasiswa memberikan diatur dalam Permen KP No. 57
kesimpulan bahwa PERMEN-KP Tahun 2014, aturan tersebut mulai
Nomor 2 Tahun 2015 telah sesuai berlaku sejak 12 November 2014 lalu.
dengan peraturan induknya yaitu UU Peraturan Menteri Kelautan dan
No.45 Tahun 2009 Tentang Perikanan Perikanan No. 57 Tahun 2014 tentang
yang secara jelas telah memberikan larangan transshipment diterbitkan
wewenang kepada menteri kelautan memiliki tujuan untuk mencegah
dan perikanan RI untuk mengatur alat kapal melakukan pengiriman
penangkapan ikan yang langsung ikan keluar negeri.
diperbolehkan dan tidak untuk Larangan ini diterapkan bukan tanpa
dipergunakan di wilayah perairan tujuan, tapi ada tujuan tertentu yang
Indonesia, berdasarkan kajianilmiah hendak dicapai yaitu agar kapal-kapal
keduaalat penangkapan ikantersebut harus bersandar terlebih dahulu di
mengganggu ekosistem laut, tetapi pelabuhan Indonesia sebelum
PERMEN-KP tersebut mengalami melakukan ekspor, di pelabuhan para
penolakan oleh 80% nelayan di kapal dikenakan kewajiban
Kabupaten Lamongan, Karena membayar beberapa Penerimaan
mereka menganggap permen tersebut Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga
tidak ditetapkan secara partisipatif retribusi lainnya. Alasan Pemerintah
dan tidak disertai dengan solusi yang Menerapkan Kebijakan Larangan
tepat dari pemerintah(Firhat, 2016 : Transhipment antara lain ( T.
ii). Muhammad, 2017 : 8):
5. Peraturan Menteri Kelautan 1. Indonesia memiliki luas pantai
dan Perikanan No. 57 Tahun 2014 terpanjang nomor dua di dunia,
tentang larangan transhipment tetapi ekspor hasil laut nomor lima
didunia maka pantas jika hasil mendaratkan ikannya di Indonesia
perikanan laut dimaksimalkan. karena memang kapal-kapal eks
2.Untuk menghindari kecurangan asing inilah yang banyak
sebagian pengusaha perikanan, bermasalah dengan izin.
dimana kapal pengangkut ikan 7. Adanya kapal asing yang
tidak mendaratkan muatannya di melakukan transshipment seperti
pelabuhan, melainkan langsung dari Tiongkok, Thailand, dan
membawa keluar negeri Filipina.
(tranformasi, 2015). 8.Kebijakan larangan transhipment
3.Dengan kebijakan ini, penataan laut juga sejalan dengan kebijakan
lebih baik, hasil perikanan laut bisa KKP untuk menyepakati inisiatif
semuanya di daratkan di pelabuhan Kementerian Perdagangan dalam
Indonesia dan tidak lari ke negara mencapai target peningkatan
lain. Sehingga dapat menekan ekspor hasil laut serta untuk
jumlah ekspor ikan yang tidak mewujudkan basis produksi hasil
tercatat oleh pemerintah. Kelautan dan Perikanan secaraber
4.Secara keseluruhan larangan kelanjutan.
transshipment tidak akan Di dalam pasal 37 ayat 5, 6, dan
mengganggu ekspor produk ayat 9 Peraturan Menteri Kelautan
perikanan. Walaupun jumlah dan Perikanan No. 57/2014
berkurang untuk ikan hasil menyebutkan beberapa pokok
tangkapan di laut, tapi untuk ikan larangan transhipment, adapun
budidaya malah lebih besar. bunyinya yaitu sebagai berikut:
5. Dari sekitar 6.000 kapal di atas 30 a.) Pasal 37 ayat 5, “Setiap kapal
Gross Tonnage (GT), dan yang pengangkut ikan buatan luar negeri
bermasalah hanya 1.200 kapal diberikan 2 (dua) pelabuhan
yaitu kapal eksasing yang 4.200 pangkalan dan untuk kapal
kapal masih tetap bisa melaut dan pengangkut ikan buatan luar negeri
menangkap ikan. untuk tujuan ekspor diberikan 1 (satu)
