Anda di halaman 1dari 42

Tugas

MAKALAH ILMIAH

“Teori Belajar, Pendekatan, Model Dan Metode”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Biologi Maritim

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Abdu Mas’ud S,Pd.,M,Pd

Dr. Ade Haerullah S,Pd.,M,Pd

Oleh :

Nama : Adelia Niko

Npm : 03101711008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2019
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi pembelajaran menjadi salah satu unsur dari proses pembelajaran. Strategi digunakan
oleh guru dan siswa untuk mengkreasikan proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for
College Class Room (1976), strategi adalah cara untuk mencapai sesuatu. Sedangkan strategi
pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang
dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu (Majid, Abdul. 2013: 7). Ada
terdapat berbagai macam strategi dalam menagajar dengan menggunakan alat pembelajaran yaitu
model pembelajaran, metode dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu teori belajar humanisme, behavioristisme, kognitifisme, dan konstrututisme ?
2. Bagaimana pendekatan pembelajaran saintifik, tematik, konstektual, kognitif, induktif,
dedukatif, Sains Teknologi Masayarakat, realistic dan comperatif ?
3. Bagaimana kelebihan, kelemahan, ciri/karakter, serta langkah-langkah model
pembelajaran ?
4. Apakah pengertian diskusi. Ceramah, Tanya jawab serta karya wisata ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori belajar humanisme, behavioristisme, kognitifisme, dan
konstrututisme.
2. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran saintifik, tematik, konstektual, kognitif,
induktif, dedukatif, Sains Teknologi Masayarakat, realistic dan comperatif.
3. Untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, ciri/karakter, serta langkah-langkah model
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pengertian diskusi. Ceramah, Tanya jawab serta karya wisata.
BAB 2 PEMBAHASAN

1. Apa itu Teori Belajar Humanisme, Behavioritisme, Kongnitifisme, Konstruktisme ?


A. Humanisme

Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran
humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif.
Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat
dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses
yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan
manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

B. Behavioritisme

Behavioristik adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan


melalui pengalaman yang dapat diamati bukan dengan proses mental. Pendekatan pembelajaran
behavioristik menjelaskan belajar itu perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan di nilai
secara kongkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan atau stimulasi yang menimbulkan
perilakau reaktif/respon berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans adalah lingkungan
belajar baik internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar sedangkan, respon adalah
akibat atau dampak berupa reaksi fisik terhadap stimulan.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan
keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan
respons dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan
adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan
(positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi
(negative reinforcement) respons pun akan tetap dikuatkan (Suryabrata, 1990).

C. Kognitifisme
Istilah “kognitif” berasal dari kata cognition yang artinya sama dengan kata “knowing” yang
berarti mengetahui dalam perkembangan selanjutnya. Kognitif adalah proses berpikir seseorang
untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. Kognitif=intelegensi=kecerdasan, (jean Piaget)
yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaktif termasuk kemampuan mental
yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,
dan menyelesaikan masalah.
Pendekatan kognitif pembelajaran beranjak dari teori perkembangan kognitif piaget (1970).
Menurut piaget, proses kognitif ditandai oleh tiga proses dasar yaitu asimilasi, akomodasi, dan
equilibrasi.
a. Asimilasi adalah proses pengintegrasian data baru ke dalam struktur kognitif.
b. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif dengan situasi baru.
c. Equilibrasi adalah proses penyesuaian kembali yang terus-menerus antara asimilasi dan
akomodasi.
D. Konstruktisme
Pembelajaran Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama.
Teori konstruktivisme memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman
dan interaksi mereka (Triyanto 2011:14). Menurut Bruning dalam Wardoyo (2013:22)
Konstuktivisme merupakan perspektif psikologis dan filosofis yang memandang bahwa masing-
masing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan
pahami.
2. Apa itu Pendekatan Saintifik, Tematik, Konstektual, Kognitif, Induktif, Dedukatif,
Sains Teknologi, Masayarakat, Realistik, Comperatif ?
A. Saintifik

pendekatan saintifik/ ilmiah adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa
menjadi subjek aktif melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk
pengetahuan baru atau memadukan dengan pengetahuan sebelumnya. Pendekatan saintifik/
ilmiah terbukti lebih efektif dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran
tradisional. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan
(M. Lazim, 2013:2).

B. Tematik

Pendekatan tematik adalah suatu sistem pembelajaran yang menyatukan beberapa mata
pelajaran yang dikaitkan/berpusat pada satu pokok permasalahan (tema), sehingga terjadi
kepaduan antara yang satu dengan yang lain dan dapat memberikan pengalaman belajar yang
berarti bagi siswa. Pengalaman yang berarti tersebut ditunjukan dengan mampunya siswa
menghubungkan antara konsep-konsep belajar yang telah dilakukannya dan dapat
diwujudkannya/direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siwa tidak hanya
menghafal materi pelajaran saja.
Pendekatan tematik menekankan pada pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan
dan melakukan pengalaman belajaranya sendiri (learning by doing). Pendekatan ini dimotori
oleh Gestalt dan Piaget yang menekankan bawah pembelajran haruslah bermakna dan sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak.
C. Konstektual
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
autentik (authentic assessment).
Secara umum Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian
atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan,
munculnya motivasi belajar, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif,
nyaman dan menyenangkan. Prinsip dari pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa
yang melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan
kemampuan sosialisasi.

D. Kognitif

Teori belajar pendekatan kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang telah
memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi pendidikan. Dalam
psikologi kognitif, manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
pada lingkungannya sebagaimana anggapan behaviorisme, akan tetapi ia dianggap sebagai
makhluk yang berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir/homo sapiens
(Yusuf, 1990 : 42). Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal,
mental manusia. Dalam pandangan ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak tak dapat
diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, kesengajaan,
keyakinan, dan sebagainya. Dalam perspektif ini, belajar pada asasnya adalah peristiwa mental,
bukan peristiwa behavioral yang bersifat jasmaniah, meskipun hal-hal yang bersifat behavioral
tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa.
E. Induktif

Menurut Purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir
yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili
fenomena keseluruhan. Pendekatan induktif menekankan pada pengamatan dahulu,lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah
pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif
merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan
umum. Pendekatan induktif menggunakan penalaran induktif hingga cara empiris bisa
diterapkan.

F. Dedukatif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika


untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum
ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum dan diikuti dengan contoh – contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum
ke dalam keadaan khusus. Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi
model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi,
mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing
siswa.

G. Sains Teknologi Masyarakat

Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) adalah suatu usaha untuk menyajikan sains
(IPA) melalui pemanfaatan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan sains
teknologi dan masyarakat melibatkan siswa dalam penentuan tujuan pembelajaran, prosedur
pelaksanaan pembelajaran, pencarian informasi bahan pembelajaran dan bahkan pada evaluasi
belajar. Tujuan utama pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) yaitu agar dihasilkan
siswa-siswa yang memiliki bekal ilmu dan pengetahuan agar nantinya mampu mengambil
keputusan-keputusan terkait masalah-masalah dalam masyarakat.

H. Realistik

Pendekatan realistik yaitu suatu pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa
dengan menampilkan hal-hal yang nyata yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diajarkan. Pendekatan realistik lebih menampilkan model pembelajaran yang nyata berdasarkan
kenyataan yang dihadapi siswa. Pendekatan realistik adalah suatu pendekatan yang
menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Kepada siswa diberikan
tugas-tugas yang mendekati kenyataan, yaitu yang dari dalam siswa akan memperluas dunia
kehidupannya. Kemujuan individu maupun kelompok dalam proses belajar seberapa jauh dan
seberapa cepat akan menetukan spektrum perbedaan dari hasil belajar dan posisi individu
tersebut.

I. Comperatif

Pendekatan komparatif, yaitu pendekatan yang melihat manusia dengan pandangan yang
luas, tidak hanya masyarakat yang terisolasi atau hanya dalam tradisi sosial tertentu saja.
Ciri-ciri pendekatan komparatif, antara lain:
1) berusaha mengenali persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan sampai kepada
generalisasi;
2) berusaha memberikan uraian keterangan ilmiah yang dapat diterima;
3) membanding-bandingkan antarmasyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, termasuk
tradisi satu dengan tradisi yang lain dalam seluruh ruang dan waktu; dan
4) memberikan uraian tentang variasi bentuk-bentuk sosial dan mencatat asal-usul serta
perkembangan manusia dengan adat-istiadatnya, mencakup dimensi waktu.
3. Jelaskan Kelebihan, kelemahan, ciri-ciri/karakter dan langkah-langkah model
pembelajaran ?
A. Model inkuairi

Kelebihan

1. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, secara seimbang sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna.

2. Model inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar meraka.

3. Model inkuiri merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan


psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku.

4. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang
bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelemahan

1. Jika model inkuiri digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka model inkuiri akan sulit diimplemintasikan oleh setiap guru.

Langkah-langkah

1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk berpikir
memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.

3. Mengajukan hipotesis

Ciri-ciri

1. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal (siswa sebagai objek)


2. Menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
3. Mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah.

B. model jigsaw

kelebihan

1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang
bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan
berpendapat.

Kelemahan

1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya
diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan
jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak
terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan
apabila tidak mengerti.
2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk
mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor
kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus
pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang
untuk mengikuti jalannya diskusi.
4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Langkah-langkah

Awal Kegiatan Pembelajaran

1. Persiapan Pembelajaran
 Melakukan Pembelajaran Pendahuluan
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan
dipelajarinya topik tersebut.
 Materi
Materi pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran
tergantung pada banyak anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi
pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.
 Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok Asal Dan Ahli
Kelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang yang heterogen
baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya
 Menentukan Skor Awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai akhir
siswa secara individual pada semester sebelumnya.
2. Rencana Kegiatan Pembelajaran
 Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan
menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
 Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua
sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
 Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang
didiskusikannya.
 Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.
 Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau
menghargai prestasi kelompok.
3. Sistem Evaluasi Pembelajaran
Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
1. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.
2. Membuat laporan mandiri atau kelompok.
3. Presentasi
Materi Evaluasi
1. Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh mahasiswa.
2. Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.
Ciri-ciri

1. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan
keheterogenan.
2. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah
tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain.
3. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil yang saling bekerja sama.

C. Model TGT ( Teams GamesTurnament )

Kelebihan

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam

4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa

5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain

6. Motivasi belajar lebih tinggi

7. Hasil belajar lebih baik

8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Kelemahan

1. Bagi Guru sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari
segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai
pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan
untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
2. Bagi siswa masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas
guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik
tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
Langkah-langkah

1. penyajian kelas (class precentation)


2. belajar dalam kelompok (teams)
3. permainan (games),
4. pertandingan (tournament)
5. penghargaan kelompok (teams recognition).

Ciri-ciri

siswa berkerja dalam kelompok-kelompok kecil, games tournament dan penghargaan kelompok.

D. Model PBL ( Problem Based Learning )

Kelebihan

1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan


pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia
nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan
masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).

Kelemahan

1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang
mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

Langkah-langkah

1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas (Pemaparan Konsep dan
Materi)
Di sini setiap anggota harus memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah.
Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta berangkat dari cara
memandang yang sama sehubungan dengan istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.

2. Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di
antara fenomena itu.

3. Menganalisis masalah
Setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota
tentang masalah. Nantinya terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum
pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota.

4. Menata gagasan secara sistematis


Bagian yang sudah berhasil dianalisa kemudian diperhatikan sejauh mana keterkaitannya satu
sama lain kemudian dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan,
dan sebagainya.

5. Memformulasikan tujuan pembelajaran


Kelompok nantinya merumuskan tujuan pembelajaran. Sebab, kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran
akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat

6. Mencari informasi tambahan dari sumber lain


Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan
pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan menemukan ke
mana akan dicari.

7. Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.


Dari informasi baru yang didapatkan, kita diskusikan kembali dengan kelompok untuk kemudian
dari semua yang sudah dibahas disusun menjadi suatu laporan. Laporan bisa berupa laporan
tertulis, video, maupun karya fisik.
8. Mempresentasikan / Memamerkan Hasil Laporan
Setelah semua selesai, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.

Ciri-ciri

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Model pembelajaran PBL berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar


pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna
untuk siswa.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (tematik)


Meskipun secara umum pembelajaran berdasarkan masalah yang umumnya berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), namun masalah-masalah yang diselidiki
telah benar-benar melalui proses pemilihan sehingga benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya.

3. Penyelidikan autentik dalam Model Pembelajaran PBL


Model pembelajaran PBL berdasarkan masalah yang mengharuskan setiap siswa melakukan
penyelidikan autentik dalam rangka mewujudkan penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

4. Menghasilkan produk dan memamerkannya


Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam
karya nyata. Produk tersebut bisa berbentuk laporan, model fisik, video maupun program
komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan nantinya berupa laporan.

5. Model Pembelajaran PBL melatih Kolaborasi dan kerja sama


Pembelajaran yang berlandaskan permasalahan yang dicirikan oleh siswa yang saling bekerja
sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

E. Discovery learning

Kelebihan

1. Membantu peserta didik untuk mengoptimalkan kemampuan baik dari segi kognitif
maupun dari segi keterampilan
2. Pengetahuan yang diperoleh setiap peserta didik akan bertahan lama, karena mereka
memperolehnya dengan pengalaman secara langsung.
3. Membantu dan meningkatkan kemampuan setiap peserta didik dalam memecahkan
masalah
4. Memperkuat konsep diri, karena setiap peserta didik diberikan kesempatan dan
kepercayaan untuk bekerja sama dengan lainnya.
5. Mendorong setiap peserta didik untuk lebih aktif dalam mencari informasi dan ilmu
pengetahuan.
6. Mengajak peserta didik untuk berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
7. Melatih setiap peserta didik untuk belajara secara mandiri.
8. Peserta didik akan menjadi lebih aktif karena menggunakan kemampuannya sendiri
dalam menemukan hasil akhir.
Kelemahan
1. Menghabiskan banyak waktu, karena guru harus menjadi fasilitator, motivator dan
sekaligus pembimbing.
2. Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan berpikir rasional. Karena belum
terbiasa.
3. Tidak semua peserta didik dapat mengikuti model pembelajaran semacam ini karena
alasan tertentu.
Langkah-langkah
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik
3. Memilih materi pelajaran yang akan disampaikan
4. Menentukan topik-topik yang nantikan akan dipelajari peserta didik secara mandiri

5. Mengembangkan bahan ajar yang nantikan digunakan peserta didik untuk belajar mandiri
Ciri-ciri
1. Peran guru sebagai pembimbing;
2. Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan;
3. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan
menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta
membuat kesimpulan.

