Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Agama Samawi yaitu Agama yang berdasarkan wahyu allah, misalnya agama islam dan agama yang
pernah dibawa oleh para nabi dan rosul dimasa yang lalu dan yang masih asli, pengertian agama samawi
yaitu agama yang mendapatkan wahyu dari langit (samawi, sama') dan telah dibekukan wahyunya yang
asli adalah berupa kitab suci alqur'an
dan agama samawi ini telah menganjurkan untuk beriman kepada allah dan Rosulnya dan juga terdahap
kitab-kitab sebelumnya ( dari para nabi dan rosul). dan kedudukan agama islam yang mendapatkan
wahyu dari allah itu telah diterangkan dalam al qur'an : dan tidaklah diucapkan Qur'an itu (atau ucapan
Nabi) menurut kemauan hawa nafsunya sendiri, yang ucapannya itu tidak ada lainya kecuali hanyalah
wahyu yang disampaikan kepadanya. (An-Najam ayat 3-4)
Jadi ucapan atau sabda Nabi adalah merupakan wahyu illahi yang diantaranya melalui malaikat jibril, dan
setelah wahyu itu diterima maka disampaikan oleh Nabi kepada Manusia, dan sebagai muslim
diwajibkan beriman kepada agama samawi sebelumnya seperti kitab taura, injil, zabur yang disampaikan
oleh Allah kepada Nabi-Nabi yang lalu.
Agama Ardhi adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, pemikiran seseorang yang
kemudian diterima secara global. Serta tidak memiliki kitab suci dan bukan berlandaskan wahyu.
Agama Samawi adalah agama yang diturunkan (wahyu) dari Allah SWT melalui malaikat Jibril dan
disampaikan oleh Nabi/Rasul yang telah dipiliholeh Allah SWT untuk disebarkan kepada umat manusia.
Ciri-ciri Agama Samawi, yaitu :
1. Agama ini memiliki kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari Tuhan)
2. Mempunyai nabi/rasul yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut dari wahyu yang
diterima
5. Kebenerannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia,masa, dan keadaan.
Agama Wad'i adalah agama dunia (natural religion) yang tidak bersumber pada wahyu Illahi melainkan
hasil ciptaan akal pikiran dan perilaku manusia, oleh karena disebut juga dengan agama budaya atau
agama bumi. Yang termasuk dalam agama wad’I adalah Hindu, Buddha, Taoisme, Kong Hu Cu (Kung Fu
Tse), Shinto dan berbagai aliran keagamanan lainnya.
Agama Wad'i lahir dari filsafat masyarakat, baik yang berasal dari para pemimpin masyarakat ataupun
dari para pengajar agama yang bersangkutan. Agama ini berkembang pada masyarakat yang memliki
tingkat solidaritas mekanik atau pada masyarakat yang masih memeliki pola berpikir yang tradisional.
Pengertian Agama Islam Secara Umum, Istilah Dan Menurut Para Ahli
Pengertian Agama Islam Secara Umum, Istilah Dan Menurut Para Ahli - agama apakah yang anda peluk?
islam, kristen, hindu, budha atau katholik atau konghucu, kalau saya sendiri adalah islam atau muslim.
meskipun kita berbeda agama yang penting kita jangan saling membeda-bedakan karena kita satu
negara yaitu negara republik indonesia. karena saya muslim maka saya akan membahas satu agama saja
yaitu mengenai pengertian agama islam menurut para ahli atau ulama dan istilah.
Agama islam berasal dari dua kata yaitu agama dan islam, kata agama berasal dari bahasa sangsekerta
yang memiliki arti "tradisi", sedangkan islam berasal dari bahasa arab yaitu al-islam yang artinya
"berserah diri kepada tuhan" yaitu allah swt. memiliki seperempat milliar lebih penganut, menjadikan
agama islam di akui seluruh dunia sebagai agama terbesar setelah kristen.
Islam adalah agama yang di ridhoi oleh allah swt yang paling benar dan paling sempurna serta sebuah
agama yang membawa rahmat bagi seluruh semesta alam. agama islam merupakan wahyu dari allah
yang di turunkan kepada nabi muhammad saw sebagai nabi terakhir yang di pilih allah. di dalamnya
terdapat berbagai aturan dan hukum yang dapat di jadikan petunjuk dan tuntunan hidup bagi seluruh
umat islam agar selamat dan bahagia dunia dan akhirat. allah swt berfirman yang artinya,
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam" (QS. Ali-Imran: 19)
Islam berasal dari kata "sallama" yang artinya selamat, dan bentuk mashdar dari kata "aslama" yang
artinya patuh, taat atau berserah diri.
Islam berarti patuh atau tunduk pada ajaran atau perintah allah swt seperti yang telah di ajarkan oleh
nabi muhammad saw sebagai rasul utusa-Nya.
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-nya
dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya
Islam adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dengan mengesakann-Nya dan melaksanakan
syariat-Nya denga penuh ketaatan atau melepaskan dari kesyirikan.
