Anda di halaman 1dari 13

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI

TAMBAHAN MR (MEASLES RUBELLA) PADA


BALITA DI PUSKESMAS KOTAGEDE I
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Lailan Najah
1610104304

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
TAMBAHAN MR (MEASLES RUBELLA) PADA
BALITA DI PUSKESMAS KOTAGEDE I
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh :
Lailan Najah
1610104304

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI


TAMBAHAN MR (MEASLES RUBELLA) PADA
BALITA DI PUSKESMAS KOTAGEDE I
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Lailan Najah
1610104304

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan Pada


Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh :
Pembimbing : Evi Nurhidayati, S.ST, M. Keb.
Tanggal : 18 Oktober 2017

Tanda Tanggan :
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
TAMBAHAN MR (MEASLES RUBELLA) PADA
BALITA DI PUSKESMAS KOTAGEDE I
YOGYAKARTA
Lailan Najah, Evi Nurhidayati
Email : lailannajah1409@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Berdasarkan hasil wawancara studi pendahuluan yang peneliti


lakukan di wilayah kerja Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta kepada 5 orang
responden yang memiliki balita usia 12 sampai 47 bulan didapatkan hasil 3 orang ibu
belum tahu tetang imunisasi tambahan MR (Measles Rubella).
Tujuan: Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi tambahan MR
pada balita di Puskesmas Kotagede I tahun 2017.
Metode Penelitian: Merupakan penelitian Deskritif Kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 70 responden.
Instrumen Penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakana
Analisa Univariat.
Hasil: Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Tambahan MR pada Balita di
Puskesmas Kotagede I Yogyakarta tahun 2017 pada tingkat pengetahuan baik
sebanyak 53 responden (75,7%), cukup sebanyak 14 responden (20,0%) dan kurang
sebanyak 3 responden (4,3%). Jadi Tingkat Pengetahuan ibu tentang imunisasi
tambahan MR pada balita yang paling banyak pada tingkat pengetahuan baik.
Simpulan dan Saran: Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Tambahan
MR pada Balita di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta tahun 2017 pada tingkat
pengetahuan baik sebanyak 53 responden (75,7%), cukup sebanyak 14 responden
(20,0%) dan kurang sebanyak 3 responden (4,3%). Jadi Tingkat Pengetahuan ibu
tentang imunisasi tambahan MR pada balita yang paling banyak pada tingkat
pengetahuan baik. Diharapkan penelitian ini bisa jadi pembelajaran dan masukan
bagi ibu untuk tetap aktif mencari informasi mengenai imunisai MR.

Kata Kunci : Pengetahuan ibu, Imunisasi, MR


Kepustakaan : 12 buku (2008-2013), 9 jurnal, 8 artikel, Al- qur‟an
THE LEVEL OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT SUPPLEMENTARY
IMMUNIZATION OF MR (MEASLES RUBELLA) ON TODDLER
IN PUBLIC HEALTH CENTER OF KOTAGEDE I
YOGYAKARTA1
Lailan Najah2, Evi Nurhidayati3

ABSTRACT

Background: Based on the interviews results of preliminary study the


researchers conducted in the work area of public health center Kotagede 1
Yogyakarta to 5 respondents who have toddler aged 12 to 47 months, it is obtained
the results that 3 mothers do not know about the supplementary immunization of MR
(Measles Rubella).
Objective: To know the level of mother knowledge about supplementary
immunization of MR on toddler at Public Health Center of Kotagede I 2017.
Research Method: The research is a Quantitative Descriptive research using
Cross Sectional approach. The sampling was conducted by Accidental Sampling
technique with total sample of 70 respondents. The Research instrument is using
questionnaire. The data analysis is using Univariat Analysis.
Research Result: TheLevel of Mother Knowledge on Supplementary
Immunization of MR on toddler in Public Health Center of Kotagede I Yogyakarta in
2017 is at good knowledge level as much as 53 respondents (75,7%), at enough
knowledge level 14 respondents (20,0%) and at less knowledge level 3 respondents
(4,3%). Thus, the level of mother knowledge on immunization of MR supplements in
infants at most is at the level of good knowledge.
Conclusions and Suggestions: The Level of Mother Knowledge on
Supplementary Immunization of MR on toddler in Public Health Center of Kotagede
I Yogyakarta in 2017 is at good knowledge level as much as 53 respondents (75,7%),
at enough knowledge level 14 respondents (20,0%) and at less knowledge level 3
respondents (4,3%). Thus, the level of mother knowledge on
supplementaryimmunization of MR on toddler at most is at the level of good
knowledge. It is expected that this research could be a learning and input for the
mother to remain actively seeking information about immunization of MR.

Keywords : Knowledge of mother, Immunization, MR


Literature : 12 books (2008-2013), 9 journals, 8 article, Al-qur'an

PENDAHULUAN panjangnya adalah eliminasi suatu


Program imunisasi merupakan penyakit (Ponidjan, 2012).
salah satu upaya pelayanan kesehatan Imunisasi MR (Measles, Rubella)
yang bertujuan untuk menurunkan merupakan imunisasi yang di gunakan
angka kesakitan, kecacatan dan dalam memberikan kekebalan terhadap
kematian dari penyakit khususnya pada penyakit campak (measles) dan campak
balita yang mana dapat meningkatkan jerman (rubella). Dalam imunisasai
kekebalan secara aktif terhadap suatu MR (Measles, Rubella), antigen yang
penyakit. Tujuan jangka pendek di pakai adalah virus campak strain
diberikannya imunisasi yaitu Edmonson yang dilemahkan, virus
pencegahan penyakit secara perorangan rubella strai RA 27/3, dan virus gondog
dan kelompok sedangkan tujuan jangka . Vaksin ini tidak dianjurkan anak di
bawah usia 1 tahun, karena
dikhawatirkan terjadi interverensi definisi, tujuan, manfaat, cara
dengan antibodi maternal yang masih pemberian imunisasi, kontraindikasi,
ada. Tujuan pemberian imunisasi MR efek samping ,jadwal pemberian
(Measles, Rubella) yaitu untuk imunisasi MR (Measles,
merangsang terbentuknya imunitas atau Rubella)(Rosanda, 2010).
kekebalan terhadap penyakit campak, Guna melengkapi imunisasi dasar
dan campak jerman. Manfaat lengkap dan menekan angka kesakitan
pemberian imunisasi MR (Measles, dan kematian anak, maka mulai tahun
Rubella) adalah untuk memberikan 2017 Pemerintah akan menambahkan 3
perlindungan terhadap kedua penyakit vaksin baru yaitu Measles dan Rubela
tersebut pada saat yang bersamaan (MR) yang sebelumnya MMR,
(Hidayat, 2008). Japanese Encephalitis (JE) dan
Angka kematian Balita (U5MR) Pnemokukus. Aksi Pelaksanaan Vaksin
mencapai 56 per 1000 lahir Baru Pelaksanaan kampanye vaksin
hidup/tahun. Didalam pencapaian MR akan menyasar anak usia 9 bulan
MDGs tujuan (goal) nomor 4 yaitu <15 tahun dan kemudian diikuti dengan
menurunkan angka kematian anak, pengenalan (introduksi) imunisasi
dengan terget 2015 menurunkan angka Rubella kedalam program imunisasi
kematian balita menjadi 23 per 1000 nasional memakai vaksin MR
kelahiran hidup. Tahun 2007 (Measles, Rubella) menggantikan
mencemaskan adalah turunnya angka vaksin campak yang selama ini dipakai
imunisasi terhadap polio dan campak (Menkes RI, 2017).
Jerman (rubella), yaitu dari sekitar 74% WHO (World Health Organizatio )
beberapa tahun lalu menjadi 70%. Tahun 2011, menyatakan bahwa
Campak juga menjadi kekhawatiran mereka mendukung sepenuhnya
karena angka imunisasi hanya 72% penggunaan imunisasi MR (Measles,
untuk bayi dan 82% untuk anak hingga Rubella) dengan didasarkan kajian
23 bulan. Diperkirakan 30.000 anak tentang keamanan dan efikasinya (
meninggal setiap tahun karena Maulana, 2009 ). Amerika Serikat telah
komplikasi campak diindonesia (SDKI, merekomendasikan penggunaan
2012). kombinasi vaksin MR (Measles,
Ibu berperan penting dalam Rubella) dengan vaksi varisela Sejak
pemberian imunisasi anak. Pemberian september 2005. Dari laporan Center
imunisasi MR (Measles, Rubella) For Disease Control (CDC) di