F. NHT (Numbered Heads Together )


Kelebihan

1. Setiap siswa menjadi siap semua.


2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3. Siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang pandai.
Kelemahan

1. NHT kemungkinan nomor yang dipanggil dapat dipanggil lagi oleh guru.
2. Tidak semua anggota kelompok yang memiliki nomor yang sama terpanggil oleh guru
untuk presentasi mewakili kelompoknya.

Langkah-langkah
a. Tahap Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok terdiri 1-5 orang dan kepada setiap
anggota kelompok diberi nomor masing-masing.

b. Tahap Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa pertanyaan dapat bervariasi, pertanyaan dapat amat
spesifik dalam bentuk kalimat tanya.

c. Tahap Berfikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Tahap Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Ciri-ciri

1. Kelompok heterogen.
2. Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala yang berbeda-beda.
3. Berpikir bersama (heads together).

G. Model PBI

Kelebihan

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap


dengan baik.
2. Siswa dilatih untuk mandiri dan bekerja sama dengan siswa lain.
3. Berperan aktif dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi dalam
pembelajaran.
4. Siswa bisa merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang
diselesaikan merupakan
5. masalah sehari-hari.
6. Bisa mengembangkan cara berfikir logis dan berlatih mengemukakan pendapat.

Kelemahan

1. Untuk siswa yang malas, tujuan model pembelajaran problem based instruction atau
berbasis pada masalah ini tidak akan tercapai.
2. Memerlukan banyak waktu.
3. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.

Langkah-langkah

1. orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang
diperlukan, mengajukan fenomena/demonstrasi/cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan.
2. mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya.
5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.

Ciri-ciri

1. Pengajuan Pertanyaan atau Masalah (memahami masalah).


2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3. Penyelidikan Autentik.
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5. Kolaborasi/kerja sama.
H. Model Example Non Example

Kelebihan

1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example.
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu
konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih
terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah
dipaparkan pada bagian example.

Kelemahan

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.


2. Memerlukan waktu yang lama.

Langkah-langkah

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar- gambar


yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai
dengan Kompetensi Dasar.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD/OHP/In Focus pada tahap
ini Guru dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar dan membentuk kelompok
siswa.
3. Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan/
menganalisa gambar. Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan
secara seksama agar detil gambar dapat dipahami oleh peserta didik, dan guru juga memberi
deskripsi tentang gambar yang diamati.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebu dicatat
pada kertass . Kertas yang digunakan sebaiknya disediakan guru.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
dilatih peserta didik untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan
kelompok masing masing.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
7. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri

Mengajarkan siswa untuk belajar mengerti dan Menganalisis sebuah konsep.

I. Model Picture and Picture

Kelebihan

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.


2. Siswa dilatih berfikir logis dan sistematis
3. Siswa dibantu belajar berfikir berdasarkan sudut pandang suat subjek bahasan dengan
memberikan kebebasan siswa dalam praktek berfikir
4. Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan
5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

Kelemahan

1. Memakan banyak waktu


2. Membuat sebagian siswa pasif
3. Munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas
4. Kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai

Langkah-langkah

Penyampaian Kompetensi, presentasi materi, penyajian gambar, pemasangan gambar,


penjejekan, penyajian kompetensi dan pennutup.

Ciri-ciri

1. Aktif
2. Inovatif
3. Kreatif
4. Menyenangka
J. Model Debate

Kelebihan

1. Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.

2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

Kelemahan

1. Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.


2. Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi.
3. Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen
hanya diam dan pasif.
4. Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
5. Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa.
6. Tema haruslah dapat diperdebatkan.
7. Perataan siswa dalam kelompok terkadang tidak heterogen.

Langkah-langkah

1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang
lainnya kontra.
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua
kelompok di atas.
3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
Kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

Ciri-ciri

1. Untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi.


2. Model pembelajaran berbicara yang tidak hanya menonton satu arah.
K. Model PJBL ( Problem Based Learning )

Kelebihan

1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan


mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.


3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem
yang kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan

1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.


2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Ciri-ciri

1. Model ini memunculkan suatu permasalahan yang diajukan pada siswa.


2. Siswa bekerja secara kolaboratif dengan teman sebaya untuk bertanggung jawab terhadap
pengelolaan dan mengakses informasi dalam rangka untuk pemecahan masalah.
3. Siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan yang dilakukan, secara berkala.
4. Situasi dalam pembelajaran ini, sangat menghargai tentang kesalahan dan perubahan.
5. Siswa membuat suatu keputusan mengenai kerangka kerja yang akan dilakukan.

6. Siswa mendesain suatu proses yang digunakan untuk menentukan penyelesaian atas
masalah maupun tantangan yang diajukan oleh guru.
7. Proses evaluasi dalam model pembelajaran PBL dilakukan secara berkelanjutan.
8. Hasil akhir dari kegiatan belajar siswa akan dilakukan penilaian secara kualitatif.

