Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KEPANITERAAN

IKGM
(Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat)

Disusun Oleh :
Nama : Khaleda Shafiratunnisa, S.KG
NIM : J2A013003P

PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

(RUMAH SAKIT)

Disusun oleh :

Nama : Khaleda Shafiratunnisa, S.KG

NIM : J2A013003P

Semarang ,22 Januari 2018

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing

drg. Ayu Kristin Rakhmawati

NIK/NIP
HALAMAN PENGESAHAN

(DENTAL EMERGENCY DAN RUANG BEDAH )

Disusun oleh :

Nama : Khaleda Shafiratunnisa, S.KG

NIM : J2A013003P

Semarang ,22 Januari 2018

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing

drg. Ayu Kristin Rakhmawati

NIK/NIP
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan kepanitraan IKGM ini. Penulis memujinya
memohon pertolongan dan ampunan-Nya, serta meminta perlindungan kepada-Nya dari
keburukan nafsu dan amal perbuatan kita. Serta shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, penghulu para nabi dan rosul ammaba’du.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari kesempatan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Drg. Ayu Kristin selaku pembimbing laporan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo
2. Seluruh pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini yang
bantuannya tak akan dapat dibalas oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca yang budiman.
Namun penulis berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan.

Semarang, 22 Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

BAB II ISI LAPORAN......................................................................................3

A. Rumah Sakit

1. Manajemen Rumah Sakit……….............................................................4

a. Profil rumah Sakit……………………………………………….....10

b. Manajemen Pelayanan Rawat Inap...................................................14

c. Manajemen Rawat Jalan……………………………………...…….15

d. Manajemen Logistik Farmasi………………………………...……..20

e. Manajemen Logistik Gizi……………………………………………25

f. Manajemen K3RS…………………...…………………………...30

g. Manajemen Layanan Unggulan ………………………………….35

2. Manajemen Keuangan dan Administrasi..............................................83

3. Indikator-Indikator Pencapaian Rumah Sakit......................................89

B. Dental Emergency dan Ruang Bedah

1. Kontrol Perdarahan, Perawatan Luka………….................................102

a. Kasus Gigi………………………………………………………...105

b. KasusUmum…………………………………………………..…115

2. PenatalaksaanSinkop……………………………..............................110
3. Penatalaksanaan Basic Life Support (BLS)…………………………115

4. PenatalaksanaanAnaphilactic Shock………………………………..120

5. Kegiatan Lain

a. Anamnesis

b. EKG

c. Memasang Infus

d. injeksi IM, IV

e. PemasanganKateter

6. RuangBedah …………...................................................................115

a. Observasipersiapanbedah………………………………………

b. Melakukanteknik asepsis daerahoperasi………………………..

c. Melakukanteknikcucitangansesuaistandar WHO…………….

d. Melakukanmeggunakan glove steril…………………………….

e. Memakai gown Operasi …………………………………………

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................150

Lampiran………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus dapat
diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan
merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hiduo sehat bagi setiao orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 1992)
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, salah satu unsur
kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi Balai Pengobatan,
Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan sarana
kesehatan lainnya (Depkes RI 1992).
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai misi
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
serta tempat penelitian dan pengembangan kesehatan. Terdapat berbagai bentuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit antara lain pelayanan
kegawat daruratan, umum, kefarmasian.
Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya di rumah sakit, maka
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Semarang mengadakan
kegiatan kepanitraan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat bagi mahasiswa Program
Pendidikan Prrfesi Dokter Gigi yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang, sehingga diharapkan calon dokter gigi memiliki
pengetahuan tentang manajemen rumah sakit serta kegiatan Instalasi bedah dan poli
gigi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil RSUD Tugurejo ?
2. Bagaimana manajemen pelayanan rawat jalan di RSUD Tugurejo ?
3. Bagaimana manajemen pelayanan rawat inap di RSUD Tugurejo ?
4. Bagaimana manajemen pelayanan farmasi di RSUD Tugurejo ?
5. Bagaiamana manajemen instalasi gizi di RSUD Tugurejo ?
6. Bagaimana manajemen insalasi gawat darurat di RSUD Tugurejo ?
7. Bagaimana manajemen bedah sentral di RSUD Tugurejo ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui profil RSUD Tugurejo
2. Mengetahui manajemen pelayanan rawat jalan di RSUD Tugurejo
3. Mengetahui manajemen pelayanan rawat inap di RSUD Tugurejo
4. Mengetahui manajemen pelayanan farmasi di RSUD Tugurejo
5. Mengetahui manajemen instalasi gizi di RSUD Tugurejo
6. Mengetahui manajemen dan prinsip instalasi gawat darurat di RSUD Tugurejo
7. Mengetahui manajemen dan prinsip instalasi bedah sentaral di RSUD Tugurejo
BAB II

ISI LAPORAN

A. Rumah Sakit

1. Manajemen Rumah Sakit

a. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo

Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo berdiri sejak tahun 1968 dengan nama
awal yaitu rumah sakit Kusta Tugurejo, kemudian pada tahun 2000 ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum Tugurejo Kelas C. Pada tahun 19 November 2003
Rumah Sakit Tugu menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Non
Pendidikan. Yang dimaksud Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit
Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya 4 (empat)
pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik,
8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik
subspesialis dasar sedangkan Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan yang
dimaksud adalah Rumah Sakit Umum kelas B yang tidak menyelenggarakan
pendidikan formal di bidang kesehatan. Pada tahun 21 Desember 2012 hingga
sekarang, Rumah Sakit Tugu menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B yaitu
Rumah Sakit Umum Kelas B yang menyelenggarakan pendidikan formal di
bidang kesehatan. Fakultas Kedokteran Gigi Unimus merupakan salah satu
institiusi yang bekerja sama dengan rumah sakit Tugurejo.
Rumah Sakit Tugurejo terletak pada ruas jalur utama Semarang – Jakarta
yang merupakan jalur utama pantai utara Jawa antara Semarang Kendal, tepatnya
pada Jalan Raya Walisongo Semarang. Secara posisi sangat strategis karena
terletak pada jalur padat dengan potensi rawan kecelakaan cukup tinggi,
dikelilingi oleh lingkungan pemukiman dan perumahan yang padat serta
dilingkupi sentra industri besar antara lain ; Kawasan Industi Wijaya Kusuma,
Kawasan Industri Tugu Indah, Kawasan Industri Candi dan Kawasan Guna
Mekar Industri.
RSUD Tugurejo merupakan Rumah Sakit Kelas B milik Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah, yang terletak di Semarang Bagian Barat, luas tanah 36.681 m2 ,
luas bangunan 24.413 m2 terdiri dari gedung rawat jalan , gedung IGD, 8 bangsal
perawatan , kamar bedah , kamar bersalin, bagian penunjang, kantor ,auditorium,
dan wisma.