6. Dari 1.200 kapal tersebut bisa jadi pelabuhanp angkalan”.
yang memang dulu tidak
b.) Pasal 37 ayat 6, “Setiap kapal hukum, karena UNCLOS 1982 telah
penangkap ikan dan kapal pengangkut diambil Indonesia sebagai aturan
ikan wajib mendaratkan ikan hasil internasional yang diratifikasi Pada
tangkapan di pelabuhan pangkalan tahun 1985 melalui UU No.17/1985
sebagaimana tercantum dalam SIPI tentang Pengesahan United Nations
atau SIKPI”. Convention on The Law of The Sea
c.) Pasal 37 ayat 9, “Setiap kapal (Konvensi PerserikatanBangsa-
yang tidak mendaratkan ikan hasil Bangsa tentang Hukum Laut).
tangkapan di pelabuhan pangkalan Di masa pemerintahan Susi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pudjiastuti selaku Kementerian
ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat Kelautan dan Perikanan RI (KKP),
(6) diberikan sanksi pencabutan SIPI penenggelaman kapal sebagai sanksi
atau SIKPI”. illegal fishing di Indonesia menjadi
sesuatu yang luar biasa di mata
masyarakat, sesorang menteri wanita
B. Penenggelaman Kapal Illegal
yang berani mengambil keputusan
Fishing Dalam Perspektif UNCLOS
besar dan tegas terhadap negara lain
1982
dalam rangka menjaga keutuhan
Indonesia telah meratifikasi
wilayah Republik Indonesia (RI) dan
Law of the Sea Convention 1982
kesejahteraan rakyat Indonesia di
(Konvensi Hukum Laut 1982) atau
bidang laut.
yang lebih dikenal dengan UNCLOS
UNCLOS 1982 membagi
1982, dengan begitu berarti Indonesia
status hukum perairan berdasarkan
sudah mengakui bahwa semua aturan
zonanya, yaitu: zona maritime atau
yang ada didalam UNCLOS 1982
wilayah laut yang berada di bawah
tersebut menjadi hukum positif di
kedaulatan negara, wilayah laut di
Indonesia atau hukum yang berlaku di
bawah yurisdiksi (kewenangan)
Indonesia. Maka dalam membuat
negara, dan wilayah laut di luar
aturan maupun menjaga wilayah
yurisdiksi (kewenangan) negara,
perairan dan laut, Indonesia harus
mengacu pada prinsip penerapan
berpedoman atau melihat UNCLOS
yurisdiksi kriminal suatu negara
1982 sebagai rujukan ketentuan
berdaulat, kebijakan penenggelaman laut dikarenakan beberapa faktor
kapal asing pelaku tindak pidana alam. Ketetapan mengenai
illegal fishing, pada dasarnya penghentian kapal belum diatur dalam
merupakan penerapan yurisdiksi Undang-undang No. 8 Tahun 1981.
terhadap zona atau wilayah yang oleh Adapun ketentuan pelanggaran yang
UNCLOS 1982 status hukumnya dilakukan kapal atau setiap orang
disebut dengan zona maritim yang akan diproses oleh aparat penegak
berada di bawah kedaulatan nasional hukum di ZEE yaitu Komandan kapal
dan zona maritim yang berada di luar atau perwira penyidik yang ditujuk
kedaulatan nasional, tetapi berada di oleh Panglima Angkatan bersenjata
bawah kewenangan (yurisdiksi) suatu Republik Indonesia.
