IKGM
(Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat)
Disusun Oleh :
Nama : Khaleda Shafiratunnisa, S.KG
NIM : J2A013003P
(RUMAH SAKIT)
Disusun oleh :
NIM : J2A013003P
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
NIK/NIP
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
NIM : J2A013003P
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
NIK/NIP
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan kepanitraan IKGM ini. Penulis memujinya
memohon pertolongan dan ampunan-Nya, serta meminta perlindungan kepada-Nya dari
keburukan nafsu dan amal perbuatan kita. Serta shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, penghulu para nabi dan rosul ammaba’du.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari kesempatan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drg. Ayu Kristin selaku pembimbing laporan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Tugurejo
2. Seluruh pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini yang
bantuannya tak akan dapat dibalas oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca yang budiman.
Namun penulis berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Rumah Sakit
f. Manajemen K3RS…………………...…………………………...30
a. Kasus Gigi………………………………………………………...105
b. KasusUmum…………………………………………………..…115
2. PenatalaksaanSinkop……………………………..............................110
3. Penatalaksanaan Basic Life Support (BLS)…………………………115
4. PenatalaksanaanAnaphilactic Shock………………………………..120
5. Kegiatan Lain
a. Anamnesis
b. EKG
c. Memasang Infus
d. injeksi IM, IV
e. PemasanganKateter
6. RuangBedah …………...................................................................115
a. Observasipersiapanbedah………………………………………
c. Melakukanteknikcucitangansesuaistandar WHO…………….
Lampiran………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus dapat
diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan
merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hiduo sehat bagi setiao orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 1992)
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, salah satu unsur
kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi Balai Pengobatan,
Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan sarana
kesehatan lainnya (Depkes RI 1992).
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai misi
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
serta tempat penelitian dan pengembangan kesehatan. Terdapat berbagai bentuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit antara lain pelayanan
kegawat daruratan, umum, kefarmasian.
Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya di rumah sakit, maka
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Semarang mengadakan
kegiatan kepanitraan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat bagi mahasiswa Program
Pendidikan Prrfesi Dokter Gigi yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum
Daerah Tugurejo Semarang, sehingga diharapkan calon dokter gigi memiliki
pengetahuan tentang manajemen rumah sakit serta kegiatan Instalasi bedah dan poli
gigi.
ISI LAPORAN
A. Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo berdiri sejak tahun 1968 dengan nama
awal yaitu rumah sakit Kusta Tugurejo, kemudian pada tahun 2000 ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum Tugurejo Kelas C. Pada tahun 19 November 2003
Rumah Sakit Tugu menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Non
Pendidikan. Yang dimaksud Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit
Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya 4 (empat)
pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik,
8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik
subspesialis dasar sedangkan Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan yang
dimaksud adalah Rumah Sakit Umum kelas B yang tidak menyelenggarakan
pendidikan formal di bidang kesehatan. Pada tahun 21 Desember 2012 hingga
sekarang, Rumah Sakit Tugu menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B yaitu
Rumah Sakit Umum Kelas B yang menyelenggarakan pendidikan formal di
bidang kesehatan. Fakultas Kedokteran Gigi Unimus merupakan salah satu
institiusi yang bekerja sama dengan rumah sakit Tugurejo.
Rumah Sakit Tugurejo terletak pada ruas jalur utama Semarang – Jakarta
yang merupakan jalur utama pantai utara Jawa antara Semarang Kendal, tepatnya
pada Jalan Raya Walisongo Semarang. Secara posisi sangat strategis karena
terletak pada jalur padat dengan potensi rawan kecelakaan cukup tinggi,
dikelilingi oleh lingkungan pemukiman dan perumahan yang padat serta
dilingkupi sentra industri besar antara lain ; Kawasan Industi Wijaya Kusuma,
Kawasan Industri Tugu Indah, Kawasan Industri Candi dan Kawasan Guna
Mekar Industri.
RSUD Tugurejo merupakan Rumah Sakit Kelas B milik Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah, yang terletak di Semarang Bagian Barat, luas tanah 36.681 m2 ,
luas bangunan 24.413 m2 terdiri dari gedung rawat jalan , gedung IGD, 8 bangsal
perawatan , kamar bedah , kamar bersalin, bagian penunjang, kantor ,auditorium,
dan wisma.
