Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

KONSEP PENDIDIKAN MENURUT TOKOH TOKOH PENDIDIKAN INDONESIA

Disusun Oleh:
Kelompok 4

IRAWATI (1947242040)

ANDI NURYANA (1947242038)

ADELLA AHYSYANI YUSUF (1947242033)

JURUSAN PEND. GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan
segala rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “konsep
pendidikan menurut tokoh-tokoh pendidikan indonesia” untuk memenuhi tugas mata kuliah
filsafat ilmu,

Tugas ini dapat terselesaikan baik dan tepat waktu tidak semata-mata karena usaha penulis
sendiri,melainkan banyak mendapat bantuan dari ber bagai pihak. Untuk itu kiranya ucapan
terima kasih saya sampaiakan kepada pihak-pihak yang telah member dukungan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa tak ada manusia yang sempuna untuk itu , penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas selanjutnya

Demikian, penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini ada hal-hal yang
kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam menjalani hidup, manusia harus bisa membawa perubahan dalam
diri baik itu menyangkut kepribadian, intelektual, ekonomi maupun hubungan sosial
terhadap sesama. Dan hal ini tidaklah lepas dari peranan suatu landasan yang
merupakan alat untuk mengatur segala aspek yang berkaitan agar bisa berjalan secara
konsisten dan sistematis.
Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan,
segala situasi hidup dan sepanjang hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.1
Maka dalam makalah kami ini, akan diuraikan mengenai bagaimana pendidikan dari
pandangan tokoh-tokoh pendidikan yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara ?
2. Bagaimana pendidikan menurut Mohammad Syafei ?
3. Bagaimana pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan ?
4. Bagaimana pendidikan menurut K.H. Hasyim Asy’ari ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
2. Mengetahui pendikan menurut Mohammad Syafei
3. Mengetahui pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan
4. Mengetahui pendidikan menurut K.H. Hasyim Asy’ari.

