Anda di halaman 1dari 9

Hanum Amalia Zulfa

131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

Kebutuhan terhadap pemenuhan pola tidur yang diperlukan anak


hospitalisasi

Sakit dan dirawat adalah suatu hal yang sangat tidak menyenangkan
dan asing bagi seorang anak. Dimana saat anak tersebut berpisah dengan
orang-orang terdekatnya serta harus bertemu dengan anak-anak lain yang
keadaannya sama sepertinya dan itu membuat anak tersebut merasa tidak
nyaman dan bisa menyebabkan stres pada anak tersebut. Stres merupakan
istilah yang berasal dari bahasa latin “Stingere” yang berarti “keras” (stricus),
yaitu sebagai keadaan atau kondisi dari tubuh terhadap situasi yang
menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan
merisaukan seseorang (Yosep, 2009). Anak yang belum pernah mengalami
hospitalisasi akan cenderung mengalami sebuah tekanan fikiran dibandingkan
dengan anak yang sudah pernah atau sudah terbiasa mengalami hospitalisasi
dan yang menyebabkan hal ini adalah lingkungan sekitar yang baru
dilihatnya serta biasanya anak tersebut merasakan ketakutan karena hal itu
sehingga dapat menyebabkan dampak negatif bagi anak tersebut yaitu
adanya gangguan secara fisik, psikis serta gangguan sosial untuk beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena
alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan. Hospitalisasi akan
membawa beberapa perubahan psikis pada anak (Supartini, 2004).
Berdasarkan penelitian di Rumah Sakit Baptis Kediri jumlah pasien anak usia
3-6 tahun selama bulan Januari hingga Maret 2011 sebanyak 126 pasien.
Data yang dilakukan peneliti pada 15 anak yang dirawat di ruang anak RS
Baptis Kediri, didapatkan anak 10 (6%) menunjukkan respon terhadap
hospitalisasi dengan menangis, takut, tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan, tidak mau makan dan selalu bertanya kepada ibunya kapan bisa
pulang, sedangkan anak 5 (3%) menunjukkan respon adaptif terhadap
hospitalisasi, yaitu dengan menunjukkan respon kooperatif dengan petugas
kesehatan dan mau minum obat. Keadaan hospitalisasi ini sangat
berpengaruh sekali pada perkembangan penyembuhan anak tersebut, anak
yang mengalami hospitalisasi cenderung merasa stres. Seharusnya hal seperti
inilah yang perlu diperhatikan karena dengan stres dapat menyebabkan hal
yang tidak diinginkan bisa terjadi contohnya adalah sakit yang diderita bisa
saja bertambah parah ataupun proses penyembuhan yang seharusnya
dijadwalkan telah selesai akan semakin lama dan itu disebabkan karena stres
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

yang dialami oleh anak. Stres ini sangat rentan sekali terjadi pada anak yang
pertama kali merasakan hospitalisasi dengan usia prasekolah dan khususnya
untuk anak yang berusia antara 2-4 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian stres hospitalisasi pada anak di Ruang
Anak Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan bahwa sebagian besar anak
mengalami stres sedang sebanyak 24 responden (85%). Anak yang
mengalami stres berat sebanyak 5 responden (12%). Anak yang mengalami
stres ringan 1 responden (2%). Stres dapat didefinisikan sebagai, respon
adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik individual atau proses psikologis, yaitu
akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang menyebabkan
tuntutan fisik atau psikologis terhadap seseorang (Ivancevich dan Matteson,
1980 dalam Kreitner dan Kinicki, 2004 dalam Hidayat, 2006). Stres
hospitalisasi adalah ganguan psikologis pada anak karena anak tidak tau
mengapa ia dibawa ke rumah sakit dan juga belum mengenal sebagainya
seperti lingkungan yang akan ditempati, orang-orang disekitar mereka dan
juga seorang yang merawatnya atau bisa juga dari sakit yang diderita oleh
anak tersebut. Anak usia prasekolah sangat rentan untuk mengatasi stres
karena saat di usianya anak tersebut masih belum bisa mengontrol emosinya
yang terbatas sehingga tidak bisa mengontrolnya secara keseluruhan selain
itu interaksi sosialnya yang sebelumnya meluas menjadi terbatas yang
berisikan dari kalangan berbeda-beda serta dari berbagai usia. Anak
cenderung mengalami stres terkadang dikarenakan anak tersebut tidak mau
mengungkapkan apa yang ia rasakan karena anak masih mulai
mengembangkan kemampuan bahasa mereka dan belajar untuk
mengembangkan emosi mereka yang masih tidak teratur, selain itu masih
juga ada faktor lainnya yang menyebabkan seorang anak mengalami stres
yaitu faktor internal yang dikarenakan kondisi fisik anak, karakter anak, dan
juga faktor eksternal dikarenakan kondisi lingkungan tidak seperti kondisi
dirumah mereka karena adanya petugas yang akan melakukan tindakan dan
pola asuh seperti orang tua mereka.
Dampak dari stres tersebut dapat dilihat dari sakit yang diderita
misalnya: kesulitan mengambil keputusan, hilangnya selera makan, dan lain
sebagainya dari faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa individu tersebut
mengalami stres. Saat stres dapat menimbulkan gejala psikologis diantaranya
adalah kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda-nunda dan juga
stres dapat menimbulkan gelisah serta gangguan pola tidur yang tidak afektif.
Kebutuhan tidur untuk anak preschool sangatlah penting karena saat masa ini
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

