Anda di halaman 1dari 7

TELAAH JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pengampu : Dewi Prasetiyani, M.Kep

KELOMPOK 2
Disusun oleh:
1. Badriatus Sa’diyah (108116012)
2. Ruci Indra Jhaladri (108116029)
3. Yola Amelia ( 108116034 )
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2019

Telaah Jurnal 2

Judul jurnal GAMBARAN ASUHAN GAMBARAN TINGKAT


KEPERAWATAN GAWAT KECEMASAN PASIEN DI
DARURAT PADA PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT
INFARK MIOKARD AKUT
DENGAN NYERI AKUT DI
RUANG EMERGENCY
CARDIO RSUP SANGLAH
DENPASAR
Latar Infark Miokard Akut (IMA) Cemas merupakan suatu perasaan yang
belakang merupakan salah satu penyakit muncul saat seseorang berada dalam
masalah kegawatdaruratan kardiovaskuler. keadaan yang dapat mengancam
penelitian Tanda gejala IMA yang menyertai keadaan jiwa. Takut dan cemas sebagai
pasien datang ke Instalasi Gawat emosi yang dirasakan oleh pasien di
Darurat adalah keluhan nyeri sarana kesehatan. Kecemasan muncul
dada. Nyeri dada merupakan secara samar tanpa penyebab yang jelas
respon yang terjadi akibat iskemia dan dapat membuat seseorang merasa
pada miokard. Nyeri dada yang tidak nyaman terhadap keadaan
tidak tertangani lebih dari 20 lingkungan sekitarnya. Kecemasan
menit akan mengakibatkan juga dapat menjadi sinyal kepada
kerusakan jantung yang bersifat seseorang untuk mempersiapkan
irreversible. dirinya dalam menghadapi suatu
keadaan. Kecemasan ditandai dengan
adannya perasaan tegang, khawatir dan
ketakutan, serta dapat terjadi
perubahan fisiologis. Perawatan gawat
darurat membuat pasien takut dan
cemas dalam menghadapi tindakan
perawatan. Memberikan tindakan
penyelamatan jiwa dapat menyebabkan
kecemasan karena dapat mengancam
integritas jiwa. Cemas merupakan
bentuk reaksi yang tidak spesifik yang
menimbulkan rasa tidak nyaman dan
mengancam jiwa
Rumusan Bagaimanakah gambaran asuhan Bagaimanakah tingkat gambaran
masalah keperawatan gawat darurat pada tingkat kecemasan pasien di instalasi
penelitian pasien infark miokard akut dengan gawat darurat?
nyeri akut di ruang emergency
cardio RSUP sanglah Denpasar?
Tujuan telaah Tujuan penelitian ini untuk Tujuan telaah penelitian ini untuk
hasil melihat gambaran nyeri kut pada melihat tingkat kecemasan yang dapat
penelitian pasien infark miokard akut di muncul atau dirasakan oleh pasien
RSUP sanglah Denpasar yang mendapat perawatan di IGD RS
Bhayangkara.
Metode Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain
penelitian penelitian ini adalah studi kasus, penelitian deskriptif dengan
yaitu satu jenis rancangan menggunakan kuisioner HARS
penelitian yang mencangkup satu (Hamilton Rating Scale for Anxiety)
unit penelitian secara intensif. sebagai alat ukur untuk mengetahui
Studi kasus dibatasi oleh waktu tingkat kecemasan. Tingkat kecemasan
dan tempat, serta kasus yang dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu tidak
dipelajari berupa peristiwa, ada kecemasan, kecemasan ringan,
aktivitas atau indvidu (Setiadi, kecemasan sedang, kecemasan berat
2013). Penelitian ini dan kecemasan berat sekali
menggunakan rancangan studi
kasus yang mengambarkan
asuhan keperawatan pada pasien
Infark Miokard Akut (IMA)
dengan nyeri akut di Emergency
Cardio RSUP Sanglah Denpasar.
Adapun subjek studi kasus
sekurang-kurangnya dua pasien
(individu, keluarga atau
masyarakat kelompok khusus)
yang diamati secara mendalam.
Subjek yang digunakan dalam
studi kasus ini adalah 2 orang
pasien (2 kasus) dengan masalah
keperawatan yang sama yaitu
pasien Infark Miokard Akut
dengan nyeri akut
Prosedur Pengkajian pasien IMA Penelitian ini menggunakan instrument
penelitian difokuskan pada pengkajian penelitian yaitu kuisioner HARS
sekunder SAMPLE yaitu data (Hamilton Rating Scale for Anxiety).
nyeri dada. Data nyeri dada Sebelum kuisioner dibagikan kepada
diperoleh melalui pendekatan responden, peneliti menjelaskan
