PENDAHULUAN
Wilayah pesisir diartikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan
dengan lautan yaitu batas kearah daratan meliputi wilayah-wilayah yang
tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruh oleh
proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara batas
kearah lautan adalah daerah yang terpengaruhi oleh proses-proses alami di daratan
sepertis edimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut serta daerah-daerah laut
yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan. Wilayah pesisir
adalah wilayah yang merupakan tanda atau batasan wilayah daratan dan wilayah
perairan yang mana proses kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan
masih mempengaruhi proses dan fungsi kelautan.Kawasan pesisir pada dasarnya
merupakan batasan (Interface) antara kawasan laut dan darat yang saling
mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya baik secara bio-geofisik
maupun sosial-ekonomi yang menyediakan barang dan jasa (Goods and services)
bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (Beneficiaries). Dengan demikian
kawasan pesisir dapat diartikan sebagai kawasan peralihan ekosistem darat dan
laut yang saling mempengeruhi dimana kearah 12 mil dari garis pantai untuk
provinsi dan sepertiga dari wilayah laut untuk kabupaten kota dan kearah darat
batas administrasi kabupaten/kota dengan karakteristik kearah darat dapat
meliputi wilayah daratan baik kering mapun terendam air yang masih mendapat
pengaruh sifat-sifat laut. Sumber daya pesisir dan lautan, merupakan salah satu
modal dasar pembangunan beberapa wilayah pesisir saat ini, disamping sumber
daya alam darat. Tetapi sumber daya alam darat seperti minyak dan gas bumi serta
mineral-mineral tertentu, semakin berkurang akibat eksploitasi yang berlangsung
sejak lama. Pengelolaan wilayah pesisir adalah suatu yang wajib dilakukan oleh
masyarakat, namun pada pengelolaan ini tentunya masih perlu bantuan dari
pemerintah daerah. Pemerintah harus bersinergi dengan masyarakat yang berada
pada wilayah pesisir dengan membuat suatu program kerja rutin yang
dilaksanakan secara berkala agar bisa meningkatkan pengembangan wilayah
pesisir dengan masyarakat sebagai penggerak utama dalam mengelola wilayah
pesisir tersebut. Maka dari itu kedua komponen ini sangat penting dan
berpengaruh terkait pengelolaan dan pengembangan wilayah pesisir.
4. Memiliki gradian perubahan sifat ekologi yang tajam dan pada kawasan
yang sempit akan dijumpai kondisi ekologi yang berlainan;
Sumber daya perikanan, yaitu sumber daya alam (baik yang berada di
laut, pesisir, perairan tawar), SDM, dan sumber daya buatan.
Sarana dan Prasarana, meliputi perencanaan dan penyediaan prasarana
perikanan seperti pelabuhan, pabrik es, cold storage, infrastruktur pada
sentra industri, pengadaan dan penyaluran sarana produksi (seperti
BBM, benih, mesin dan alat tangkap), serta system informasi tentang
teknologi baru dan system pengelolaan usaha yang efisien.
Produksi perikanan, meliputi usaha budidaya dan penangkapan yang
menyangkut usaha perikanan skala kecil maupun besar.
Pengolahan hasil perikanan, meliputi kegiatan pengolahan sederhana
yang dilakukan oleh petani dan nelayan tradisional hingga pengolahan
dengan teknologi maju di paberik yang mencakup penanganan pasca
panen sampai produk siap dipasarkan.
Pemasaran hasil perikanan, meliputi kegiatan distribusi dan pemasaran
hasil-hasil perikanan atau olahannya untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Termasuk pula di dalamnya kegiatan pemantauan distribusi
informasi pasar (market development) dan pengembangan produk
(product development)
Pembinaan, mencakup kegiatan pembinaan institusi, iklim usaha yang
kondusif, iklim poleksosbud yang mendukung, peraturan dan
perundangan yang kondusif, pembinaan SDM, serta kepemimpinan
yang baik agar kegiatan yang dilaksanakan dapat dicapai seefektif
mungkin.
Pro KontraReklamasiTelukBenoa
KESIMPULAN