Menurut Pasal 7 dalam Permenkes RI No. 1045/ Menkes/ Per/ XI/ 2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departmen Kesehatan,
bersadasarkan fungsinya RSU Kelas A dan RSU Kelas B Pendidikan
menyelenggarakan dan/atau digunakan untuk pelayanan, pendidikan dan
penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran dan
pendidikan kedokteran berkelanjutan.
Direktur
Sub Sub
pendidikan Perbendaharaan
dan pelatihan dan verifikasi
b. Instalasi Rawat Inap
Standar pelayanan rawat inap RSUD Tugurejo yaitu 24 jam non stop dan
7 hari seminggu dengan pelayanan berupa pelayanan rawat inap, farmasi rawat
inap, laboratorium, bank darah, dan radiologi. Instalasi rawat inap RSUD
Tugurejo memiliki beberapa kelas antara lain kelas 3, 2, 1 dan VIP. Kelas 3
terdapat 6 tempat tidur yang dapat diisi oleh enam orang pasien, Kelas 2 dua
orang, kelas 1 dua orang dan VIP satu orang . Masing-masing kelas akan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama perbedaannya hanya pada
fasilitas ruangan saja.
Berikut nama, kelas dan jumlah tempat tidur ruangan rawat inap di RSUD
Tugurejo :
Ruang Kelas TT
III 22
HCU 2
Alamanda II 6
III 23
Kenanga I 18
HCU 3
II 36
Amarilis I
Isolasi 4
I 5
II 22
Amarilis II
III 6
Isolasi 1
Amarilis III I 24
Dahlia I III 12
Dahlia II III 24
Dahlia III III 24
Dahlia IV III 24
Tulip I 12
ICU 8
PICU/NICU 4
HCU 4
Berdasarkan tabel tersebut jumlah fasilitas tempat tidur di instalasi rawat inap
RSUD Tugurejo sudah sesuai dengan kriteria dalam PERMENKES Nomor 56
tahun 2014 Pasal 14 huruf f yaitu :
a. jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;
b. jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
- Tv di ruang pasien
- AC
- Kulkas
- Welcome drink
- Welcome fruit
- Bath set
- Telepon
- Wifi
- Sofa tunggu
- Tea pot
- Privacy room
- Nurse call
- Oksigen central
Bougenville, Kelas 1 :
Bougenville, Kelas 2 :
Bougenville Kelas 3:
10) Perawatan Mawar, Terbagi menjadi dua kelas yaitu Kelas 2 dan Kelas 3
dengan fasilitas :
Mawar, Kelas 2
2. Copy KTP
3. Copy KK (kartu keluarga)
1. Copy KTP
Menyerahkan :
27
4. Surat BPJS ASLI
Menyerahkan :
2. KIB
6. Surat Kontrol Post Opname dari ruang perawatan (jika pasien habis
mondok)
28
Alur pelayanan pasien rawat jalan RSUD Tugurejo
29
Bagian poli RSUD Tugurejo memberlakukan 5 hari kerja yaitu pada hari Senin
sampai dengan Jumat.
Karena memberlakukan sistem 5 hari kerja, maka untuk pasien yang dijadwalan
hemodialisa pada hari sabtu dapat masuk melalui pintu IGD. Saat pasien datang ke
IGD untuk hemodialisa maka pasien tidak perlu melakukan triase namun langsung
30
- Struktur organisasi IGD
-
-
-
-
31
- Alur IGD
Penjelasan :
*bila keadaan sudah normal, pasien bisa rawat jalan tanpa dilakukan
rujukan.
-Di loket Pendaftaran tidak hanya melayani pasien gawat darurat saja. Di loket
pendaftaran tersebut juga dapat melayani pendaftaran rawat jalan dan rawat
inap. Di samping loket terdapat farmasi, yang digunakan untuk pengambilan
32
obat. Setelah melakukan transaksi pembayaran, bisa menebus obat di bagian
farmasi tersebut.
-Evaluasi pelayanan di IGD RSUD Tugurejo dilakukan setiap hari.
Mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan selama satu hari itu dalam
pelayanan pasien yang dilakukan oleh tenaga medis, paramedis, dan
karyawan bagian IGD.
