Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

A. PENGERTIAN VERTIGO

”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari vertigo, yang
artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing (Wahyono,
2007).

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut
sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam,
tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali (Israr,
2008).

Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan mungkin
dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala yang sifatnya
subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya langsung pada
penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab vertigo sering
tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)

B. ETIOLOGI VERTIGO

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan


yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara
tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)

1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut).
2. Obat-obatan
Alkohol, Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam
(menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo), Infeksi telinga bagian dalam
karena bakteri, Herpes zoster, Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga), Peradangan
saraf vestibuler, Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel, Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya, Tumor otak, Tumor yang menekan saraf vestibularis.

C. PATOFISISIOLOGI VERTIGO
1. Anatomi Vertigo
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
a. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi
yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia: Reseptor mekanis
divestibulum, Resptor cahaya diretina, Resptor mekanis dikulit, otot dan
persendian (propioseptik)
b. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat
keseimbangan di otak: Saraf vestibularis, Saraf optikus, Saraf
spinovestibulosrebelaris.
c. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri,
hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis
2. Patofisiologi Vertigo
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan
diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa
penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan
sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk
vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat
keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak
berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala
dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi
tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.
D. PATHWAYS VERTIGO

Pathway Vertigo

E. MANIFESTASI KLINIS VERTIGO


1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan
kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari
pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan
buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer
dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler
labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan
strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat
menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior,
migren basiler.
2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik. Vertigo
perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB).
Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu
tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo
berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo
posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh
neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam. Dapat
dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun
(tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada
permulaan munculnya penyakit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan
mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus
kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya
dan membentuk garis lurus kedepan. Sedangkan pemeriksaan
elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat penurunan
fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere
ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi.
Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh
lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat
pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami
disekuilibrium (gangguan keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita
sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala yang serupa
dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis
pada setiap penderi penyakit meniere.
c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu. Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai
pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang
menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari
sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun tidak
bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam. Pada Neuronitis
vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya
disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang
menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi
telinga yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam
waktu beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan elektronistagmografi
(ENG) menunjukkan penyembuhan total pada beberapa penyakit namun
pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai
tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada
penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri
kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak
berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang satu benda
yang tidak bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan
berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita
menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh
gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit
meniere, vertigo pasca trauma
VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL (NON-
NO
(VESTIBULOGENIK) VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan Suara
11 Berkeringat

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO


1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter
atau badan berputar lebih dari 30 derajat.
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal)
kemudian kembali kesemula.
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala
lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi
nistagmus.
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan
somatosensorik.
G. PENATALAKSANAAN VERTIGO
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
- Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada
sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan
merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir
tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk
membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia kembali
keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo
melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai
tidak didapatkan lagi respon vertigo.
- Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat
digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea)
dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih
buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa
kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan
membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika
dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih
meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan
nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau
benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan
dari terapi medik yang diberi adalah:
- Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan
upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo.
Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan
mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap
serangan berikutnya.
- Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih
jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan
vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
- Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat
diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid
tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya
Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan
latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri
meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
- TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih
sempurna dalam kurun waktu 24 jam
- RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna
terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan
yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa
meninggalkan cacat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

A. PENGKAJIAN VERTIGO
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo
tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo,
posisi mana yang dapat memicu vertigo.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor
otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid,
antikonvulsan dan salisilat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat
penyakit lain baik
e. Aktivitas / Istirahat
- Letih, lemah, malaise
- Keterbatasan gerak
- Ketegangan mata, kesulitan membaca
- Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
- Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.
f. Sirkulasi
- Riwayat hypertensi
- Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
- Pucat, wajah tampak kemerahan.
g. Makanan dan cairan
- Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,hotdog, MSG
(pada migrain).
- Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
- Penurunan berat badan5.
h. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
a. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang
diam tampak bergerak maju mundur.
b. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun
dengan alat.
c. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
d. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.

B. DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO


1. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
2. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
3. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
4. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
5. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan
1. Environmental Management: Safety: awasi
berhubungan tindakan keperawatan dan gunakan lingkungan fisik untuk
dengan pusing selama … x 24 jam meningkatkan keamanan
ketika pasien diharapakan 2. Falls Prevention:
menggerakkan tidak jatuh Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien
kepala NOC: yang mungkin dapat meningkatkan resiko jatuh
Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
a. Safeti status:
kelelahan dengan ambulasi
Falls
Instruksikan pasien agar memanggil asisten
Occurrence
ketika melakukan pergerakan
b. Falls
3. Teaching: disease proles
prevention:
jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari
know ledge
penyakit yang diderita
personal safety
Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase
c. Safety
akut
beheviour: Falls
Jelaskan pada pasien tentang terapi
prevention
rehabilitatif pada pasien vertigo

Dengan kreteria:

a. pasien mampu
berdiri, d uduk,
berjalan tanpa
pusing
b. Klien mampu
menjelaskan
jika terjadi
serangan dan
cara
mengantisipasin
ya