D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami membahas mengenai tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia
yang empat dan pandangan mengenai pendidikannya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ki Hajar Dewantara(1889-1959)
Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas Suwardi Suryanigrat, lahir
di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau masuk Sekolah Dokter Jawa di
Jakarta sampai tingkat II, dan meninggalkan sekolah tersebut untuk kembali ke
Yogyakarta karena kesulitan biaya.
Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif,
tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi
pembacanya. Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam
organisasi sosial dan politik.
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh yang sangat berjasa di bidang pendidikan, dan
beliaulah yang mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1922.
Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, pada mulanya
bernama “National Onderwijs Institut Taman Siswa” di Yogyakarta. Adapun dalam
pembangunannya perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan
kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk
memperoleh kemerdekaan. Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam
dunia pendidikan di Taman siswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya
beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan.
Secara lengkap bagian-bagian pendidikan pada Perguruan Taman Siswa ini adalah :
a. Taman Indria (setingkat dengan TK)
b. Taman Anak
c. Taman Muda
d. Taman Dewasa
e. Taman Madia
f. Taman Guru B-1
g. Taman Guru B-2 yang terdiri dari Jurusan Ilmu Pasti dan Alam serta Jurusan
Budaya
h. Taman Guru Indria.
Asas-asas pendidikan Ki Hajar Dewantoro,yaitu :
1) Asas Kemerdekaan
2) Asas Kodrat Alam
3) Asas Kebudayaan
4) Asas Kebangsaan
5) Asas Kemanusiaan.
Kelima asas tersebut ia sebut dengan “ Panca Dharma Taman Siswa”.
Beliau juga pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI yang
pertama, anggota dan wakil ketua DPA.
Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses
memanusiakan manusia (humanisasi), yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Di
dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi
yang otentik kepada manusia untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan. Dalam
konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu sistem
“Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus bersinergis satu sama lain. Pengajaran
bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan
kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup
batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik).
Keinginan yang kuat dari Ki Hajar Dewantara untuk generasi bangsa ini dan
mengingat pentingnya guru yang memiliki kelimpahan mentalitas, moralitas dan
spiritualitas. Tujuan pendidikan menurut beliau adalah sebagai proses pembudayaan
kodrat alam setiap individu yang kemampuan-kemapuan bawaannya untuk dapat
mempertahankan hidup, yang tertuju pada pencapaian kemerdekaan lahir dan batin
sehingga memperoleh keselamatan dalam hidup batiniah.
Ki Hajar Dewantara meninggal pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Dan berkat
karya terbaiknya semboyan “TUT WURI HANDAYANI” diabadikan sebagai
semboyan serta lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
2. Mohammad Syafei (1899-1969)
Mohammad Syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899. Perjuangan beliau juga
dititikberatkan pada bidang pendidikan. Pada tahun 1922, beliau menjadi guru pada
sekolah Kartini di Jakarta. Mohammad Syafei mendirikan sekolah yang diberi nama
“Indonesische Nederlanshe Shool” atau yang lebih dikenal dengan sebutan INS. INS
menyelenggarakan pula pendidikan dalam jenjang :
1. Ruang Bawah, yakni setara dengan Sekolah Dasar (SD). Lama pendidikannya 7
tahun
2. Ruang Atas, yakni setara dengan Sekolah Menengah (SM).
Adapun tujuan sekolah yang diselenggarakan oleh beliau adalah :
a. Mendidik agar mampu berfikir secara rasional
b. Mendidik agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh
c. Mendidik agar menjadi manusia yang berwatak baik
d. Menanamkan rasa persatuan.
Dasar pendidikan yang dikembangkan oleh Mohammad Syafei yaitu :
1) Kemasyarakatan
2) Keaktifan
3) Kepraktisan
4) Berfikir logis dan rasional.
Maka isi pendidikan yang dikembangkan beliau adalah bahan-bahan yang dapat
mengembangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang dikenal dengan istilah
3 H (Head, Heart, Hand).
Pendidikan menurut Mohammad Syafei adalah memiliki fungsi membantu manusia
keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam
penyempurnaan hidup lahir dan batin antar bangsa.
Mohammad Syafei pernah diangkat menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan pada kabinet Syahrir serta menjadi DPA.
Mohammad Syafei, meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1969. Meskipun beliau
sudah tiada tapi jasa-jasanya di bidang pendidikan tidak akan terlupakan.
3. K.H. Ahmad Dahlan (1869-1923)
Ahmad Dahlan adalah salah seorang tokoh Islam yang sangat giat dalam
memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui bidang pendidikan. Dia juga tokoh
pendiri Organisasi Muhamadiyah pada tahun 1912 di Yogyakarta.
K.H. Ahmad Dahlan lahir di kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1869 M /
1258 H dengan nama kecilnya Muhammad Darwis, putra dari K.H. Abu Bakar bin
Kyai Sulaiman. Ibunya adalah putri H. Ibrahim, seorang penghulu.
Pada usia 15, tepatnya pada tahun 1883 Ahmad Dahlan berangkat ke tanah suci
Makkah guna menunaikan ibadah haji dan sekaligus menimba ilmu agama seperti
nahwu, fiqh, tasawuf,tauhid,ilmu falaq dan tafsir. Pada 1902, untuk kedua kalinya ia
berangkat ke Makkah. Pada kesempatan ini ia bertemu tokoh yang dikaguminya yaitu
Rasyid Ridla. Pada pertemuan itu mereka mendiskusikan masalah pembaharuan Islam
di dunia. Keinginan mengajarkan pendidikan agama Islam yang modern mulai dirintis
pada 1911 di Yogyakarta. Ia mendirikan sekolah agama bernama “Muhammadiyah”.
Selain ilmu agama, para siswa juga diberikan ilmu umum seperti ilmu hitung dan
membaca huruf latin.
Proses pengajarannya juga tidak dilakukan di surau-surau, namun di kelas-kelas yang
mirip sekolah yang didirikan pemerintah. Sepulang dari Makkah ia telah bertukar
nama dengan Haji Ahmad Dahlan, dan kemudian menikah dengan Siti Walidah putri
Kyai penghulu Haji Fadhil.
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhamadiyah pada 18 November 1912.
Muhamadiyah merupakan organisasi keagamaan yang mengadakan pembaharuan
dalam kehidupan beragama berdasarkan Islam. Dan melalui organisasi ini
Ahmad`Dahlan menginginkan umat Islam kembali pada ajaran dalam Al-qur’anul
karim dan sunnah Rasul.
Berikut ada beberapa hal yang melatarbelakangi K.H. Ahmad Dahlan mendirikan
Muhamdiyah yaitu :
1. Umat Islam tidak memegang tuntutan Al-Qur’an dan Hadis Nabi, sehingga
menyebabkan perbuatan syirik mencemari kemurnian ajarannya.
2. Keadaan umat Islam sangat menyedihkan akibat penjajahan
3. Kegagalan institusi pendidikan Islam untuk memenuhi tuntutan kemajuan zaman
4. Persatuan dan kesatuan umat Islam menurun
5. Munculnya tantangan dari kegiatan Misi Zending yang dianggap mengancam
masa depan umat Islam.
Tujuannya adalah terwujudnya manusia muslim berakhlak cakap, percaya kepada diri
sendiri, berguna bagi masyarakat dan Negara.
Jenis-jenis sekolah yang dikembangkan K.H.Ahmad Dahlan :
A. Sebelum Merdeka
a) Sekolah Umum : TK, Vervolg School 2 tahun, Schakel School 4 tahun, HIS 7
tahun, Mulo 3 tahun, AMS 3 tahun dan HIK 3 tahun
b) Sekolah Agama : Madrasah Ibtidaiyah 3 tahun, Tsanawiyah 3 tahun,
Muallimin / muallimat 5 tahun, Kulliatul Muballighin ( SPG Islam ) 5
tahun.
B. Sesudah Merdeka
a) Sekolah umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, yaitu : SD, SMP, SMA, SPG, SMEA, SMKK.
b) Madrasah yang bernaung di bawah Departemen Agama, yaitu : MI, MTs, MA.
c) Jenis sekolah khusus Muhamadiyah, itu Muallimin, Muallimat, Sekolah
Tabligh dan Pondok Pesantren Muhammadiyah.
d) Perguruan tinggi Muhamadiyah, ada yang umum dan agama. Untuk perguruan
tinggi umum di bawah pembinaan kopertis Depdikbud, sedangkan perguruan
tinggi agama di bawah pembinaan Departemen Agama.
K.H.Ahmad Dahlan meninggal dunia pada tanggal 25 Februari 1923 di usia 55 tahun.
4. K.H. Hasyim Asy’ari (1871-1947)
Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 14 Februari 1871 di Jombang, Jawa timur. Beliau
pula yang mendirikan organisasi Nadhatul ulama (NU). NU adalah organisasi
keagamaan yang dipimpin oleh para ulama, dan berorientasi tradisional.
Beliau menjadi tokoh sentral dibalik pembentukan NU. Sikap non-kooperasi terhadap
penjajah sudah terlihat saat ia memprotes kebijakan pemerintah kolonial untuk
menarik wewenang pengadilan agama serta memberlakukan hukum di Jawa, Madura
dan Kalimantan Selatan.
Bagi beliau, perlawanan terhadap penjajah Belanda akan lebih efektif apabila umat
Islam bersatu. Prinsip keras Hasyim ditunjukkan pula pada masa pendudukan Jepang.
Dengan tegas Hasyim melarang upacara penghormatan kaisar Jepang secara
berlebihan, dengan cara membungkukkan badan. Menurutnya penghormatan seperti
itu perbuatan syirik.
NU pun akhirnya bersikap lebih kooperatif. Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama yang
secara tegas menentang penjajah. Prinsipnya jelas yaitu ajaran agama Islam. Sikapnya
yang moderat menjadi inspirasi bagi tumbuhnya kultur inklusif yang hingga kini
masih tampak dikalangan nahdliyin. Beliau juga berjasa besar dalam mendirikan
organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nadhatul Ulama (NU) yang didirikan
tanggal 31 Januari 1926, disamping itu beliau juga mendirikan pondok pesantren
Tebuireng di Jombang pada tahun 1899.
NU telah mengadakan ikhtiar antara lain :
1. Mengadakan perhubungan antara ulama yang bermazhab
2. Memelihara kitab-kitab sebelum dipakai untuk mengajar.
3. Berikhtiar memperbanyak madrasah-madrasah yang berdasarkan agama islam
4. Menyiarkan Agama Islam
5. Memperhatikan yang berhubungan dengan Masjid, Pondok, Anak yatim dan Fakir
miskin
6. Mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan dan
perusahaan yang tidak dilarang oleh syariat islam.

