Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah “Inflansi “ ini tepat pada
waktunya.Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Teori Makro yaitu
Bapak Riyanto, S.E.,M. Si yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam materi Inflansi di dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik
penulisannya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya kami
harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kemajuan kami di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya, bagi pembaca umumnya,dalam memberikan informasi tentang Inflasi .
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebaiknya inflasi segera diatasi, karena inflasi yang buruk akan mengurangi investasi
diikuti dengan berkurangnya kegiatan ekonomi dan bertambahnya pengangguran sehingga
memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
B. Rumusan Masalah
4. Untuk mengetahui dampak dari inflasi yang akan berkaitan dengan perekonomian
di indonesia.
D. Manfaat Makalah
Dari hasil makalah ini di harapkan bermanfaat bagi penulis untuk menambah
pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam hal inflasi dan pengaruhnya terhadap
perekonomian di indonsia.
indonesia.
BAB II
ISI
A. Inflasi
1. Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-menerus.
(Boediono, 1985: 161)
2. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama
periode tertentu. (Nopirin, 1990: 25)
3. Suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang. (Mannullang, 1993:
83)
4. Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras,
bahan bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang
modal naik. (Samuelson dan Nordhaus, 1993: 293).
Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-
tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak
dikatakan inflasi.
B. Penggolongan Inflasi
Inflasi Sedang
Laju inflasi dapat berbeda antar asatu Negara dengan Negara lainnya atau dalam satu Negara
dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka Inflasi dapat di bagi ke dalam
tiga kategori yaitu :
Ditandai dengan laju inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap
perekonomian lebih besar daripada inflasi yang merayap (creeping inflation)
Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali lipat.
Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot dengan
tajam sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya
keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan
dan ditutupi dengan mencetak uang.
a. Inflasi permintaan (Demand Inflasi) yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena
bertambahnya pengeluaran perusahaan).
Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini dikenal dengan istilah cost-
push inflation atau supply inflation. Untuk lebih jelasnya simak baik-baik kurva di atas. Apabila
ongkos produksi ini misalnya disebabkan kenaikan harga alat-alat produksi yang didatangkan
dari luar negeri atau kenaikan bahan mentah maupun bahan baku.
c. inflasi campuran
Kedua mmacam inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik
sehari-hari. Pada umumnya, inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari
kedua macam inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara inflasi permintaan
(demand-pull inflation) dan inflasi biaya (cost-push inflation).
Domestic Inflation (inflasi domestik) adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestik).
Kenaikan harga disebabkan karena adanya perilaku masyarakat maupun perilaku pemerintah
Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh kenaikan
harga dari luar negeri. Kenaikan harga di dalam negeri terjadi karena dipengaruhi oleh kenaikan
harga dari luar negeri terutama barang-barang impor atau kenaikan bahan baku industri yang
masih belum dapat diproduksi di dalam negeri. Kenaikan Indeks Harga Luar Negeri (IHLN)
akan mengakibatkan kenaikan pada Indeks Harga Umum (IHU) dan Indeks Harga Dalam Negeri
(IHDN) yang secara otomatis ikut mempengaruhi laju pertumbuhan inflasi di dalam negeri.
2. Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang
melebihi permintaan agregat
3. Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara
kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga
harga menjadi meningkat lebih tinggi
4. Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu
waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan
dalam kenyataan.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang
yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui
instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai
dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Terdapat tiga kebijakan yang dapat di tempuh bank
sentral dalam mengatur inflasi :
a. Kebijakan Diskonto.
Kebijakan diskonto (discount policy) adalah kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uanng dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Kaitannya dengan
bank syari'ah yaitu dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat nisbah bagi hasil.
b. Operasi Pasar Terbuka.
Yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga.
c. Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy).
Yaitu kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan
dan menurunkan presentasi persediaan kas dari bank.
2. kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serrta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian
akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan
fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat
mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
5. Kebijakan Lain
1. Peningkatan Produksi.
Meski jumlah uang beredar bertambah jika di iringi dengan peningkatan produksi, maka tidak
akan menyebabkan inflasi. Bahkan hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
ekonomi.
2. Kebijakan Upah.
Inflasi dapat diatasi dengan menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable
income) masyarakat.
3. Pengawasan Harga.
Kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha dapat diatasi dengan adanya pengawasan
harga pasar.
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga
2. Penjualan surat berharga
3. Peningkatan cadangan Kas
4. Pengetatan pemberian kredit
Dalam pemulihan makro ekonomi, tim ekonomi pemerintah harus mampu menciptakan
kestabilan makro ekonomi, dengan menekan inflation rate menjadi single digit, sekitar 8%.
Makro ekonomi yang menyangkut tiga komponen yaitu interest rate, inflation rate dan exchange
rate, yang semuanya saling tergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Di sisi lain,
dengan diturunkannya BI rate, hal tersebut berpengaruh pada turunnya suku bunga perbankan
dan akan mendorong investor menanamkan investasi lebih banyak. Aktivitas perekonomian terus
berputar. Dengan demikian akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar secara
bertahap, sehingga pendapatan masyarakat akan ikut naik. Dalam rangka menungkatkan iklim
investasi secara nasional guna menanggulangi dan meningkatkan di sektor riil.
G. Peran Bank Sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu
negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa
kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal
ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen
-- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan
moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah
mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat
ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh
Bank Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun simpulan dari penjelasan mengenai Inflasi tersebut di atas adalah :
1. inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi
secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan
diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia
2. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi yaitu: Jumlah uang beredar, defisit anggaran
belanja pemerintah
3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi yaitu: 1 Efek terhadap pendapatan (Equity Effect), 2
Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect), 3 Efek terhadap Output (Output Effect), 4 Inflasi
dan Perkembanngan Ekonomi, 5 Inflasi dan Kemakmuran masyarakat.
4. Cara mencegah Inflasi yaitu: Kebijakan moneter, kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan
yang berkaitan dengan Output, kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing, kebijakan lain,
perbaikan prilaku masyarakat.
5. Cara mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga.
2. Penjualan surat berharga.
3. Peningkatan cadangan Kas.
4. Pengetatan pemberian kredit.
6. Peranan Bank Sentral
bank sentral berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari
sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan
kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu
minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk
masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih
atas dosen Pembina kami MARKUS,SE,MM yang telah memberi kami tugas kelompok demi
kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://heranoviyanth.blogspot.com/2012/09/makalah-inflasi.html