negara, sehingga kebijakan Pasal 56 UNCLOS
penenggelaman kapal asing pelaku memberikan hak-hak berdaulat
tindak pidana illegal pada dasarnya kepada Negara pantai untuk
merupakan penerapan yurisdiksi keperluan eksplorasi, eksploitasi,
criminal berdasarkan prinsip teritorial konservasi dan pengelolaan sumber
dan penerapan yurisdiksi kriminal kekayaan alam baik hayati maupun
berdasarkan prinsip ekstra teritorial. non hayati, dari perairan di atas dasar
Maka diterangkan bahwa laut dan dari dasar laut dan tanah
setiap pelanggaran yang dilakukan dibawahnya dan berkenaan dengan
oleh kapal atau setiap orang kegiatan lain untuk keperluan
dilaksanakan sesuai bukti permulaan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi
yang terjadi dilaut bagi kapal dan/atau ZEE, seperti produksi energi dari air,
setiap orang. arus, dan angin. Dalam pelaksaan
Bagi pelanggar warga Negara hak-hak berdaulat tersebut, Negara-
Indonesia segera menuju ke negara pantai juga sebagaimana yang
pangkalan terdekat atas perintah ditetapkan dalam pasal 73 UNCLOS,
penyidik untuk segera diproses. dapat mengambil tindakan-tindakan
Penghentian kapal yang di atur dalam yang dianggap perlu seperti
peraturan perundang-undangan tidak pemeriksaan, penangkapan kapal-
bisa dilaksanakan dalam satu hari di kapal maupun melakukan proses
peradilan terhadap kapal-kapal yang Fishing di ZEE bagi kapal asing
melnaggar ketentuan-ketentuan yang dikenakan sangsi denda yang lebih
dibuat Negara pantai. Dengan besar dan pantas sehingga tidak
demikian hak-hak brdaulat Negara menimbulkan kerugian besar bagi
pantai tadi tidak hanya sekedar hak Negara pantai, serta akan memberikan
saja, tetapi juga dilengkapi dengan efek jera bagi pelaku pelanggaran
ketentuan-ketentuan hukum untuk Illegal Fishing terhadap kapal asing.
menjamin pelaksanaan hak-hak Sedangkan pelanggaran Illegal
tersebut (Boer, 2016 : 363).Dalam hal Fishing oleh Negara pantai dikenakan
ini yang mengadili pelanggaran sangsi hukuman yang berlaku di
secara umum adalah jaksa pengadilan Negara tersebut dan yang terpenting
Negeri. Adapun yang mempunyai untuk menanggulangi persoalan kapal
kewenangan Pengadilan Negeri yang ikan asingyang melaksanakan
putusannya termasuk penghentian penangkapan ikan yang harus
kapal dan pelanggaran setiap orang. mematuhi peraturan hukum yang
Selanjutnya diputuskan permintaan berlaku pada suatu Negara pantai dan
untuk kebebasan pelanggaran kapal kegiatan penangkapan ikan yang
dan setiap orang yang di tahan karena harusterlapor dan terkoordinir,
didakwa melaksanakan tindak pidana adapun cara yang bisa di pakai yaitu
sesuai dengan Undang-undang, bisa proses perijinan bagi pemilik kapal
dilaksanakan sewaktu-waktu sampai asing sesuai dengan Surat Keputusan
adanya penetapan hukuman dari Menteri No.60/Sept/2011 .Cara ini
Pengadilan Negeri. Dari penjelasan tercapai dengan baik, terbukti
tersebut dapat diputuskan ganti rugi banyaknya kapal asingyang tidak
uang jaminannya ditetapkan sesuai menggunakan surat ijin di ZEE
nilai kapal, alat yang digunakan dan berkurang. Terbukti dari petunjuk
hasil tangkapannya serta sejumlah Dinas Kelautan dan Perikanan
besarnya denda maksimum. menerangkan bahwa sebelum
Penanganan Kendala Yuridis munculnya Surat Keputusan tersebut
yang menghambat penegakan hukum masih banyak kapal asing yang
oleh pelaku tindak pidana Illegal melakukan tindak pidana Illegal
Fishing di negara pantai sejumlah pengamanan KTP,
7.000 unit kapal. penyelesaian administrasi dan
Kesepakatan regional atau laporan.
internasional antara Negara diperoleh 2. Operasi Hukum adalah, suatu
keuntungan yang didapat negara tindakan dan pemberlakuan
Indonesia yaitu Negara pantai bisa pada setiap orangagar
menerapkan peraturan hukum di seseorang tersebut insaf atau
bidang perikanan, terhadap kapal kapok.