2. Nausea Setelah dilakukan


1. Patient / family teaching
berhubungan tindak keperawatan -Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam
dengan stimulasi selama…x24 jam, dan menelan untuk menurunkan rasa mual dan
visual yang tidak nausea berkurang / muntah.
mengenakkan, hilang -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam
meniere, labirintitis N.O.C: sebelum,1 jam setelah dan sewaktu makan.
a. Comfort level 2.NUTRITIONAL MONITORING
b. Hidration -Monitor tipe kehilangan berat badan dan
pertumbuhan
c. Nutritional
-Monitor kelembaban,turgor kulit dan
status food finid
depigmentasi.
intake
-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan
kelemahan pasien.
Dengan kreteria:
-Monitor asupan kalori dan nutrisi.
b. Terdapat tanda-tanda
-Kolaborasi;
fisik dan psikologik
kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau
membaik
sesuai jadwal
c. Turgor kulit, mukosa
3. Fluid managmen:
mulut baik
d. Tidak panas dan tidak
 Awasi secara akurat intake dan output
terdapat edeme perifer
 Monitor vital sign
Intake makanan dan
 Monitor status nutrisi pasien
minuman baik
 Monitor status hydrasi misal
kelembaban membranmukosa, tekanan
nadi dan orthostatic BP

Kelola pemberian terapi IV


3 Kurang perawatan Setelah dilakukan NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan
diri: makan, mandi, tindakan keperawatan toileting
berpakaian, toileting selama ... x 24 jam Aktifitas:
b.d kerusakan diharapkan kebutuhan 1.Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang
neurovaskuler mandiri klien terpenuhi, mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
NOC;PERAWATAN 2.Libatkan klien dan danpingi
Batasan DIRI 3.Berikan bantuan selama klien tidak mampu
Karakteristik : (Mandi,makan,toileting, mengerjakan sendiri
Kelumpuhan berpakaian) Dengan NIC : ADL berpakaian
wajah atau anggota kriteria : Aktifitas :
badan sehingga Klien dapat makan de-
1. Informasikan pada klien dalam memilih
menyebab-kan : ngan bantuan orang lain
pakaian selama perawatan
Ketidakmampuan / mandiri
2. Sediakan pakaian ditempat yang mudah
dalam menyuap, Klien dapat mandi de-
dijangkau
memegang alat ngan bantuan orang lain
3. Bantu berpakaian yang sesuai
makan Klien dapat memakai
4. Jaga privasi klien
Ketidakmampuan pakaian dengan bantuan
5. Berikan pakaian pribadi yang digemari
dalam membasuh orang lain / mandiri
dan sesuai
badan, mongering- Klien dapat toileting
kan, keluar masuk de-ngan bantuan alat
NIC : ADL Makan
kamar mandi
Aktifitas :
Ketidakmampuan
pergi ke kamar 1. Anjurkan klien duduk dan berdoa
mandi, mengguna- bersama teman
kan pispot 2. Dampingi saat makan
3. Bantu jika klien belum mampu dan beri
contoh
4. Beri rasa nyaman saat makan

4. Defisit pengetahuan Setelah dilakukanTeaching individual (5606)


ten-tang penyakit, penjelasan selama ...x
1. Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
pengobatan dan pertemuan, pe-
2. Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman
perawatan klien b.d ngetahuan klien tentang klien tentang vertigo
keterbatasan pe-nyakit, pengobatan
3. Kaji tingkat pendidikan
kognitif, ku-rang dan pe-rawatan klien
4. Kaji kesiapan klien dalam mempelajari
paparan atau mudah meningkat informasi spesifik
lupa 5. Atur agar realita tujuan pembelajaran dengan
NOC : klien saling menguntungkan
- Knowledge 6.: Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai
Disease process (1803)7. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk
- Knowladge : Illness pembelajaran
care (1824) 8. Koreksi adanya kesalahan informasi
9. Sediakan waktu untuk bertanya pada klien
Dengan kriteria : 10.
- Klien dan keluargaTeaching : disease process (5602)
mam-pu menjelaskan
1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang
penger-tian, proses penyakitnya
penyakit, penyebab,
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
tanda dan gejala, efek
3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo
penyakit, tindakan
4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya
pencegahan, pe-
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
ngobatan dan perawatan mungkin dapat mencegah komplikasi dimasa
vertigo yang akan datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan
dan perawatan
7. Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan
yang direkomendasikan
8. Kaji sumber-sumber pendukung yang
memungkinkan
5. Perfusi jaringan Setelah dilakukan Monitorang neurologis (2620)
tidak efektif tindakan keperawatan1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
(spesifik: cerebral) selama ..... x 24 jam bentuk pupil
b.d aliran darah diharapkan 2. Monitor tingkat kesadaran klien
arteri terhambat Nyeri kepala / vertigo3. Monitir tanda-tanda vital
berkurang sampai de-4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
Batasan ngan hilang 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan
Karakteristik : Tanda-tanda vital stabil 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
Nyeri kepala / 7. Observasi kondisi fisik klien
vertigo
Perubahan status Terapi oksigen (3320)
mental Bersihkan jalan nafas dari sekret
perubahan respon Pertahankan jalan nafas tetap efektif
motorik Berikan oksigen sesuai intruksi
dis-artria Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
Kelumpuhan wa- sistem humidifier
jah Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen
selama aktifitas dan tidur
DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2008, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI


Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 2008, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan
Terapi, Malang : Perdossi
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.Vol.2.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif M .dkk. 2007.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapius
Israr. Y. 2008. Vertigo. Diakses 9 November 2013, jam 08.05
Http://yayanakhyr.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai