Anda di halaman 1dari 25

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330838718

EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

Preprint · December 2010


DOI: 10.13140/RG.2.2.14246.98886

CITATIONS READS

0 546

1 author:

Muhammad Fajar
Universitas Padjadjaran
80 PUBLICATIONS   14 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Indikator Official View project

New Criteria View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Fajar on 03 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EVALUASI STRUKTUR UMUR
PENDUDUK INDONESIA 2010
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2010
Oleh Muhammad Fajar1

1
Alumnus STIS Jakarta angkatan 46
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data umur yang akurat merupakan informasi dasar yang sangat penting.
Kesalahan dalam pencatatan data umur akan berdampak serius dan luas, karena
struktur umur menjadi dasar dalam perhitungan berbagai indikator kependudukan.
Sebagai contoh kesalahan2 dalam perhitungan umur di bawah satu tahun akan
berdampak terjadinya kekeliruan informasi terkait kematian bayi. Kesalahan ini
selanjutnya akan memberi rentetan kesalahan lain (efek domino), seperti kurang
tepatnya estimasi angka harapan hidup waktu lahir (eo) dan juga kurang tepatnya
kebijkan pemerintah dalam hal penanganan bayi-bayi yang baru lahir.
Kesalahan pencatatan umur tunggal akan berdampak pada kesalahan klasifikasi
kelompok umur. Sebagai contoh, seorang wanita (X) berumur 14 tahun dicatat
berumur 15 tahun. Dari sisi kelompok umur lima tahunan, X akan tercatat pada
kelompok 10-14 tahun, padahal seharusnya berada pada kelompok umur 15-19 tahun.
Kesalahan klasifikasi kelompok umur ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap
kurang tepatnya hasil perhitungan berbagai indikator kependudukan dan
ketenagakerjaan, seperti kurang tepatnya hasil hitungan rasio ketergantungan total,
jumlah angkatan kerja, indikator fertilitas dan juga berbagai indikator lainnya.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin sangat penting bagi
pemerintah dan dunia bisnis. Bagi pemerintah, struktur umur perlu menjadi bahan
pertimbangan dalam perumusan kebijakan publik, karena kebutuhan penduduk
terhadap suatu produk atau pelayanan sangat bervariasi menurut umur dan jenis
kelamin. Demikian juga dari sisi bisnis, struktur umur dan komposisi jenis kelamin akan
mempengaruhi segmentasi pasar. Sejalan dengan desentralisasi pembangunan,
komposisi penduduk menurut umur penting untuk skala nasional dan juga regional.

1.2 Sistematika Penulisan

Tulisan ini terdiri dari enam bab. Bab I. Pendahuluan, berisi latar belakang yang
menjelaskan betapa pentingnya akurasi umur, kemudian dilanjutkan dengan
sistematika penulisan. Bab II. Konsep dan Definisi, pada bab ini dijelaskan konsep

2
Terjadinya data umur yang tidak akurat bisa disebabkan oleh kesalahan pencacah, ketidakjujuran responden,
dan kesalahan entri data.

Page 2
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

definisi umur dalam SP 2010, dan juga penjelasan tentang jenis – jenis kesalahan
pencatatan umur serta klasifikasi umur yang sering digunakan dalam penelitian. Bab III.
Perapihan Umur, berisi cara melakukan prorate jawaban umur TT (tidak tahu). Bab IV.
Evaluasi kualitas data struktur umur. Pada bab ini dijelaskan alat evaluasi data struktur
umur, yakni indeks UN, komposisi jenis kelamin, dan penggambaran piramida
penduduk. Pembahasan dijelaskan dengan Bab V. Berisi indikator struktur umur, yakni
umur median, rasio ketergantungan usia, dan rasio penduduk tua muda. Kemudian
dilanjutkan Bab V. berisi pembahasan tentang evaluasi dan indikator struktur umur
penduduk Indonesia berdasarkan data dari Sensus Penduduk 2010. Kemudian Bab VI.
Penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan. Lalu Daftar
Pustaka sebagai acuan referensi penulis.

