Jurnal Acuan Trichoderma
Jurnal Acuan Trichoderma
ABSTRAK
PENENTUAN POTENSI KEMAMPUAN Trichoderma, sp. Dalam PROSES DEGRADASI SAMPAH PLASTIK
RUMAH TANGGA. Plastik walaupun sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari tetapi akan menyebabkan
permasalahan lingkungan yang serius jika tidak diolah dengan baik. Sampai saat ini belum ada metode yang efektif
untuk digunakan dalam mengurai sampah plastik dan masih dilakukan penelitian-penelitian lebih lanjut untuk mencari
metode dan teknologi yang tepat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur potensi Trichoderma sp. dalam mengurai
sampah plastik rumah tangga dan menentukan jenis sampah plastik rumah tangga yang dapat diurai oleh Trichoderma
sp.Metode penelitian adalah eksperimen komposting terhadap 5 kelompok sampah plastik rumah tangga yaitu botol
plastik, plastik kemasan, wadah pastik, Bioplastik dan sampah plastik kresek. Sampah plastik tersebut terdiri dari 7
kelompok jenis plastik yaitu: Polyethylene Terephthalate (PET), Polypropylene (PP), high-density polyethylene
(HDPE),Bioplastik dan sampah plastik kresek. Dalam proses komposting dilakukandengan menambahkan fungi
sebagai agen biodegradasi3 spesies Trichoderma sp.yaituTrichoderma Harzianum,Trichoderma Pseudokoningii, dan
Trichoderma Hamatum yang diinkubasi selama 3 bulan. Hasil penelitian walaupun pada eksperimen komposting secara
penampakan permukaan tidak terjadi perombakan dan berdasarkan tes Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR)
tidak terjadi perubahan spektrum resapan gelombang pada plastik PET, akantetapi berdasarkan bilangan gelombang
terjadi perubahan senyawa alkenes tidak jenuh menjadi jenuh. Berdasarkan hal tersebut, diambil kesimpulan bahwa
diperkirakan telah terjadi proses degradasi awal yaitu dengan perubahan materi senyawa kimia (deterioration).
ABSTRACT
POTENTIAL DETERMINATION of Trichoderma, sp. in DEGRADATION PROCESS of PLASTIC DOMESTIC
WASTE.Plastic although very useful in our daily lives but will cause serious environmental problems if not treated
properly, until now there has been no effective method to degrade plastic waste and still doing further research to find
the right methods and technologies. The goal of this study is measuring the potential of Trichoderma sp. in degrading
household plastic waste and determine the type of household plastic waste that can be degraded by Trichoderma sp.
The methodology is experimental composting to 5 groups ofhousehold plastic waste which are bottle plastic, cover
plastic, plastic container, bioplastic, and plastic crackle. Household plastic waste consist of 7 types of plastic which
are: Polyethylene Terephthalate (PET), Polypropylene (PP), high-density polyethylene (HDPE), Bioplastic and Plastic
crackle. In composting process is done by added fungi as biodegradation agentwhich are 3 species of Trichoderma sp.
Trichoderma harzianum, Trichoderma pseudokoningii, and Trichoderma hamatum were incubated for 3 months. The
results revealed that eventhough in composting experiments there is no plastic surface destruction and based on
Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR) absorption there is no changes on Peak spectrum in PET, but there is
changes in wave number spectreum of alkenes from unsatured to satured form. Based on this fact, the conclution of this
research is the assumption of phase one in degradation process is happening, marked by change in chemical material
compound (deterioration).