asing yang melakukan penangkapan
ikan secara illegal fishing.Sehingga Penenggelaman Kapal Ikan
dari komitmen yang tertera di atas, Asing yang melakukan Illegal Fishing
dalam hal penangkapan ikanmenurun di ZEE. Dasar hukum termaktub
dratis.Sehingga secara nyata dapat didalam Undang-Undang RI No 45
menghilangkan pelanggaran Tahun 2009 Tentangperubahan
tindakpidanaperikanan (illegal Undang-Undang RI No 31 Tahun
fishing) yang terjadi selama dalam 2004 Tentang Perikanan. Adadua cara
pratek dilapangan. penenggelaman kapal ikan asing yang
Dalam penegakan hukum dilakukan oleh pemerintah RImelalui
tentang tindak pidana perikanan Otoritas. Penenggelaman kapal
dilakukan dengan 2 (dua). melalui putusan pengadilan:
Berdasarkan bentuk kegiatan yang a. Otoritas yang menangkap kapal
dilakukan di lapangan, kegiatan ikan asing membawa kapal dan
prefentifdibedakan atas : (M. Amin ABK kedarat.
:574) b. Di darat dimana ada pengadilan
1. Operasi Teklis, yaitu kegiatan perikanan akan dilaksanakan
atau upaya mencegah dan proseshukum
menindak pelaku pelanggaran c. Setelah disidang dan divonis
secara langsung di lapangan bersalah dan putusan
melalui kegiatan patroli, mempunyai kekuatanhukum
penyitaanbarang bukti, tetap kapal-kapal akan disita.
penitipan barang bukti, d. Bila kapal disita maka bergantung
pada jaksa eksekutor akan menjalin hubungan baik dengan
melakukanapa terhadap kapal Negara-negara tetangga dan Negara
tersebut apakah kapal akan di maju, tentu tidak terlepas dari
lelang atau dimusnakan. permasalahan laut, salah satunya
e. Bila dimusnakan yang menjadi yaitu illegal fishing. Sebagai Negara
pilihan maka salah satu cara yang tunduk terhadap UNCLOS
adalah diledakan dan 1982 maka setiap pembuatan
ditenggelamkan. peraturan mengenai laut di tingkat
Sanksi penenggelaman kapal nasional maupun internasional,
tersebut bila disandingkan dengan Indonesia tidak bisa melanggar
UNCLOS 1982 tidaklah ketentuan UNCLOS 1982. Indonesia
beretentangan, karena di dalam memilih sanksi menenggelamkan
UNCLOS 1982 sendiri tidak kapal pelaku illegal fishing yang
mengatur secara tegas mengenai telah terbukti bersalah, hal tersebut
penenggelaman kapal, sehingga hal tidak melanggar UNCLOS 1982.
tersebut diserahkan kepada kebijakan
setiap negara. Ucapan Terimakasih
Terimakasih kami ucapkan kepada
Simpulan Allah SWT.yang telah meridhoi
Indonesia sebagai negara kepulauan kami dalam menulis jurnal ini.
terbesar di dunia memiliki wilayah Terimakasih kepada orang tua kami
perairan yang luas. Dengan luasnya yang telah mendukung kami dalam
wilayah perairan, sumber alam menulis jurnal ini baik dari segi
hayati dan non hayati yang berada di materi maupun doa. Dan tidak lupa
dalamnya juga melimpah. kami ucapkan terimakasih kepada
Keberadaan ikan-ikan yang dosen pengampu mata kuliah
melimpah merupakan salah satu dari Hukum Laut InternasionalJurusan
kekayaan alam laut yang terkandung Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan
di dalam wilayah perairan Indonesia. Hukum Universitas Negeri
Indonesia sebagai Negara Surabaya, Ibu Elisabeth Septin
berkembang yang berdampingan dan Puspoayu, S.H., M.H. , Ibu Dr. Peni
Jati Setyowati, S.H., M.H. , dan Fishing Pada Tahun 2014-
2015, JOM FISIP No. 2 Vol.