Page 3
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB II
KONSEP DAN DEFINISI

2.1 Konsep Umur Pada SP 2010

Dalam demografi konsep umur mengacu pada keadaan ulang tahun terakhir,
artinya umur dihitung dalam tahun pembulatan ke bawah. Sebagai contoh, seseorang
berumur 12 tahun 11 bulan, maka dicatat berumur 12 tahun. Bayi yang berumur kurang
dari tahun, maka dicatat berumur 0 tahun. Untuk pencatatan informasi umur bayi
dalam satuan bulan juga berlaku hal serupa, yaitu dicatat pembulatan ke bawah.
Sebagai contoh seorang bayi meninggal pada umur 7 bulan 25 hari, maka dicatat
sebagai kematian bayi berumur 7 bulan.
Dalam Sensus Penduduk (SP) 2010, informasi umur penduduk ditangkap melalui
pertanyaan 204 kuesioner SP2010 C1, yaitu:

Umur maksimal dalam SP2010 adalah 98 tahun, artinya jika ada responden yang
berumur 98 tahun atau lebih dicatat berumur 98 tahun.

2.2 Kesalahan Pencatatan Umur

Secara umum terdapat tiga jenis kesalahan yang sering ditemui dalam pencatatan
umur, yaitu:
1. Kesalahan penuturan umum (age misstatement)
Kesalahan ini terjadi karena responden memang tidak tahu berapa umurnya,
lupa dan tidak punya catatan terkait dengan umur atau tidak bersedia

Page 4
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

menyebutkan umurnya sehingga si pencacah harus mengira-ngira umur


responden.
2. Digit preference
Ada kecenderungan orang untuk menyebutkan umur berakhiran 0 atau 5 dan
menghindari umur berakhiran 1.
3. Dalam kelompok umur tertentu jumlah penduduk sering underestimate atau
overestimate.
- Underestimate untuk kelompok umur dibawah lima tahun,terutama jumlah
bayi baru lahir.
- Underestimate untuk kelompok umur tua.
- Underestimate untuk anggota rumahtangga lainnya (pembantu,sopir yang
menginap).
- Overestimate untuk penduduk usia muda dan usia produktif (kuliah/sekolah
atau bekerja di kota lain tetap dicatat sebagai anggota rumah tangga).

2.3 Klasifikasi Struktur Umur

Klasifikasi struktur umur dilakukan sesuai dengan tujuan penyusunan indikator


dan analisis lanjutan. Ada beberapa jenis klasifikasi umur yaitu:
 Umur tunggal
Klasifikasi umur tunggal diperlukan untuk tujuan-tujuan spesifik penyusunan
indikator seperti angka kematian bayi, perkiraan jumlah pemilih pada saat
Pemilihan Umum (Pemilu) dan kebijakan-kebijakan strategis pemerintah terkait
penyediaan fasilitas pelayanan dan dunia bisnis untuk ekspektasi pasar.
 Pengelompokan Umur Lima Tahunan
Data penduduk kelompok umur lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst) diperlukan
untuk penyusunan berbagai indikator kependudukan dan ketenagakerjaan,
seperti angka dependency ratio, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
menurut kelompok umur, tingkat penggangguran terbuka menurut kelompok
umur, rasio anak ibu dan berbagai indikator fertilitas lainnya.
 Pengelompokan Umur Untuk Analisis Pendidikan
Untuk analisis pendidikan, pengelompokan umur mengikuti usia jenjang
pendidikan yaitu : SD (7-12 Tahun), SMP (13-15 Tahun), SMA (16-18 Tahun)
dan Universitas (19-24 Tahun). Dari klasifikasi kelompok umur ini, selanjutnya

Page 5
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

dapat dihitung berbagai indikator pendidikan seperti Angka Partisipasi Sekolah


(APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka
Drop Out menurut jenjang pendidikan.
 Pengelompokan Umur untuk Analisis Kesehatan
Beberapa indikator kesehatan seperti fertilitas dan mortalitas diturunkan dari
kelompok umur tertentu. Sebagai contoh Indikator rasio ibu anak memerlukan
input data penduduk umur 0-4 tahun dan wanita umur 15-49 tahun,indikator
kematian bayi memerlukan informasi yang teliti tentang usia bayi pada saat
meninggal.