terbukti maupun terindikasi memiliki adalah deteriorasi dimana terjadi reaksi kimia
kemampuan untuk mengurai plastik. Namun yang dikatalisasi enzim. Enzim yang terlibat
sebagian belum diketahui mekanisme dan enzim adalah eksoenzim dan endoenzim produk dari
yang terlibat. mikroorganisme. Reaksi pertama adalah
Proses degradasi polimer terdapat faktor- pemecahan rantai kimia dengan perombakan
faktor yang mempengaruhi tingkat degradasinya, substansi pada berat molekul dari residu polimer
diantaranya: struktur dan morfologi polimer, dalam perpindahan unit terminal monomer,
berat molekul, karakteristik hidrofobik dan dimer, trimer, oligomer, atau polimer dengan
hidrofilik, zat tambahan, metode sintesis, dan berat molekul rendah.Selanjutnya proses
kondisi lingkungan. Faktor utama yang degradasi, enzim depolimerasi ekstraseluler dan
mempengaruhi proses degradasi adalah struktur intraseluler secara aktif terlibat dalam degradasi
fisika dan kimia polimer, karena dalam proses biologis polimer proses degradasi dapat terjadi
degradasi polimer tidak hanya dipengaruhi oleh secara aerobik atau anaerobik, tergantung jenis
struktur molekul, tetapi juga panjang rantai mikroorganismenya. Dalam proses degradasi
polimernya dimana semakin pendek rantai senyawa kimia hasil depolimerasi yang
semakin mudah untuk didegradasi. Semakin bermolekul lebih kecil dapat melewati membran
kristal dan semakin rumit formula polimer, maka semi-permeabel luar bakteri, yang kemudian
semakin sulit degradasinya ([9][10]). dapat dimanfaatkan sebagai sumbrer energi dan
Proses biodegradasi polimer dengan karbon dengan produk akhir inorganik (CO2,
mikroorganisme dipengaruhi oleh tumbuhdan H2O, atau CH4).Proses degradasi secara aerob,
fungsi mikroorganisme pengurai. Parameter yang mikroorganisme aerob akan menghancurkan
perlu diperhatikan adalah kelembaban, material-material kompleks dengan hasil akhir
temperatur, pH, tingkat salinitas, ketersediaan biomassa mikroba, CO2,dan H2O. Sedangkan
oksigen, dan suplai nutrisi yang berbeda [11]. dalam proses degradasi secara anaerob,
Dalam proses biodegradasi, Polimer berpotensi mikroorganisme berperan dalam proses
sebagai sumber karbon dan energi untuk deteriorasi polimer dengan hasil akhir biomassa
mikroorganisme. Interaksi mikroorganisme dan mikroba, CO2, H2O, atau CH4. Proses aerobik
polimer melalui dua proses yang berbeda [9], menghasilkan lebih banyak energi dan mampu
yaitu: proses langsung dan tidak langsung. mendukung populasi mikrooragnisme yang lebih
Proses langsung merupakan proses yang besar dari pada proses anaerobik [9]..
terjadi melaui reaksi enzimatik sedangkan proses
tidak langsung membutuhkan proses lebih
dulu. Pada proses langsung tahap awal interaksi
a. b.
Gambar 1.Interaksi Mikroorganisme dan Polimer dengan proses langsung. a. Deteriorasi. b. Degradsai
polimer.
(Sumber: Mohan dan Srivasta,2010)
Salah satu mikroorganisme yang berpotensi diidentifikasi secara sistematik, tahapan seksual,
mengurai plastik adalah Trichoderma sp. dan ekologinya di seluruh dunia berjumlah 89
([1][2][3]). Trichodermamerupakan jamur spesies [12]. Trichoderma sp. selama ini dikenal
berkonidiovor, bercabang banyak, phialid sebagai pupuk biologis yang memiliki enzim
tunggal atau bergerombol, dan satu sel. Jamur chitinase yang kuat yang digunakan sebagai
jenis ini dikenali karena pertumbuhannya yang pertahanan terhadap patogen melalui mekanisme
cepat dan pola kehijauaan pada konidianya, mikoparasitisme[6]. Dalam beberapa tahun
bersifat saprofit di tanah atau kayu dan dapat terakhir penelitian-penelitian Trichoderma dapat
bersifat parasit terhadap jamur lainnya. digunakan untuk mengurai logam berat,
Trichoderma memiliki habitat hidup yang pestisida, gasoline, pengolahan limbah cair
beragam sehingga tersedia di alam secara umum, maupun limbah padat, dan degradasi plastik dan
tumbuh optimum pada suhu 25-30oC (daerah turunannya. Sampai saat ini penelitian terkait
tropis), dan umumnya berada di tanah. karena Trichoderma mendegradasi plastik masih
beragamnya habitat hidup([14][22]). dilakukan pada Tabel 1 beberapa penelitian
Trichodermamemiliki spesies yang banyak, terkait Trichoderma mendegradasi plastik.
spesies Trichodermayang telah ditemukan dan
139
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086
Density Polyethylene (LDPE) the sole carbon source under both aerobic and
anaerobic conditions
9 Polyhydroxyalkanoates (PHAs) Trichoderma sp., Clear zone on poymer emulsion and biopolymer films
and poly(lactic acid) (PLA) are
renewable source-based polymers.