1) Visi dan Misi


Visi dari rumah sakit Tugurejo adalah rumah sakit prima, mandiri dan
terdepan dalam pelayanan. Sedangkan Misi yang dilakukan adalah :
- Memberikan pelayanan kesehatan secara efisien dan mengembangkan
pelayanan unggulan
- Meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan yang berdaya saing
- Mengembangkan sarana dan prasarana RS yang aman dan nyaman
- Meningkatkan Program pengembangan mutu pelayanan medis dan non
medis secara berkesinambungan
- Mewujudkan kemandirian melalui efisiensi , efektifitas dan fleksibilitas
pengelolaan keuangan
- Menjadi pusat pendidikan kedokteran dan kesehatan lain, serta penelitian
dan pengembangan bidang kesehatan

Dalam menjalankan pelayanannya, Rumah Sakit Tugurejo memilki Motto


yaitu “Kesembuhan dan Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan Kami” dimana
terdapat nilai yang terkandung dalam setiap pelayanannya. Nilai-nilai tersebut
berdasarkan dengan tiap-tiap huruf depan “RS TUGUREJO”. Berikut merupakan
nilai-nilai di Rumah Sakit Tugurejo :

 R amah dalam bersikap

 S antun dalam berbicara

 T anggung jawab dalam tugas

 U nggul dalam pelayanan

 G igih dalam Usaha

 U tama dalam karya

 R api dalam penampilan

 E mpati dalam rasa

 J ujur dalam bertindak


 O rientasi pelayanan prima

Berikut merupakan denah dari Rumah Sakit Tugu :

Gambar : Denah Lantai 2 RSUD Tugurejo

Gambar : Denah Lantai 3 RSUD Tugurejo


Gambar : Denah Lantai 4-5 RSUD Tugurejo

Menurut Pasal 7 dalam Permenkes RI No. 1045/ Menkes/ Per/ XI/ 2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departmen Kesehatan,
bersadasarkan fungsinya RSU Kelas A dan RSU Kelas B Pendidikan
menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan
penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan
pendidikan kedokteran berkelanjutan.

2) Struktur Organisasi RSUD Tugurejo

Direktur

Wadir Wadir umum Jabatan


Pelayanan dan keungan fungsional

Bagian umum Organisasi


Bidang Bidang Bidang Bagian Bagian
subbagian dan RT
pelayanan penunjang keperawatan perencanaan keuangan
TU, hukum, kepegawaian
dan hub.
Seksi Seksi Seksi Masy.
pelayanan penunjang keperawatan Sub program Sub anggaran
rajal medik rajal

Seksi Seksi Seksi


Submonitorin Sub
pelayanan penunjang keperawatan
g dan evaluasi Akuntansi
ranap non medik ranap

Sub Sub
pendidikan Perbendaharaan
dan pelatihan dan verifikasi
b. Instalasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non struktural yang


menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap.
Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang
terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi
pelayanan. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk
rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan
observasi, diagnose, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik
lainnya. (Depkes RI 1997)

Standar pelayanan rawat inap RSUD Tugurejo yaitu 24 jam non stop dan
7 hari seminggu dengan pelayanan berupa pelayanan rawat inap, farmasi rawat
inap, laboratorium, bank darah, dan radiologi. Instalasi rawat inap RSUD
Tugurejo memiliki beberapa kelas antara lain kelas 3, 2, 1 dan VIP. Kelas 3
terdapat 6 tempat tidur yang dapat diisi oleh enam orang pasien, Kelas 2 dua
orang, kelas 1 dua orang dan VIP satu orang . Masing-masing kelas akan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama perbedaannya hanya pada
fasilitas ruangan saja.

Berikut nama, kelas dan jumlah tempat tidur ruangan rawat inap di RSUD
Tugurejo :

Ruang Kelas TT

Nusa indah VIP 41


Anggrek III 34
Mawar III 48
Bougenville I 4
II 6
III 12
Isolasi 2
Melati II 6

III 22
HCU 2

Alamanda II 6
III 23
Kenanga I 18
HCU 3
II 36
Amarilis I
Isolasi 4
I 5
II 22
Amarilis II
III 6
Isolasi 1
Amarilis III I 24
Dahlia I III 12
Dahlia II III 24
Dahlia III III 24
Dahlia IV III 24
Tulip I 12
ICU 8
PICU/NICU 4
HCU 4

Berdasarkan tabel tersebut jumlah fasilitas tempat tidur di instalasi rawat inap
RSUD Tugurejo sudah sesuai dengan kriteria dalam PERMENKES Nomor 56
tahun 2014 Pasal 14 huruf f yaitu :

a. jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;

b. jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;

c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari


seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit
milik swasta.
1) Perawatan Paviliun Nusa Indah – VIP , dengan fasilitas :

- Kamar extra luas

- Tv di ruang pasien

- Almari dan meja rias

- AC

- Kulkas

- Welcome drink

- Welcome fruit

- Bath set

- Telepon

- Wifi

- Sofa tunggu

- Kamar mandi dilengkapi air panas & air dingin

- Tea pot

- Privacy room

- Nurse call

- Oksigen central

Gambar. Ruang Paviliun Nusa I


2) Amaryllis Lantai 1, Kelas 2
- Kamar dengan 2 bed
- Almari , kulkas
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central
3) Amarylis Lantai 2, Kelas 1 dan Kelas 2 Fasilitas Kelas 1
- Kamar extra luas 2 bad
- Tv di ruang pasien
- Almari
- AC
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Sofa tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central

Amarylis Fasilitas Kelas 2

- Kamar dengan 2 bad


- Almari
- AC
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central
Gambar. Amarylis II
4) Amaryllis Lantai 3, Kelas 1 Fasilitas Kelas 1
- Kamar extra luas 2 bad
- Tv di ruang pasien
- Almari
- AC
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Sofa tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central

Gambar. Ruang Amarylis III

5) Unit Perawatan Alamanda, dengan fasilitas :


- Kamar extra luas 6 bad
- Almari
- AC
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi luar
- Nurse call
- Oksigen central

Gambar. Ruang Alamanda


6) Unit Perawatan Anggrek – Kelas III , dengan fasilitas :
- Kamar extra luas 6 bad
- Almari
- AC
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi luar
- Nurse call
- Oksigen central