Langkah-langkah

1. Menentukan pertanyaan atau permasalahan yang paling mendasar yang akan digunakan
sebagai sebuah proyek yang menuntut penyelesaian.
2. Menentukan desain perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal pengerjaan proyek
4. Guru memonitor siswa dalam mengerjakan proyeknya.
5. Melakukan pengujian hasil
6. Mengevaluasi pengalaman

L. Model Recipokal

Kelebihan

1. Melatih kemampuan siswa belajar mandiri sehingga kemampuan dalam belajar mandiri
dapat ditingkatkan. Reciprocal Teaching juga melatih siswa untuk menjelaskan kembali
kepada pihak lain.
2. Melatih siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak
lain.Penerapan pembelajaran ini memfasilitasi siswa dalam mempresentasikan idenya.
3. Selama kegiatan pembelajaran,siswa membuat rangkuman. Jadi siswa terlatih untuk
menemukan hal-hal peting dari apa yang siswa pelajari dan ini merupakan keterampilan
penting untuk belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa reciprocal teaching dapat
meningkatkan hasil belajar.
Kelemahan

1. Membutuhkan waktu yang lama.


2. Sangat sulit diterapkan jika pengetahuan siswa tentang materi prasyarat kurang.
3. Adakalanya siswa tidak mampu akan semakin tidak suka dengan pembelajaran tersebut.

Langkah-langkah

1. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab
dan melaksanakan strategi pembelajaran barbalik, yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah selesai membaca buku paket
matematika.

2. Guru memberikan arahan mengenai cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan


kembali dan memprediksi setelah selesai membaca buku paket matematika;
3. Setelah guru membimbing siswa, siswa melakukan latihan menggunakan strategi
pembelajaran berbalik. Guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta
dari tugas yang diberikan berdasarkan kepandaian siswa;
4. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan adanya guru atau tanpa
adanya guru
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan
penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ketingkat
yang lebih tinggi.

Ciri-ciri

1. Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam
memimpin diskusi.
2. Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang
lain.
3. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

M. Model STAD ( Student Teams Achievement Division )

Kelebihan

1. Setiap anggota kelompok mendapat tugas


2. Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok
3. Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill)
4. Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain
5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan
akademiknya meningkat
6. Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat
7. Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan
8. Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia
hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran
9. Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa

Kelemahan

1. Dalam pelaksanaan di kelas, membutuhkan wakru yang relatif lebih lama sehingga sulit
mencapai target kurikulum.
2. Dalam mempersiapkannya guru membutuhkan waktu yang lama
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru, sehingga tidak semua guru dapat melakukan
dan menggunakan strategi belajar kooperatif
4. Menuntut sifat tertentu tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Langkah-langkah

1. Penyampaian tujuan dan motivasi.


2. Pembagian kelompok.
3. Presentasi dari guru
4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim).
5. Kuis (evaluasi)
6. Penghargaan prestasi atas keberhasilan kelompok.

Ciri-ciri

1. Siswa dalam kelompok diharuskan bekerja sama untuk menyelesaikan materi yang
diberikan oleh guru untuk dicari pemecahannya.
2. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok yang heterogen, terutama dalam hal
akademik, di mana terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi,
sedang, dan kemampuan yang rendah.
3. Kriteria kelompok heterogen tersebut dapat ditambahkan dengan perbedaan dalam jenis
kelamin, suku, maupun ras.
4. Penghargaan yang diberikan oleh guru, lebih baik berorientasi pada kelompok,
dibandingkan berorientasi pada siswa.
N. Koperatif

Kelebihan

1. Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain,
2. Meningkatkan prestasi siswa,
3. Memperdalam pemahaman siswa,
4. Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar,
5. Menyenangkan siswa,
6. Mengembangkan sikap kepemimpinan.
7. Mengembangkan sikap positif siswa
8. Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri,
9. Membuat belajar secara inklusif
10. Mengembangkan rasa saling memiliki.

Kelemahan

1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit mencapai target kurikulum,
2. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga kebanyakan guru tidak mau
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif,
3. Menuntut sifat tertentu pada siswa, misalnya sifat suka bekerja sama,
4. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan
lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu,
5. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas,
alat dan biaya yang cukup memadai,
6. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan
yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan,
7. Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang lain
menjadi pasif, dan Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip.

Langkah-langkah

a. Menyampaikan tujuan dan motivasi kepada siswa.


b. b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membimbing kelompok belajar.
e. Mengevaluasi hasil belajar siswa.
f. Memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.

Ciri-ciri

1. Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.


2. Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi
3. Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender.
4. Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu.

O. Model Talking Stick

Kelebihan

1. Menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran.


2. Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat.
3. Memacu agar peserta didik untuk lebih giat belajar, karena peserta didik tidak pernah
tahu tongkat akan sampai pada gilirannya.
4. Peserta didik berani mengemukakan pendapat.

Kelemahan

1. Membuat peserta didik senam jantung.


2. Peserta didik yang tidak siap tidak bisa menjawab.
3. Membuat peserta didik tegang.
4. Ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.