Page 6
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB II
PERAPIHAN UMUR

Tujuan perapihan3 umur adalah untuk memperkecil kesalahan yang ada dalam
data umur. Sebenarnya ada empat4 tahapan perapihan umur tetapi penulis hanya
memakai satu tahapan, yaitu prorate jawaban umur tidak terjawab untuk
mengalokasikan jawaban umur tidak terjawab sehingga memudahkan analisis
selanjutnya.

2.1 Prorate Umur Tidak Terjawab (TT)

Dalam pelaksanaan sensus atau survei seringkali kita temui responden tidak
tahu umurnya sendiri walaupun pencacah sudah melakukan probing untuk mengetahui
berapa kira – kira umurnya. Karena itulah kode jawaban TT untuk mengakomodir
responden yang seperti itu. Umur TT harus kita didistribusikan ke kelompok umur yang
lain.

Formula Prorate:

Dimana:
JK : Jenis Kelamin

3
Perapihan umur biasa dilakukan untuk proyeksi, tapi pada tulisan ini ditujukan untuk mengalokasikan
jawaban umur yang tidak terjawab.
4
Empat tahapan perapihan umur: 1. Prorate jawaban umur tidak terjawab, 2. Perapihan data kelompok umur
10 – 69 tahun, 3. Perapihan data kelompok umur 70 tahun ke atas, 4. Perapihan data kelompok umur 0 – 9
tahun.

Page 7
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB III
METODE EVALUASI DATA STRUKTUR UMUR

Metode yang digunakan untuk mengevaluasi data struktur umur Indonesia dalam
makalah ini, adalah sebagai berikut:
 Penghitungan indeks United Nation (UN)
 Komposisi jenis kelamin
 Piramida penduduk

3.1 Indeks United Nation (UN)

Indeks United Nation untuk melihat tingkat akurasi umur dan jenis kelamin.
Indeks ini menggabungkan perkiraan akurasi dari umur menurut kelompok umur untuk
laki-laki dan perempuan secara terpisah dengan perkiraan akurasi dari rasio jenis
kelamin untuk kelompok umur yang berbeda.
Kualitas umur menurut kelompok umur dievaluasi dengan rata-rata rasio umur.
Rasio umur adalah rasio antara penduduk pada umur tertentu dengan setengah dari
jumlah penduduk pada kelompok umur sebelum dan sesudahnya, dan dinyatakan
dalam persentase.
Dengan adanya fluktuasi dalam kelahiran, kematian, dan imigrasi pada masa
lampau, penduduk pada tiga kelompok umur yang berurutan tersebut hampir
mendekati series linear. Oleh karena itu, rasio umurnya mendekati seratus.
Deviasi dari 100 menunjukkan sejauh mana terjadi kesalahan pelaporan umur
pada kelompok umur tersebut. Jumlah mutlak deviasi dari semua kelompok umur
merupakan ukuran yang menujukkan tingkat kesalahan dalam pelaporan umur.
Jumlah mutlak deviasi pada rasio jenis kelamin dari kelompok-kelompok umur
tersebut merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat akurasi dari rasio jenis kelamin
dari data yang dievaluasi.

Indeks UN dirumuskan:
Indeks UN = (3 x rata-rata perbedaan sex ratio)+rata-rata deviasi rasio umur laki-laki
+ rata-rata deviasi umur perempuan)

Page 8
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

Kriteria indeks UN:


 Jika indeks UN < 20, maka data umur dan jenis kelamin tersebut akurat;
 Jika indeks UN bernilai antara 20 sampai dengan 40, maka data umur jenis
kelamin tersebut tidak akurat;
 Jika indeks UN > 40, maka data umur dan jenis kelamin tersebut sangat tidak
akurat.

3.3 Komposisi Jenis Kelamin

Evaluasi jumlah penduduk dari aspek jenis kelamin dapat digunakan untuk
mendeteksi tingkat akurasi data dan memberikan gambaran struktur penduduk suatu
wilayah menurut jenis kelamin. Pada awal-awal tahun kelahiran, secara umum jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Melalui proses demografi,
penduduk laki-laki biasanya cenderung lebih rentan dalam hal tingkat kesehatan dan
memiliki angka harapan hidup yang lebih rendah dari penduduk perempuan. Di sisi lain
penduduk laki-laki memiliki mobilitas yang lebih tinggi dari penduduk perempuan
terkait aktivitasnya untuk bersekolah atau mencari pekerjaan di tempat lain. Proses
demografi tersebut berfluktuasi menurut kelompok umur.
Evaluasi komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yakni:

1. Masculinity proportion (MP), adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki


terhadap total penduduk.

