Anda di halaman 1dari 2

Be A Hero

Pahlawan super, siapa yang gak mau menjadi seorang pahlawan super. Memiliki kekuatan, dapat
membantu orang yang kesusahan, dan disenangi banyak orang. Itulah impian gua saat kecil,
dapat membantu orang dengan segala usaha yang dapat gua kerahkan.

Hai nama gua Raditya anandika, gua sering dipanggil Radit dan kadang juga sering dipanggil Dika.
Sewaktu kecil gua sangat ingin menjadi pahlawan super seperti yang ada di komik-komik.
Sewaktu gua kecil, gua sering dibully sama teman-temanku karena aku selalu berkhayal menjadi
pahlawan super. Terkadang gua juga sering dipukuli anak-anak yang umurnya di atas gua, karena
gua selalu mencoba melawan mereka disaat mereka mencoba memBully seseorang.

Teman gua pernah berkata kepada gua “berhenti menghayal deh dit buat jadi pahlawan super,
pahlawan super itu hanya ada di komik doang” tetapi gua nggak pernah menghiraukan kata-kata
teman gua itu. Gua tetap berpegang teguh pada keinginan gua untuk menjadi pahlawan super.

Suatu hari ayah gua pernah berkata “nak berhentilah untuk berkhayal, pahlawan super itu tidak
pernah ada. Jangan pernah bermimpi menjadi sesuatu yang tidak pernah ada di dunia” dari kata-
kat itu gua tersadar bahwa benar juga, nggak akan ada yang namanya seseorang terlahir dengan
kekuatan super.

Sifat gua pun berubah menjadi pemurung setelah gua membuang jauh-jauh impian dan khayalan
gua. Hidup gua yang awalnya berwarna, sekarang berubah menjadi abu-abu.

Suatu hari disaat gua sedang berjalan pulang sekolah, gua bertemu dengan seorang kakek tua.
Dia menyebut dengan pelan nama gua disaat gua berjalan tepat di depan dia. Tersentak gua pun
kaget, kenapa kakek itu bisa tau nama gua, dan gua mulai penasaran siapa kakek itu. Gua pun
langsung pergi menghampirinya kembali dan bertanya “kakek tau nama saya dari mana?” kakek
itu pun menjawab “kakek tau siapa kamu, dan apa yang kamu inginkan sedari kecil”. Gua pun
terdiam dan merasa kesal karena kakek itu mulai bercerita panjang tentang apa yang dia ketahui
tentang gua. Dan kakek itu sempat berkata “apa kamu masih ingin menjadi pahlawan super?”
Dan gua pun membalas “itu hanya masa lalu, jangan pernah mengungkit-ungkit masa lalu.
Pahlawan super itu nggak pernah ada, itu hanya ada di dalam komik saja dan nggak ada yang
namanya orang yang memiliki kekuatan super”. Kakek itu pun tertawa, gua pun bingung apa yang
sebenarnya yang kakek itu tertawakan. Gua bertanya “apa yang kakek tertawakan?” kakek itu
pun menjawab “hehehe menjadi seorang pahlawan bukan berarti kamu harus memiliki kekuatan
super, jiwa seorang pahlawan datang dari hati, muncul karena ingin menolong seseorang yang
dia sayangi. Kamu pikir, apa seorang guru bukan seorang pahlawan? apa seorang polisi juga
bukan seorang pahlawan? mereka adalah pahlawan sesungguhnya di dunia nyata. Mereka
membantu untuk merubah dunia juga. Seorang pahlawan bukan diukur seberapa kuat mereka,
tetapi seberapa peduli mereka dengan sekitar mereka.” Hati gua pun tersentuh mendengar kata-
kata kakek tersebut dan hanya dapat merenung. Disaat gua tersadar dari renungan gua kakek
tersebut telah hilang entah ke mana.

Keesokan harinya gua mulai menerapkan dan selalu mengingat apa yang kakek itu katakan.

Disaat gua pulang dari sekolah gua melihat ada seorang wanita yang sedang diganggu oleh tiga
orang pria. Tanpa gua sadari, kaki gua bergerak menghampiri wanita tersebut. Dengan cepat
disaat si pria itu ingin menampar si wanita tersebut dengan sigap gua menepis tamparan orang
tersebut. Salah satu orang itu berkata “lu siapa? Gak usah ikut campur urasan kita dah” gua pun
menjawab “kalo berani jangan sama cewek lawan gua” gua pun akhirnya berkelahi dengan tiga
pria tersebut. Walaupun gua babak belur yang penting wanita itu selamat.

Wanita itu pun bertanya pada gua “kamu siapa?” gua pun menjawab “gua Radit, lu?” “aku Mira,
ngomong-ngomong makasih ya udah nolongin aku tadi” “lu kenal sama orang-orang tadi” “nggak
kenal, tadi aku baru pulang sekolah eh tau-tau orang orang itu langsung godain aku” “oh begitu,
setidaknya lu sekarang sudah nggak apa-apa kan?” “nggak apa-apa kok” “ya udah gua pergi dulu
ya, bye” “bye, and thanks ya”. Gua pun langsung berjalan pulang.

Sejak hari itu, hidup gua mulai berwarna lagi. Gua jadi sering nolong orang apapun masalahnya.
Nggak peduli seberapa kuat gua, nggak peduli seberapa hebatnya gua, gua bakalan mencoba
menjadi pahlawan dengan gaya gua sendiri.

Anda mungkin juga menyukai