Gambar. Ruang Anggrek


7) Unit Perawatan Bougenville, Terbagi menjadi Empat kelas yaitu VIP,
Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3 dengan fasilitas :

Bougenville, Kelas 1 :

- Kamar extra luas 2 bad


- Tv di ruang pasien
- Almari
- AC
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Sofa tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen centra

Bougenville, Kelas 2 :

- Kamar dengan 2 bad


- Almari
- AC
-
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central

Bougenville Kelas 3:

- Kamar extra luas 6 bad


- Almari
- AC
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi luar

Gambar. Ruang Bougenville

8) Unit Perawatan Dahlia – Kelas III (ext. 1108), dengan fasilitas :


- Kamar extra luas 6 bad
- Almari
- AC
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi luar
- Nurse call
- Oksigen central

Gambar. Ruang Dahlia


9) Unit Perawatan Kenanga – Kelas I (ext. 1044), dengan fasilitas :
- Kamar extra luas 2 bad
- Tv di ruang pasien
- Almari
- AC
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Sofa tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central

Gambar. Ruang Kenanga

10) Perawatan Mawar, Terbagi menjadi dua kelas yaitu Kelas 2 dan Kelas 3
dengan fasilitas :

Mawar, Kelas 2

- Kamar dengan 2 bad


- Almari
- AC
- Kulkas
- Telepon
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi dalam
- Nurse call
- Oksigen central
Mawar Kelas 3:

- Kamar extra luas 6 bad


- Almari
- AC
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi luar
- Nurse call
- Oksigen central

Gambar. Ruang Mawar

11) Unit Perawatan Melati – Kelas III, dengan fasilitas :

- Kamar extra luas 6 bad


- Almari
- AC
- Wifi
- Kursi tunggu
- Kamar mandi luar
- Nurse call
- Oksigen central
- Tempat Bermain Anak
Gambar. Ruang Melati

12) Ruang Tulip (Perinatologi Risiko Tinggi)

- Jumlah 10 tempat tidur


- Fasilitas Inkubator, BSM (Bed Side Monitor), Box pemanas, syringe pump/
infus pump
- Fasilitas tambahan ruang tunggu keluarga
Tenaga medis di ruang ini terdiri dari dokter spesialis anak 4 orang,
dokter jaga (dokter umum), perawat yang tersertifikasi Resusitasi Neunatus
dan Managemen Laktasi. Masing-masingnya bekerja berdasarkan shift.
Sistem jam kerja tenaga media di instalasi rawat inap dibagi menjadi 3
pembagian shift yaitu shift pagi dari jam 07-14.00, siang dari jam 14.00-
21.00 dan malam dari jam 21.00-07.00.
Alur Penerimaan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Alur Pelayanan Pasien dari IGD ke Instalasi Rawat Inap


Proyeksi Jumlah Kunjungan Rawat Inap

Berikut merupakan mutu pelayanan RSUD Tugurejo secara umum :

c. Instalasi Rawat Jalan


Instalasi rawat jalan adalah fasilitas yang digunakan sebagai tempat
konsultasi, pemeriksaan, dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang
masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu
singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
Instalasi rawat jalan merupakan pelayanan pasien tanpa menginap yang
dibagi menjadi 2 yaitu pelayanan secara eksekutif dan pelayanan secara
regular.
Pelayanan secara eksekutif yaitu pelayanan yang dilakukan secara one
stop service (1 tempat fasilitas yaitu satu gedung kecuali radiologi) ruang
lebih nyaman dan antrian tidak terlalu lama. Hal yang membedakan
pelayanan secara reguler dengan eksekutif yaitu pada antrian reguler lebih
lama dan lebih banyak antriannya. Ruang Lingkup pada rawat jalan yaitu
rawat jalan itu sendiri, gawat darurat, hemodialisa, rehabilitas medik,
forensik medikolegal (kemoterapi)
Terdapat 19 pelayanan medik spesialistik yang dapat melayani
masyarakat yaitu:
 Klinik Spesialis Penyakit Dalam
 Klinik Spesialis Paru
 Pelayanan VCT
 Klinik Spesialis Jantung
 Klinik Spesialis Anak
 Klinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
 Klinik Tumbuh Kembang
 Klinik Spesialis Bedah Umum
 Klinik Spesialis Bedah Onkologi
 Klinik Spesialis Bedah Anak
 Klinik Spesialis Saraf
 Klinik Spesialis Psikiatri dan NAPZA
 Klinik Spesialis Mata
 Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
 Klinik Spesialis THT
 Klinik Spesialis Psikologi
 Pelayanan Spesialis Gizi
 Klinik Gigi Spesialis dan Gigi Umum
 Pelayanan Hemodialisa
 Pelayanan Kemoteraphy
 Pelayanan Rehab Medik
 Pelayanan Difabel, lansia, resiko jatuh

1) Persyaratan pendaftaran pasien rawat jalan

Persyaratan bpjs pbi/jamkeskot/kss :

1. Copy kartu JAMKESKOT/KSS

2. Copy KTP
3. Copy KK (kartu keluarga)

4. Copy surat rujukan puskesmas

5. Copy surat keterangan tidak mampu dari kecamatan

Persyaratan jasa raharja:

1. Copy KTP

2. Copy Kartu JKK

3. Surat Keterangan Aktif Kerja Perusahaan

4. Copy daftar Absensi kerja

5. Surat Trauma Center dari JKK (minta diperusahaan

6. Laporan tahap I, tahap II

7. Formulir KK 4 (minta diperusahaan)

8. Surat Keterangan kepolisian jika KLL lain pergi dan pulang

Persyaratan untuk pasien umum (baru) wajib menyerahkan :

1. Nomor Antrian/ tunjukan bukti SMS Gateway

2. Slip data pasien baru/KTP ke petugas pendaftaran

3. Formulir general Consent

Persyaratan untuk pasien umum (lama) menyerahkan :

KIB Ke Petugas Pendaftaran

PERSYARATAN UNTUK PASIEN BPJS DAN ASURANSI (BARU)

Menyerahkan :

1. Nomor Antrian/ tunjukan bukti SMS Gateway

2. Slip data pasien baru/KTP ke petugas pendaftaran

3. Kartu BPJS dan Asuransi

27
4. Surat BPJS ASLI

PERSYARATAN UNTUK PASIEN BPJS DAN ASURANSI (LAMA)

Menyerahkan :