Sistem Triase
Sistem Triase
I II IV V
III
MERAH/RESUSITA ORANGE/EMERGEN HIJAU/Non urgent HITAM/DOA
KUNING/URGENT
SI CY
Lembar Triase
33
e. Farmasi
- Sarana dan prasarana yang tersedia:
Depo farmasi gawat darurat
Depo farmasi rawat jalan
Depo farmasi rawat inap
Depo farmasi bedah sentral
- Struktur organisasi di Rumah Sakit Tugurejo memiliki ketua dan staff-staffnya,
untuk bagian farmasi berbentuknya instalasi farmasi yang memiliki beberapa
depo dan untuk menjembatani itu mereka di bantu oleh koordinator, ada 3
koordinator yaitu rawat inap, rawat jalan dan logistik (pengelolaan obat/gudang
obat), koordinator tadi nanti di bantu juga oleh staff-staffnya.
34
- Disetiap bagian mempunyai wilayah kerja dan tanggung jawab masing-masing.
Di bagian farmasi juga melayani pasien BPJS, pasien BJPS dan umum memiliki
kesamaan komposisi obat dan jenis obat. Farmasi rumah sakit Tugurejo tidak
menerima atau melayani pasien dari luar rumah sakit untuk pembelian obat,
karena terkadang ada tulisan yang kurang jelas dalam peresepan obat dan saat
menelfon kontak yang ada terkadang juga tidak aktif, selain itu bagian farmasi
juga meninjau dan menimbang dari segi akibat dan resiko yang akan terjadi.
- Untuk tenaga kerja farmasi diambil dari lulusan D3 farmasi dan S1 farmasi,
penerimaan tenaga kerja di lakukan oleh kepala rumah sakit. Pelayanan di
farmasi 24 jam dan ada shiftnya masing-masing yaitu shift pagi, siang, dan
malam, tidak ada dokter penanggung jawab di bagian kefarmasian, namun hanya
ada penanggung jawab perinstansi (logistik, farmasi rawat jalan, farmasi rawat
inap).
- Alur obat di bagian farmasi itu dikumpulkan di bagian logistik (gudang obat),
setelah itu instansi rawat inap dan rawat jalan mengkonstribusikan atau meminta
obat yang hampir habis ke bagian logistik, bisa tiga hari sekali bisa setiap hari.
Dan alur peresepan obat yang telah di berikan dokter kepada pasien akan masuk
ke depo dan akan di koreksi lagi di bagian farmasi oleh apoteker yang
bertanggung jawab sebelum masuk dalam pengambilan obat, terkadang juga ada
masalah yang berkaitan dengan obat dan pemecahannya itu berada di apoteker
yang bertanggung jawab tadi.
- Dalam penyimpanan obat di farmasi menggunakan sistem first expired first out ,
jadi obat-obat yang tangggal expirednya lebih awal akan di keluarkan lebih
dahulu, karena untuk menanggulangi kekadaluarsaan obat, untuk enam bulan
kedepan obat yang akan expired itu di catat dan bagian farmasi akan melaporkan
untuk segera meresepkan itu kepada dokter, kalau misalnya tidak ada kasus yang
membutuhkan obat yang akan expired tadi maka akan di karantina di depo dan
di kirim ke logistik kembali, jika ada perjanjian dengan saler obat bahwa obat
bisa di kembalikan maka obat yang akan expired di kembalikan dan di tukar
dengan yang baru, kalau tidak ada perjajian maka akan di musnahkan oleh
petugas atau bagian farmasi.
35
- Obat racikan juga ada namun berdasarkan resep dokter atau permintaan dokter.
Walau bagian farmasi menghindari obar racikan itu, tetapi dokter terkadang juga
masih meresepkan. Jika ada resep dokter yang berisikan obat racikan, maka
bagian farmasi akan melaporkan terlebih dahulu bahwa farmasi akan meracik
obat-obat yang tertulis dengan alasan tersebut, misal: pasien tidak dapat
meminum obat ini karena terlalu besar.
- Pelaporan obat habis itu setiap depo memiliki buku pelaporan tersendiri yang
nanti akan di laporkan ke logistik (gudang) dan bagian logistik akan menjawab
jumlah obat yang tersedia, jika bagian ranap atau rajal meminta 300 obat dan di
bagian logistik tinggal 100 maka akan di jawab 100.
Spesialis Bedah
Spesialis THT
Spesialis Mata
Spesialis Anak
Spesialis Anaesthesi
- Peralatan Pendukung
C-arm
36
Endoscopy
Laparoscopy
Atroscopy
Phchemulsifikasi
Fess
g. Instalasi Gizi
- Visi : Instalasi gizi yang prima , terdepan dan mandiri
- Pelayanan yang diberikan :
h. Laboratorium PA
- Jenis pemeriksaan yang dilayani :
a) Sitologi
Pap test
Sputum 1x
Sputum 3x
Bilasan
Sikatan
cairan lain-lain
Urine
37
Aspirasi tanpa tindakan
b) Histopatologi
Jaringan kecil
Jaringan besar
Biopsi Esofagus / gaster / colone
c) pulasan histokimia
d) dan jenis pemeriksaan lainnya
i. Radiologi
j. Laboratorium Klinik
- Visi : menjadi instalasi laboratorium yang prima, unggul dalam mutu cepat
dalam pelayanan
- Persiapan sebelum pemeriksaan :
a) Puasa 10 -12 jam dianjurkan puasa malam hari dan diambil darah pagi
hari (untuk pemriksaan gula darah puasa, trigliserida dan asam urat).
b) Tidak diperkenankan minum obat-obatan kecuali untuk pemerikasaan
laboraturium
c) Masih diperbolehkan minum air putih
- Pemeriksaan yang dilakukan :
a) Pemeriksaan Demam
b) Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis
c) Pemeriksaan follow up diabetes
d) Pemeriksaan metabolisme lemak
e) Pemeriksaan resiko PJK
f) Pemeriksaan penyaring artherosclerosis
g) Pemeriksaan gangguan tulang
h) Pemeriksaan faktor penyakit kelamin
i) Pemeriksaan pemantauan hipertensi
j) Pemeriksaan pra nikah dan waktu hamil
k) Pemeriksaan gangguan pencernaan anak
l) Pemeriksaan mikrobiologi
38
m) Pemeriksaan patologi anatomi
n) Pelayanan bank darah RS
-Peran CSSD di RS :
2) Rekam Medis
39
- Pelayanan dan fasilitas yang tersedia antara lain :
40
Alur pendaftaran : Masuk ke sistem filling
trensterpengambilan
Rawat jalan Poli RM diantar ke poli
Trenster : merupakan mesin print out yang terhubung dengan sistem yang
berisikan petunjuk untuk mencari rekam medis, setelah dapat, print out ini
disisipkan di rak rekam medis yang dimaksud sebagai tanda bahwa rekam
medis tersebut sedang keluar.
41
iii) Sebagai medikolegal, yaitu pelayanan dengan jaminan. Contoh :
rawat inap dengan jaminan umum
iv) Merakit
Assembling juga bertugas untuk merakit semua catatan rekam medik
pasien
c) Coding dan Blicing
Bertugas untuk memberi kode pada rekam medis. Kode yang digunakan
oleh RSUD Tugurejo berlandaskan dengan kode ICD (Information
Clinical Disease) 10 dan ICD 9 CM (Clinical Modification). Untuk
blicing, biasanya berkaitan dengan urusan asuransi, seperti contohnya
BPJS. Sistem yang digunakan dalam blicing dengan sekali entry. Jadi,
dalam waktu bersamaan, data pasien akan masuk ke pusat informasi
Rumah Sakit sekaligus masuk ke entry pusat BPJS
d) Pelaporan
Bertugas untuk meramu semua yang telah diberikan oleh bagian coding
dan dilaporkan dalam 3 kali laporan, yaitu laporan per kasus kepada
KDRS secara langsung, widua (per minggu) kepada DKK kota setiap
hari kamis, dan bulanan untuk laporan kepada DinKes. Selain itu,
pelaporan juga berfungsi untuk mengurus pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menggunakan rekam medis sebagai bahan
penelitian.
e) Filling (penyimpanan)
Penyimpanan rekam medik RSUD Tugurejo menggunakan sistem
centralisasi, dimana rekam medik rawat jalan dan rawat inap menjadi
satu tempat. Terdapat aturan dan keamanan yang ketat untuk menjaga
ruangan penyimpanan ini dan semua petugas di bagian filling minimal
telah sumpah rumah sakit dan profesi sehingga tidak sembarangan orang
yang tidak mempunyai kepentingan bisa masuk ke ruangan penyimpanan
agar kerahasiaan pasien tetap terjaga.
42
Aturan untuk satu pasien mempunyai 1 nomor rekam medis (unit
numbering system). Untuk pencarian kembali rekam medis pasien, di RSUD
Tugurejo menggunakan sistem terminal digit filing yang merupakan salah satu
kebijakan rumah sakit. Sistem tersebut menggunakan dua digit terakhir dari
enam nomor dan kode warna.
Peraturan untuk rawat jalan, rekam medis hanya boleh diambil dari ruang
penyimpanannya selama 1 x 24 jam. Selebihnya harus dikembalikan ke bagian
filling dan ruang penyimpanan.
Untuk rawat inap, rekam medis boleh diambil selama 2 x 24 jam dari
ruangan filling. Selebihnya harus dikembalikan ke ruangan penyimpanan.Jika
space untuk rekam medis telah penuh, akan dilakukan retensi yaitu pengurangan
dari rekam medik. Jadi saat dilakukan retensi, akan dipisahkan antara RM aktif
dan RM inaktif. RM inaktif adalah rekam medik yang telah disimpan 5 tahun dari
tanggal terakhir pasien berkunjung.
RM inaktif ini akan diseleksi terlebih dahulu untuk menyimpan dokumen
yang abadi, seperti : akta kelahiran, surat keterangan kematian, dan surat
persetujuan operasi, dll dengan disalin dengan cara scan.
RSUD Tugurejo melakukan pemusnahan 2 tahun sekali dengan jadwal
terakhir kali pada tahun 2014. Jumlah yang dimusnahkan sebanyak 2 truk dan
bekerjasama dengan bagian peleburan kertas untuk diolah menjadi bubur untuk
dijadikan bentuk lain.
Struktur organisasi
Koor. pendaftaran
43
Wakil koor
Total = 43 orang
f) Evaluasi
Untuk laporan evaluasi pada RSUD Tugurejo dilakukan oleh Sub-
bag Monev(Monitoring-evaluasi) yang kemudian dilaporkan ke Gubernur
melewati Biro Bamda kemudian Biro Bamda mengumpulkan semua
SKPD milik Provinsi Jawa Tengah kemudian diolah dan dianalisa
menjadi laporan Gubernur untuk kinerja Pemprov Jawa Tengah dan
kemudian dilaporkan ke pusat. Kemudian diadakan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh Gubernur dan pesertanya oleh semua SKPD dan
menampilkan hasil, kemudian dianalisis dan dievaluasi.
Evaluasi kinerja kegiatan adalah upaya pengendalian kegiatan
untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan
kegiatan. Selain itu, evaluasi kinerja kegiatan berguna untuk mengetahui
masalah – masalah yang terjadi selama kegiatan berjalan. Evaluasi
44
kinerja dilaksanakan dalam bentuk laporan kinerja triwulan dan laporan
kinerja pelayanan. Evaluasi kinerja tahun 2014 ini mencakup
pelaksanaan program dan kegiatan, kinerja pelayanan dan kinerja
pelayanan penunjang. Pelayanan merupakan core bussiness dari rumah
sakit sehingga perlu ada evaluasi terhadap kinerja pelayanan. Program
dan kegiatan yang telah direncanakan dievaluasi untuk melihat gambaran
keberhasilan atau kegagalan dalam mendukung kegiatan pelayanan.
Evaluasi diharapkan sebagai alat monitoring kegiatan dalam pencapaian
program dan sasaran yang telah ditetapkan.
3) Sanitasi dan Limbah
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia. Sedangkan sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang
diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan
yang menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1995).
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi
dan mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya.
