LAPORAN PRAKTIKUM
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Anggota kelompok :
1. Ismi Hikmawati Azizah (33117003)
2. Zulkifli (33117008)
3. Diah Athifah Mahdiyah (33117
4. Icha Paras Ayu (33117013)
5. Sabil (33117024)
4. Densitas
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda
kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
Perbedaan densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi dan
mempengaruhi laju perpindahan massa.
6. Chemical Reactivity
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Pelarut merupakan senyawa
yang stabil dan inert terhadap komponen – komponen dalam sistem dan
material (bahan konstruksi).
Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia
(misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang
tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini
bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
7. Viskositas
Tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan
penanganan dan penyimpanan.
4. Koefisien Distribusi
Pada percobaan ini menentukan koefisien distribusi untuk sistem tri
khloro etilena – asam propionate – air, dan menunjukan ketergantungannya
terhadap konsentrasi. Pada campuran ketiga zat ini dianggap bahwa fasa berada
pada kesetimbangan. Pada konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung
pada konsentrasi, sehingga
𝐘 = 𝐊. 𝐗
2. Efisiensi Ekstraksi
∆𝐗 𝟏 − ∆𝐗 𝟐
𝐋𝐨𝐠 𝐫𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐠𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐫𝐨𝐧𝐠 = ∆𝐗
𝐥𝐧 (∆𝐗 𝟏 )
𝟐
dimana,
∆X1 : gaya dorong pada puncak kolom = X2 - 0
∆X2 : gaya dorong pada dasar kolom = X1 – X1*
X1* : konsentrasi asam di daam fasa organic yang berkesetimbangan
dengan konsentrasi
Y1 : di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini dapat diperoleh dari
kurva koefisien distribusi (pada percobaan 1)
Ekstraksi cair – cair ditentukan oleh distribusi Nerst atau hukum partisi
yang menyatakan bahwa “ pada konsentrasi dam tekanan yang konstan, analit
akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama di antara dua pelarut yang
saling tidak campur “. Perbandingan konsentraso pada keadaan setimbang di
dalam 2 fase disebut dengan koefisien distribusi atau koefisien partisi (KD) dan
di ekspresikan dengan :
[𝐒]𝐨𝐫𝐠
𝐊𝐃 =
[𝐒]𝐚𝐪
B. Percobaan II
1. Mencampurkan 10 liter TCE dan 100 mL asam asetat ke dalam
baskom, kemudian mengaduknya hingga homogen.
2. Mengisi tangki fasa organik dengan campuran larutan tersebut.
3. Melakukan kalibrasi dengan mengeluarkan fasa organic dari pompa
selama 1 menit.
4. Menghitung volume fasa organik.
5. Melakukan prosedur 3 dan 4 selama tiga kali.
6. Mengatur kontrol level (switch S2) ke posisi tengah (OFF)
7. Mengisi tangki air dengan aquades hingga penuh, menjalankan pompa
air (switch 3), dan mengisi kolom pada laju alir tinggi (valve rotameter
dibuka penuh).
8. Setelah tinggi air mencapai puncak unggun packing, kurangi laju alir
sampai 200 l/min.
9. Menjalankan pompa fasa organik (switch 4) pada laju alir 200 l/min
dengan mengatur (F2) pada pompa, lalu menyalakan stopwatch.
10. Memperhatikan lampu pada alat, jika sudah menyala berwarna merah
maka mematikan stopwatch dan mengambil rafinat dan ekstrak ke
dalam Erlenmeyer.
11. Setelah lampu kembali mati, maka menyalakan stopwatch untk
pengambilan rafinat dan ekstrak berikutnya.
12. Melakukan prosedur 10 dan 11 untuk pengambilan rafinat dan ekstrak
sebanyak 4 kali.
13. Mengukur volume rafinat dan ekstrak setiap variabel waktu.
14. Mengambil masing-masing 10 ml rafinat dan ekstrak untuk dititrasi.
15. Menambahkan indikator phenolphthalein sebanyak 3 tetes. Menitrasi
dengan 1 N NaOH dan mencatat volume titrasi.