banyak tidak dilakukan oleh karena dapatkan bahwa penggunaan vaksin
beberapa faktor diantaranya kombinasi MR (Measles, Rubella)
Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, dengan varisela cukup aman, tidak di
Sikap, Penghasilan, Dukungan dapatkan efek samping yang berarti.
Keluarga, Dukungan Petugas tinggi Oleh karena itu, Center For Disease
Kesehatan. Disini Pengetahuan sangat Control (CDC) merekomendasikan
berperan penting dalam pemberian bahwa kombinasi vaksin MR (Measles,
imunisasi anjuran dan mempengaruhi Rubella)dan vaksin varisela dapat
sikap mereka dalam pengambilan diberikan sebagai dosis awal pemberian
keputusan pemberian Imunisasi imunisasi pada kelompok usia 12-47
tambahan,akan tetapi dikarenakan bulan ( WHO, 2011 ).
kurangnya pengetahuan ibu Penyakit Campak diamati melalui
menjadikan imunisasi ini dianggap program CBMS (Case Based Measles
tidak penting. Pengetahuan merupakan Surveillance) atau Surveilans Campak
Pemahaman ibu tentang imunisasi MR berbasis Individu. Pada tahun
(Measles, Rubella) yang meliputi: 2014CBMS mengamati penyakit
Rubella ditemukan ada 44 (empat Karakte- Jmlh
puluh empat)penderita. Penyakit ini ristik Kategori (N) %
mengalami peningkatan kasus Responden
dibanding tahun2013. Selama tahun Umur <20 tahun 4 5,7
2014 dilaporkan ada 2 Kejadian Luar 20-35 tahun 44 62,9
>35 tahun 22 31,4
Biasa Campak (KLB) yang terjadi di Pendidikan SD 3 4,3
wilayah kerja puskesmas Mantrijeron SMP 9 12,8
dan Puskesmas Umbulharjo II. Di SMA 52 74,3
tahun 2014 juga dilaporkan adanya PT 6 8,6
kejadian Luar Biasa Rubella di Pekerjaan IRT 56 80
Swasta 8 11,4
Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede I. Wiraswasta 6 8,6
Rubella teerjadi karena adanya riwayat
kontak dari penderita rubella tersebut. Informasi Televisi 8 11,4
Internet 6 8,6
Puncak tertinggi terjadi pada bulan Mei Nakes 24 34,3
dengan jumlah 21 kasus. Pola yang Teman 12 17,1
sama ditunjukkan kasus Rubella yang Spanduk 20 28,6
mencapai puncaknya pada bulan Mei Sumber: Data Primer, 2017
juga dengan jumlah kasus sebanyak 8
kasus (Dinkes DIY, 2015). Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
Berdasarkan hasil wawancara studi diketahui bahwa dari 70 responden
pendahuluan yang peneliti lakukan di terdapat 4 reponden (5,7%) yang
wilayah kerja Puskesmas Kotagede 1 berumur <20 tahun, 44 responden
Yogyakarta kepada 5 orang responden (62,9%) berumur 20-35 tahun, dan 22
yang memiliki balita usia 12 sampai 47 responden (31,4%) berumur >35 tahun.
bulan didapatkan hasil 3 orang ibu Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
belum tahu tetang imunisasi tambahan diketahui dari70 responden terdapat 3
MR (Measles, Rubella). responden (4,3%) yang berpendidikan
SD, 9 responden (12,8%) yang
METODE PENELITIAN berpendidikan SMP, 52 responden
Merupakan penelitian Deskritif (74,3%) yang berpendidikan SMA dan
Kuantitatif dengan menggunakan 6 responden (8,6%) yang
pendekatan Cross Sectional. berpendidikan PT.
Pengambilan sampel dilakukan dengan Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
teknik Accidental Sampling dengan diketahui dari 70 responden terdapat 56
jumlah sampel sebanyak 70 responden. responden (80%) yang berkerja sebagai