1. Nomor Antrian/ tunjukan bukti SMS Gateway

2. KIB

3. FC. Kartu BPJS/Asuransi

4. FC. Surat Rujukan

5. Surat perawatan dari poli yang bersangkutan

6. Surat Kontrol Post Opname dari ruang perawatan (jika pasien habis
mondok)

28
Alur pelayanan pasien rawat jalan RSUD Tugurejo

29
 Bagian poli RSUD Tugurejo memberlakukan 5 hari kerja yaitu pada hari Senin
sampai dengan Jumat.

 Karena memberlakukan sistem 5 hari kerja, maka untuk pasien yang dijadwalan
hemodialisa pada hari sabtu dapat masuk melalui pintu IGD. Saat pasien datang ke
IGD untuk hemodialisa maka pasien tidak perlu melakukan triase namun langsung

d. Instalasi Gawat Darurat

Motto Instalasi Gawat Darurat

Berpacu Dengan Waktu Melaju Dengan Mutu

Visi Instalasi Gawat Darurat

Memberikan pelayanan Kegawat Daruratan dengan Cepat, Tepat, dan Cermat

Dalam mewujudkan pelayanan yang cepat, tepat, dan cermat dalam


pelayanan yang komprehensif dengan tersedianya sumber daya manusia
unggul dibidangnya masing-masing serta fasilitas ruang dan peralatan yang
memadai dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kegawat
daruratan bagi masyarakat

- Fasilitas peralatan yang tersedia :


b) Defibrilator
c) Bed Side Monitor
d) Elektrokardiography
e) Syringe pump
f) Infus pump
g) Pulse oxymetri
h) Peralatan resusitasi
i) Inkubator
j) Tranport
k) Infant Warmer
l) Ventilator Mobile

30
- Struktur organisasi IGD

- Jadwal dokter konsulen IGD

-
-
-
-

31
- Alur IGD

Penjelasan :

pasien darurat pendaftaran IGD pasien discreening


(pengamatan awal) tindakan perawatan rujukan (dokter IGD)
poli/RS tersier/rawat inap

*sreening bisa dilakukan oleh security, petugas pendaftaran, pramu ruangan,


perawat

Screening dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah pasien tersebut


pasien darurat yang perlu ditangani di IGD.

*bila keadaan sudah normal, pasien bisa rawat jalan tanpa dilakukan
rujukan.

-Di loket Pendaftaran tidak hanya melayani pasien gawat darurat saja. Di loket
pendaftaran tersebut juga dapat melayani pendaftaran rawat jalan dan rawat
inap. Di samping loket terdapat farmasi, yang digunakan untuk pengambilan

32
obat. Setelah melakukan transaksi pembayaran, bisa menebus obat di bagian
farmasi tersebut.
-Evaluasi pelayanan di IGD RSUD Tugurejo dilakukan setiap hari.
Mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan selama satu hari itu dalam
pelayanan pasien yang dilakukan oleh tenaga medis, paramedis, dan
karyawan bagian IGD.

Motto dan Visi


Motto : Berpacu Dengan Waktu Melaju Dengan Mutu
Visi : Memberikan Pelayanan Kegawat Daruratan Dengan Cepat, Tepat dan
Cermat

Sistem Triase

Sistem Triase

I II IV V
III
MERAH/RESUSITA ORANGE/EMERGEN HIJAU/Non urgent HITAM/DOA
KUNING/URGENT
SI CY

Korban yang Korban yang


Kondisi yang tidak
mengancam memerlukan Korban yang
Kondisi dengan pengawasan ketat, memerlukan
kehidupan dan pengobatan atau meninggal
pelayanan memerlukan tetapi perawatan dunia atau
diutamakan dapat di tunda pemberian
perhatian segera pengobatan yang
Contoh : henti sementara. berpotensi
Contoh : syok dapat di tunda.
nafas dan henti oleh berbagai untuk
jantung. kausa, dan meninggal
Contoh : luka dunia
gangguan robek dan patah Contoh :
pernapasan tulang. Demam, Batuk,
dan Flu.

Lembar Triase

33
e. Farmasi
- Sarana dan prasarana yang tersedia:
 Depo farmasi gawat darurat
 Depo farmasi rawat jalan
 Depo farmasi rawat inap
 Depo farmasi bedah sentral
- Struktur organisasi di Rumah Sakit Tugurejo memiliki ketua dan staff-staffnya,
untuk bagian farmasi berbentuknya instalasi farmasi yang memiliki beberapa
depo dan untuk menjembatani itu mereka di bantu oleh koordinator, ada 3
koordinator yaitu rawat inap, rawat jalan dan logistik (pengelolaan obat/gudang
obat), koordinator tadi nanti di bantu juga oleh staff-staffnya.

34
- Disetiap bagian mempunyai wilayah kerja dan tanggung jawab masing-masing.
Di bagian farmasi juga melayani pasien BPJS, pasien BJPS dan umum memiliki
kesamaan komposisi obat dan jenis obat. Farmasi rumah sakit Tugurejo tidak
menerima atau melayani pasien dari luar rumah sakit untuk pembelian obat,
karena terkadang ada tulisan yang kurang jelas dalam peresepan obat dan saat
menelfon kontak yang ada terkadang juga tidak aktif, selain itu bagian farmasi
juga meninjau dan menimbang dari segi akibat dan resiko yang akan terjadi.
- Untuk tenaga kerja farmasi diambil dari lulusan D3 farmasi dan S1 farmasi,
penerimaan tenaga kerja di lakukan oleh kepala rumah sakit. Pelayanan di
farmasi 24 jam dan ada shiftnya masing-masing yaitu shift pagi, siang, dan
malam, tidak ada dokter penanggung jawab di bagian kefarmasian, namun hanya
ada penanggung jawab perinstansi (logistik, farmasi rawat jalan, farmasi rawat
inap).
- Alur obat di bagian farmasi itu dikumpulkan di bagian logistik (gudang obat),
setelah itu instansi rawat inap dan rawat jalan mengkonstribusikan atau meminta
obat yang hampir habis ke bagian logistik, bisa tiga hari sekali bisa setiap hari.
Dan alur peresepan obat yang telah di berikan dokter kepada pasien akan masuk
ke depo dan akan di koreksi lagi di bagian farmasi oleh apoteker yang
bertanggung jawab sebelum masuk dalam pengambilan obat, terkadang juga ada
masalah yang berkaitan dengan obat dan pemecahannya itu berada di apoteker
yang bertanggung jawab tadi.
- Dalam penyimpanan obat di farmasi menggunakan sistem first expired first out ,
jadi obat-obat yang tangggal expirednya lebih awal akan di keluarkan lebih
dahulu, karena untuk menanggulangi kekadaluarsaan obat, untuk enam bulan
kedepan obat yang akan expired itu di catat dan bagian farmasi akan melaporkan
untuk segera meresepkan itu kepada dokter, kalau misalnya tidak ada kasus yang
membutuhkan obat yang akan expired tadi maka akan di karantina di depo dan
di kirim ke logistik kembali, jika ada perjanjian dengan saler obat bahwa obat
bisa di kembalikan maka obat yang akan expired di kembalikan dan di tukar
dengan yang baru, kalau tidak ada perjajian maka akan di musnahkan oleh
petugas atau bagian farmasi.