Langkah-langkah

1. Pendidik mempersiapkan tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm.


2. Pendidik menyampaikan materi yang hendak dipelajari, dan memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok untuk mempelajari dan membaca materi.
3. Peserta didik melakukan diskusi untuk membahas permasalahan dari sebuah wacana yang
diberikan.
4. Setelah siswa melakukan kegiatan diskusi dan mempelajari materi, guru mengintruksikan
siswa untuk menutup buku.
5. Pendidik mengambil sebuah tongkat dan memberikannya kepada salah seorang peserta
didik, setelah itu pendidik memberikan suatu pertanyaan dan bagi peserta didik yang
sedang memegang tongkat tersebut mesti menjawab pertanyaan dari guru. demikian
seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat pertanyaan.
6. Guru membuat kesimpulan.
7. Kegiatan evaluasi/penilaian.

Ciri-ciri

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
3. Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

P. Take and Give

Kelebihan

1. Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan situasi pembelajaran.
2. Melatih siswa untuk bekrjasama dan menghargai kemampuan orang lain.
3. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas.
4. Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan.
5. Meningkatkan tanggung jawab siswa sebab masing-masing siswa dibebani pertanggung
jawaban, atas kartunya masing-masing.
6. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan
informasi dari guru dan siswa lainnya.
7. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswaakn informasinya.

Kelemahan

1. Kesulitan untuk mendisiplinkan siswa dalam kelompok-kelompok.


2. Ketidak sesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan akdemik baik dan siswa
yang kurang memiliki kemampuan akademik
3. Kecenderungan terjadianya free riders dalam setiap kelompok
4. Jika informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang
diterima siswa lainpun kurang tepat.

Langkah-langkah

1. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.


2. Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya
3. Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
4. Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masingmasing satu kartu untuk
dipelajari atau dihafali.
5. Semua siswa disuruh mencari pasangannya pada kartu yang dipegangnya.
6. Demikian seterusnya sehingga setiap sisswa dapat saling memberi dan menerima materi
masing-masing (Take and Give).
7. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan memberikan pertanyaan yang
tidak sesuai dengan kartu.
8. Strategi ini dapat dimodifikasi sesai dengan keadaan.
9. Guru menutup pembelajaran.

Ciri-ciri

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai)
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksankan dengan
berhasil
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi
dan Nur, 2000:9)

Q. TPS ( Think Pair Share )

Kelebihan

1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran


2. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana.
3. Memberikan lebih kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok.
4. Interaksi antar pasangan lebih muda.
5. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya

Kelemahan

1. Lebih banyak kelompok yang akan lapor dan perlu dimonitor.


2. Lebih sedikit ide yang muncul.
3. Jika ada masalah tidak ada penengah

Langkah-langkah

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang
belum diungkapkan para siswa.
6. Guru memberi kesimpulan.
7. Penutup.

Ciri-ciri

1. Think (berfikir secara individual)


memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengenai jawaban mereka sendiri
sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu, guru dapat mengurangi
masalah dari adanya siswa yang mengobrol, karena tiap siswa memiliki tugas untuk
dikerjakan sendiri.
2. Pair (berpasangan dengan teman sebangku)
guru meminta para siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah
dipikirkan.
3. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)
guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.

R. Model TSTS (Two Stay Two Stray )

Kelebihan

1. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan


2. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
3. Lebih berorientasi pada keaktifan.
4. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya
5. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
6. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
7. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Kelemahan

1. Membutuhkan waktu yang lama


2. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok
3. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)
4. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Langkah-langkah

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.


2. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

Ciri-ciri

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

S. Model Goup Investigations

Kelebihan

1. Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran, dan aktivitas
belajar.
2. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi
terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam
kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang
lebih sederhana.
3. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat dan
berani mengemukakan pendapat.
4. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih
termotivasi.
5. Penerapan pembelajaran kooperatif dapa membantu siswa mengaktifkan kemampuan
latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar belakang teman sekelas mereka
(Nur, 1998:9)
6. Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-
tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam
memecahkan masalah
Kelemahan

1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI hanya sesuai untuk diterapkan di kelas
tinggi, hal ini disebabkan karena tipe GI memerlukan tingkatan kognitif yang lebih tinggi.

2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang memiliki
prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, hal ini disebabkan oleh peran anggota
kelompok yang pandai lebih dominan.
3. Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi dengan
kelompok yang memiliki nilai rendah.
4. Untuk menyelesaikan materi pelajaran dengan pembelajaran kooperatif akan memakan
waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran yang konvensional, bahkan dapat
menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru
belum berpengalaman.
5. Guru membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama untuk dapat
menerapkan belajar kooperatif tipe GI dengan baik.

Langkah-langkah

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.