adalah masa pertumbuhan dan perkembangan untuk anak-anak diusia


tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Gangguan Pola Tidur pada Anak Usia
Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan bahwa anak
usia prasekolah dengan kualitas tidur yang buruk yaitu lebih dari 50%
sebanyak 23 responden (62,0%) dari jumlah total 30 responden (100%).
Secara teori kuantitas tidur adalah jumlah kebutuhan tidur manusia yang
biasanya dijelaskan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menjalani aktivitas
tidur dalam satu hari untuk memulihkan kondisi individu tersebut (Hurlock,
2000). Kebutuhan tidur sangat diperlukan oleh manusia karena termasuk
kedalam kebutuhan wajib yang harus dilakukan. Kebutuhan manusia untuk
tidur bergantung dari masa perkembangan. Anak usia prasekolah umumnya
membutuhkan tidur antara 7-8 jam dalam sehari sebagai pemenuhan masa
pertumbuhan dan perkembangannya. Tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor tersebut adalah karena penyakit, kelelahan, stres,
obat, nutrisi, lingkungan dan motivasi. Gangguan tidur pada anak usia
prasekolah merupakan keadaan dimana anak tersebut mengalami perubahan
dalam kualitas tidurnya. Kualitas yang menyebabkan anak prasekolah
mengalami perubahan adalah rasa tidak nyaman yang dirasakannya sehingga
dapat meganggu gaya hidup yang diinginkan.
Gangguan tidur pada anak jika tidak segera ditangani akan sangat
berdampak serius dan akan mengalami gangguan fisiologis, jika tidak
mendapatkan kebutuhan tidur yang cukup akan juga berdampak pada
penurunan kesehatan. Perlu diperhatikan kebutuhan tidur manusia terutama
sangat penting sekali untuk memperhatikan dan menjaga pola tidur anak
yang sedang hospitalisasi karena saat masa itu anak sangatlah mudah stres
dengan keadaan sekitar karena belum terbiasa mengetahui lingkungan
tersebut sehingga dapat meganggu psikologi mereka dan bisa juga
berdampak buruk untuk kesehatan serta proses penyembuhan yang akan
dijalani. Gangguan tidur pada anak prasekolah misalnya seringnya anak
tersebut bangun saat malam hari atau seringnya anak tersebut terbangun
saat tidur. Seringnya terbangun saat malam hari dapat menyebabkan
keletihan, mengantuk, dan mudah tertidur pada siang hari. Anak akan merasa
sulit untuk tidur jika merka merasa tidak nyaman dengan tempat yang
mereka tempati ataupun saat mereka merasa stress sehingga perlu adanya
suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut agar anak-anak tersebut
mendapatkan kebutuhan waktu tidur yang maksimal dan dapat mempercepat
masa penyembuhannya. Berdasarkan hal tersebut disinalah peran penting
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

bagi petugas kesehatan untuk memberitahukan pentingnya mencukupi


kebutuhan tidur yang masih kurang dan juga khususnya bagi orang tua anak
tersebut untuk memantau dan memastikan bahwa anak mereka mendapatkan
waktu tidur yang cukup terutama bagi anak yang dirawat dirumah sakit agar
proses penyembuhan yang dijalaninya berjalan dengan cepat, apabila bagi
anak yang dirawat mengalami gangguan pada siklus tidurnya akan
menyebabkan fisik dari anak tersebut menjadi lemah, tidak dapat
berkonsentrasi, sehingga dapat memperlambat dalam proses penyembuhan
yang sedang dijalani.
Apabila seorang anak mengalami keadaan yang tidak menyenangkan
selama ia dirawat di rumah sakit anak tersebut akan merasa takut dan
trauma, sebaliknya apabila anak tersebut mendapatkan pelayanan atau
perawatan yang baik dan menyenangkan maka anak tersebut akan lebih
kooperatif pada perawat dan dokter yang sedang merawatnya. Hasil
penelitian pengaruh stres hospitalisasi terhadap gangguan pola tidur anak
prasekolah yang dirawat di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri
menunjukkan bahwa stres hospitalisasi berpengaruh terhadap gangguan pola
tidur anak usia prasekolah. Setelah dilakukan uji statistik regresi linear yang
didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α ≤ 0,05) didapatkan p =
0,035 maka Ho ditolak dan H1diterima yang artinya ada Pengaruh Stres
Hospitalisasi Terhadap Gangguan Pola Tidur Pada Anak Di Ruang Anak Rumah
Sakit Baptis Kediri. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin baik
kemampuan mengontrol dirinya (Newman dalam Herliana, dkk, 2004). Dalam
penelitian ini anak yang berumur 2 sampai kurang dari 3 tahun sebagian
besar mengalami stres sedang dan kehilangan kendali sedang sebanyak 12
responden hal ini ditunjukkan anak sering menangis, menolak perhatian,
kurang berminat bermain, anak menjadi lebih pendiam, mudah marah, serta
anak merasa kehilangan kebebasaanya. Kehilangan kendali tidak
mempengaruhi stres hospitalisasi pada anak, dikarenakan terdapat faktor lain
yang mempengaruhi kehilangan kendali pada anak seperti pola asuh orang
tua yang sangat disiplin sehingga membuat anak bersikap baik atau menurut
pada orang tua selama dalam perawatan dan anak dapat mengontrol dirinya
dengan baik, selain itu anak sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan
disekitar rumah sakit, banyak orang tua yang selalu berada didekat anak
mereka sehingga anak akan merasa lebih aman dan nyaman selama ia
menjalani proses perawatan di rumah sakit. Anak akan merasa asing apabila
berada di tempat yang sama sekali belum pernah ditemuinya sama sekali
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

demikian juga sebaliknya, anak akan merasa lebih tenang karena sebelumnya
pernah atau sering menjumpai tempat perawatan seperti di rumah sakit.
Gangguan pola tidur merupakan suatu keluhan yang paling sering
ditemukan pada penderita yang datang untuk menjalani perawatan.
Gangguan pola tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat dari yang
paling muda hingga yang paling tua, dan yang paling sering ditemukan yaitu
pada anak yang sedang di rawat di rumah sakit. Pada orang normal gangguan
tidur yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perubahan pada siklus tidur
biologinya, menurunnya daya tahan tubuh serta dapat menurunkan prestasi
kerja, mudah sekali tersinggung, depresi, kurangnya konsentrasi, kelelahan
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri dan orang
lain (Rahmat, 2004). Anak yang kekurangan kebutuhan waktu tidur tidak
hanya disebabkan oleh lingkungan yang kurang diketahuinya ada faktor lain
yang menyebabkan anak tersebut kurang dalam memenuhi waktu tidur
mereka yaitu dikarenakan anak tersebut merasa stres atau tertekan sehingga
mereka kehilangan kendali atas emosinya seperti menangis, anak menjadi
lebih pendiam, kurang berminat dalam bermain, mudah marah terutama
untuk anak dengan usia antara 2-3 tahun, terdapat juga anak tersebut yang
mendapatkan tekanan dari orang tua sendiri sehingga mereka menjadi lebih
disiplin dan hal itu juga dapat menjadi tekanan dan dapat mempengaruhi
emosi anak tersebut. Bila anak tersebut merasa stres maka akan membuat
kecemasan dan akan sulit untuk tertidur sehingga cenderung terjaga. Dari
hasil penelitian di Rumah Sakit Baptis Kediri bahwa stres pada anak
hospitalisasi terhadap anak usia prasekolah sangat berpengaruh pada pola
tidur mereka. Hal ini disebabkan karena banyaknya anak dengan tingkat stres
berat yang menyebabkan kurangnya waktu tidur dari waktu yang seharusnya
dipenuhi.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan tidur pada
anak prasekolah
1. Lingkungan Ruangan anak yang dirawat
Lingkungan dalam ruangan anak yang dirawat adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi pola tidur anak yang utama. Apabila tempat yang
titempati terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak tersebut
tidak nyaman akan membuat waktu tidur anak tersebut berkurang dan
faktor tersebut antara lain adalah kondisi pencahayaan ruangan yang
kurang, adanya suara bising yang dirasakan anak yang dapat membuat
anak tersebut terbangun dari tidurnya atau adanya bau tidak sedap
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

disekitar ruangan. Lingkungan disekitar area rumah sakit serta fasilitas


rawat inap menjadi hal penting bagi kesembuhan anak yang dirawat
dirumah sakit. Anak akan merasa nyaman apabila ruangan yang
ditempati terlihat baik dan tidak ada gangguan apapun sehingga dapat
memenuhi kebutuhan tidur dengan maksimal dan dapat mempercepat
proses penyembuhan sebaliknya apabila ruangan yang ditempati
terdapat banyak gangguan maka akan membuat anak tersebut merasa
tidak nyaman dan akan mengganggu pola tidur anak tersebut serta
akan memperlambat dalam proses penyembuhan, sehingga lingkungan
adalah hal penting yang harus diperhatikan.
2. Ketidaknyamanan fisik anak yang dirawat diruangan
Selain lingkungan yang mempengaruhi dalam pola tidur anak terdapat
juga ketidaknyamanan fisik yang membuat anak tersebut merasa
terganggu dalam tidurnya. Sumber stres yang terjadi pada anak usia
prasekolah adalah segala yang berhubungan dengan interaksi sosialnya
dengan lingkungan disekitar dan hubungan dengan orang lain yang baru
dikenalnya sehingga dapat membuat anak tersebut merasa tidak
nyaman. Anak juga dapat merasa terganggu dan terbangun saat
perawat akan memberikan obat minum, pada saat akan tertidur anak
akan merasa terganggu saat perawat akan mengecek kondisinya. Selain
itu ketidaknyamanan juga dapat berasal dari penyakitnya ataupun dari
tindakann medis yang dilakukan. Apabila anak yang sudah biasa
menjalani perawatan akan terbiasa dan lebih mudah beradaptasi dengan
kondisi yang dialami sehingga apabila anak tersebut berada
dilingkungan yang baru maka dia akan mampu menyesuaikan diri
dengan kondisi tersebut dan tidak akan mengalami masalah dengan
hospitalisasi. Ketidaknyamanan pada anak selama dirawat sering terjadi
dan dapat disebabkan oleh kondisi yang dialami dan situasi berbeda
atau riwayat perawatan sebelumnya di rumah sakit yang dirasakan oleh
anak. Untuk itu peran perawat terutama orang tua sangat penting untuk
memberikan pendampingan kepada anak selama dirawat agar anak
merasa mendapatkan perhatian dan dapat memberikan rasa aman
selama dirawat di rumah sakit.
3. Kebutuhan tidur anak yang dirawat
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
karena dengan istirahat dan tidur yang cukup tubuh akan berfungsi
secara optimal. Apabila waktu tidur terganggu atau kurang terpenuhi
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

akan berpengaruh pada aktivitas kesehariannya, dan juga fisik akan


lebih rentan terhadap penyakit. Anak prasekolah wajib memenuhi
kebutuhan tidur merekadikarenakan sebagai masa pertumbuhan dan
perkembangan bagi mereka. Adanya proses hospitalisasi anak dimana
kondisi yang menyebabkan anak harus dirawat dirumah sakit sehingga
hal ini berdampak pada adanya proses adaptasi tehadap lingkungan
anak yang menyebabkan anak merasa asing di tempat yang baru dan
akan mengalami kesulitan untuk tidur. Dalam pemenuhan waktu tidur
bagi anak hospitalisasi khususnya prasekolah sangat diperlukan sebagai
salah satu dalam proses penyembuhan. Apabila anak tersebut
kekurangan waktu tidur maka akan berdampak lambatnya pada proses
penyembuhan.
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hospitalisasi pada anak
prasekolah yang mengalami gangguan waktu pola tidur :
Salah satu yang menyebabkan anak kurang dalam pemenuhan waktu tidur
adalah anak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan asing
di rumah sakit yang berbeda dengan lingkungan sehari-hari yang biasa
dialaminya. Lingkungan fisik rumah sakit dengan fasilitas tempat tidur yang
kurang nyaman, pencahayaan yang terlalu terang ataupun yang terlalu gelap,
berbagai peralatan medis yang dianggap menyeramkan, bau obat-obatan
yang sangat menyengat akan membuat anak merasa tidak nyaman. Kondisi
tersebut akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan tidur anak selama
hospitalisasi. Anak akan mengalami kesulitan tidur apabila tempat yang
dirasakannya kurang nyaman. Hospitalisasi akan berdampak pada psikis anak
dan salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan tidurnya. Tidur yang cukup
sangat penting bagi anak prasekolah terutama yang sedang menjalani
hospitalisasi karena apabila kebutuhan tidur tercukupi maka tumbuh kembang
anak akan menjadi baik. Maka dari itu salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas tidur anak adalah dengan pemberian terapi bercerita. Biasanya orang
tua berhasil dalam hal membawa anak usia prasekolah tidur dengan cara
membina kebiasaan atau ritual sebelum tidur dengan meredakan ketegangan
anak dengan bercerita. Bercerita adalah salah satu terapi yang merupakan
aktivitas yang sangat sesuai dengan perkembangan emosi anak diusia
prasekolah. Cerita dapat membawa seorang anak kedalam fantasi, cerita
sebagai penghantar tidur untuk anak, cerita mengandung hiburan sehingga
akan menimbulkan rasa tenang dan akan membuat anak menjadi lebih rileks.
Cerita diberikan sebagai pereda ketegangan sebelum tidur bagi anak sehingga
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

akan menyebabkan anak tersebut untuk tertidur. Terapi bercerita cukup


efektif dalam meningkatkan kualitas tidur anak sehingga dapat diterapkan
secara rutin pada anak yang mengalami gangguan tidur selama hospitalisasi
Kesimpulannya adalah anak yang sudah merasakan hospitalisasi akan
lebih mudah dalam segala hal seperti sudah terbiasa dengan sekitarnya,
dapat berinteraksi dengan mudah dan hal itu dapat membuat anak tersebut
lebih memenuhi kebutuhan waktu tidur mereka dibandingkan anak yang
pertama kali merasakan hospitalisasi, karena anak yang baru pertama kali
mengalami hospitalisasi akan merasa tertekan dan mengalami stres. Anak
yang mengalami stres dikarenakan oleh berbagai hal antara lain anak masih
belum mengenal lingkungan disekitar mereka yang membuat anak tersebut
susah untuk berinteraksi dengan lainnya, anak menjadi merasa tidak nyaman,
anak tidak berani untuk mengungkapkan yang ia rasakan, serta kondisi fisik
dari anak. Dampak dari stres tersebut adalah hilangnya selera makan, anak
menjadi lebih pendiam, tidak bisa mengontrol emosi mereka, kesulitan
mengambil keputusan, kebutuhan waktu tidur yang berkurang dan lain
sebagainya. Stres dapat menyebabkan pemenuhan kebutuhan waktu tidur
mereka berkurang sehingga berpengaruh pada proses penyembuhan yang
berjalan dengan lambat.
Disinilah hal yang paling penting yaitu peran orang tua untuk
memperhatikan dalam hal mengetahui apa yang dirasakan atau diinginkan
oleh anak, membiasakan anak dilingkungan sekitar agar menjadi lebih
nyaman dan dapat berinteraksi dengan yang lainnya dengan cara tersebut
bisa membuat anak menjadi lebih terbiasa dan nyaman sehingga tidak
menimbulkan stres dan dapat memenuhi kebutuhan waktu tidur mereka.
Apabila anak merasa tidak dapat tidur orang tua juga bisa membacakan
sebuah cerita yang disukai oleh anak sebelum tidur agar anak merasa
terhibur dan menjadi lebih tenang sehingga mereka dapat tertidur dengan
lelap. Jadi stres pada anak hospitalisasi dapat mempengaruhi kebutuhan pola
tidur pada anak dan menyebabkan proses penyembuhan berjalan dengan
lambat sehingga sebaiknya seorang anak yang sedang menjalani hospitalisasi
tidak boleh merasakan stres karena dapat mempengaruhi kebutuhan tidurnya
karena kebutuhan tidur sangatlah penting bagi manusia terutama untuk anak
yang sedang menjalani hospitalisasi karena selain untuk masa pertumbuhan
dan perkembangan mereka juga untuk masa penyembuhan bagi anak
tersebut.
Hanum Amalia Zulfa
131611133040
Dampak Hospitalisasi pada Anak Preschool

Daftar pustaka

http://ced.petra.ac.id/index.php/stikes/article/view/18429/18244

http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/6119/4610

http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/viewFile/11232/11105

http://eprints.umm.ac.id/23528/1/jiptummpp-gdl-aninditadw-41792-2-
bab1.pdf

http://ejournal.stikes-ppni.ac.id/index.php/keperawatan-bina-
sehat/article/view/49

Anda mungkin juga menyukai