Umar bin Khatab
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw. Agama ini meliputi Akidah, Syariah,
dan Akhlak.
Saat itu beliau menjawab pertanyaan Umar r.a, tentang apa itu Islam? nabi muhammad menjawab Islam
itu adalah "bahwa engkau mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan bahawasanya muhamad itu utusan
Allah, dan engkau mendirikan sholat, dan mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
engkau mengerjakan ibadah haji di Baitullah jika engkau sanggup melakukannya".
A. Aspek Aqidah
Akidah adalah sesuatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya baik berwujud agama dan yang lainnya.
[1]
Aqidah (kepercayaan) itu adalah sesuatu hal yang pertama-tama yang diserahkan oleh Rasulullah dan
yang dituntutnya dari manusia untuk dipercayai dalam tahapan pertama daripada tahapan-tahapan
dakwah Islamiyah dan yang merupakan pada seruan setiap Rasul yang diutus oleh Allah swt.
Aqidah secara etimologi berarti ikatan atau sangkutan. Dan secara terminologi berarti creedo, creed
yaitu keyakinan hidup. Iman dalam arti yang khusus, yakni pengikraran yang bertolak dari hati. Bentuk
jamaknua ‘aqaid atau ma’rifat, ilmu ushuluddin, ilmu kalam, ilmu hakikat dan ilmu tauhid.
Sayid Sabiq mengemukakan bahwa pengertian keimanan atau aqidah itu tersusun dari enam perkara
yaitu:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezki (nikmat) yang mulia”.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah,
ucapan denagn lisan dalam bentuk dua kalimah syahadat, diwujudkan dalam perbuatan dengan amal
shaleh. Akidah dalam Islam harus berpengaruh pada segala aktivitas yangt dilakukan oleh menusia.
Sehingga aktivitas tersebut dapat bernilai ibadah. [2]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akidah dalam Islam tidak hanya sekedar keyakinan dalam
hati, melainkan tahap lanjutan yang akna menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat
yang pada akhirnya akan menghasilkan amal shaleh.
B. Aspek Syariah
Syariat adalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yang diciptakan pokok-pokoknya di dalam
berhubungan dengan Tuhannya, dengan saudara sesama muslim, dengan saudara sesama manusia,
dengan alam dan hubungannya dengan kehidupan.
Pengertian syari’ah yang sering dipakai dikalangan para ahli hukum, ialah:
“Hukum-hukum yang diciptakan oleh Allah SWT untuk segala hambaNya agar mereka itu
mengamalkannya untuk kebahagiaan dunia akhirat, baik hukum-hukum itu bertalian dengan perbuatan,
aqidah dan akhlak”.
Para ahli fiqh memakai kata syari’ah ini sebagai nama bagi hukum yang ditetapkan Allah untuk para
hambaNya dengan perantaraan Rasulullah supaya para hambaNya tersebut melaksanakannya dengan
dasar iman yang hukum tersebut mencakup seluruh kehidupan manusia.
Syari’ah berasal dari wahyu Allah yang dituangkan dalam al-Quran dan al-Hadits, diwajibkan untuk ditaati
dan dilaksanakan sebagaimana mestinya, apabila manusia ingin hidup bahagia dan tenteram baik di
dunia dan di akhirat maka Allah berfirman
Syari’ah juga merupakan tata ketentuan yang telah mengatur dengan sebaik-baiknya bagaimana seorang
muslim melakukan kewajibannya terhadap Allah secara vertikal dan bagaimana pula seorang muslim
mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya secara horizontal terhadap sesama makhluk Allah.
Syari’ah berpusat pada dua segi kehidupan yang cukup mendasar yaitu aspek ibadah dan muamalah.
Aspek ibadah terdiri dari dua jenis yaitu ibadah dalam pengertian umum dan ibadah dalam pengertian
khusus. Ibadah dalam pengertian umum yakni semua amalan yang diizinkan oleh Allah dan yangn tidak
ditetapkan secara terperinci mengenai keharusan mengerjakannya. Sedangkan ibadah dalam arti khusus
yakni apa-apa yang telah ditetapkan Allah secara terperinci baik tingkat maupun kaifiyat atau dalam cara-
cara tertentu.
Sesuai dengan fungsi, tujuan dan nilai yang terkandung dalam peribadatan dapat diketahui tiga macam
bentuk ibadah yaitu
Ø Ibadah syahsiyah adalah ibadah perorangan dalam rangka pembentukan watak yang formil yakni
kepribadian muslim, seperti ibadah shalat dan syahadat.
Ø Ibadah ijtima’iyah syaltout yaitu ibadah kemasyarakatan yang bernilai amaliyah social untuk
membentuk rasa tanggung jawab sosial, seperti zakat dan puasa.
Ø Ibadah siyasah adalah ibadah yang secara tidak langsung terkandung aspek politis biasanya berupa
ibadah haji untuk membina persatuan dan kesatuan umat.