PL Sex Ratio
x 100 x 100
PL P
1 Sex Ratio

Bila nilai MP lebih besar daripada 50 persen menunjukkan kelabihan jumlah


penduduk laki-laki, dan sebaliknya bila nilai MP kurang dari 50 persen
menunjukkan kelebihan jumlah penduduk perempuan.

2. Sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah


penduduk perempuan.

PL Masculinit y proportion
x 100 x 100
PP 1 Masculinit y proportion

Page 9
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

Bila nilai sex ratio lebih besar dari 100 menunjukkan kelebihan jumlah penduduk
laki-laki, dan sebaliknya bila sex ratio kurang dari 100 menunjukkan kelebihan
jumlah penduduk perempuan.

3. Percentage excess or deficit of males to the total population.

Nilai 0 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah


penduduk perempuan.
Nilai positif menunjukkan kelebihan jumlah penduduk laki-laki.
Nilai negatif menunjukkan kelebihan jumlah penduduk perempuan.

3.4 Piramida Penduduk

Piramida penduduk adalah grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran


secara visual dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggunaan
piramida akan membantu memudahkan mengenal dan memahami karakteristik
penduduk di suatu wilayah menurut umur dan jenis kelamin.
Ada lima model dasar piramida penduduk, yakni:

Page 10
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

 Model 1, dasar lebar dan slope tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam
ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat
tinggi. Umur median rendah, sedangkan rasio beban tanggungan (dependency
ratio) tinggi.
 Model 2, dasar piramida lebih lebar dan slope lebih curam sesudah kelompok
umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Terdapat pada Negara dengan
permulaan petumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan
kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan fertilitas, umur
median (median age) sangat rendah dan dependency ratio sangat tinggi.
 Model 3, terdapat pada Negara dengan tingkat kelahiran dan kematian yang
begitu rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median
sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada
kelompok-kelompok umur tua.
 Model 4, piramida penduduk denagn bentuk lonceng/genta (the bellshaped
pyramid). Bentuk ini dicapai oleh Negara-negara yang paling sedikit sudah 100
mengalami penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Umur median cenderung
menurun dan angka beban tanggungan meninggi.
 Model 5, tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Menyebabkan
berkurangnya jumlah absolut penduduk.

Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, krakteristik


penduduk dari suatu Negara dapat dibedakan atas tiga ciri yaitu:
1. Expansive: jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda.
Tipe ini umumnya terdapat pada Negara-negara yang mempunyai angka
kelahiran dan angka kematian tinggi.
2. Constrinctive: jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya
sedikit. Tipe ini terdapat pada Negara-negara dimana tingkat kelahiran turun
dengan cepat, dan tingkat kematiannya rendah.
3. Stationary: jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama,
kecuali pada tingkat kelahiran dan tingkat kematian rendah.

Page 11
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB IV
INDIKATOR STRUKTUR UMUR

Dalam bab ini hanya akan mengulas beberapa indikator yang sering digunakan,
seperti umur median, rasio ketergantungan usia, dan rasio penduduk tua muda.

4.1 Umur Median

Umur Median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan
jumlah yang sama, dimana bagian pertama lebih muda dan bagian kedua lebih tua
daripada umur median.
Kegunaan dari ukuran umur median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan
penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu.

Umur Median dirumuskan sebagai berikut:

N
fx
Md l Md 2 i
f Md

Dimana:

Dengan menggunakan ukuran umur median ini dapat ditentukan kategori


penduduk suatu wilayah dengan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
Penduduk Usia Muda : < 20 tahun
Penduduk Usia Menengah : 20-29 tahun
Penduduk Usia Tua : > 30 tahun

