Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Disusun oleh:

1. Rafi Surya Permana 8111419298


2. Filiyah Chandra Asrini 8111419286
3. Risa Febriany Pulungan 8111419297
4. Monika Dita 8111419

Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang 2019


Korupsi Tidak Mencerminkan NIlai Konservasi

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu


masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor dalam kalangan masyarakat. Faktor tersebut dibedakan menjadi
dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari
diri sendiri di antaranya yaitu sifat tamak dan gaya hidup konsumtif. Adapun faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar diri sendiri. Faktor tersebut antara lain faktor politik,
faktor hukum, faktor ekonomi, dan faktor organisasi,

Indonesia dalam kondisi memburuk tentang disiplin keuangan. Hal ini dibuktikan dengan
di Indonesia banyak masalah korupsi yang dibicarakan atau diperbincangkan pada masyarakat,
terutama pada media massa lokal dan nasional. Maraknya korupsi yang ada di Indonesia sudah
sulit diberantas bahkan sudah menjadi budaya, hal itu karena sudah banyak yang sering melakukan
sehingga menjadi suatu kebiasaan. Melihat hal itu wajar Indonesia merupakan negara dengan
peringkat ke 100 dari 183 negara pada tahun 2011 dalam Indeks Persepsi Korupsi, dan Indonesia
merupakan negara dengan peringkat empat di ASEAN. Peristiwa ini menunjukkan kualitas sumber
daya manusia milik Indonesia masih belum bahkan kurang berkualitas. Kasus korupsi biasanya
terjadi di kalangan pejabat baik pejabat daerah maupun negara. Ini bisa terjadi karena kurangnya
rasa puas terhadap apa yang sudah mereka miliki dan dapatkan.

Ciri-ciri dari korupsi, yaitu :

1. Suatu penghianatan terhadap kepercayaan


2. Penipuan terhadap badan pemerintah
3. Melalikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus dengan sengaja
4. Dilakukan dengan rahasia apabila itu perlu.
5. Pihak yang terlibat lebih dari satu orang
6. Adanya keuntungan dan kewajiban bersama baik berupa uang atau yang lainnya.
7. Menutupi perbuatan korupsi dengan pengesahan hukum.
8. Adanya fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan korupsi.

Disini kita studi kasus korupsi mengenai korupsi di Malang yang dilakukan oleh Bupati

Malang yaitu Rendra Kresna


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Malang Rendra Kresna (RK) sebagai
tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang
mengungkapkan, dalam perkara pertama, Rendra selaku Bupati Kabupaten Malang periode 2010-
2015, diduga menerima suap terkait penyediaan sarana Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten
Malang sebesar Rp 3,45 miliar. Selain Rendra, KPK juga menetapkan seseorang dari pihak swasta
bernama Ali Murtopo (AM) sebagai pemberi suap. "Tersangka RK diduga menerima suap dari
tersangka AM sekitar Rp 3,45 miliar terkait penyediaan sarana penunjang peningkatan mutu
pendidikan pada Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2011," tutur
Saut saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2018).
Dalam kasus ini, Rendra disangka melanggar pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau pasal 11
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sementara itu, Ali
disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang
Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Kemudian, untuk perkara kedua, Rendra bersama seorang pihak swasta bernama Eryk
Armando Talla (EAT) diduga menerima gratifikasi sekitar Rp 3,55 miliar. Dalam perkara ini, Eryk
juga ditetapkan sebagai tersangka. "Tersangka RK selaku Bupati Malang 2 periode 2010-2015 dan
periode 2016-2021, bersama-sama dengan EAT, diduga menerima gratifikasi yang dianggap suap
karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya sebagai
Bupati Malang setidak-tidaknya sampai saat ini sekital total Rp 3,55 miliar," tutur Saut. Untuk
kasus ini, Rendra dan Eryk disangkakan melanggar pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Kami dari kelompok 2, melihat dari kasus tersebut menanggapi bahwa korupsi adalah hal
yang tidak mencerminkan nilai-nilai konservasi terutama nilai jujur dan peduli, serta tidak
memberikan rasa adil pada masyarakat. Untuk menghindari kasus korupsi harus dimulai dari diri
sendiri, yaitu dengan menanamkan kesadaran mengenai kejujuran dan percaya bahwa kita selalu
ada di bawah pengawasan Tuhan.

Dilihat dari kasus yang terjadi, tindakan yang dilakukan oleh Bupati Malang yaitu Rendra
Kresna adalah suatu hal yang tercela, terlebih beliau adalah seorang pemimpin yang mendapat
amanah dari rakyat, seharusnya beliau dapat memberikan teladan yang baik kepada rakyatnya.
Sumber :

 https://www.academia.edu/20339049/Artikel_tentang_korupsi_di_Indonesia_serta_cara_
penanganannya_tugas_ibu_siti
 https://nasional.kompas.com/read/2018/10/11/18032261/kpk-tetapkan-bupati-malang-
tersangka-dua-kasus-korupsi

Anda mungkin juga menyukai