Tugas13 - DIMAS SURYA A - 3336160119
Tugas13 - DIMAS SURYA A - 3336160119
DOSEN PENGAMPU :
SITI ASYIAH, M.T.
DISUSUN OLEH :
DIMAS SURYA AZHARI (3336160119)
1
KATA PENGATAR
Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan analisis kontrastif.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Awal i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan 6
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1. Jenis-Jenis Jaminan Kontrak Konstruksi ?
2. Pemutusan Kontrak Konstruksi ?
3. Prakualifikasi Kontrak ?
4. Persyaratan Peserta Yang Mengikuti Kualifikasi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Jenis-Jenis Jaminan Kontrak Konstruksi
2. Mengetahui Pemutusan Kontrak Konstruksi
3. Mengetahui Prakualifikasi Kontrak
4. Mengetahui Persyaratan Peserta Yang Mengikuti Kualifikasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Besarnya nilai jaminan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak, biasanya sebesar
5% sampai dengan 10% dari nilai kontrak dengan periode jaminan sesuai dengan
jangka waktu kontrak.
Resiko yang menyebabkan klaim yaitu :
Principal Wanprestasi (gagal melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
seharusnya dilaksanakan sebagaimana diatur dalam kontrak).
Principal tidak memperpanjang jaminan pelaksanaan apabila jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan telah diperpanjang sesuai dengan kesepakatan antara
principal dan obligee.
Besarnya nilai ganti rugi yaitu :
Bank Garansi : sebesar nilai jaminan.
Surety Bond : kerugian dihitung dengan cara menunjuk pihak ketiga untuk
meneruskan pekerjaan yang belum selesai, besarnya ganti rugi sebesar selisih
antara nilai kontrak principal dengan obligee dibandingkan dengan nilai kontrak
principal pengganti dengan obligee dengan maksimum sebesar nilai jaminan.
3. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
Merupakan jaminan atas kesanggupan principal untuk mengembalikan uang
muka yang telah diterimanya dari obligee sesuai dengan ketentuan yang
diperjanjikan dalam kontrak. Besarnya nilai jaminan sesuai dengan jumlah uang
muka yang diterima dengan periode jaminan sesuai dengan jangka waktu kontrak.
Resiko yang menyebabkan klaim yaitu :
Principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak.
Uang muka tidak / belum dikembalikan sampai dengan batas waktu yang
diperjanjikan.
Besar nilai ganti rugi yaitu :
Bank Garansi : sebesar nilai jaminan
Surety Bond : surety akan mengembalikan uang muka kepada obligee
maksimum sebesar nilai uang muka dengan ketentuan jumlahnya akan
diperhitungkan dengan tingkat prestasi kerja yang telah dilaksanakan oleh
principal (dikurangi dengan jumlah pengembalian uang muka yang telah
diangsur oleh principal).
6
4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
Merupakan jaminan atas kesanggupan principal untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan pekerjaan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai sesuai dengan ketentuan
yang diperjanjikan dalam kontrak. Jaminan ini diterbitkan sebagai pengganti dari
nilai retensi (jumlah uang yang ditahan oleh obligee pada masa pemeliharaan
maksimal sebesar 5% dari nilai kontrak).
Resiko yang menyebabkan klaim yaitu:
Principal tidak memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi selama masa
pemeliharaan.
Besar nilai ganti rugi yaitu :
Bank Garansi : sebesar nilai jaminan.
Surety Bond : sebesar biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan tersebut, maksimum sebesar nilai jaminan.
5. Jaminan Pembayaran (Payment Guarantee)
Merupakan jaminan yang biasa digunakan dalam bentuk kontrak Pra
Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor's Full Prefinance) dimana seluruh
pekerjaan dibiayai terlebih dahulu oleh penyedia jasa, masa untuk menjamin
penyedia jasa mendapatkan pembayaran atas pekerjaannya maka pengguna jasa
harus memberikan jaminan pembayaran kepada penyedia jasa. Jaminan
pembayaran bukanlah sebuah instrumen pembayaran, jaminan ini baru dapat
dicairkan apabila secara tegas telah dinyatakan di dalam kontrak bahwa jaminan
pembayaran tersebut boleh dicairkan sebagai alat pembayaran kepada penyedia
jasa.