PQRST sehingga masalah terlebih dahulu maksud dan tujuan dari
keperawatan utama adalah nyeri penelitian. Selain itu peneliti juga
akut. Tindakan kegawatdaruratan menanyakan responden bersedia untuk
yang dilakukan dengan pemberian mengisi kuisioner yang ada, jika
oksigen sebagai terapi responden bersedia maka diberikan
nonfarmakologi serta pemberian surat persetujuan (Informed Consent).
anti-ischaemic therapy dan Kuisioner yang digunakan menilai
fibrinolysis sebagai terapi tingkat kecemasan pasien. Dengan
farmakologi. Evaluasi dilakukan menggunakan HARS (Hamilton Rating
selama 1 jam, hasil didapatkan Scale for Anxiety), ditemukan ada 5
yaitu nyeri berkurang dari skala tingkatan kecemasan dengan
berat menjadi sedang. penjumlahan skoring. Skor ≤ 14 tidak
ada kecemasan, skor 14-20 kecemasan
ringan, skor 21-27 kecemasan sedang,
skor 28-41 kecemasan berat dan skor
42-56 kecemasan berat sekali
(Furwanti, 2014)
Pembahasan Pengkajian sekunder pada pasien sebagian besar responden mengalami
infark mioard akut mendapatkan kecemasan berat yakni sebanyak 47
data keluhan utama adalah nyeri responden (68,1%). Sebanyak 2
dada atau ulu hati. Nyeri biasanya responden (2,9%) mengalami
muncul tiba – tiba, dada terasa kecemasan ringan, 15 responden
berat atau panas dan sesak saat (21,7%) mengalami kecemasan ringan,
bernafas. Nyeri tidak dapat hilang dan 4 responden (7,2%) mengalami
saat istirahat dan terasa memberat kecemasan sedang. Pada penelitian ini
saat beraktivitas. Nyeri dirasakan tidak ditemukan responden dengan
mulai dada, ulu hati tembuh ke tingkat kecemasan berat sekali.
punggung dan menjalar kebahu Hasil penelitan menunjukkan bahwa
sampai ke lengan. Selain itu, pada jenis penyakit yang diderita oleh
pasien 1 ditemukan data ada suara responden juga menjadi faktor
jantung tambahan s3 dan murmur. pendukung munculnya kecemasan.
Hasil perekaman endokardiogram Faktor pendukung lainnya yakni
juga mnunujkan ada infark pada pengalaman dari pasien, pengalaman
jantung. Pasien 1 infark posterior pengobatan serta respon dari tindakan
dan pasien dua infark inferior medis yang diterima. Dari penelitian ini
yang ditunjukan adanya elevasi ditemukan pasien masuk ke IGD
pada segment T. Sedangkan pada dengan keluhan yang berbeda.
hasil laboratorium untuk enzim Terdapat pasien yang masuk karena
jantung menunjukan adanya kecelakaan lalu lintas, dispepsia, gawat
nilaipositif pada troponin dan darurat obsgyn dan lain sebagainya.
CKMB
Sehingga penanganan yang diberikan
pun akan berbeda.
Implikasi Pengkajian pasien IMA
terhadap difokuskan pada pengkajian
penyelesaian sekunder SAMPLE yaitu data
masalah nyeri dada. Data nyeri dada
diperoleh melalui pendekatan
PQRST sehingga masalah
keperawatan utama adalah nyeri
akut. Tindakan kegawatdaruratan
yang dilakukan dengan pemberian
oksigen sebagai terapi
nonfarmakologi serta pemberian
anti-ischaemic therapy dan
fibrinolysis sebagai terapi
farmakologi. Evaluasi dilakukan
selama 1 jam, hasil didapatkan
yaitu nyeri berkurang dari skala
berat menjadi sedang
Kesimpulan Sebagai perawat Berdasarkan hasil penelitian dan
dan saran kegawatdaruratan harus pembahasan, maka dapat disimpulkan
memperhatikan pengkajian IMA bahwa sebagian besar pasien yang
pada pengkajian sekunder yaitu mendapat perawatan di Instalasi Gawat
SAMPLE dan melakukan Darurat Rumah Sakit Bhayangkara
kolaborasi dengan tenaga medis Manado mengalami kecemasan berat
untuk mengurangi nyeri dengan
terapi farmakologi dan
nonfarmakologi.
Referensi Artawan, dkk. 2019. Gambaran Serenity, dkk. 2019. Gambaran Tingkat
Asuhan Keperawatan Gawat Kecemasan Pasien di Instalasi Gawat
Darurat Pada Pasien Infark Darurat. e-journalKeperawatan(e-Kp)
Miokard Akut dengan Nyeri Akut Volume 7 Nomor 2, Agustus 2019
di Ruanga Emergency Cardio
RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal
Kesehatan Medika Udayana
Vol.05 No.01 April 2019 Page 16
.

Anda mungkin juga menyukai