Instrumen Penelitian dengan IRT, 8 responden (11,4%) yang
menggunakan kuesioner. Analisis data berkerja sebagai swasta, 6 responden
menggunakana Analisa Univariat. (8,6%) yang berkerja sebagai
wiraswasta.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
A. Analisa Univariat diketahui dari 70 responden terdapat 8
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden (11,4%) yang mendapatkan
responden berdasarkan informasi lewat televisi,6 responden
umur, pendidikan, (8,6%) mendapatkan informasi lewat
pekerjaan dan informasi internet, 24 responden (34,3%)
mendapatkan informasi lewat Nakes,
12 responden (17,1%) mendapatkan
informasi lewat teman dan 20
responden (28,6%) mendapatkan
informasi lewat spanduk.
Tabel 4.2 Gambaran pengetahuan tahun, dan 22 responden (31,4%)
ibu tentang imunisasi berumur >35 tahun.
tambahan MR Menurut Huclok (1998) dalam
(Measles,Rubella) pada
Wawan (2010) semakin cukup umur,
balita.
tingkat kematangan dan kekuatan
Tingkat
Jumlah(N) % seseorang akan lebih matang dalam
Pengetahuan
Baik 53 75,7 berfikir dan berkerja. Menurut Lutfa &
Cukup 14 20,0 Maliya (2008), bahwa gangguan
Kurang 3 4,3 kecemasan dapat terjadi pada semua
Total 70 100 usia, namun lebih sering pada usia
Sumber : Data Primer, 2017 dewasa karena banyak masalah yang
dihadapai.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas
Dalam masyarakat sendiri umur
Tingkat Pengetahuan ibu Tentang
seseorang dapat mempengaruhi
imunisasi Tambahan MR (Measles,
perilaku seseorang, semakin tinggi
Rubella) pada tingkat pengetahuan baik
umur seseorang semakin matang
sebanyak 53 responden (75,7%), pada
pemikirannya sehingga dalam
tingkat pengetahuan cukup sebanyak
penyelesaian masalah mereka
14 responden (20,0%) dan pada tingkat
memikirkan dengan matang solusi dari
pengetahuan kurang sebanyak 3
setiap masalah yang didapatkannya.
responden (4,3%). Jadi Tingkat
b. Pendidikan
Pengetahuan ibu tentang imunisasi Menurut YB Mantra dalam
tambahan MR (Measles, Rubella) pada Wawan (2010), pendidikan dapat
balita yang paling banyak pada tingkat mempengaruhi seseorang termasuk
pengetahuan baik. juga perilaku seseorang akan pola
Pada bagian ini akan dibahas hasil hidup terutama dalam motivasi untuk
penelitian sesuai dengan penilaian yang sikap berperan serta dalam
pembangunan.
telah dilaksanakan.
Berdasarkan data yang diperoleh
1. Gambaran Karakteristik didapatkan responden terbanyak adalah
Responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 52
a. Umur responden (74,3%) sedangkan yang
Usia adalah rentang kehidupan paling sedikit adalah berpendidikan SD
yang diukur dengan tahun, di mana yaitu sebanyak 3 responden (4,3%).
yang dikatakan dewasa awal adalah 18- Pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan seseorang kepada orang lain
40 tahun, dewasa madya 41-60 tahun
untuk meningkatkan pengetahuan
dan dewasa lanjut di atas 60 tahun. terhadap perkembangan untuk menuju
Usia adalah lamanya hidup dalam cita-cita yang diinginkan demi
tahun yang di hitung sejak di lahirkan. mencapai kebahagiaan dunia dan
(Harlock, 2009). akhirat. Tingkat pendidikan yang
Hal diatas menunjukkan bahwa cukup akan lebih mudah dalam
Sebagian besar dari responden adalah mengidentifikasi masalah dalam diri