Page 12
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

4.2 Rasio Ketergantungan Usia

Ada tiga pengelompokan penduduk berkenaan dengan kaitan antara struktur


umur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu:
 Kelompok penduduk usia muda, yaitu penduduk yang berumur dibawah 15
tahun ( 0 – 14 tahun).
 Kelompok penduduk usia produktf, yaitu penduduk yang berumur 15 – 64 tahun.
 Kelompok penduduk usia tua, yaitu penduduk yang berumur 65 tahun ke atas.
Rasio ketergantungan usia adalah angka yang menyatakan perbandingan antara
penduduk yang tidak produktif (usia muda dan usia tua) terhadap penduduk usia
produktif. Rasio ketergantungan usia menyatakan jumlah orang yang secara ekonomi
tidak aktif per seratus penduduk usia aktif secara ekonomi. Secara matematis,
hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Total dependency ratio = Youth dependency ratio + Aged dependency ratio

Rasio ketergantungan usia dibedakan menjadi tiga yakni:

P0 14
P65
Total Dependency Ratio x 100
P15 64

P0 14
Youth Dependency Ratio x 100
P15 64

P65
Aged Dependency Ratio x 100
P15 64

4.3 Rasio Penduduk Tua Muda

Umur median sering digunakan sebagai dasar untuk menggambarkan apakah


kondisi penduduk suatu wilayah termasuk kategori “muda”atau “tua” atau termasuk
“terlalu tua” atau “terlalu muda”. Populasi penduduk dengan nilai median dibawah 20
tahun dapat digambarkan sebagai “muda”, median sebesar 30 tahun atau lebih sebagai
“tua”, dan populasi penduduk dengan median 20 sampai 29 tahun sebagai usia
“menengah (intermediate)”.

Page 13
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

Rasio penduduk tua adalah rasio jumlah usia tua terhadap penduduk usia muda,
dengan memperhitungkan jumlah dan perubahan pada kedua ujung distribusi usia
secara bersamaan. Rasio penduduk tua muda dirumuskan sebagai berikut:

P65
x 100
P0 14

Page 14
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Prorate Jawaban Umur TT

Karena pada data kelompok umur penduduk Indonesia terdapat kelompok TT,
maka harus kita prorate agar dapat dianalisis lebih lanjut.

Tabel 1. Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur


Tahun 2010

Sebelum Prorate Sesudah Prorate


Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

0-4 11,658,856 11,013,204 11,663,261 11,016,612


5-9 11,970,804 11,276,366 11,975,327 11,279,855
10-14 11,659,310 11,018,180 11,663,715 11,021,590
15-19 10,610,119 10,260,967 10,614,128 10,264,142
20-24 9,881,969 9,996,448 9,885,703 9,999,541
25-29 10,626,458 10,673,629 10,630,473 10,676,932
30-34 9,945,211 9,876,989 9,948,969 9,880,045
35-39 9,333,720 9,163,782 9,337,247 9,166,618
40-44 8,319,453 8,199,015 8,322,596 8,201,552
45-49 7,030,168 7,005,784 7,032,824 7,007,952
50-54 5,863,756 5,693,103 5,865,971 5,694,865
55-59 4,398,805 4,046,531 4,400,467 4,047,783
60-64 2,926,073 3,130,238 2,927,179 3,131,207
65-69 2,224,273 2,467,877 2,225,113 2,468,641
70-74 1,530,938 1,924,247 1,531,516 1,924,842
75+ 1,605,817 2,227,546 1,606,424 2,228,235
TT 45,183 36,507
Jumlah 119,630,913 118,010,413 119,630,913 118,010,413
Jumlah Tanpa TT 119,585,730 117,973,906
Sumber: BPS, diolah.