- Struktur Organisasi
45
- Alur
Pengelolaan Limbah Padat
Limbah RS
Padat
Plastik warna
hitam Non tajam
citotoksis tajam
1. GIZI
2. LAUNDRY
SALURAN IPAL
TERTUTUP / MENHOLE
GEDUNG:
1. IRNA
2. IRJA IPAL
3. IBS (INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH)
4. CSSD SEDIMENTASI
5. FARMASI BAFFLE REAKTOR
6. LABORATORIUM ANAEROBIK FILTER
7. KANTIN BAK PENAMPUNGAN AIR
8. KANTOR RBC
HORIZONTAL FILTER
CARBON FILTER AERASI
SALURAN UMUM KOLAM INDIKATOR (IKAN NILA)
DESINFEKTAN
47 KOLAM SAMPLING
Pengelolaan Sampah Medis dan Non Medis
a. Pemilahan sampah di ruangan
b. Pengangkutan sampah ke TPS (Tempat Penampungan Sementara)
c. Pencatatan kuantitas sampah
d. Pengangkutan kuantitas sampah
e. Pengangkutan kuantitas sampah rumah tangga ke TPA oleh pihak ketiga
f. Pengolahan sampah medis oleh pihak ketiga
SAMPAH
IRNA, IRJA, IBS, ICU, IGD, FARMASI, LAB, RADIOLOGI, GIZI, ADMIN, LAUNDRY,
KANTIN DAN HALAMAN RUMAH SAKIT
SAMPAH
NON MEDIS / SAMPAH MEDIS
SAMPAH
RUMAH
TANGGA KHUSUS BENDA NON TAJAM
BENDA TAJAM
PIHAK KETIGA
- Pelaporan
Pelaporan secara rutin yaitu 1bulan sekali diawal bulan atau setiap tanggal
10 dengan unit terkait yaitu PPI(Pengendalian dan Penanganan Infeksi) dan
A3(Kesehatan kerja).
Alur pelaporan dimulai dari instalasi sanitasi bidang penunjang
manajemen evaluasi dari tim monitoring dan bidang perencanaan lalu
dijadikan buku laporan. Terkait jika terjadi adanya permasalahan maka akan
ada tindak lanjut dari manajemen
- Program Kerja
a) Pengolahan Limbah
49
o Cair : semua buangan yang ada di rumah sakit termasuk
sapiteng kecuali air hujan
o Padat : a. Infeksius sitotoksis, non sitotoksis, dan benda
tajam
b. Non Infeksius
o Gas : berasal dari emisi jenset
b) Pemantauan Kesehatan Lingkungan
Bertujuan untuk mengukur kwalitas lingkungan Rumah Sakit.
Pemantauan air bersih, air minum, air limbah, kuman udara,
mikrobiologi ruangan, udara ambient, udara mesin genzet, swipe
lantai, swipe dinding, AC, udara ruang, pencahayaan, kelembaban,
kebisingan, makanan, peralatan makanan, bahan makanan, petugas
penjamu makanan.
g) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Jentik nyamuk, lalat, kecoa, kucing, belalang, tikus, serangga dan ulat.
h) Pemeliharaan kebersihan
i) Tamanisasi
j) Sterilisasi ruangan
Upaya untuk menjamin kwalitas lingkungan udara didalam ruangan.
Sterilisasi dengan lampu ultraviolet dan fogger.
-Pengawasan
a) Infeksi sanitasi pengawasan keliling secara rutin disekitar
lingkungan RS.
b) Infeksi kebersihan dilakukan secara berkala yaitu 6bulan sekali.
- Tujuan : Upaya
pengawasan
berbagai faktor lingkungan
fisik, kimiawi dan
50
biologis rumah sakit yang menimbulkan / mungkin dapat mengakibatkan
pengaruh buruk pada kesehatan bagi petugas , penderita , pengunjung
maupun sekitar RS .
- Kegiatan Secara umum :
d) Pemeliharaan IPAL
e) Penyehatan air
j) Sterilisasi ruang
l) Pemeliharaan taman
51
b) Alur kerja
Pekerjaan utama yaitu Survailance, bagian monitoring apakah sesuai atau
tidakpelaksanaan PPI di Non keperawatan (CSSD,Gizi, Sanitasi, laundry) satu
rumah sakit dikelilingi untuk mengontrol program sesuai atau tidak
c) Laporan
Laporan ke komite triwulanan (3bulan)
d) Program PPI
- Pelaksanaan diklat
- Penggadaan diklat untuk pelatihan petugas keamanan dilakukan sesuai dengan
anggaran. Dengan program 1 tahun. hari selasa ada jadwal PPI untuk
penyuluhan pasien dan keluarga pasien.
- Survailance
52
- Pencegahan infeksi
- Penggunaan antimikrobarasional
- Kewaspadaan isolasi : standar(cuci tangan, penggunaan APD, manajemen
lingkungan , penggunaan alat, penyuntikan yang aman) & transmis
e) Pengendalian Infeksi
Keselamatan pasien merupakan center care yang dapat dipengaruhi dari
tindakan yang dilakukan petugas kesehatan ataukah sudah sesuai prosedur atau
tidak. mau dimanapun jika prosedur nya baik maka akan didapatkan pasien aman,
petugas aman. Misal penggunaan APD ya untuk satu pasien dan pasien yang lain
harus diganti, penggunaan alat juga untuk satu pasien.
Selama ini belum ada laporan penularan infeksi, baik dari pasien ke dokter
ataupun dari dokter ke pasien. Jika terjadi maka kesalahan dari petugasnya.
Angka yang terlaporkan dari infeksi masih bias tergantung mikroba nya itu
sendiri, jika sudah ada infeksi pemantauan antimikroba lebih dipantau lagi. Jika
bekerja sesuai standar, menggunakan kewaspadaan standar,tergantung jenis
infeksi dan diharapkantidak langsung terpapar.
Prevalensi yang banyak terlaporkan, pemasangan kaketer, decubitus, luka
operasi, pneumania karena pemasangan ventilator Penerapan program cuci tangan
untuk upaya pengendalian infeksi juga dibeikan kepada keluarga pasien
bagaimana prilaku dan pelaksanaan cuci tangan. Untuk pengisian penyedia
fasilitas cuci tangan yang bertanggung jawab sesuai poli poli atau ruangan.
53
Untuk keselamatan pasien Penggunaan Alat pelindung diri (APD)
a) Sarung Tangan
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan
melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling
penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti
antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk
menghindari kontaminasi silang.
Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah
kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et
al. 2001), tetapi pemakaian sarung tangan tidak mengartikan kebutuhan
untuk mencuci tangan. Sebab sarung tangan bedah lateks dengan kualitas
terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat,
54
sarung tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan
terkontaminasi pada saat melepas sarung tangan (Begg.Jenkins dan Barker
1990, Davis 2001). Pemakaian sarung tangan diperlukan jika :
Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas.
Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya
menusukkan sesuatu sedalam pembuluh darah, seperti memasang
infus.
Menangani bahan – bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar.
Menerapkan kewaspadaan berdasarkan penularan melalui kontak
(yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang
telah diketahui atau dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan
menggunakan sarung tangan bersih, tidak sterik ketika memasuki
ruangan pasien.
b) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah(jenggot). Masker digunakan untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah bicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila
55
masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak
efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
c) Tool
Digunakan untuk menutupi rambut dan kulit kepala sehungga
serpihan kulit atau rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan.
Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat
memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya
adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang
terpercik atau menyemprot.
d) Gaun Pelindung
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui dropietlairborne. Pemakaian gaun
pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari sekresi, espirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau
dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus
menggunakan gaus pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat
pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan
tubuh, sekresi atau ekskresi.
e) Apron
Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan
harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan
perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan
prosedur dimana ada resiko tumpahan darah,cairan tubuh atau sekresi
f) Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.
56
Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di
kamar bedah.
Di Rumah Sakit Tugurejo yang menjadi indikator mutu adalah infeksi daerah operasi
jenis operasi bersih. Dilihat dari tabel diatas pada tahum 2014 belum pernah terlaporkan
kejadian infeksi pada jenis operasi bersih.
57
b) (Catheter Associated Urinary Tract Infection)
CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection) atau infeksi yang terjadi pada
saluran kemih yang disebabkan pemasangan kateter urine menetap dapat terjadi karena
kondisi pasien misalnya pada pasien DM, prosedur pemasangan kateter atau perawatan
kateter itu sendiri.
58
c) Pemantauan angka kejadian Pneumonia terkait pemakaian Ventilator/VAP (Ventilator
Associated Pneumonia)
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran nafas bawah yang
mengenai parenkim paru setelah pemakaian ventilator mekanik > 48 jam dan sebelumnya
tidak ditemukan tanda – tanda infeksi saluran nafas.
59
e) Pemantauan Kejadian Decubitus
Selain itu RSUD Tugurejo juga memiliki fasilitas umum yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh para pengunjung, antara lain :
60
b) Masjid
c) Taman
61
62