Bapak Irfa Ronaboyd, S.H., M.H.
4.
yang telah meluangkan waktu dan
pikiran dalam membimbing kami
Usmawadi Amir, Penegakan Hukum
menulis jurnal ini. IUU Fishing Menurut
UNCLOS 1982 (Studi Kasus
: Volga Case), Jurnal Opinio
Daftar Pustaka Juris Vol.12.
Buku
Mauna, Boer. 2015 ,Hukum Skripsi/Thesis/Disertasi
Internasional, Bandung : Firhat Syauqi, Penerapan Peraturan
PT.Alumni. Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 2 Tahun
Jurnal
2015 tentang Larangan
Fajar Atho’illah Sudaryanto,
Penggunaan Alat
Implikasi Yuridis Pasal 9
Penangkapan Ikan Pukat
Huruf (D) dan (E) Undang-
Hela (Trawls) dan Pukat
Undang Nomor 13 Tahun
Tarik (Seine Nets) Di
2016 terhadap Invensi
Kabupaten Lamongan,
Makhluk Hidup Yang
Skripsi Sarjana Ilmu Hukum,
Dikomersialisasikan Di
Yogyakarta:UINSA Kalijaga
Indonesia, Rechtidee, No. 1
Yogyakarta,2016).
Vol. 13.
Dipublikasikan.
Haryanto, Joko Setiyono, Kebijakan
Penenggelaman Kapal Asing Peraturan Perundang-undangan
Pelaku Illegal Fishing Oleh United Nations Convention on the
Pemerintah Indonesia Law of the Sea (UNCLOS)
Dalam Persfektif Hukum 1982.
Pidana Internasional, Jurnal
Law Reforfm, No.1 Vol.3. Undang-Undang perikanan No. 31
tahun 2004 yang telah
Simela Victor Muhamad, Illegal diubah dengan Undang-
Fishing Di Perairan Undang Nomor 45 Tahun
Indonesia: Permasalahan 2009 tentang Perikanan
Dan Upaya Penanganannya
Secara Bilateral Di KEPMEN Nomor KEP / 50 / MEN /
Kawasan, Politica No. 1Vol. 2012 tentang Rencana Aksi
3. Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan Illegal,
T. Muhammad Almuzzamil, Ureported, and Unregulated
Kebijakan Pemerintah Fishing (IUU Fishing)
Indonesia Dalam
Menanggulangi Ilegal
Peraturan Menteri Kelautan dan TribunJateng.Com, “Kisah
Perikanan Nomor 2 Tahun
Penangkapan Kapal Andrey
2015 tentang Larangan
Penggunaan Alat Dolgov oleh KAL Simeulu,
Penangkapan Ikan Pukat
20 ABK Asal Jawa
Hela (Trawls) dan Pukat
Tarik (Seine Nets) Di Lambaikan Tangan”
Wilayah Pengelolaan
http://jateng.tribunnews.com/
Perikanan Negara Republik
Indonesia. 2019/02/24/kisah-
penangkapan-kapal-andrey-
Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 57 Tahun dolgov-oleh-kal-simeulu-20-
2014 tentang larangan
abk-asal-jawa-lambaikan-
transshipment
tangan. Diakses pada 7 Mei
Surat Keputusan Menteri No.60 / Sept
2019
/ 2011

Website
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI, “Maritim Indonesia,
Kemewahan Yang Luar
Biasa”,
https://kkp.go.id/artikel/2233
-maritim-indonesia-
kemewahan-yang-luar-biasa.
Diakses 5 Mei 2019

KOMPAS.Com, "10 Fakta Mengenai


Kapal Pencuri Ikan Andrey
Dolgov”
,https://internasional.kompas.
com/read/2019/02/22/18520
041/10-fakta-mengenai-
kapal-pencuri-ikan-andrey-
dolgov-. Diakses 7 Mei
2019.

Anda mungkin juga menyukai