Page 15
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

5.2 Evaluasi Struktur Umur

5.2.1 Indeks United Nation (UN)

Tabel 2. Penghitungan Indeks United Nation

Laki-Laki Perempuan

Kelompok Sex Perbedaan Deviasi Deviasi


Laki-laki Perempuan Rasio Rasio Rasio Rasio
Umur Ratio Sex Ratio
Umur umur Umur umur
thd 100 thd 100
0-4 11,663,261 11,016,612 105.87 - - - - -
5-9 11,975,327 11,279,855 106.17 -0.30 102.67 2.67 102.37 2.37
10-14 11,663,715 11,021,590 105.83 0.34 103.27 3.27 102.32 2.32
15-19 10,614,128 10,264,142 103.41 2.42 98.51 -1.49 97.66 -2.34
20-24 9,885,703 9,999,541 98.86 4.55 93.07 -6.93 95.50 -4.50
25-29 10,630,473 10,676,932 99.56 -0.70 107.19 7.19 107.42 7.42
30-34 9,948,969 9,880,045 100.70 -1.13 99.65 -0.35 99.58 -0.42
35-39 9,337,247 9,166,618 101.86 -1.16 102.21 2.21 101.39 1.39
40-44 8,322,596 8,201,552 101.48 0.39 101.68 1.68 101.41 1.41
45-49 7,032,824 7,007,952 100.35 1.12 99.13 -0.87 100.86 0.86
50-54 5,865,971 5,694,865 103.00 -2.65 102.61 2.61 103.02 3.02
55-59 4,400,467 4,047,783 108.71 -5.71 100.09 0.09 91.72 -8.28
60-64 2,927,179 3,131,207 93.48 15.23 88.36 -11.64 96.10 -3.90
65-69 2,225,113 2,468,641 90.14 3.35 99.81 -0.19 97.65 -2.35
70-74 1,531,516 1,924,842 79.57 10.57 79.94 -20.06 81.96 -18.04
75+ 1,606,424 2,228,235 72.09 7.47 - - - -
Jumlah Mutlak 119,630,913 118,010,413 33.78 21.81 21.04
Rata-rata 2.41 1.68 1.62
Sumber: BPS, diolah.

Indeks UN = (3 x 2.41) + 1.68 + 1.62


= 10.5337 = 10.53

Berdasarkan indeks UN sebesar 10.53, maka dapat disimpulkan bahwa data umur
dan jenis kelamin Penduduk Indonesia yang dihasilkan dari SP 2010 dikategorikan
akurat.

Page 16
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

5.3 Komposisi Jenis Kelamin

Tabel 3. Penghitungan Masculinity Proportion, Sex ratio, dan Percentage Exces of Males to
The Total Population Penduduk Indonesia 2010

Provinsi Penduduk (ribu) Jumlah Sex Masculinity % excess or deficit of


Laki-laki Perempuan Ratio Proportion males to the
population
Aceh 2249 2245.5 4494.5 100.16 50.04 0.08
Sumatera Utara 6483.4 6498.8 12982.2 99.76 49.94 -0.12
Sumatera Barat 2404.4 2442.5 4846.9 98.44 49.61 -0.79
Riau 2853.2 2685.2 5538.4 106.26 51.52 3.03
Kepulauan Riau 862.1 817 1679.1 105.52 51.34 2.69
Jambi 1581.1 1511.2 3092.3 104.63 51.13 2.26
Sumatera Selatan 3792.7 3657.7 7450.4 103.69 50.91 1.81
Kepulauan Bangka
635.1 588.2 1223.3 107.97 51.92 3.83
Belitung
Bengkulu 877.2 838.4 1715.6 104.63 51.13 2.26
Lampung 3916.6 3691.8 7608.4 106.09 51.48 2.95
DKI Jakarta 4870.9 4736.8 9607.7 102.83 50.70 1.40
Jawa Barat 21907 21146.7 43053.7 103.60 50.88 1.77
Banten 5439.2 5193 10632.2 104.74 51.16 2.32
Jawa Tengah 16091.1 16291.5 32382.6 98.77 49.69 -0.62
DI Yogyakarta 1708.9 1748.6 3457.5 97.73 49.43 -1.15
Jawa Timur 18503.5 18973.2 37476.7 97.52 49.37 -1.25
Bali 1961.4 1929.4 3890.8 101.66 50.41 0.82
Nusa Tenggara Barat 2183.6 2316.7 4500.3 94.25 48.52 -2.96
Nusa Tenggara Timur 2326.5 2357.3 4683.8 98.69 49.67 -0.66
Kalimantan Barat 2246.9 2149.1 4396 104.55 51.11 2.22
Kalimantan Tengah 1153.7 1058.3 2212 109.01 52.16 4.31
Kalimantan Selatan 1836.2 1790.4 3626.6 102.56 50.63 1.26
Kalimantan Timur 1871.7 1681.5 3553.2 111.31 52.68 5.35
Sulawesi Utara 1159.9 1110.7 2270.6 104.43 51.08 2.17
Gorontalo 521.9 518.3 1040.2 100.69 50.17 0.35
Sulawesi Tengah 1350.8 1284.2 2635 105.19 51.26 2.53
Sulawesi Selatan 3924.4 4110.3 8034.7 95.48 48.84 -2.31
Sulawesi Barat 581.5 577.1 1158.6 100.76 50.19 0.38
Sulawesi Tenggara 1121.8 1110.8 2232.6 100.99 50.25 0.49
Maluku 775.5 758 1533.5 102.31 50.57 1.14
Maluku Utara 531.4 506.7 1038.1 104.87 51.19 2.38
Papua 1505.9 1327.5 2833.4 113.44 53.15 6.30
Papua Barat 402.4 358 760.4 112.40 52.92 5.84
Indonesia 119630.9 118010.4 237641.3 101.37 50.34 0.68
Sumber: BPS, diolah.