NU ada satu bidang yang khusus menangani masalah pendidikan yang disebut
“Ma’arif”. Ma’arif bertugas untuk membuat perundangan dan program pendidikan di
Lembaga – lembaga pendidikan atau sekolah yang berada dibawah naungan NU.
Adapun tujuan pendidikan Ma’arif adalah :
1. Menumbuhkan jiwa pemikiran dan gagasan-gagasan yang dapat membentuk
pandangan hidup bagi anak didik sesuai dengan ajaran Ahlussunnah waljama’ah.
2. Menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan bekerjasama dengan
pihak lain untuk lebih baik, keterampilan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Menciptakan sikap hidup yang berorientasi kepada kehidupan duniawi dan
ukhrawi sebagai sebuah kesatuan.
4. Menanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai ajaran
yang dinamis.
Selain memiliki pesantren yang cukup banyak, NU menyelenggarakan lembaga-
lembaga pendidikan madrasah dan sekolah-sekolah umum. Pendidikan yang
dilaksanakan NU (selain pesantren) adalah :
a. Raudhatul Athfal (TK) 3 tahun.
b. SRI 6 tahun.
c. SMP NU 3 tahun.
d. SMA NU 3 tahun.
e. SGB NU 4 tahun.
f. SGA NU 3 tahun.
g. Madrasah Menengah Pertama (MMP) NU 3 tahun.
h. Madrasah Menengah Atas (MMA) NU 3 tahun.
i. Mu’allimin / Mu’allimat NU 5 tahun.
K.H Hasyim Asy’ari belajar agama Islam dengan ayahnya sendiri Kyi Asy’ari.
Kemudian belajar ke pondok pesantren di Probolinggo, lalu pindah di Plangitan,
Semarang Madura.
Beliau belajar di Siwalan Panji (Sidoarjo) tahun 1891, karena tertarik kepada tingkah
lakunya yang baik dan sopan santunnya yang halus. Akhirnya Kyi Ya’kub
menikahkan dia dengan putrinya yang bernama Khadijah (tahun 1892). Kemudian ia
pergi ke Makkah bersama istrinya untuk menunaikan ibadah haji dan bermukim
disana selama 1 tahun, sedang istrinya meninggal dunia disana.
Pada kunjungan Makkah yang kedua ia bermukim selama 8 tahun untuk menuntut
ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Setelah pulang dari Makkah. Ia membuka pondok
pesantren untuk mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuannya, yaitu
pondok pesantren Tebuireng (tanggal 26 Robiul Awal tahun 1899)
Pembaharuan yang pertama ialah mendirikan Madrasah Salafiyah (1919) untuk
memasuki tingkat menengah Pesantren Tebuireng.
Karya dari pemikiran-pemikiran K.H Hasyim Asy’ari antara lain :

 Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin (Cahaya yang Terang tentang


Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW).
 Al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan (Penjelasan
tentang Larangan Memutus Tali Silaturrahmi, Tali Persaudaraan dan Tali
Persahabatan)

Demikianlah bagaimana peran NU dibidang pendidikan, yang kesemuanya itu tidak


terlepas dari peran K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau meninggal dunia pada tanggal 25 Juli
1947, dengan meninggalkan karya dan peninggalan yang monumental, terutama
pondok pesantren Tebuireng, yang merupakan pesantren tertua dan terbesar di Jawa
Timur.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah :
1. Pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik kepada
manusia untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan.
2. Sistem “Pengajaran” dan “Pendidikan” harus bersinergis satu sama lain. Pengajaran
bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan
kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup
batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik).
3. Beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa yang menekankan pendidikan
rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan
berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.
Pendidikan menurut Mohammad Syafei adalah :
1) membantu manusia keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan
persaingan dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin antar bangsa.
2) Mendirikan sekolah-sekolah agar mampu berfikir secara rasional, teratur, berwatak
baik, bersungguh-sungguh dan memiliki rasa persatuan.
Pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan adalah :
1) Mendiskusikan masalah pembaharuan Islam mengenai ilmu nahwu, fiqh,
tasawuf,tauhid,ilmu falaq dan tafsir di sekolah-sekolah.
2) Beliau mendirikan organisasi keagamaan yang mengadakan pembaharuan dalam
kehidupan beragama berdasarkan Islam agar umat Islam kembali pada ajaran dalam
Al-qur’anul karim dan sunnah Rasul.
Pendidikan menurut K.H. Hasyim Asy’ari adalah :
1) Mendirikan organisasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan
mengamalkan ilmu pengetahuan. Misalnya mendirikan pesantren.
Saran
a. Bagi Mahasiswa : seharusnya mampu untuk meneladani atas apa yang telah
dilakukan oleh tokoh-tokoh pendidikan yang telah mendirikan organisasi guna
untuk memajukan pendidikan di negeri ini dan berusaha untuk dapat
mensukseskan dunia pendidikan dengan berbagai metode yang bisa dengan
mudah diterima untuk masa yang akan datang.
b. Bagi Dosen : sebaiknya memberikan motivasi dan pengarahan apabila dalam
pendidikan, mahasiswa mengalami kendala untuk menerima materi ataupun
tugas-tugas yang berkenaan dengan proses pembelajaran.
c. Bagi Pemerintah :
Menteri Pendidikan, semestinya memberikan perhatian terhadap masalah yang
muncul dimasyarakat sekarang mengenai pendidikan yang berkenaan dengan
fasilitas maupun keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya.
Kementerian Agama, seharusnya memberikan arahan dalam pendidikan
kepada siswa ataupun mahasiswa agar tidak hanya mendalami ilmu umum tetapi
juga ilmu agama agar terciptanya keseimbangan pembelajaran.
Harapan :
Dengan mengetahui bagaiman para tokoh pendidikan di Indonesia ini untuk
memajukan pendidikan, kami berharap semoga pendidikan nantinya bisa bertambah
baik dengan adanya organisasi-organisasi, metode-metode pembelajaran yang
sistematis dan mudah diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta,PT. RajaGrafindo Persada,Cet.3,2003.


Maunah,Binti,Landasan Pendidikan,Yogyakarta,Teras,Cet.1,2009.
Simanjuntak,Hamonangan,100 Tokoh yang Mengubah Indonesia;biografi singkat seratus
tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia di Abad 20,Yogyakarta,Narasi,Cet.3,2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/hasyim_asyari
http://id.wikipedia.org/wiki/ahmad_dahlan

Anda mungkin juga menyukai