35
- Obat racikan juga ada namun berdasarkan resep dokter atau permintaan dokter.
Walau bagian farmasi menghindari obar racikan itu, tetapi dokter terkadang juga
masih meresepkan. Jika ada resep dokter yang berisikan obat racikan, maka
bagian farmasi akan melaporkan terlebih dahulu bahwa farmasi akan meracik
obat-obat yang tertulis dengan alasan tersebut, misal: pasien tidak dapat
meminum obat ini karena terlalu besar.
- Pelaporan obat habis itu setiap depo memiliki buku pelaporan tersendiri yang
nanti akan di laporkan ke logistik (gudang) dan bagian logistik akan menjawab
jumlah obat yang tersedia, jika bagian ranap atau rajal meminta 300 obat dan di
bagian logistik tinggal 100 maka akan di jawab 100.

f. Instalasi Bedah Sentral


- Visi : Menuju IBS Pilihan
- Pelayanan pilihan penangan operasi dan tindakan berbagai spesialis:

 Spesialis Bedah

 Spesialis Bedah Orthopedi

 Spesialis Bedah Plastik

 Spesialis Bedah Gigi dan Mulut

 Spesialis Bedah dan Obgyn

 Spesialis THT

 Spesialis Mata

 Spesialis Penyakit Dalam

 Spesialis Anak

 Spesialis Anaesthesi

- Peralatan Pendukung

 C-arm

36
 Endoscopy

 Laparoscopy

 Atroscopy

 Phchemulsifikasi

 Fess

g. Instalasi Gizi
- Visi : Instalasi gizi yang prima , terdepan dan mandiri
- Pelayanan yang diberikan :

 Memberikan pelayanan makanan kepada pasien yang sehat dan higienis


di ruang rawat inap sesuai dengan diitnya
 Memberikan konsultasi gizi di rawat jalan dengan sarana software
gizi,leaflet dan food model.

 Memberikan asuhan nutrisi di rawat inap

 Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat

 Melaksanakan kegiatan peningkatan mutu.

h. Laboratorium PA
- Jenis pemeriksaan yang dilayani :
a) Sitologi
 Pap test
 Sputum 1x
 Sputum 3x
 Bilasan
 Sikatan
 cairan lain-lain
 Urine

37
 Aspirasi tanpa tindakan
b) Histopatologi
 Jaringan kecil
 Jaringan besar
 Biopsi Esofagus / gaster / colone
c) pulasan histokimia
d) dan jenis pemeriksaan lainnya

i. Radiologi
j. Laboratorium Klinik
- Visi : menjadi instalasi laboratorium yang prima, unggul dalam mutu cepat
dalam pelayanan
- Persiapan sebelum pemeriksaan :
a) Puasa 10 -12 jam dianjurkan puasa malam hari dan diambil darah pagi
hari (untuk pemriksaan gula darah puasa, trigliserida dan asam urat).
b) Tidak diperkenankan minum obat-obatan kecuali untuk pemerikasaan
laboraturium
c) Masih diperbolehkan minum air putih
- Pemeriksaan yang dilakukan :
a) Pemeriksaan Demam
b) Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis
c) Pemeriksaan follow up diabetes
d) Pemeriksaan metabolisme lemak
e) Pemeriksaan resiko PJK
f) Pemeriksaan penyaring artherosclerosis
g) Pemeriksaan gangguan tulang
h) Pemeriksaan faktor penyakit kelamin
i) Pemeriksaan pemantauan hipertensi
j) Pemeriksaan pra nikah dan waktu hamil
k) Pemeriksaan gangguan pencernaan anak
l) Pemeriksaan mikrobiologi

38
m) Pemeriksaan patologi anatomi
n) Pelayanan bank darah RS

Instalasi Non Medik

1) CSSD – Central Sterile Supply Department

-Suatu unit di RS yg bertanggung jawab atas penyelenggaraan proses mulai dari


: pencucian /dekontaminasi, pengepakan dan sterilisasi peralatan bedah /
peralatan lain yang dibutuhkan RS dalam merawat / melakukan tindakan
kepada pasien.

-Peran CSSD di RS :

a) Menyediakan kebutuhan peralatan steril untuk kamar operasi dan bagian


lain di RS
b) Menyelenggarakan proses dekontaminasi, pengemasan, pengepakan dan
sterilisasi peralatan RS sesuai standar
c) Memberikan kontribusi dalam pengembangan pelayanan mutu di RS
yang terkait dengan pengendalian infeksi

2) Rekam Medis

39
- Pelayanan dan fasilitas yang tersedia antara lain :

a) Pengelolaan informasi rekam medis melalui system informasi


manajemen rumah sakit.

b) System antrian pasien terkomputerisasi

c) System penomoran rekan medis dengan Unit Numbering System

d) System penyimpanan dokumen rekam medis tersentralisasi

e) System penjajaran dokumen rekaman medis dengan terminal digit filling

f) Pengurusan surat keterangan klaim asuransi ( medico legal )

- Rekam medis memiliki 5 bagian :


a) Administrasi (Pendaftaran) yaitu mengurusi tentang pendaftaran, dibagi
menjadi 2 :
 Rawat jalan :
- pendaftaran rawat jalan
- pendaftaran IGD
- pendaftaran poli kusta
- pendaftaran poli paviliun Nusa Indah
 Rawat inap :
- Penaftaran rawat inap
- Pendaftaran IGD
- Pendaftaran poli kusta
- Pendaftaran poli paviliun Nusa Indah

40
Alur pendaftaran : Masuk ke sistem  filling
 trensterpengambilan
Rawat jalan Poli RM diantar ke poli

Pasien daftar Harus ranap

Rawat Inap Mendapatkan Dapat Dapat


blanko ruangan gelang
rekomendasi inap pasien
rawat inap yang
oleh dokter dipasang
oleh
petugas
Catatan : poli

Trenster : merupakan mesin print out yang terhubung dengan sistem yang
berisikan petunjuk untuk mencari rekam medis, setelah dapat, print out ini
disisipkan di rak rekam medis yang dimaksud sebagai tanda bahwa rekam
medis tersebut sedang keluar.

Rata-rata lama penerimaan dari rekam medis ke poli = 10 menit

b) Assembling (perakitan) dan evaluasi, tugas assembling adalah :


i) Memeriksa kelengkapan
Assembling merupakan tempat penerimaan dokumen dari ruang-
ruangan yang menggunakan catatan rekam medik, seperti di rawat
jalan dan rawat inap. Jika dokumen dari ruangan tersebut tidak
lengkap, maka dokumen rekam medis itu akan dikembalikan ke
ruangan tersebut untuk dilengkapi. Jika dokumen sudah lengkap,
maka dokumen rekam medis tersebut akan dirakit.
ii) Mengendalikan semua formulir

41
iii) Sebagai medikolegal, yaitu pelayanan dengan jaminan. Contoh :
rawat inap dengan jaminan umum
iv) Merakit
Assembling juga bertugas untuk merakit semua catatan rekam medik
pasien
c) Coding dan Blicing
Bertugas untuk memberi kode pada rekam medis. Kode yang digunakan
oleh RSUD Tugurejo berlandaskan dengan kode ICD (Information
Clinical Disease) 10 dan ICD 9 CM (Clinical Modification). Untuk
blicing, biasanya berkaitan dengan urusan asuransi, seperti contohnya
BPJS. Sistem yang digunakan dalam blicing dengan sekali entry. Jadi,
dalam waktu bersamaan, data pasien akan masuk ke pusat informasi
Rumah Sakit sekaligus masuk ke entry pusat BPJS
d) Pelaporan
Bertugas untuk meramu semua yang telah diberikan oleh bagian coding
dan dilaporkan dalam 3 kali laporan, yaitu laporan per kasus kepada
KDRS secara langsung, widua (per minggu) kepada DKK kota setiap
hari kamis, dan bulanan untuk laporan kepada DinKes. Selain itu,
pelaporan juga berfungsi untuk mengurus pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menggunakan rekam medis sebagai bahan
penelitian.
e) Filling (penyimpanan)
Penyimpanan rekam medik RSUD Tugurejo menggunakan sistem
centralisasi, dimana rekam medik rawat jalan dan rawat inap menjadi
satu tempat. Terdapat aturan dan keamanan yang ketat untuk menjaga
ruangan penyimpanan ini dan semua petugas di bagian filling minimal
telah sumpah rumah sakit dan profesi sehingga tidak sembarangan orang
yang tidak mempunyai kepentingan bisa masuk ke ruangan penyimpanan
agar kerahasiaan pasien tetap terjaga.

42
Aturan untuk satu pasien mempunyai 1 nomor rekam medis (unit
numbering system). Untuk pencarian kembali rekam medis pasien, di RSUD
Tugurejo menggunakan sistem terminal digit filing yang merupakan salah satu
kebijakan rumah sakit. Sistem tersebut menggunakan dua digit terakhir dari
enam nomor dan kode warna.
Peraturan untuk rawat jalan, rekam medis hanya boleh diambil dari ruang
penyimpanannya selama 1 x 24 jam. Selebihnya harus dikembalikan ke bagian
filling dan ruang penyimpanan.
Untuk rawat inap, rekam medis boleh diambil selama 2 x 24 jam dari
ruangan filling. Selebihnya harus dikembalikan ke ruangan penyimpanan.Jika
space untuk rekam medis telah penuh, akan dilakukan retensi yaitu pengurangan
dari rekam medik. Jadi saat dilakukan retensi, akan dipisahkan antara RM aktif
dan RM inaktif. RM inaktif adalah rekam medik yang telah disimpan 5 tahun dari
tanggal terakhir pasien berkunjung.
RM inaktif ini akan diseleksi terlebih dahulu untuk menyimpan dokumen
yang abadi, seperti : akta kelahiran, surat keterangan kematian, dan surat
persetujuan operasi, dll dengan disalin dengan cara scan.
RSUD Tugurejo melakukan pemusnahan 2 tahun sekali dengan jadwal
terakhir kali pada tahun 2014. Jumlah yang dimusnahkan sebanyak 2 truk dan
bekerjasama dengan bagian peleburan kertas untuk diolah menjadi bubur untuk
dijadikan bentuk lain.

Struktur organisasi

Kepala Sie. Penunjang Medis

Ka. Instalasi Rekam Medis

Koor. pendaftaran

43
Wakil koor

Tenaga kerja rekam medis :

Kepala Instalasi = 1 orang


Bagian pendaftaran = 19 orang
Bagian Assembling = 6 orang
Bagian Coding = 6 orang
Bagian Pelaporan = 2 orang
Bagian Filling = 11 orang

Total = 43 orang
f) Evaluasi
Untuk laporan evaluasi pada RSUD Tugurejo dilakukan oleh Sub-
bag Monev(Monitoring-evaluasi) yang kemudian dilaporkan ke Gubernur
melewati Biro Bamda kemudian Biro Bamda mengumpulkan semua
SKPD milik Provinsi Jawa Tengah kemudian diolah dan dianalisa
menjadi laporan Gubernur untuk kinerja Pemprov Jawa Tengah dan
kemudian dilaporkan ke pusat. Kemudian diadakan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh Gubernur dan pesertanya oleh semua SKPD dan
menampilkan hasil, kemudian dianalisis dan dievaluasi.
Evaluasi kinerja kegiatan adalah upaya pengendalian kegiatan
untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan
kegiatan. Selain itu, evaluasi kinerja kegiatan berguna untuk mengetahui
masalah – masalah yang terjadi selama kegiatan berjalan. Evaluasi

44
kinerja dilaksanakan dalam bentuk laporan kinerja triwulan dan laporan
kinerja pelayanan. Evaluasi kinerja tahun 2014 ini mencakup
pelaksanaan program dan kegiatan, kinerja pelayanan dan kinerja
pelayanan penunjang. Pelayanan merupakan core bussiness dari rumah
sakit sehingga perlu ada evaluasi terhadap kinerja pelayanan. Program
dan kegiatan yang telah direncanakan dievaluasi untuk melihat gambaran
keberhasilan atau kegagalan dalam mendukung kegiatan pelayanan.
Evaluasi diharapkan sebagai alat monitoring kegiatan dalam pencapaian
program dan sasaran yang telah ditetapkan.
3) Sanitasi dan Limbah
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang
diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan
yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1995).

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi
dan mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya.

