penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Syarat hewan yang akan di sembelih................................................. 2
B. Syarat orang yang akan menyembelih............................................... 2
C. Syarat alat untuk menyembelih.......................................................... 5
D. Adap dalam penyembelihan hewan................................................... 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan kita tidak dari dari sub judul, ada baiknya pemakalah akan merumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Pengertian dan dasar hokum Qurban dan Aqiqah
2. Syarat-syarat hewan untuk Qurban dan Aqiqah
3. Tata cara penyembelihan Qurban dan Aqiqah
4. Hikmah Qurban dan Aqiqah
BAB II
PEMBAHASAN
Di antara bentuk berbuat ihsan adalah tidak menampakkan pisau atau menajamkan pisau
di hadapan hewan yang akan disembelih. Dari Ibnu ’Abbas radhiyallaahu ’anhuma, ia berkata,
ْ َ ش ْف َرتَكَ قَ ْب َل أ َ ْن ت
ض َج َع َها َ َأَت ُ ِر ْيد ُ أ َ ْن ت َِم ْيتَ َها َم ْوت َات َهالَ َحدَدْت
Artinya : ”Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengamati seseorang yang meletakkan
kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya, sedangkan kambing itu
memandang kepadanya. Lantas Nabi berkata, “Apakah sebelum ini kamu hendak mematikannya
dengan beberapa kali kematian?! Hendaklah pisaumu sudah diasah sebelum engkau
membaringkannya.”
Kedua: Membaringkan Hewan Di Sisi Sebelah Kiri, Memegang Pisau Dengan Tangan
Kanan Dan Menahan Kepala Hewan Ketika Menyembelih. Membaringkan hewan termasuk
perlakuan terbaik pada hewan dan disepakati oleh para ulama. Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah,
ى بِ ِه فَقَا َل لَ َها ُ ُ س َوا ٍد َويَب ُْركُ فِى َس َوا ٍد َويَ ْن َ طأ ُ فِى َ َ أ َ َم َر بِ َكب ٍْش أ َ ْق َرنَ ي-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا ُ أ َ َّن َر
َ ض ِ ِّح َ ِظ ُر فِى َس َوا ٍد فَأت
َ ُى بِ ِه ِلي َّ سو َل
َّللاِ اللَّ ُه َّم تَقَب َّْل
َّ ض َجعَهُ ث ُ َّم ذَبَ َحهُ ث ُ َّم قَا َل « بِاس ِْمْ َ ْش فَأ َ ت ث ُ َّم أ َ َخذَهَا َوأ َ َخذَ ْال َكب
ْ َ فَفَعَل.» ث ُ َّم قَا َل « ا ْش َحذِي َها بِ َح َج ٍر.» َشةُ َهلُ ِِّمى ْال ُمدْيَة َ « يَا َعا ِئ
.ض َّحى ِب ِهَ ث ُ َّم.» ِم ْن ُم َح َّم ٍد َوآ ِل ُم َح َّم ٍد َو ِم ْن أ ُ َّم ِة ُم َح َّم ٍد
Artinya : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing kibasy.
Beliau berjalan dan berdiri serta melepas pandangannya di tengah orang banyak. Kemudian beliau
dibawakan seekor kambing kibasy untuk beliau buat penyembelihan hewan. Beliau berkata kepada
‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau”. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau itu
dengan batu”. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu beliau membaringkan kambing itu, kemudian
beliau bersiap menyembelihnya, lalu mengucapkan, “Bismillah. Ya Allah, terimalah
penyembelihan hewan ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat Muhammad”.
Kemudian beliau menyembelihnya.
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan dianjurkannya
membaringkan kambing ketika akan disembelih dan tidak boleh disembelih dalam keadaan
kambing berdiri atau berlutut, tetapi yang tepat adalah dalam keadaan berbaring. Cara seperti ini
adalah perlakuan terbaik bagi kambing tersebut. Hadits-hadits yang ada pun menuntunkan
demikian. Juga hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Juga berdasarkan kesepakatan ulama
dan yang sering dipraktekan kaum muslimin bahwa hewan yang akan disembelih dibaringkan di
sisi kirinya. Cara ini lebih mudah bagi orang yang akan menyembelih dalam mengambil pisau
dengan tangan kanan dan menahan kepala hewan dengan tangan kiri.”[9]
Ketiga: Meletakkan Kaki Di Sisi Leher Hewan. Anas berkata,
. فَذَبَ َح ُه َما ِبيَ ِد ِه، س ِ ِّمى َويُ َكبِ ُِّر ِ َصف
َ ُاح ِه َما ي ِ فَ َرأ َ ْيتُهُ َو، شي ِْن أ َ ْملَ َحي ِْن
ِ اضعًا قَدَ َمهُ َعلَى ُّ ِض َّحى النَّب
َ ى – صلى هللا عليه وسلم – بِ َك ْب َ
Artinya : “Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam berpenyembelihan hewan dengan dua ekor kambing
kibasy putih. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher dua kambing itu. Lalu beliau
membaca basmalah dan takbir, kemudian beliau menyembelih keduanya.”
Ibnu Hajar memberi keterangan, “Dianjurkan meletakkan kaki di sisi kanan hewan
penyembelihan hewan. Para ulama telah sepakat bahwa membaringkan hewan tadi adalah pada
sisi kirinya. Lalu kaki si penyembelih diletakkan di sisi kanan agar mudah untuk menyembelih
dan mudah mengambil pisau dengan tangan kanan. Begitu pula seperti ini akan semakin mudah
memegang kepala hewan tadi dengan tangan kiri.”
Keempat: Menghadapkan Hewan Ke Arah Kiblat. Dari Nafi’,
.ع َم َر َكانَ يَ ْك َرهُ أَ ْن يَأ ْ ُك َل ذَبِ ْي َحةَ ذَ ْب ِح ِه ِلغَي ِْر ال ِق ْبلَ ِة
ُ َأ َ َّن اِبْن
Artinya : “Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging hewan yang disembelih dengan
tidak menghadap kiblat.” Syaikh Abu Malik menjelaskan bahwa menghadapkan hewan ke arah
kiblat bukanlah syarat dalam penyembelihan. Jika memang hal ini adalah syarat, tentu Allah akan
menjelaskannya. Namun hal ini hanyalah mustahab (dianjurkan).
Kelima dan Keenam: Mengucapkan Tasmiyah (Basmalah) Dan Takbir. Ketika akan
menyembelih disyari’atkan membaca “Bismillaahi wallaahu akbar“, sebagaimana dalam hadits
Anas bin Malik di atas. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim)
hukumnya wajib sebagaimana telah dijelaskan di muka. Adapun bacaan takbir – Allahu akbar –
para ulama sepakat kalau hukum membaca takbir ketika menyembelih ini adalah sunnah dan bukan
wajib.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita petik dalam pembahasan makalh ini, antara lain
· Menyembelih adalah memotong saluran nafas dan saluran makanan dari seekor binatang
menurut aturan yang telah disyariatkan oleh agama, kecuali ikan dan belalang keduanya halal
dimakan dengan tidak disembelih.
· Qurban yaitu menyembelih hewan dengan tujuan untuk ibadat kepada Allah pada hari raya
Adha dan hari-hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 ,dan 13 Dzulhijjah. Dengan niat ibadah guna
mendekatkan diri kepada Allah swt. Hewan yang digunakan untuk qurban adalah binatang ternak,
seperti kambing, sapi, dan unta.
· Qurban merupakan satu bentuk ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi illahiyah
dan dimensi social. Melaksanakan qurban berarti mentaati syariat Allah swt, yang membawa
pahala baginya. Selain itu, qurban berarti memberikan kebahagian bagi orang lain, khususnya faqir
miskin untuk dapat menikmati daging hewan qurban.
· Aqiqah adalah Menyembelih hewan tertentu sehubungan dengan kelahiran anak, sesuai dengan
ketentuan syara’. Sedangkan menurut pendapat lain adalah menyembelih kambing pada hari
ketujuh dari kelahiran seorang bayi. Apabila bayi yang lahir itu laki-laki, aqiqahnya adalah
duaekor kambing. Apabila bayi itu perempuan, aqiqahnya satu ekor kambing.
DAFTAR PUSTAKA