Polycaprolactone (PCL), and [24]
poly(butylenes succinate) (PBS)
are petroleum based
10 Polyethylene / PE Trichoderma sp., soil burial and shake flask biodegradation tests for a [25][27]
Trichoderma viride period of six months
11 Polyethylene, nylon-6,6 and poly Trichoderma viride Biodegradation was monitored by following the [26]
lactic acid changes in pH, biomass and weight loss by
fermentation technique
Pemanfaatan Trichoderma sp. Diperkirakan yang telah dilapisi sabuk kelapa untuk menyaring
ramah lingkungan, ekonomis dan secara sosial air lindi selama komposting, sampah organik
dapat diterima.Hal ini dikarenakan Trichoderma terlebih dahulu kemudian sampah plastik, proses
sp. adalah agen biologis yang tersedia di alam ini dilakukan hingga decomposer terisi ¾ bagian.
dengan berbagai jenis habitat dan telah Selanjutnya disiramkan larutan inokulum 250 ml
dikomersilkan sebagai pupuk biologis, sehingga dan diinkubasi selama 3 bulan, dan secara rutin
lebih mudah diterima masyarakat. Secara dilakukan pengadukan selama 2 hari sekali dan
ekologis ramah lingkungan karena Trichoderma penambahan sampah organik setiap minggu
sp. (mikroba) melakukan penguraian sampah hingga bulan kedua percobaan.
plastik melalui proses biologisnya ([4][5]). Analisis data dilakukan untuk mengetahui
Secara ekonomi juga menguntungkan karena adanya aktifitas dan tingkatan degradasi sampah
Trichoderma sp. telah tersedia di masyarakat plastik rumah tangga oleh Trichoderma.data
sebagai pupuk biologis kemasan dengan harga yang terkumpul merupakan data primer yang
terjangkau. Teknologi yang diuji cobakan juga mencakup formulasi komposting, penampakan
sederhana yaitu teknik komposting, sehingga permukaan plastik, tingkat degradasi dengan
masyarakat dapat mengolah sampahnya sendiri melihat senyawa kimia dari plastik yang
dan membantu mengurangi volume sampah yang terdegradasi.
akan dibuang ke TPA. Parameter yang dilihat pada penelitian ini
adalah mikroba Trichoderma, sampah plastik
dan air lindi.
METODOLOGI
Trichoderma di analisis dengan melakukan uji
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan mikrobiologi melalui uji kultur Trichoderma
percobaan komposting sampah plastik dan pada media PDA dengan metode pengenceran
organik dengan menambahkan inokulasi air lindi yang dikumpulkan selama proses
Trichoderma sp.sebagai agen degradasi.Spesies komposting, pengenceran dilakukan hingga 109.
Trichoderma sp. yang digunakan adalah Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
Trichoderma harzianum (DT38 dan T29),
Trichoderma dapat hidup selama proses
Trichoderma pseudokoningii (DT39),
Trichoderma hamatum (T10).Sampah plastik komposting. Sampah plastik di analisa dengan
yang digunakan adalah sampah dengan melakukan pengamatan pada permukaan
pembagian sampah plastik kresek, bioplastik, terhadap kemunculan perombakan di
plastik kemasan, botol plastik, dan permukaan sampah plastik yang
sterofoam.Kelima kelompok sampah plastic mengindikasikan terjadinya proses degradasi.
terdiri dari 5 jenis plastik yaitu PP, PET, HDPE, Uji laboratorium juga dilakukan untuk
Bioplastik, dan plastik kresek.
Percobaan dilakukan dengan formulasi mengetahui aktifitas degradasi sampah plastik
sampah dan inokulan.Sampah plastic dan sampah oleh Trichoderma sp. dengan melakukan uji
organik dipotong-potong menjadi ukuran kecil, FTIR. FTIR sering digunakan utuk melihat
sampah plastik dipotong dengan ukuran perubahan karbon dalam senyawa kimia untuk
5cmx5cm.larutan inokulan dibuat dengan melihat proses deteriorasi. Hasil FTIR akan
melarutkan kultur Trichoderma dengan air terlihat perombakan senyawa kimia dari residu
menjadi 2.5L larutan. Sampah kemudian
sampah plastik yang tidak terdegradasi maupun
dimasukkan kedalam komposter buatan yaitu pot
tanah liat berukuran 5L dan pada bagian bawah yang terdegradasi. Perombakan dilihat dengan
pot terdapat wadah penampung lindi. Sampah melakukan penentuan senyawa kimia dari data
dimasukkan secara bertahap pada decomposer FTIR berdasarkan standar literatur, selanjutnya
140
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086
dibandingkan dengan senyawa kimia sampah perbesaran 1000x, kultur koloni merupakan
plastik sebelum dikomposting. Sampel yang kultur koloni Trichoderma murni dari cawan
digunakan sekitar 20 ml yang ditempatkan pada kultur pengenceran hingga 109, kultur
pengenceran yang berasal dari sampel air lindi
botol jam, selanjutnya dilakukan uji
dimana goresan pada kultur di cawan petri
laboratorium untuk melihat menentukan merupakan koloni terduga Trichoderma.
aktivitas degradasi secara molekuler. Berdasarkan kedua uji tersebut didapati
penampakan visual Trichoderma spesies
harzianum strain DT 38, Trichoderma spesies
HASIL DAN PEMBAHASAN pseudokoningii strain DT 39, Trichoderma
hamatum strain T10 dan Trichoderma harzianum
Setelah 3 bulan masa pengomposan strain T29. Berdasarkan uji tersebut diketahui
berdasarkan pengamatan, sampah plastik tidak bahwa populasi Trichoderma cukup baik dengan
ada perombakan pada permukaaannya.Untuk nilai populasi hingga 104(Tabel 2).Dengan
menentukan adanya aktivitas degradasi dilakukan demikian dapat dikatakan bahwa Trichoderma
uji laboratorium pada sampah plastik yang sp. mampu untuk bertahan hidup dan tumbuh
dikompos dengan melakukan uji FTIR dan uji berkembang walaupun dalam kondisi
mikrobiologi pada air lindi pengomposan. memperebutkan (kompetisi) nutrisi dengan
mikroorganisme lainnya.
Berdasarkan uji mikrobiologi dengan
melakukan penampakan mikroskop dengan
Tabel 2: Uji Mikrobiologi Kultur Populasi Inokulan Trichoderma
Berdasarkan uji laboratorium dengan PET.(Gambar 3). Akan tetapi Jika dilihat struktur
menggunakan FTIR tidak terjadi perubahan senyawa penyusun kimia pada PET seperti pada
susunan senyawa kimia pembentuk plastik yaitu uji FTIR dimana dianalisa PET memiliki gugus
141
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086
fungsi ester pada senyawa penyusunnya yaitu Pada serapan gelombang 723,33 yang
pada serapan spektrum 1900-1700 cm-1, pada tergolong senyawa kimia kelas Alkynes dengan
perhitungan serapan gelombang antara sebelum strukter kimia C-H mengalami penurunan
dan setelah komposting terdapat beberapa resapan gelombang menjadi 680,89 walaupun
perbedaan baik penurunan atau kenaikan serapan teranalisa tetap golongan kelas Alkynes tetapi
yaitu pada serapan 439,78 cm-1 menjadi 435,93 memiliki rumus kimia yang berbeda yaitu
cm-1, 723,33 cm-1 menjadi 680 cm-1, 974,08 RC=CH (rangkap tak jenuh). Begitu pula pada
cm-1 menjadi 976,01 cm-1, dan 1820, 86 cm-1 resapan gelombang 792,77 yang tergolong
menjadi 1937,81 cm-1, hal ini dapat senyawa kimia kelas Alkenes dengan struktur
mengindikasikan perombakan walaupun belum kimia R2C=CHR mengalami penurunan menjadi
tahap perusakan permukaan sampah plastik. 731,05 dengan perubahan golongan kelas
senyawa kimia menjadi Aromatics (Tabel 3).
Gambar 3: Hasil tes FTIR plastik botol PET sebelum dan setelah komposting.
142
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086
Berdasarkan beberapa jurnal (Tabel 1) diambil dari lokasi TPA sampah dari sampah
Trichoderma spesies harzianum merupakan plastik yang membusuk dan dari tanah atau
spesies Trichoderma dengan jangkauan kawasan tercemar minyak (mikroba indigenous).
kemampuan baik antagonis maupun Akan tetapi dibuktikan oleh penelitian de morais
pendegradasi senyawa logam, berat, beracun, dan tauk-tornisielo, Trichoderma yang digunakan
limbah, maupun plastik, minyak bumi, dan adalah yang berasal dari tanah perkebunan yaitu
hidrokarbon, akan tetapi jika dikaitkan strain Trichoderma pseudokoningii dan beberapa fungi
maka tidak dapat dipastikan secara pasti, karena lainnya dimana hasilnya Trichoderma tersebut
dalam publikasi jurnal pembahasan Trichoderma dapat mendegradasi plastik dari perhitungan
sebagian besarnya terbatas pada tingkat spesies, residu minyak petroleum, didapati 70-60%
dan didukung dengan sudah terbuktinya pengurangan komponen aromatik dan 30%
berdasarkan beberapa penelitian bahwa masing- pengurangan dari senyawa resin [30].
masing mikroba memiliki kemampuan yang
berbeda-beda walaupun dari satu spesies ataupun Perkiraan lambatnya proses degradasi
bahkan dari satu strain yang sama (6). kemungkinan bahwa masih terdapat sumber
karbon (nutrisi) yang dapat dimanfaatkan yaitu
Selain itu Trichoderma sp. terkenal memiliki sampah organik yang telah menjadi kompos
senyawa metabolisme yang kuat seperti dikarenakan mikroba akan lebih memilih
Chitinase, selulase, Xylanase, lignoselulase, dan makanan yang mudah dicerna (bahan organik),
beberapa enzim lainnya yang masing-masing walaupun telah menjadi kompos, masih
memiliki jenis enzim yang berbeda-beda yang dimungkinkan karena Trichoderma dialam
memiliki peranan dalam kemampuan umumnya tumbuh pada batang atau dahan
Trichoderma seperti Trichoderma harzianum tumbuhan yang telah lapuk (membusuk).
terkenal memiliki enzim chitinase dan selulase
yang sangat kuat umumnya enzim ini berperan Penelitian ini juga dirancang sehingga pada
dalam kemampuan Trichoderma sebagai bulan ketiga komposting sengaja tidak
biofungisida untuk mikroba patogen lainnya. ditambahkan sampah organik untuk menciptakan
keadaan ekstrim (tanpa nutrisi) sehingga
Pada degradasi plastik reaksi enzimatik yang Trichoderma pada akhirnya akan memakan
terjadi adalah reaksi hidrolisis dengan pemicu karbon dari plastik seperti pada salah satu
dari enzim mikroba. Pada degradasi PET oleh penelitian dimana kultur Trichoderma dibiakkan
Trichoderma terdapat protein Hydrophobins dalam medium plastik juga terdapat potongan
yaitu protein yang dapat digunakan pada plastik pada cawan petri (tidak ada nutrisi
hidrolisis dari polyester aliphatic-aromatic organik) dan terbukti terjadi degradasi dengan
seperti PET dengan berikatan pada permukaan tingkat degradasi 0,6%. Selain itu pada penelitian
hidrofobik menstimulasi aktivitas enzim cutinase Urooj Zafar pada tahun yang menggunakan
dan memulai proses hidrolisis (7). metode komposting dengan limbah organik juga
terbukti Trichoderma tetap dapat mengurai
Kemungkinan perkiraan penyebab plastik walaupun ada sumber nutrisi organik lain
selanjutnya adalah metode yang digunakan dalam bentuk kompos tersebut (8). Dengan
(metode komposting), perkiraan ini dipatahkan demikian dugaan Trichoderma tidak dapat
oleh beberapa penelitian salah satunya penelitian mengurai karena masih tersedianya sumber
dari Urooj Zafar dimana dilakukan penelitian nutrisi lain selain plastik, tidak dapat dibuktikan.
untuk degradasi plastik polyurethane dengan
metode mengkomposkan plastik tersebut dengan Berdasarkan analisa tersebut, maka
limbah perkebunan, dimana terbukti disimpulkan bahwa Trichoderma memiliki
polyurethane dapat terdegradasi dalam kondisi indikasi dapat mengurai plastik dengan adanya
pengomposan (8). perubahan senyawa kimia plastik dari ikatan
jenuh menjadi ikatan tidak jenuh, walaupun
Perkiraan lainnya adalah asal Trichoderma secara uji FTIR tidak terjadi perubahan peak hal
koleksi BPBPI adalah karena isolat merupakan ini mungkin dikarenakan perombakan belum
mikroorganisme yang di isolasi dari tanah mencapai tahap perusakan permukaan plastik
perkebunan sehingga dimungkinkan bahwa tetapi baru tahap pemecahan ikatan senyawa
Trichoderma tersebut telah beradaptasi dengan kimia (deteriorasi).
lingkungan (sumber makanan) dimana terdapat
sumber nutrisi organik yang banyak.Sedangkan
beberapa penelitian tentang Trichoderma KESIMPULAN
mendegradasi plastik atau senyawa semisalnya
1) Trichoderma spesies harzianum strain DT
dikatakan bawa Trichoderma atau mikroba yang
38 dan T 29, spesies pseudokoningii strain
mereka gunakan sebagian besarnya adalah yang
144
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086
145
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086
146