VI. DATA PENGAMATAN
A. Percobaan dengan corong pisah
VII. PERHITUNGAN
A. Ekstraksi dengan corong pisah
Menghitung konsentrasi asam asetat didalam ekstrak dan rafinat
V NaOH x N NaOH
N CH3COOH =
V CH3COOH
1. Asam asetat 5 ml
a. Ekstrak (Y)
15,5 ml x 1 N
N CH3COOH = = 1,55N
10 ml
b. Rafinat (X)
1,5 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,15 N
10 ml
2. Asam asetat 4 ml
a. Ekstrak (Y)
12,5 ml x 1 N
N CH3COOH = = 1,25 N
10 ml
b. Rafinat (X)
0,9 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,09 N
10 ml
3. Asam asetat 3 ml
a. Ekstrak (Y)
9,9 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,99N
10 ml
b. Rafinat (X)
0,7 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,07 N
10 ml
4. Asam asetat 2 ml
a. Ekstrak (Y)
7,2 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,72 N
10 ml
b. Rafinat (X)
0,6 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,06 N
10 ml
5. Asam asetat 1 ml
a. Ekstark (Y)
4,3 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,43 N
10 ml
b. Rafinat (X)
0,5 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,05 N
10 ml
Menghitung koefisien distribusi
K= Y/X
Y= Konsentrasi Asam Asetat dalam lapisan air (ekstrak)
X= Konsentrasi Asam Asetat dalam lapisan TCE (Rafinat)
Konsentrasi
Konsentrasi Asam
Asam Asetat Asam Asetat
yang Titer NaOH Asetat dalam K=
No.
ditambahkan (ml) dalam lapisan Y/X
(ml) lapisan air TCE
(ekstrak), Y (Rafinat),
X
Y X
1 5 15,5 1,5 1,55 0,15 10,3333
2 4 12,5 0,9 1,25 0,09 13,8889
3 3 9,9 0,7 0,99 0,07 14,1429
4 2 7,2 0,6 0,72 0,06 12
5 1 4,3 0,5 0,43 0,05 8,6
Membuat kurva konsentrasi X vs konsentrasi Y
Konsentrasi X vs Kosetrasi y
1.8
y = 10.133x + 0.1368
1.6
R² = 0.8453
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
V NaOH x N NaOH
N CH3COOH =
V CH3COOH
Rafinat (X1)
0 ml x 1 N
N CH3COOH = =0N
100 ml
Ekstrak (Y1)
2,7 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,027 N
10 ml
Rafinat (X2)
0,8 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,008 N
100 ml
Ekstrak (Y2)
1,2 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,012 N
100 ml
Rafinat (X3)
0,7 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,007 N
100 ml
Ekstrak (Y3)
0,4 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,004 N
100 ml
Rafinat (X4)
0,8 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,008 N
100 ml
Ekstrak (Y4)
0,8ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,008 N
100 ml
Rafinat (X5)
0,9 ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,009 N
100 ml
Ekstrak (Y5)
0,5ml x 1 N
N CH3COOH = = 0,005 N
100 ml
= 0,030065
Efisiensi Ekstraksi
(2,7 − 0,11)
Efisiensi ektraksi 𝑋 100% = 95,93%
2,7
VIII. PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah salah satu cara atau metode pemisahan larutan dua
komponen cair dengan menambahkan komponen ketiga yang dapat larut
dengan solute tetapi tidak larut dengan pelarut (diluen). Dalam hal ini adalah
larutan antara Tricloroetilen (TCE) dengan air dan asam asetat (CH3COOH)
sebagai pelarut (solvent) yang akan memisahkan antara TCE dan air. Metode
pemisahan ektraksi cair-cair tidak dapat digunakan apabila pemisahan
campuran dengan cara distilasi tidak dapat dilakukukan karena kepekaannya
terhadap panas atau tidak ekonomis.
Dalam praktikum ini, percobaan pertama yang dilakukan yaitu
memisahkan campuran TCE dengan air menggunakan alat sederhana yaitu
corong pisah untuk menentukan nilai koefisien distribusi. Pada percobaan
penentuan koefisien distribusi, bahan yang digunakan yaitu air yang
dicampur dengan TCE dan yang digunakan untuk mengekstrak yaitu asam
asetat (CH3COOH) sehingga air yang tidak larut di dalam TCE terdispersi
bersama asam asetat. Namun dari hasil percobaan, ternyata tidak semua TCE
itu terdispersi ke dalam media pendispersi atau asam asetat (CH3COOH).
Penambahn Asam Asetat (CH3COOH) pada larutan dilakukan bervariasi
yakni 1, 2, 3, 4, dan 5 ml kemudian dicampurkan dalam corong pemisah, dan
akan terbentuk dua lapisan. Dimana cairan yang mempunyai massa jenis lebih
berat akan berada pada lapisan bawah (ekstrak) dalam hal ini TCE sedangkan
asam asetat yg larut dalam air akan berada dilapisan atas (rafinat).
Dalam praktikum ini juga dilakukan pada kolom ber-packing.
Praktikum ini diawali dengan menyalakan air kendali dimana pada alat
kendali terdapat tiga tombol yaitu tombol power air. Kemudian
membersihkan/menguras tangki umpan hingga kosong lalu melakukan
kalibrasi pompa menggunakan air, hal ini dipertimbangkan karena air mudah
diperoleh dan murah. Kalibrasi ini dilakukan untuk menentukan berapa nilai
yang harus di-setting pada pompa stroke agar umpan yang mengalir sesuai
dengan laju alir yang diharapkan. Adapun laju alir yang ditetapkan yaitu 200
l/menit.
Komposisi umpan pada ekstraksi yaitu 10 liter (TCE) dan 100 ml
(CH3COOH). Selanjutnya isi kolom hingga terendam puncak kolomnya lalu
setelah itu kontakkan umpan dengan air pada laju alir yang telah ditentukan
(200l/menit). Kemudian diambil sampel pertama disaat keluaran ekstraksi
pertama bersamaan dengan rafinatnya. Dan mengulangi perlakuan saat lampu
pada alat menyala dan mengeluarkan rafinat.
Selanjutnya dilakukan titrasi pada seluruh rafinat dan ekstrak dengan
larutan NaOH 1 N, dengan penambahan indicator PP sebanyak 3 tetes.Dari
data percobaan yang telah dilakukan kemudian dihitung konsentrasi asam
asetat yang terkandung dalam ekstrak dan konsentrasi asam asetat yang
terkandung dalam rafinat. Dari hasil perhitungan yang diperoleh didapatkan
hasil bahwa konsentrasi asam asetat lebih banyak terkandung di dalam
ekstrak dibandingkan di dalam rafinat, sehingga koefisien distribusinya dapat
dihitung Hal sesuai dengan teori yang ada bahwa ekstrak kaya akan solvent
sedangkan rafinat sedikit mengandung solvent.
Berdasarkan data pengamatan tersebut ternyata volume peniter NaOH
yang dibutuhkan untuk ekstrak selalu lebih banyak daripada untuk rafinat,
karena asam asetat lebih banyak larut/terdapat diekstrak. Konsentrasi ekstrak
semakin lama akan semakin besar, sedangkan konsentrasi rafinat akan
semakin kecil. Konsentrasi ekstrak akan bertambah besar karena semakin
banyaknya asam asetat (solute) yang berpindah ke air (pelarut) dan
konsentrasi rafinatnya akan semakin kecil karena semakin sedikitnya sisa
Asam Propionat yang tidak terekstrak.
Adapun dari hasil perhitungan pada ekstraksi dengan kolom ber-
packing, dilakukan perhitungan efisiensi ekstraksi pada ekstrak didapatkan
sebesar 95,93%. Pada hasil ini, terjadi kesalahan saat menitrasi salah satu
variasi rafinat. Saat menitrasi dan berubah warna menjadi merah muda,
penghlihatan warna yang berlebih mengakibatkan volume titrasi NaOH
semakin banyak. Ini mempengaruhi konsentrasi rata-rata dari rafinat.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstraksi adalah salah satu metode memisahkan larutan dua komponen
dengan menambahkan komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute
tetapi tidak larut dengan pelarut (diluent). Asam asetat merupakan pelarut
yang relatif baik untuk mengekstrak campuran TCE dan air.
2. Pada percobaan ini didapatkan efisiensi ekstraksi sebesar 95,93%.
X. DAFTAR PUSTAKA