7
Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (duapuluh delapan) hari dan
penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan;
Penyedia berada dalam keadaan pailit;
Penyedia selama masa kontrak gagal memperbaiki cacat mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh PPK;
Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan jaminan pelaksanaan;
Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah
melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak dan PPK menilai bahwa
Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau
kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (duapuluh
delapan) hari;
PPK tidak menerbitkan SPP un
Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan oleh karena kesalahan penyedia, maka
konsekuensinya adalah :
Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%-70% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana;
Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70%-100% dari kontrak), realisasi
fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana;
8
Rencana fisik pelaksanaan 70%-100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan
terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran
berjalan.
Penanganan kontrak kritis tersebut dilakukan dengan rapat pembuktian atau Show
Cause Meeting (SCM) dengan prosedur sebagai berikut:
9
Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
Penyedia barang/jasa cidera janji dan tidak memperbaiki kelalaiannya;
Penyedia diyakini tidak mampu menyelesaikan pekerjaan walaupun diberi
waktu sampai dengan 50 hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan;
Penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan setelah diberi waktu 50 hari
kalender.
Sengketa yang timbul dari suatu kontrak konstruksi antara pemerintah yang
diwakili oleh PPK dan pihak penyedia merupakan sengketa keperdataan oleh
karena ketika pemerintah melakukan suatu tindakan dalam lapangan keperdataan
dan tunduk pada ketentuan hukum perdata maka pemerintah bertindak sebagai
wakil dari badan hukum bukan wakil dari jabatan. Dengan demikian kedudukan
pemerintah dalam hal ini setara dengan kedudukan penyedia, sehingga tindakan
penyedia mengajukan gugatan terhadap PPK atas pemutusan kontrak di PTUN
adalah suatu kekeliruan
10
Pemutusan kontrak secara sepihak tentunya dilakukan melalui prosedur atau
mekanisme yang telah ditentukan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak. Dengan
kata lain, ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh PPK sebelum melakukan
pemutusan kontrak, antara lain memberikan teguran secara tertulis dan
mengenakan ketentuan tentang kontrak kritis dalam hal terjadi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan oleh karena kelalaian penyedia
C. PRAKUALIFIKASI KONTRAK
Seringkali dalam tahap pelelangan diadakan beberapa prosedur agar kontrak
yang berpengalaman dan berkompeten saja yang dperbolehkan ikut serta dalam
pelelangan. Prosedur ini dikenal dengan sebagai babak prakualifikasi yang meliputi
pemeriksaan sumber daya keuangan, manajerial dan fisik kontraktor yang potensial,
dan pengalaman pada proyek serupa, serta integritas perusaahn. Untuk proyek –
proyek milik pemerintah, kontaktor yang memenuhi persyaratan biasanaya
dimasukan ke dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM).
11
1) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
2) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
3. Tidak masuk dalam daftar hitam pada pengadaan barang / jasa pemerintah, baik
calon mitra, maupun pendukungnya ;
4. Memiliki keahlian, pengalaman, dan kemampuan teknis dan manjerial, meliputi:
a. Apabila calon mitra usahanya tidak bergerak di bidang jasa konstruksi, maka
diperlukan surat dukungan dari Baadan Usaha jasa konstruksi yang memiliki
SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) san SBU (Sertifikat Badan Usaha)
bidang bangunan Gedung sub klasifikasi jasa pelaksana untuk konstruksi
bangunan komersial (BG 004) kualifikasi non kecil, yang masih berlaku
(proses perpanjangan tidak berlaku), dengan melampurkan data pengalaman
pelaksanaan pekerjaan pembangunan konstruksi 4 tahun terakhir sesuai sub
bidangnya
b. Data pengalaman pengellaan paasar modern
5. Memiliki sumber permodalan diuktikan dengan
a. Neraca perusahaan tahun terakhir yang sudah di audit;
b. Saldo rekening perusahaan 3 (tiga) bulan terakhir tahun 2018;
c. Surat dukungan dari Lembaga keuangan (bank/non bank)
DAFTAR PUSTAKA
http://baskarapatria.blogspot.com/2015/05/jenis-jenisjaminan-dalam-proyek.html
http://birohukum.pu.go.id/berita/108-kkontrak-konstruksi.html
12
https://www.pu.go.id/assets/images/pdf/Ntc_101228172909.pdf
13