Page 17
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 Indonesia terjadi


kelebihan penduduk laki-laki mencapai 0.68 persen terhadap populasi. Dari total
penduduk Indonesia sebanyak 237,641,326 jiwa, dimana 50.34 persen adalah
penduduk laki-laki, sedangkan sisanya 49.66 persen adalah penduduk perempuan. Jika
dilihat secara mikro, ternyata delapan provinsi di Indonesia merupakan wilayah
kekurangan penduduk laki-laki, yakni Nusa Tenggara Barat (2.96%), Sulawesi Selatan
(2.31%), Jawa Timur (1.25%), DI Yogyakarta (1.15%), Sumatera Barat (0.79%), Nusa
Tenggara Timur (0.66%), Jawa Tengah (0.62%), dan Sumatera Utara (0.12). Sedangkan
23 provinsi lainnya adalah wilayah kelebihan penduduk laki-laki dimana provinsi Papua
merupakan provinsi dengan kelebihan penduduk laki-laki tertinggi mencapai 6.3
persen dan provinsi Aceh merupakan provinsi dengan kelebihan penduduk laki-laki
terendah mencapai 0.08 persen.

Gambar 1. Distribusi Penduduk Indonesia Menurut Jenis Kelamin


Tahun 2010

50.34%

49.66%

Laki-Laki Perempuan

Sumber: BPS, diolah.

Page 18
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

Gambar 2. Distribusi Penduduk Indonesia Menurut Pulau


Tahun 2010

Kalimantan,5.80% Maluku dan


Sulawesi,7.31% Papua, 2.59%

Bali dan Nusa


Tenggara,5.50% Sumatera,21.31%

Jawa, 57.49%

Sumber: BPS, diolah.

Berdasarkan gambar di atas, penduduk Indonesia sebesar 57.49 persen


terkonsentrasi di pulau Jawa, artinya lebih dari setengah penduduk Indonesia
bertempat tinggal di Jawa. Sedangkan 2.59 persen-nya bertempat tinggal di Maluku dan
Papua. Hal ini secara implisit menimbulkan pertanyaan “kenapa lebih dari setengah
jumlah penduduk Indonesia bertempat tinggal di pulau Jawa?”. Salah satu jawabannya
adalah infrastruktur publik dan tingkat perekonomian di pulau Jawa jauh lebih baik
lebih maju dan lebih lengkap di pulau Jawa dibandingkan di Maluku dan Papua.

Page 19
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

5.4 Piramida Penduduk

Gambar 3. Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2010

75+

70-74

65-69

60-64

55-59

50-54

45-49

40-44

35-39

30-34

25-29

20-24

15-19

10-14

5-9

0-4

15 10 5 0 5 10 15

Juta

Laki-laki Perempuan

Sumber: BPS,diolah.

Piramida penduduk Indonesia tahun 2010 terkategori sebagai tipe ekspansif


sehingga dapat diindikasikan angka kematian dan kelahiran tinggi, dimana sebagian
besar penduduk berada pada kelompok umur muda. Hal tersebut ditandai dasar
piramida yang cukup lebar menunjukkan kelompok penduduk ini memiliki rasio
ketergantungan penduduk muda yang cukup tinggi, sementara puncak piramida yang
menciut tajam menunjukkan rendahnya rasio ketergantungan penduduk tua.

Page 20
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

5.5 Indikator Struktur Umur

5.5.1 Umur Median

Tabel 3. Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin


Tahun 2010
Kelompok Laki-laki Perempuan Total Kumulatif %
Umur Total Kumulatif
0-4 11,663,261 11,016,612 22,679,873 22,679,873 9.54
5-9 11,975,327 11,279,855 23,255,182 45,935,055 19.33
10-14 11,663,715 11,021,590 22,685,305 68,620,360 28.88
15-19 10,614,128 10,264,142 20,878,270 89,498,630 37.66
20-24 9,885,703 9,999,541 19,885,244 109,383,874 46.03
25-29 10,630,473 10,676,932 21,307,405 130,691,279 55.00
30-34 9,948,969 9,880,045 19,829,014 150,520,293 63.34
35-39 9,337,247 9,166,618 18,503,864 169,024,158 71.13
40-44 8,322,596 8,201,552 16,524,149 185,548,306 78.08
45-49 7,032,824 7,007,952 14,040,776 199,589,082 83.99
50-54 5,865,971 5,694,865 11,560,836 211,149,919 88.85
55-59 4,400,467 4,047,783 8,448,250 219,598,169 92.41
60-64 2,927,179 3,131,207 6,058,385 225,656,554 94.96
65-69 2,225,113 2,468,641 4,693,754 230,350,308 96.93
70-74 1,531,516 1,924,842 3,456,359 233,806,667 98.39
75+ 1,606,424 2,228,235 3,834,659 237,641,326 100.00
Jumlah 119,630,913 118,010,413 237,641,326
Sumber: BPS, diolah.

Berdasarkan tabel di atas kita memperoleh:


N = 237,641,326
l med = 25
i = 5
f md = 21,307,405
= 109,383,874

Sehingga:

Ternyata umur median penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP 2010 sebesar


27 tahun, artinya penduduk Indonesia termasuk kategori penduduk usia menengah
(intermediate).

Page 21
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

5.5.2 Rasio Ketergantungan Usia

Tabel 4. Rasio Ketergantungan Usia Indonesia Tahun 2010

Total Youth Aged


Kelompok Jumlah
% Penduduk Dependency Dependency Dependency
Umur Penduduk
Ratio Ratio Ratio
0-14 68,620,360 28.88
15-64 157,036,194 66.08 51.33 43.70 7.63
65+ 11,984,772 5.04
Jumlah 237,641,326 100.00
Sumber: BPS, diolah.

Hasil SP 2010 memberikan fakta bahwa penduduk Indonesia memiliki komposisi


penduduk muda sebesar 28.88 persen, penduduk usia produktif sebesar 66.08 persen,
dan penduduk tua sebesar 5.04 persen. Dengan rasio ketergantungan total mencapai
51.33, artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 51 sampai 52
penduduk usia non produktif.

5.5.3 Rasio Penduduk Tua Muda

Tabel 5. Rasio Penduduk Tua Muda Indonesia 2010

Kelompok Jumlah Rasio Penduduk


Umur Penduduk Tua Muda

0-14 68,620,360
15-64 157,036,194 17.47
65+ 11,984,772
Jumlah 237,641,326

Rasio penduduk tua muda di Indonesia yang tercipta adalah sebesar 17.47, artinya
penduduk Indonesia tergolong penduduk usia menengah.

Page 22
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa


kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
 Data umur dan jenis kelamin hasil SP 2010 Indonesia dikategorikan akurat.
 Indonesia terjadi kelebihan penduduk laki-laki mencapai 0.68 persen. Dari total
penduduk sebanyak 237,641,326 jiwa, dimana 50.34 persen adalah penduduk laki-
laki, sedangkan sisanya 49.66 persen adalah penduduk perempuan.
 Sebanyak 57.49 persen penduduk Indonesia bertempat tinggal di pulau Jawa.
 Piramida penduduk Indonesia tahun 2010 terkategori sebagai tipe ekspansif.
 Penduduk Indonesia tahun 2010 termasuk kategori penduduk usia menengah
(intermediate), dengan umur median yang tercipta adalah 27 tahun.
 Total dependency ratio Indonesia mencapai 51.33, artinya setiap 100 penduduk usia
produktif menanggung 51 sampai 52 penduduk usia non produktif (0-14 dan 65+).

Page 23
EVALUASI STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA 2010

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2010). Data Strategis BPS. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2010). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi


Agustus 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2010). Modul 1 Struktur Umur Penduduk. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

Page 24

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai