Anda di halaman 1dari 8

Debat tentang “Hukuman Mati Bagi Para Koruptor”

Dalam hukum positif Indonesia dikenal pidana mati sebagai pidana tertinggi, yakni dalam
Pasal 10 KUHP. Secara yuridis formal, selain dijatuhkan terhadap pelaku kejahatan-kejahatan
yang dirumuskan dalam KUHP itu sendiri, pidana mati juga dikenakan terhadap pelaku
kejahatan narkotika dan psikotropika, pelaku tindak pidana korupsi serta dikenal dalam UU
No. 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM. Tetapi, seruan pembela HAM juga semakin
menguat dengan menuntut dihapuskannya pidana mati di Indonesia. Pertanyaannya,
bagaimanakah tingkat urgensi pidana mati kini bagi hukum Indonesia, khususnya bagi pelaku
tindak pidana korupsi?

MODERATOR

Semakin merembah nya warna di negeri ini dengan jutaan kasus yang silih berganti. Korupsi
lagi, lagi dan lagi. Bahkan di 10 tahun terakhir sudah ada banyak sekali kasus korupsi yang
terendus KPK. Mahasiswapun juga jera dengan pejabat negeri ini yang tak pernah punya rasa
malu. Anggapan inilah yang menimbulkan banyak pendataan pro dan kontra.

Argumen dari Muhammad Rizki sebagai pihak pro:


1. Saya sangat setuju dengan hukuman mati bagi para koruptor. Karena kasus korupsi di
Indonesia sangat banyak. Dengan hukuman mati tersebut, koruptor akan menjadi jera dan
Indonesia akan terbebaskan dari kasus korupsi.

2. Negara ini sudah rusak karena korupsi dimana-mana. Bahkan terjadi pada pihak yang
seharusnya bertindak dikasus ini. Seperti Jaksa, Hakim dan Polisi. Hanya hukuman matilah
yang dapat memberhentikan kasus korupsi. Hakim harus berani menerapkan hukuman itu
karena sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

3. Bila dibandingkan dengan negara Arab, Indonesia harusnya menerapkan hukuman mati.
Karena hukuman mati di Arab sangatlah efektif dan dapat mengurangi kasus korupsi. Di
China dilakukan pemutihan semua koruptor yang melakukan korupsi sebelum tahun 1998.
Semua pejabat yang korupsi dianggap bersih, tetapi begitu ada korupsi sehari sesudah
pemutihan, pejabat itu langsung dijatuhi hukuman mati.
4. Hutang Indonesia sangatlah banyak kepada PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa). Pada tahun
2012 Indonesia mempunyai hutang sebesar 1960 Triliun. Dan itu disebabkan oleh korupsi.
Bila tidak diterapkan hukuman mati, maka Indonesia akan semakin banyak mempunyai
hutang kepada PBB.

5. Tidak benar bahwa pidana mati melanggar HAM. Bahkan MK sendiri menyatakan hal
tersebut. Juga UU Peradilan HAM No. 26 tahun 2000 mencantumkan pidana mati. DPR
sebagai lembaga perwakilan rakyat masih membuat berbagai produk legislasi yang
mencantumkan hukuman mati sebagai pidananya. Dengan kata lain, rakyat pun masih
menginginkan adanya pidana mati.

6. Secara garis besar, ada tiga teori mengapa kita membutuhkan pidana mati. Pertama, teori
pembalasan, yakni untuk menyeimbangkan hak-hak dalam masyarakat. Kedua, teori
perbaikan sebagai upaya represif. Ketiga, teori efek jera sebagai upaya preventif agar terjadi
penurunan tingkat kriminalitas dan perbuatan jahat dapat diberantas.
Penegasan pro:
Lebih baik membunuh satu-persatu koruptor dan menyelamatkan jutaan masyarakat
di Indonesia dari pada harus mengkasihani koruptor namun merugikan jutaan masyarakat
Indonesia.

Argumen dari Anka Fadly Alrizky sebagai pihak kontra:


1. Saya tidak setuju bila hukuman mati diterapkan di Indonesia. Karena itu bertentangan
dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yaitu hak bebas hidup dan sangat merendahkan manusia.

2. Tidak akan menimbulkan efek jera bagi para koruptor dan belum ada bukti ilmiah yang
membuktikan bahwa hukuman mati dapat memberikan efek bagi koruptor. Tidak menutup
kemungkinan, hukuman mati justru akan membuat para koruptor membuat cara yang lebih
canggih dan kreatif dalam melakukan korupsi.

3. Tidak akan menyelesaikan masalah. Karena bisa saja pengacara atau keluarga koruptor
membandingkan masalahnya dengan masalah yang lain. Seperti pembunuhan, seorang
pembunuh telah menghilangkan nyawa orang lain tetapi pembunuh tersebut hanya dipenjara.
Seharusnya nyawa dibayar dengan nyawa, bukan hukuman penjara.
4. Jika disamakan dengan China dan Arab, Indonesia salah jika menerapkan hukuman mati.
Karena China adalah negara nomor 1 didunia dengan kasus korupsi terbanyak. Padahal China
sudah menerapkan hukuman mati bagi koruptor. Dan Arab adalah negara yang menggunakan
hukum Islam. Jadi wajar saja jika Arab menerapkan hukuman mati bagi para koruptor.
Sedangkan Indonesia menerapkan hukum Konstitusi bukan hukuman Islam.

Penegasan kontra:
Saya tetap tidak setuju bila hukuman mati diterapkan di Indonesia. Hukuman yang
lebih tepat bagi para koruptor adalah memenjarakannya seumur hidup namun, jangan sampai
hukuman tersebut dimanfaatkan oleh pihak tertentu dan dengan cara memperbaiki hati nurani
koruptor agar tidak mengulanginya.

Argumen dari Aulia Norma sebagai pihak netral:


1. Saya setuju hukuman mati diterapkan karena itu bisa membuat koruptor menjadi jera.
Namun hukuman mati tersebut harus benar terbukti akan membuat koruptor menjadi jera.
Karena belum ada bukti ilmiah hukuman mati dapat membuat koruptor menjadi jera.

2. Saya setuju karena koruptor itu telah merugikan banyak pihak. Namun, bukan hanya
hukuman mati yang dapat membuat jera. Koruptor juga manusia yang mempunyai hati
nurani. Dan semua berasal dari hati. Maka dari itu perbaikan hati nuranilah yang seharusnya
diterapkan sebelum hukuman mati.

3. Hukuman mati boleh saja diterapkan di Indonesia. Namun, kita juga harus mengambil
pelajaran dari negara yang menerapkan dan tidak menerapkan hukuman mati.

4. Hukuman mati seharusnya dilaksanakan bagi para koruptor. Namun, jangan sampai
hukuman mati tersebut hanya menjadi kepuasan dan kesenangan bagi masyarakat Indonesia
yang sudah membenci koruptor.

Penegasan netral:

Hukuman mati di Indonesia boleh diterapkan bila koruptor sudah benar-benar


membuat negara menjadi krisis dan kemunduran yang sangat jauh. Dan pemerintah harusnya
sudah mulai memikirkannya sejak dini agar tidak salah mengambil keputusan.
No. Pernyataan Jawaban
1. Siapa pihak yang sedang Pihak yang sedang berdebat adalah
berdebat ?  Muhammad Rizki
 Anka Fadly Alrizky
2. Apa jabatan atau pekerjaan Jabatan atau pekerjaan mereka tidak diketahui
mereka ?
3. Hal apa yang tengah Hal yang diperdebatkan adalah
diperdebatkan ? “Hukuman Mati Bagi Para Koruptor”
4. Siapakah yang menjadi pihak  Pihak afirmasi : Muhammad Rizky
pendukung (afirmasi) dan pihak  Pihak oposisi : Anka Fadly Alrizky
penentang (oposisi) ?
5. Apakah kedua belah pihak Iya , kedua belah pihak saling mengemukakan
mengemukakan alasan-alasan pendapatnya masing masing
untuk mendukung pendapatnya bukti
masing-masing ? Penegasan pro:
Lebih baik membunuh satu-persatu koruptor
dan menyelamatkan jutaan masyarakat di Indonesia
dari pada harus mengkasihani koruptor namun
merugikan jutaan masyarakat Indonesia.
Penegasan kontra:
Saya tetap tidak setuju bila hukuman mati
diterapkan di Indonesia. Hukuman yang lebih tepat
bagi para koruptor adalah memenjarakannya seumur
hidup namun, jangan sampai hukuman tersebut
dimanfaatkan oleh pihak tertentu dan dengan cara
memperbaiki hati nurani koruptor agar tidak
mengulanginya.

6. Apakah ada pihak yang Iya, kedua pihak menunjukan data, informasi, dan
menunjukan data, informasi, fakta untuk mendukung pendapatnya
atau fakta lain yang Bukti
mendukung pendapatnya ? Argumen dari Muhammad Rizki sebagai pihak
pro:
1. Saya sangat setuju dengan hukuman mati bagi para
koruptor. Karena kasus korupsi di Indonesia sangat
banyak. Dengan hukuman mati tersebut, koruptor
akan menjadi jera dan Indonesia akan terbebaskan
dari kasus korupsi.

2. Negara ini sudah rusak karena korupsi dimana-


mana. Bahkan terjadi pada pihak yang seharusnya
bertindak dikasus ini. Seperti Jaksa, Hakim dan
Polisi. Hanya hukuman matilah yang dapat
memberhentikan kasus korupsi. Hakim harus berani
menerapkan hukuman itu karena sudah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

3. Bila dibandingkan dengan negara Arab, Indonesia


harusnya menerapkan hukuman mati. Karena
hukuman mati di Arab sangatlah efektif dan dapat
mengurangi kasus korupsi. Di China dilakukan
pemutihan semua koruptor yang melakukan korupsi
sebelum tahun 1998. Semua pejabat yang korupsi
dianggap bersih, tetapi begitu ada korupsi sehari
sesudah pemutihan, pejabat itu langsung dijatuhi
hukuman mati.

4. Hutang Indonesia sangatlah banyak kepada PBB


(Perserikatan Bangsa-bangsa). Pada tahun 2012
Indonesia mempunyai hutang sebesar 1960 Triliun.
Dan itu disebabkan oleh korupsi. Bila tidak
diterapkan hukuman mati, maka Indonesia akan
semakin banyak mempunyai hutang kepada PBB.
5. Tidak benar bahwa pidana mati melanggar HAM.
Bahkan MK sendiri menyatakan hal tersebut. Juga
UU Peradilan HAM No. 26 tahun 2000
mencantumkan pidana mati. DPR sebagai lembaga
perwakilan rakyat masih membuat berbagai produk
legislasi yang mencantumkan hukuman mati sebagai
pidananya. Dengan kata lain, rakyat pun masih
menginginkan adanya pidana mati.

6. Secara garis besar, ada tiga teori mengapa kita


membutuhkan pidana mati. Pertama, teori
pembalasan, yakni untuk menyeimbangkan hak-hak
dalam masyarakat. Kedua, teori perbaikan sebagai
upaya represif. Ketiga, teori efek jera sebagai upaya
preventif agar terjadi penurunan tingkat kriminalitas
dan perbuatan jahat dapat diberantas.

Argumen dari Anka Fadly Alrizky sebagai pihak


kontra:
1. Saya tidak setuju bila hukuman mati diterapkan di
Indonesia. Karena itu bertentangan dengan HAM
(Hak Asasi Manusia) yaitu hak bebas hidup dan
sangat merendahkan manusia.

2. Tidak akan menimbulkan efek jera bagi para


koruptor dan belum ada bukti ilmiah yang
membuktikan bahwa hukuman mati dapat
memberikan efek bagi koruptor. Tidak menutup
kemungkinan, hukuman mati justru akan membuat
para koruptor membuat cara yang lebih canggih dan
kreatif dalam melakukan korupsi.

3. Tidak akan menyelesaikan masalah. Karena bisa


saja pengacara atau keluarga koruptor
membandingkan masalahnya dengan masalah yang
lain. Seperti pembunuhan, seorang pembunuh telah
menghilangkan nyawa orang lain tetapi pembunuh
tersebut hanya dipenjara. Seharusnya nyawa dibayar
dengan nyawa, bukan hukuman penjara.

4. Jika disamakan dengan China dan Arab, Indonesia


salah jika menerapkan hukuman mati. Karena China
adalah negara nomor 1 didunia dengan kasus korupsi
terbanyak. Padahal China sudah menerapkan
hukuman mati bagi koruptor. Dan Arab adalah
negara yang menggunakan hukum Islam. Jadi wajar
saja jika Arab menerapkan hukuman mati bagi para
koruptor. Sedangkan Indonesia menerapkan hukum
Konstitusi bukan hukuman Islam.

7. Pada ahir debat; apakah mereka Tidak , pada akhir debat ada sebuah pendapat baru
mendapatkan sebuah pendapat dan moderator tidak menyimpulkan kesimpulan isi
baru yang sama, atau moderator debat.
hanya menyampaikan
kesimpulan dari isi debat saja ?
Materi Debat Kelompok 06

“Hukuman Mati Bagi Para Koruptor”

Anggota :

1. Ika meilia asri


2. Luluk fajar sari
3. Lailatul fajeriyah
4. Farhan bagus yanuar redianto
5. Zainul wahyu husodo

Anda mungkin juga menyukai