Memahami Kepribadian Muhammadiyah Makala
Memahami Kepribadian Muhammadiyah Makala
MAKALAH
Oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua sehingga penulisan ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang di harapkan. Dan tak lupa pula penulis mengirimkan
salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah Muhammad saw. Sebagai rahmatan
lil’alamin.
Tugas “Memahami Kepribadian Muhammadiyah” ini kami tulis dan kami susun
dengan segenap keikhlasan yang kami kumpulkan disela - sela waktu yang sangat sempit.
Dan ucapan terima kasih kepada dosen AIK kami yang telah memberikan banyak arahan dan
bimbingan kepada kami menjadi mahasiswa yang berahlak berlandaskan aturan Islam
Penyusunan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Wassalam.....!
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
B. Kepribadian Muhammadiyah
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari
kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH.
Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstantir, -meng-idhar-kan apa yang telah
ada; jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka
yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru,
hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah sudah tidak dalam keadaan yang
sebenarnya.
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam
Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus
(ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak
sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas.
Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah
adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil
dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala, bukan dengan jalan politik,
bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan
masyarakat, tanpa memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak
zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik
Indonesia. ( Haedar Nashir : 2006 : 105 )
Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah
bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi
apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik
mendesak-desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut
kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka
warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka
masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan
perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam
Muhammadiyah pun masih membawa cara dana nada politik cara partai.
Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada
saat itu, cara-cara demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan
irama Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas.
Muhammadiyah bergerak bukan untuk “Muhammadiyah’ sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk
kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh
Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang
menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw; dana menjalankannya dengan
menggunakan akal pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam. ( Haedar Nashir : 2006 :
106 )
C. Hakikat Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persyarikatan gerakan islam. Sebagai suatu gerakan,
Muhammadiyah selalu bergerak maju dengan mengemban dua misi :
1. Menyebarluaskan cita – cita Muhammadiyah ke seluruh masyarakat
Indonesia
2. Menyebarluaskan organisasi Muhammadiyah ke seluruh wilayah nusantara
3. "Lapang Dada, Luas Pandang dan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam"
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup
dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti
masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan
prinsip "Memperbanyak Kawan" tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh".
Namun bagaimana, pun dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan identitas
sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran Islam.
Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.
4. "Bersifat Keagamaan Dan Kemasyarakatan"
Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan sifat
Muhammadiyh sejak lahir. Karena ini sifat yang tidak mungkin terlepas dari jiwa
dan raga Muhammadiyah. Mengapa? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi
agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk
masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat adalah "lahan" bagi
segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh berdiri
sendiri-sendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu, Muhammadiyah bukan
gerakan sosial semata-mata, dan bukan juga gerakan keagamaan semata-mata.
Muhammadiyah adalah gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan.
Tetapi Muhammadiyah juga bukan gerakan politik, sebab kalau gerakan politik,
tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah tertekuninya selama ini.
6. "Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh
Teladan Yang Baik"
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar,
yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud
kemunkaran ialah semua kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam
kehidupan manusia.
Tanpa adanya amar ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat
ditegakkan, dan tidak akan kejahatan dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah
harus sanggup menjadi suri teladan dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri
ataupun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat ramai, dengan penuh kebijaksanaan
dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi munkar, bagaimanapun harus kita
lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu, adalah Machiavellisme
namanya.
10. "Bersifat Adil Serta Korektif Ke Dalam dan Keluar, Dengan Bijaksana"
Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu
yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih
baik, meskipun mengenai diri sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja
dan taqlid.
Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh dilakukan dengan
sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana. Kesalahan adalah
kesalahan, sekalipun ada pada orang atau golongan lain. Bukan sifat
Muhammadiyah tetap bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas
yang dibelanya itu salah atau tidak baik. ( Djindar dan Djarnawi, tanpa tahun : 48 -
54 )
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
"Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap
bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai
Allah", hal ini sebagai pedoman amal usaha masyarakat muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Djindar Tamimy dan Djarnawi Hadikusuma, Penjelasan Anggaran Dasar dan Kepribadian
Muhammadiyah, Yogyakarta: P.T Persatuan,
Haedar Nashir, Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah: UMM Press. 2006
(http://suryaramadan.wordpress.com/2014/05/21/makalah-kepribadian-muhammadiyah/ )
Khozin dan Syaukani, Pembaruan Islam Konsep,Pemikiran, dan Gerakan:UMM Press. 2000