- Struktur Organisasi

Total tenaga kerja sebanyak 9 orang, diantaranya adalah 7 dari kesehatan


lingkungan dan 2 dari teknisi.

45
- Alur
 Pengelolaan Limbah Padat

Limbah RS

Padat

Non Infeksius Infeksius

Plastik warna
hitam Non tajam
citotoksis tajam

TPS non medis Plastik Disposate Kasa, plabot,


termasuk sampah warna ungu jaringan, bahan
RT kimia lab, dll.
Box disposat Sampah medis
padat
TPA Jatikarang

46TPS B3 (dipihak ke 3).


PT Arah (2 x 24 jam).
 Pengolahan Limbah Cair
o Pengolahan limbah cair di RSUD Tugurejo Semarang menggunakan sistem
kombinasi aerob dan anaerob.
BAK PENYARING LEMAK
GEDUNG:

1. GIZI
2. LAUNDRY
SALURAN IPAL
TERTUTUP / MENHOLE
GEDUNG:

1. IRNA
2. IRJA IPAL
3. IBS (INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH)
4. CSSD SEDIMENTASI
5. FARMASI BAFFLE REAKTOR
6. LABORATORIUM ANAEROBIK FILTER
7. KANTIN BAK PENAMPUNGAN AIR
8. KANTOR RBC
HORIZONTAL FILTER
CARBON FILTER AERASI
SALURAN UMUM KOLAM INDIKATOR (IKAN NILA)
DESINFEKTAN
47 KOLAM SAMPLING
 Pengelolaan Sampah Medis dan Non Medis
a. Pemilahan sampah di ruangan
b. Pengangkutan sampah ke TPS (Tempat Penampungan Sementara)
c. Pencatatan kuantitas sampah
d. Pengangkutan kuantitas sampah
e. Pengangkutan kuantitas sampah rumah tangga ke TPA oleh pihak ketiga
f. Pengolahan sampah medis oleh pihak ketiga

 Alur Pengelolaan Sampah

SAMPAH
IRNA, IRJA, IBS, ICU, IGD, FARMASI, LAB, RADIOLOGI, GIZI, ADMIN, LAUNDRY,
KANTIN DAN HALAMAN RUMAH SAKIT

SAMPAH
NON MEDIS / SAMPAH MEDIS
SAMPAH
RUMAH
TANGGA KHUSUS BENDA NON TAJAM
BENDA TAJAM

TROLY SAMPAH TEMPAT SAFETY BOX SAMPAH SAMPAH


SAMPAH
NON MEDIS (JARUM SUNTIK, MEDIS NON MEDIS NON
(KANTONG
PLASTIK JARUM OPERASI, TAJAM TAJAM
WARNA LANCET, (Perban, (Botol-botol,
HITAM) 48 DAN
ABUCKET kasa, sisaobat dan
AMPUL) masker, sisa botol infus/
potongan/ flabot)
CONTAINER TPS (TEMPAT
PENAMPUNGAN
TROLY
SEMENTARA)
SAMPAH
MEDIS
TEMPAT SAMPAH
(KANTONG PLASTIK
WARNA KUNING)

PIHAK KETIGA

- Pelaporan
 Pelaporan secara rutin yaitu 1bulan sekali diawal bulan atau setiap tanggal
10 dengan unit terkait yaitu PPI(Pengendalian dan Penanganan Infeksi) dan
A3(Kesehatan kerja).
 Alur pelaporan dimulai dari instalasi sanitasi bidang penunjang
manajemen evaluasi dari tim monitoring dan bidang perencanaan lalu
dijadikan buku laporan. Terkait jika terjadi adanya permasalahan maka akan
ada tindak lanjut dari manajemen
- Program Kerja
a) Pengolahan Limbah

49
o Cair : semua buangan yang ada di rumah sakit termasuk
sapiteng kecuali air hujan
o Padat : a. Infeksius sitotoksis, non sitotoksis, dan benda
tajam
b. Non Infeksius
o Gas : berasal dari emisi jenset
b) Pemantauan Kesehatan Lingkungan
Bertujuan untuk mengukur kwalitas lingkungan Rumah Sakit.
 Pemantauan air bersih, air minum, air limbah, kuman udara,
mikrobiologi ruangan, udara ambient, udara mesin genzet, swipe
lantai, swipe dinding, AC, udara ruang, pencahayaan, kelembaban,
kebisingan, makanan, peralatan makanan, bahan makanan, petugas
penjamu makanan.
g) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
 Jentik nyamuk, lalat, kecoa, kucing, belalang, tikus, serangga dan ulat.
h) Pemeliharaan kebersihan
i) Tamanisasi
j) Sterilisasi ruangan
Upaya untuk menjamin kwalitas lingkungan udara didalam ruangan.
Sterilisasi dengan lampu ultraviolet dan fogger.

-Pengawasan
a) Infeksi sanitasi pengawasan keliling secara rutin disekitar
lingkungan RS.
b) Infeksi kebersihan dilakukan secara berkala yaitu 6bulan sekali.
- Tujuan : Upaya
pengawasan
berbagai faktor lingkungan
fisik, kimiawi dan

50
biologis rumah sakit yang menimbulkan / mungkin dapat mengakibatkan
pengaruh buruk pada kesehatan bagi petugas , penderita , pengunjung
maupun sekitar RS .
- Kegiatan Secara umum :

a) Pemantauan kualitas lingkungan rumah sakit

b) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu

c) Pengelolaan air limbah

d) Pemeliharaan IPAL

e) Penyehatan air

f) Pengelolaan sampah medis

g) Pemeliharaan sampah non medis/ RT

h) Penyehatan makanan dan minuman

i) Pengawasan pengelolaan linen

j) Sterilisasi ruang

k) Pengawasan dan pemantauan kebersihan gedung/ ruang

l) Pemeliharaan taman

m) Inventarisasi dan distribusi bahan pembersih

n) Pencatatan , pelaporan, dan evaluasi kegiatan

4) PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)


a) Tenaga kerja
Terdiri dari komite PPI ( yang mewadahi seluruh elemen yang berkaitan dengan
PPI) yang bekerja harian eksekutornya ada 3(IPCN) yang bertanggung jawab
100-150 tempat tidur. Krn tempat tidur ada 440. Tim 1 dibagi menjadi 3 untuk
pembagian wilayah

