Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ajeng Irma Kinasih

NIM : 20170420034
Teori Akuntansi H

BAB 3: Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Secara luas definisi dari teori akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang
mempelajari perekayasaan penyediaan jasa secara nasional berupa informasi keuangan
kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian
informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik. Pengetahuan perekayasaan diaplikasikan dengan
terciptanya suatu mekanisme pelaporan keuangan nasional yang mencakup unit-unit
organisasi bisnis, nonbisnis, dan kepemerintahan pada suatu negara dengan menyediakan data
dan menyampaikan informasi keuangan kepada para pengambil keputusan yang dianggap
paling dominan serta berpengaruh dalam terapainya tujuan dari negara tersebut.
Akuntansi sengaja dibiarkan berkembang secara ilmiah maupun liar tanpa adanya
peraturan dan haluan yang jelas, sehingga pelaporan keuangan nasional harus direkayasa
untuk pengendalian alokasi sumber daya secara automatis melalui mekanisme sistem
ekonomik yang berlaku. Pengendalian secara automatis pada laporan keuangan dapat dicapai
dengan ditetapkannya pedoman pelaporan keuangan yaitu Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (PABU) yang didalam nya sudah ada standar keuangan.
Bila sudah ditetapkannya PABU, selanjutnya adalah menerapkan PABU dalam
perusahaan secara individual. PABU akan membantu praktik akuntansi dalam suatu negara
dengan cara tertentu untuk melaporkan kejadian ekonomik yang memiliki hubungan dengan
suatu perusahaan. Sehingga, pada tingkat mikro, akuntansi didefinisikan sebagai proses atau
praktik pengidentifikasian, pengukuran, pengakuan, dan penyajian suatu objek pelaporan
keuangan dengan cara tertentu untuk menyediakan informasi yang relevan kepada pihak-
pihak yang dianggap penting dan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

A. Proses Perekayasaan

Pelaporan keuangan merupakan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana


informasi keuangan disediakan dan dilaporkan agar tercapainya tujuan ekonomik dan
sosial negara. Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB), pelaporan
keuangan merupakan sistem dan sarana penyampaian informasi tentang segala kondisi
maupun kinerja dari suatu perusahaan terutama dari segi keuangan dan tidak terbatas
pada apa yang akan disampaikan melalui statemen keuangan. FASB membatasi
pengertian pelaporan keuangan dengan tujuan eksternal dan pelaporan keuangan
disamakan dengan pelaporan keuangan eksternal umum.
Pada struktur akuntansi terdapat unsur-unsur yang terlibat dan terpengaruh dengan
penyediaan informasi keuangan dan saling berhubungan satu sama lain. Pihak yang
terlibat dengan unsur ini yaitu pelaku dan institusi misalnya; penyusun standar, profesi,
pemerintah, badan pembina pasar modal, perusahaan sebagai entitas, analis, manajer,
akuntan publik, serta pemakai laporan. Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional
merupakan hasil perekayasan akuntansi ditingkat nasional. Perekayasaan akuntansi
adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan
mekanisme pelaporan kuangan dalam suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan
negara. Perekayasan akuntansi berkepentingan dengan pertimbangan untuk memilih dan
mengaplikasikan ideologi, teori, konsep dasar dan teknologi yang tersedia secara teoretis
dan praktis untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik dan budaya negara.
Sesuai dengan teori komunikasi (auntansi sebagai bahasa bisnis), penyimbolan
kegiatan fisis adalah menentukan objek-objek fisis yang dianggap penting bagi yang
dituju statemen dan menyimbolkannya dalam bentuk elemen elemen statemen keuangan
beserta pengukurannya. Proses ini dapat menyimbolkan kondisi fisis suatu wilayah
geografis dalam bentuk peta (misalnya peta jalan atau road map) sehingga orang yang
belum pernah melewati wilayah tersebut dapat memperoleh gambaran yang meyakinkan
mengenai wilayah tersebut hanya dengan melihat peta jalan. Tentu saja, agar peta tidak
menyesatkan pemakai, dia harus dapat dipercaya dan dapat diuji kebenarannya. Artinya,
apa yang termuat dalam peta tersebut menyatakan keadaan senyatanya jalan-jalan di
wilayah yang dipetakan. Oleh karena itu, teori dan konsep atau rerangka pembuatan peta
yang baik harus diikuti. Analogi lain adalah pembuatan undang-undang dasar suatu
negara. Proses pemikiran dan pertimbangan dalam pembuatan undang-undang dasar atau
konstitusi dapat disebut sebagai perekayasaan. Pembuatan undang-undang dasar
melibatkan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti apa ideologi dan tujuan negara, apa
bentuk pemerintaha, apa syarat untuk menjadi kepala pemerintah, siapa pemegang
kedaulatan rakyat, apa sistem ekonomi yang dianut, dan sebagainya.

B. Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif

Sebagai penalaran dedukatif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan aspek-aspek


yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan rerangka
teoretis akutansi yaitu:
1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha (entitas
pelapor ) dan lingkungannya.
2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan
postulat.
3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis
informasi yang disajikan.
4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untu mengkomunikasi
informasi tentang perusahaan dan lingkugannya.
6. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit
usaha beserta lingkungannya.
7. Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum (general proposisition) yang
dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum
dalam menyususn standar akutansui.
8. Perancang bagunan struktur dan system informasi akutansi (produser, metoda, dan
teknik) untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan
informasi desuai dengan standar atau prinsip akutansi berterima umum.
C. Siapa yang Merekayasa

Proses perekayasaan bukan upaya yang dilakukan perseorangan, tetapi upaya suatu
tim yang melibatkan disiplin intelektual serta kekuatan politik mengingat perekayasaan
itu merupakan proses yang serius hasil dan akan memberi dampak yang luas dan jangka
panjang. Jadi perekayasa akuntansi merupakan tim multi displiner agar hasil dapat
diandalkan sebagai wahana yang menjamin tercapainya tujuan sosial dan ekonomik.

D. Aspek Semantik dalam Perekayasaan

Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek objek fisik
kegiaan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (disebut elemen-elemen) statemen
keuangan. Elemen-elemen itu sendiri belum bermakna dan menjadi informasi sebelum
diukur dengan cara tertentu agar besar-kecilnya (magnitude) elemen dapat dirasakan
manfaat atau pengaruhnya. Agar dapat diolah dan disajikan dalam bentuk informasi
keuangan, objek-objek fisis harus dikuantifikasi ke dalam satuan yang homogenus
sehingga satuan tersebut dapat menggambarkan besarnya dan hubungan antarobjek. Dari
segi akuntansi, aliran fisis perusahaan akhirnya direpresentasi dalam bentuk satuan uang
hasil pengukuran elemen yang menjadi bahan olah dan data dasar akuntansi. Jumlah
rupiah sebagai hasil pengukuran ini disebut dengan cost.

E. Proses Seksama

Agar mencapai kualitas yang tinggi dan handal, proses perekayasaan harus
dilaksanakan melalui berbagai tahap dan prosedur yang saksama serta teliti. Prosedur
tersebut berlaku dalam penyusunan rerangka konseptual dan standar akuntansi. Berikut
adalah proses saksama yang dilakukan FASB didalam penyusunan pernyataan resmi :

1. Mengevaluasi masalah.
2. Mengadakan riset atau penelitian.
3. Menyusun serta mendistribusi Memorandum Diskusi kepada pihak yang
berkepentingan.
4. Mengadakan dengar pendapat umum untuk membahas masalah yang diungkapkan
didalam Memorandum Diskusi.
5. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memorandum
Diskusi.
6. Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan atau disebut juga Exposure
Draft (ED).
7. Menganalisis serta mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
8. Pemutusan penerbitan statemen atau tidak.
9. Penerbitan statemen yang bersangkutan.

Prosedur tersebut mengisyaratkan bahwa statemen memerlukan waktu cukup lama


agar dapat disahkan serta diterbitkan.
F. Konsep Informasi Akuntansi

Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan


keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol (elemen-elemen) yang
termuat dalam seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna
kalau tiap elemen diinterpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, satu elemen
dan jumlah rupiahnya belum memberikan informasi kalau tidak dihubungkan dengan
elemen lainnya. Semua elemen harus diinterptretasi sebagai satu kesatuan. Dalam teori
komunikasi, informasi semantiklah yang sebenarnya ingin disampaikan kepada pemakai
sehingga akan terjadi efek pemengaruhan. Ibarat sebuah kalimat, statemen keuangan
berisi rangkaian elemen elemen (kata-kata) yang baru ditangkap maknya kalau bentuk,
isi dan susunan statemen diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati.
Dalam akuntansi, pedoman yang dimaksud adalah prinsip akuntansi berterima umum
(PABU) terutama standar akuntansi. Informasi semantik ini harus ditangkap secara
kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu kesatuan yaitu elemen atau objek,
ukuran dalam unit moneter, dan hubungan antarelemen.

G. Rerangka Konseptual

Di Amerika rerangka konseptual yaitu jawaban pertanyaan yang menjadi konse-


konsep terpilih yang dituangkan didalam dokumen resmi. Karena didalam perekayasaan
mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi diterapkan, maka rerangka
konseptual di negara satu dengan yang lainnya akan berbeda. Rerangka konseptual
melindungi profesi akuntansi dari politisasi. Meskipun akuntansi merupakan alat untuk
mencapai tujuan nasional, akuntansi tidak bisa netral dari politisasi dalam arti kebijakan
politik ekonomi suatu negara. Politisasi harus diartikan bahwa akuntansi diarahkan untuk
tujuan negara. Sebagai satu kesatuan konsep koheren yang menetapkan sifat serta fungsi
pelaporan keuangan, Kam(1990) menyatakan beberapa manfaat rerangka konseptual
yaitu :
1. Memberikan pengarahan/pedoman kepada pihak/badan yang bertanggungjawab
didalam penyusunan standar akuntansi.
2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah akuntansi.
3. Menentukan batas pertimbangan dalam menyusun statemen keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan serta keyakinannya
terhadap statemen keuangan.
5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antara perusahaan satu dengan
yang lainnya.
Konsep-konsep dan penalaran yang ada pada rerangka konseptual sebenarnya
membentuk teori akuntansi sebagai penalaran logis.

H. Struktur Akuntansi

Apabila pengertian akuntansi, teori akuntansi, rerangka konseptual, dan PABU


dirangkum atau digambarkan dalam suatu diagram yang disebut struktur akuntansi.
Struktur tersebut menggambarkan mekanisme pelaporan keuangan keuangan yang
menghubungkan perekayasaan dan praktik akuntansi. Struktur tersebut juga memiliki
manfaat untuk menunjukan dan mengenali bidang studi, bidang profesi, serta fungsi
auditor apabila perekayasaan telah diterapkan dalam suatu lingkungan maupun negara.

Untuk mejelaskan definisi akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas lingkup


akuntansi sebagai pengetahuan sekaligus pekerjaan. Proses kegiatan yang telah
digambarkan merupakan proses perekayasaan yang melibatkan teori akuntansi sebagai
penalaran logis.

1. Bidang studi
Struktur diatas dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti
program studi akuntansi.
2. Bidang Profesi
Struktur diatas dapat menggambarkan kesempatan karier bagi orang yang
menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi.
3. Fungsi Auditor Independen.
Peran auditor indeenden sangat diperlukan untuk mengaudit apakah benar
statemen keuangan telah disajikan sesuai PABU. StaPBU yaitu suatu
rerangka pedoman yang terdiri landasan konseptual dan operasional.

Anda mungkin juga menyukai