2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas yang akan
dikerjakan secara kooperatif dalam kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam
kelompoknya.
5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan
memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi

Ciri-ciri

1. Pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation berpusat pada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.
2. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar
siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok
memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam
memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
kelompok.
3. Pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu
presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari,semua siswa dalam
kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
4. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
5. Pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation suasana belajar terasa lebih
efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat
siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi
dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

T. Model Demonstration

Kelebihan

1. Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, karena siswa disuruh langsung


memerhatikan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan.

Kelemahan

1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai
demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

Langkah-langkah

1. Tahap Persiapan

Pada tahap pesiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan :


 Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demostrasi berakhir.
Tujuan ini eli[uti beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan
tertentu.
 Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang diperlukan sebagai panduan
untuk menghindari kegagalan.
 Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :

 Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan
jelas apa yang sedang didemonstrasikan
 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang meragsang siswa untuk berpikir,
misalnya melalui pertanyaan siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
 Ciptakan suasana yang menyejukkan untuk menghindari suasana yang menegangkan.
 Yakinkan bahwa semua bisa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c. Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran.

Ciri-ciri

1. Guru melakukan percobaan.


2. Bertujuan agar siswa mampu memahami cara mengatur atau menyusun sesuatu.
3. Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi, mereka akan lebih berhasil, lebih mengerti
dalam menggunakan sesuatu. alat.
4. Siswa dapat memilih dan memperbandingkan cara terbaik. ( Drs.M. Subana dan Sunarti.
U. Model Role Paying

Kelebihan

1. Menarik perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi mereka;


2. Bagi siswa; berperan seperti orang lain, ia dapat merasakan perasaan orang lain;
mengakui pendapat orang lain itu; saling pengertian; tenggang rasa; toleransi;
3. Melatih siswa untuk mendesain penemuan;
4. Berpikir dan bertindak kreatif;
5. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis karena siswa dapat menghayatinya;
6. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
7. Menafsirkan dan mengevaluasi hadil pengamatan.
8. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat;
9. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja (Djumingin, 2011: 175-176)..
10. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh;
11. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan;
12. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias;
13. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

Kelemahan

1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya,
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta
akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut
2. Guru harus memahami betul langkah-langkah pelaksanaannya, jika tidak dapat
mengacaukan pembelajaran;
3. Memerlukan alokasi waktu yang lebih lama (Djumingin, 2011: 175-176).
4. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu
adegan tertentu.
Langkah-langkah

1. Guru menyuruh menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;


2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk memelajari skenario yang sudah dipersiapkan
dalam beberapa hari sebelum kegiatan belajar-mengajar;
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya lima orang;
4. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
5. Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan;
6. Setiap siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan;
7. Setelah selesai ditampilkan, setiap siswa diberikan lembar kerja untuk membahas
penampilan kelompok masing-masing;
8. Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum;
10. Evaluasi
11. Penutup.

Ciri-ciri

Dalam model ini anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam
memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat ulasan dari guru agar
mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut. Dalam bermain peran, anak diberi
kebebasan untuk menggunakan benda-benda sekitarnya dan mengkhayalkannya jika benda
tersebut diperlukan dalam memerankan tokoh yang dibawakan.

V. Model SAVI (Somatic, Auditori, Visual dan Intektual )

Kelebihan

1. Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak


fisik dengan aktivitas intelektual
2. Siswa tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya
3. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan
sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar
4. Memupuk kerjasama karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat membantu yang
kurang pandai
5. Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif
6. Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa.
7. Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa
8. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik
9. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat dan berani
menjelaskan jawabannya
10. Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.

Kelemahan

1. Menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat komponen
dalam SAVI secara utuh
2. Membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan
disesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat
besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik. Ini
dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah maju
3. Karena siswa terbiasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga siswa kesulitan dalam
menemukan jawaban ataupun gagasannya sendiri
4. Membutuhkan waktu yang lama terutama bila siswa yang lemah
5. Membutuhkan perubahan agar sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.
6. Model SAVI masih tergolong baru, sehingga banyak pengajar guru yang belum
mengetahui dan memahami
7. Model SAVI cenderung kepada keaktifan siswa, sehingga untuk siswa yang memiliki
tingkat kecerdasan kurang, menjadikan siswa itu minder.

Langkah-langkah

1. Tahap persiapan (preparation)


 Melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran (auditori).
 Membagi kelas dalam beberapa kelompok (somatis).
 Membangkitkan minat, motivasi siswa dan rasa ingin tahu siswa (auditori).
2. Tahap penyampaian (presentation)
 Menyampaikan materi dengan cara memberi contoh nyata (somatis dan auditori).
 Dari contoh guru menjelaskan materi secara rinci (auditori).
3. Tahap pelatihan (practice)
 Memberikan lembar soal untuk diselesaikan dengan berdiskusi sesuai dengan
kelompoknya masing-masing (visual dan intelektual).
 Meminta beberapa siswa mewakili kelompok untuk menampilkan hasil
pekerjaanya dan meminta yang lain menanggapi hasil pekerjaan temannya dan
memberi kesempatan untuk bertanya (somatis, auditori, visual, intelektual).
Menilai hasil pekerjaan siswa dan meralat jawaban apabila terdapat kesalahan
terhadap hasil pekerjaannya (auditori).
4. Tahap penampilan (performance)
 Memberi suatu evaluasi yang berupa lembar soal untuk mengetahui dan
mengembangkan tingkat pemahaman serta keterampilan siswa setelah proses
pembelajaran (somatis dan intelektual).
 Menegaskan kembali materi yang telah diajarkan kemudian menyimpulkan dan
memberikan PR (auditori)

Ciri-ciri

1. Somatic
pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh
(indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan
pembelajaran berlangsung).
2. Auditori
Belajar dengan berbicara dan mendengar. dapat diartikan dalam pembelajaran siswa
hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari,
menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat
memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana
kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan
makna-maknan pribadi bagi diri mereka sendiri.
3. Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Secara khususnya pembelajar visual
yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon
dan sebagainya ketika belajar.
4. Intektual
Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang
melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan
kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna,
rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual
adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

W. Model Mind Mapping

Kelebihan

1. Lebih mudah melihat gambaran keseluruhan.


2. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.
3. Memudahkan penambahan informasi baru.
4. Pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat.
5. Setiap peta memiliki sifat yang unik.

Kelemahan

1. Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat, karena kata kunci pengingat
terpisah oleh jarak.
2. Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak berhubungan dengan ingatan.
3. Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak penting.

Langkah-langkah

1. Menyampaikan kompetensi dan memberikan penjelasan singkat mengenai materi


pembelajaran.
2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk membuat Mind Mapping.
3. Siswa bekerja dalam kelompok membuat Mind Mapping.
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
5. Membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.
6. Memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran.

Ciri-ciri

1. Sangat membantu kita dalam mengingat catatan atau konsep yang kita buat dengan
sesuatu hal yang sudah kita dapatkan tapi membutuhkan waktu untuk di mengerti.
2. Jika memberi atau menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta atau gambar.
3. Aktivitasnya kreatif : menulis, menggambar, dan merancang.
4. Mempunyai ingatan visual yang bagus disaat kita meninggalkan sesuatu hal dalam
beberapa hari.
5. Menarik perhatian orang dalam proses pembelajaran.
6. Mempersingkat waktu dalam membuat suatu catatan.
5. Apa itu pengertian metode diskusi, ceramah, Tanya jawab, dan karya wisata ?
A. Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan
dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa
berupa apa saja yang awalnya disebut topik.

B. Ceramah

Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk


sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan
untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim.

C. Tanya jawab

tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

D. Karya wisata

Karyawisata adalah metode atau suatu cara atau bentuk pembelajaran dimana
pelaksanaan atau proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan lingkungan yang ada
hubungannya dengan isi materi pada materi pelajaran secra langsung sehingga siswa dapat
melihat dan mengalami langsung materi yang di sampaikan pada proses pembelajaran.

Karyawista (fild trip) adalah persiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik
untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah. Dengan karyawisata sebagai metode belajar, mengajar, anaka didik dibawah bimbingan
guru mengunjungi tempat – tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Berbeda dengan
tamasya dimana manusia terutama pergi mencariliburan. Denagan karayawisata manusia diikat
oleh tujuan dan tugas belajar. Rusyan ( dalam Seaful Sagara 2007 : 214 ).
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi pembelajaran menjadi salah satu unsur dari proses pembelajaran. Strategi digunakan
oleh guru dan siswa untuk mengkreasikan proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Ada terdapat berbagai macam strategi dalam
mengajar dengan menggunakan alat pembelajaran yaitu model pembelajaran, metode dan lain
sebagainya.

B. Saran

Model pembelajaran apa saja bisa digunakan hanya saja guru yang sebagaimana untuk lebih
mengajarkan agar dalam proses pembelajaran membuat siswa semakin semangat untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Afree awan Mohamed, 2011 langkah savi https://id.scribd.com/doc/57689211/Langkah-SAVI

Anonim, 2012 teori belajar humanisme https://umayaika.wordpress.com/2012/04/11/teori-


belajar-humanisme/

Anonim, 2012 teori behaviorisme http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/teori-


behaviorisme.html

Anonim, 2012 kelebihan dan kekurangan pembelajaran


http://allforedu.blogspot.com/2012/06/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.html

Anonim, 2012 model pembelajaran two stay two stray https://www.asikbelajar.com/2012/model-


pembelajaran-two-stay-two-stray/

Anonim, 2014 pengertian. Kelebihan dan kekurangan demonstrasi


https://materiinside.blogspot.com/2014/12/pengertian-kelebihan-kekurangan-demonstrasi.html

Fatkhan amirul huda, 2017 pengertian pembelajaran konsstruktivisme


http://fatkhan.web.id/2017pengertian-pembelajaran-konstruktivisme/

Nadia, 2016 model pembelajaran demonstrasi


https://www.academia.edu/19130216/Model_Pembelajaran_Demonstrasi

Anda mungkin juga menyukai