C. Aspek Akhlak
Akhlak ialah suatu gejala kejiwaan yang sudah meresap dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan terlebih dahulu. Apabila yang timbul
daripadanya adalah perbuatan-perbuatan baik, terpuji menurut akal dan syara’ maka disebut akhlak
baik, sebaliknya apabila yang timbul dari padanya adalah perbuatan yang jelek maka dinamakan akhlak
yang buruk.
Dalam menjalankannya sebaiknya berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits. Secara garis besarnya
menurut sifatnya terbagi kepada dua yakni akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dari segi bentuknya kahlak
dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
Masalah-masalah pokok yang menyangkut akhlak, menurut al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin
ialah:
a) Hikmah yakni kemampuan jiwa untuk membedakan yang benar dari yang salah dalam segala
perbuatan yang ada di bawah kekuasaan manusia.
b) Keadilan yakni kemampuan jiwa untuk mengendalikan daya (kekuatan), marah, dan daya nafsu serta
mendorongnya kepada tuntunan hikmah dengan membatsi gerak-geriknya.
c) Syaja’ah yakni keadaan daya gadlah yang tunduk dan taat kepada akal dalam semua gerak maju dan
mundurnya.
d) Iffah yakni keadaan daya nafsu terpimpin dan terdidik dengan pendidikan dan pimpinan akal dan
agama.[3]
Kedua belas
Oleh
Satu-satunya agama yang benar, diridhai dan diterima oleh Allah Azza wa Jalla adalah Islam. Adapun
agama-agama lain, selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Agama selain Islam, yaitu
Nasrani, Yahudi, Kong Hu Chu, Hindu, Budha, Sinto dan yang selainnya, tidak akan diterima oleh Allah
Azza wa Jalla, karena agama-agama tersebut telah mengalami penyimpangan yang fatal dan telah
dicampuri dengan tangan-tangan kotor manusia. Setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, maka orang Yahudi, Nasrani dan yang lainnya wajib masuk ke dalam agama Islam, mengikuti
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab,
kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar
terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]
ت نواسلنسر إ
ض ن
طسوُيعاَ نونكسريهاَ نوإإلنسيإه يِّمسرنجمعوُنن اإ يِّنسبمغوُنن نولنهم أنسسلننم نمن إفيِ النسنماَنوا إ
أنفننغسينر إديِّإن ن
“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan
di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah
mereka dikembalikan ?” [Ali ‘Imran: 83]
نونمن يِّنسبتنإغ نغسينر ا س إلسسنلإم إديِّينِاَ فننلن يِّمسقبننل إمسنِهم نوهمنوُ إفيِ اسلإخنرإة إمنن اسلنخاَإسإريِّنن
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan dalam Al-Qur-
an bahwa Yahudi dan Nasrani selalu berusaha untuk menyesatkan kaum Muslimin dan mengembalikan
mereka kepada kekafiran, mengajak kaum Muslimin ke-pada agama Yahudi dan Nasrani. Allah Azza wa
Jalla berfirman:
“Banyak di antara ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu
beriman menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dari dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi
mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” [Al-Baqarah: 109]
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu (Muhammad) sebelum engkau
mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).’
Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, maka tidak
akan ada bagimu Pelindung dan Penolong dari Allah.” [Al-Baqarah: 120]
اإ نمسن آنمنن تنسبمغوُنننهاَ إعنوُيجاَ نونأنتمسم صددونن نعن نسإبيإل ن ب لإنم تن م ام نشإهيرد نعلنىىَ نماَ تنسعنمملوُنن قمسل نيِّاَ أنسهنل اسلإكنتاَ إ
اإ نو ن
ت ن قمسل نيِّاَ أنسهنل اسلإكنتاَ إ
ب لإنم تنسكفممرونن إبآِنيِّاَ إ
ن
ف تنسكفممرونن نوأنتمسم ب يِّنمرددومكم بنسعند إإيِّنماَنإمكسم نكاَفإإريِّنِننوُنكسي ن س م ن ن ن
ام بإنغاَفإءل نعنماَ تنسعنمملوُنن نيِّاَ أديِّنهاَ الإذيِّنن آنممنِوُا إإن تمإطيمعوُا فنإريِّيقاَ دمنن الإذيِّنن أومتوُا الإكنتاَ نمشهنندامء ۗ نونماَ ن
صنراءط دمسستنإقيءم يِ إإلنىىَ إ صم إباَنلإ فنقنسد همإد ن اإ نوإفيمكسم نرمسوُلمهم ۗ نونمن يِّنسعتن إ ت ن تمستلنىىَ نعلنسيمكسم آنيِّاَ م
“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah
Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?’ Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai ahli Kitab! Mengapa
kamu menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, kamu menghendakinya (jalan
Allah) bengkok, padahal kamu menyaksikan?’ Dan Allah tidak lengah terhadap yang kamu kerjakan.
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi al-Kitab,
niscaya mereka akan mengembalikanmu menjadi orang kafir setelah beriman. Dan bagaimana kamu
(sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu, dan Rasul-Nya (Mu-hammad) pun
berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka
sungguh dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.’” [Ali ‘Imran: 98-101]