51
b) Alur kerja
Pekerjaan utama yaitu Survailance, bagian monitoring apakah sesuai atau
tidakpelaksanaan PPI di Non keperawatan (CSSD,Gizi, Sanitasi, laundry) satu
rumah sakit dikelilingi untuk mengontrol program sesuai atau tidak
c) Laporan
Laporan ke komite triwulanan (3bulan)

d) Program PPI
- Pelaksanaan diklat
- Penggadaan diklat untuk pelatihan petugas keamanan dilakukan sesuai dengan
anggaran. Dengan program 1 tahun. hari selasa ada jadwal PPI untuk
penyuluhan pasien dan keluarga pasien.
- Survailance

52
- Pencegahan infeksi
- Penggunaan antimikrobarasional
- Kewaspadaan isolasi : standar(cuci tangan, penggunaan APD, manajemen
lingkungan , penggunaan alat, penyuntikan yang aman) & transmis
e) Pengendalian Infeksi
Keselamatan pasien merupakan center care yang dapat dipengaruhi dari
tindakan yang dilakukan petugas kesehatan ataukah sudah sesuai prosedur atau
tidak. mau dimanapun jika prosedur nya baik maka akan didapatkan pasien aman,
petugas aman. Misal penggunaan APD ya untuk satu pasien dan pasien yang lain
harus diganti, penggunaan alat juga untuk satu pasien.
Selama ini belum ada laporan penularan infeksi, baik dari pasien ke dokter
ataupun dari dokter ke pasien. Jika terjadi maka kesalahan dari petugasnya.
Angka yang terlaporkan dari infeksi masih bias tergantung mikroba nya itu
sendiri, jika sudah ada infeksi pemantauan antimikroba lebih dipantau lagi. Jika
bekerja sesuai standar, menggunakan kewaspadaan standar,tergantung jenis
infeksi dan diharapkantidak langsung terpapar.
Prevalensi yang banyak terlaporkan, pemasangan kaketer, decubitus, luka
operasi, pneumania karena pemasangan ventilator Penerapan program cuci tangan
untuk upaya pengendalian infeksi juga dibeikan kepada keluarga pasien
bagaimana prilaku dan pelaksanaan cuci tangan. Untuk pengisian penyedia
fasilitas cuci tangan yang bertanggung jawab sesuai poli poli atau ruangan.

53
Untuk keselamatan pasien Penggunaan Alat pelindung diri (APD)
a) Sarung Tangan
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan
melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling
penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti
antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk
menghindari kontaminasi silang.
Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah
kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et
al. 2001), tetapi pemakaian sarung tangan tidak mengartikan kebutuhan
untuk mencuci tangan. Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas
terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat,

54
sarung tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan
terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan (Begg.Jenkins dan Barker
1990, Davis 2001). Pemakaian sarung tangan diperlukan jika :
 Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas.
 Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya
menusukkan sesuatu sedalam pembuluh darah, seperti memasang
infus.
 Menangani bahan – bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar.
 Menerapkan kewaspadaan berdasarkan penularan melalui kontak
(yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang
telah diketahui atau dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan
menggunakan sarung tangan bersih, tidak sterik ketika memasuki
ruangan pasien.

Petugas kesehatan harus melelpas sarung tangan tersebut sebelum


meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun
atau dengan handrub berbasis alkohol. Satu pasamh sarung tangan harus
digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi
silang (CDC 1987). Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau
mencuci tangan yang masih bersarung tangan, ketika berpindah dari satu
pasien ke pasien lain atau ketika melakukan perawatan di bagian tubuh yang
kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan
praktek yang aman.

b) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah(jenggot). Masker digunakan untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah bicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila

55
masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak
efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.

c) Tool
Digunakan untuk menutupi rambut dan kulit kepala sehungga
serpihan kulit atau rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan.
Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat
memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya
adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang
terpercik atau menyemprot.
d) Gaun Pelindung
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui dropietlairborne. Pemakaian gaun
pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari sekresi, espirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau
dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus
menggunakan gaus pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat
pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan
tubuh, sekresi atau ekskresi.
e) Apron
Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan
harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan
perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan
prosedur dimana ada resiko tumpahan darah,cairan tubuh atau sekresi
f) Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.

56
Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di
kamar bedah.

Prevalensi angka infeksi yang ada di RS Tugurejo


a) Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Yang dimaksud dengan infeksi daerah operasi adalah infeksi yang disebabkan karena
tindakan pembedahan dan terjadi dalam 30 hari pasca bedah apabila tidak ada imolant
dan infeksi terjadi dalam 1 tahun pasca bedah apabila terdapat implant serta menunjukkan
satu gejala berikut seperti drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka insisi
kedalam organ/ rongga ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ/ rongga
dan dokter menyatakan infeksi pada organ tersebut.
Klasifikasi operasi dibagi menjadi dibagi menjadi empat yaitu
 Operasi bersih/ operasi dilakukan pada daerah/kulit yang pada kondisi pra bedah
tidak terdapat peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus biller dan operasi berencana
dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup.
 Operasi bersih terkontaminasi/ operasi membuka traktus digestivus, traktus biller,
traktus urinarius, traktus respiratorius sampai dengan orofaring, atau traktus
reproduksi kecuali ovarium.
 Operasu terkontaminasi/operasi yang dilakukan pada kulit yang terbuka, tetapi masih
dalam waktu emas (golden periode), dan jenis operasi kotor/perforasi traktus
digestivus, traktus urogenitalis atau traktus respiratorius yang terinfksi melewati
daerah purule (inflamasi Bakterial) luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian ,
terdapat jaringan luas atau kotor.

Di Rumah Sakit Tugurejo yang menjadi indikator mutu adalah infeksi daerah operasi
jenis operasi bersih. Dilihat dari tabel diatas pada tahum 2014 belum pernah terlaporkan
kejadian infeksi pada jenis operasi bersih.

57
b) (Catheter Associated Urinary Tract Infection)
CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection) atau infeksi yang terjadi pada
saluran kemih yang disebabkan pemasangan kateter urine menetap dapat terjadi karena
kondisi pasien misalnya pada pasien DM, prosedur pemasangan kateter atau perawatan
kateter itu sendiri.

58
c) Pemantauan angka kejadian Pneumonia terkait pemakaian Ventilator/VAP (Ventilator
Associated Pneumonia)
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran nafas bawah yang
mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilator mekanik > 48 jam dan sebelumnya
tidak ditemukan tanda – tanda infeksi saluran nafas.

d) Pemantauan kejadian Plebitis

59
e) Pemantauan Kejadian Decubitus

Selain itu RSUD Tugurejo juga memiliki fasilitas umum yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh para pengunjung, antara lain :

a) Anjungan tunai mandiri

60
b) Masjid

c) Taman

61
62

Anda mungkin juga menyukai