sendiri maupun dari luar dirinya.
dewasa awa lyaitu dari 70 responden, 4 Tingkat pendidikan juga
reponden (5,7%)berumur <20 tahun, 44 mempengaruhi tingkat pengetahuan
responden (62,9%) berumur 20-35 seseorang, sehingga semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin merangsang pikiran, perasaan,
tinggi juga pengetahuannya. Makin perhatian, dan minat serta perhatian
tinggi pendidikan seseorang akan siswa sedemikian rupa, sehingga proses
memberikan pengalaman yang semakin belajar mengajar berlangsung dengan
banyak sehingga mudah dalam efektif serta efesien sesuai dengan yang
menyerap informasi dan menyelesaikan diharapkan (Sadiman., 2011).
masalah. Berdasarkan data yang diperoleh
c. Pekerjaan dari responden menunjukkan bahwa
Menurut Thomas dalam Wawan responden terbanyak adalah
(2010), pekerjaan adalah keburukan mendapatkan informasi lewat Nakes
yang harus dilakukan terutama untuk yaitu sebanyak 24 responden (34,3%)
menunjang kehidupannya dan sedangkan yang paling sedikit adalah
kehidupan keluarga. Teori mendapat informasi lewat internet yaitu
menyebutkan bahwa jenis penghasilan sebanyak 6 responden (8,6%).
di swasta yang mempunyai penghasilan Media informasi terus berkembang
tidak menentu dapat mempengaruhi dan sangat diperlukan setiap saat
perilaku responden dalam menentukan karena melalui media informasi
jenis dan pola fikir wanita manusia dapat mengetahui informasi
(Kusmarjathi, 2009). yang sedang berkembang, selain itu
Berdasarkan data yang diperoleh manusia juga bisa saling berinteraksi
dari responden menunjukkan bahwa satu samalain. Melalui media informasi
responden terbanyak adalah berkerja juga sebuah pesan dapat tersampaikan
sebagai IRT yaitu sebanyak 56 dengan baik jika media yang dibuat
responden (80%) dan paling sedikit tepat kepada sasaran dan informasi
adalah bekerja sebagai wiraswasta yang disampaikan bermanfaat bagi
yaitu sebanyak 6 responden (8,6%). pembuat dan target.
Bekerja adalah kegiatan rutin 2. Gambaran Pengetahuan
sehari-hari yang dilakukan seseorang a. Tingkat Pengetahuan Ibu
untuk mendapatkan ataupun mencapai tentang Imunisasi Tambahan
sesuatu yang diinginkan. Pekerjaan MR (Measles, Rubella) pada
bukanlah sumber kesenangan, tetapi Balita
lebih banyak merupakan cara mencari Menurut Notoadmodjo (2003)
nafkah yang membosankan, berulang dalam Wawan dan Dewi (2010).
dan banyak tantangan. Sedangkan Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
bekerja umumnya merupakan suatu penginderaan manusia terhadap objek
kegiatan yang banyak menyita waktu. tertentu. Proses penginderaan terjadi
d. Media Informasi melalui panca indra manusia, yakni
Istilah Media Massa merupakan indra penglihatan, pendengaran,
singkatan dari istilah media komunikasi penciuman, perasa dan peraba melalui
massa, yang secara sederhana dapat kulit.
diartikan sebagai alat yang dapat Berdasarkan hasil penelitian yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dilakukan didapatkan dari Tingkat
secara serentak kepada khalayak Pengetahuan ibu Tentang imunisasi
banyak yang berbeda-beda dan tersebar Tambahan MR (Measles, Rubella)
diberbagai tempat (Andre A. Hardjana, dalam kategori baik sebanyak 53
2013) responden (75,7%), pada kategori
Media sebagai segala sesuatu yang cukup sebanyak 14 responden (20,0%)
bisa dipergunakan untuk menyalurkan dan kategori kurang sebanyak 3
pesan dan pengirim pesan kepada responden (4,3%). Jadi Tingkat
penerima pesan, agar dapat Pengetahuan ibu tentang imunisasi
tambahan MR (Measles, Rubella) pada Dalam penelitian ini umur yang
balita yang paling banyak pada tingkat terbanyak adalah 20-35 dan >35.
pengetahuan baik. Dengan bertambahnya usia biasanya
Menurut Wawan (2010) salah satu akan lebih dewasa pola intelektualnya.
faktor-faktor yang mempengaruhi Dengan demikian semakin matang
pengetahuan adalah umur, pendidikan, tingkat perkembangan baik yang
pekerjaan dan informasi . Dalam hal ini menyangkut fisik, pengaruh eksternal
menurut Huclok (1998) yang di kutip lainnya, akan mempengaruhi cara
oleh Wawan (2010), semakin cukup seseorang untuk mendapatkan
umur, tingkat kematangan dan pengetahuan, sehingga semakin tinggi
kekuatan seseorang akan lebih matang kemampuan berfikir yang menyangkut
dalam berfikir dan berkerja. Dari segi keilmuan seseorang maka cenderung
kepercayaan masyarakat seseorang akan mendapatkan cara berfikir yang
yang lebih dewasa dipercaya dari orang induktif, deduktif, dan verikatif.
yang belum tinggi kedewasaannya.Hal Besarnya presentasi pengetahuan
ini sejalan dengan hasil yang telah baik pada ibu yang bekerja IRT di
didapatkan yaitu sebagian besar sebabkan karena aktivitas ibu yang
responden berumur 20-35 tahun tidak terlalu padat dan berfokus pada
dimana pada umur tersebut sudah anaknya sehingga ibu memiliki waktu
dikatakan matang. luang di rumah maupun di luar rumah
Berdasarkan hasil penelitian dapat dan memiliki akses yang baik untuk
disimpulkan bahwa pengetahuan ibu mendapatkan informasi baik dari
tentang Imunisasi Tambahan MR spanduk, tenaga kesehatan dan
(Measles, Rubella) pada Balita kategori masukan dari orang di sekelilingnya
baik yaitu sebanyak 53 responden (teman) tentang informasi imunisasi
(75,7%). Hal tersebut disebabkan oleh MR (Measles, Rubella).
sebagian besar responden Pada tingkat pengetahuan kurang
berpendidikan PT dan SMA. Hal ini sebanyak 3 responden (4,3%) hal itu
didukung oleh teori Notoadmojo disebabkan oleh sebagian responden
(2010), bahwa pendidikan merupakan berpendidikan SD dan SMP di
suatu upaya meningkatkan sumber sebabkan karena pendidikan ibu yang
daya manusia untuk dapat memperoleh rendah sehingga tingkat pengetahuan
pengetahuan yang seluas-luasnya, ibu yang masih rendah pula, sehingga
sehingga diharapkan dengan tingkat sulit bagi ibu untuk menerima ide-ide
pengetahuan yang tinggi akan baru serta informasi baru tentang
meningkatkan pula wawasan kesehatan khususnya imunisasi MR
pengetahuan. dan kurang menyadari pentingnya arti
Penelitian ini sejalan dengan kesehatan dalam kehidupannya. Hal ini
penelitian Aini Sarifah (2013) dengan sejalan dengan penelitian
judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Kusumoningtyas, Rani (2016) dengan
yang Mempunyai Bayi tentang judul “Hubungan Pengetahuan Ibu
Imunisasi MMR (Mumps, Measles, tentang Imunisasi Anjuran dengan
Rubella) di Lingkungan IX dan X Minat Melakukan Imunisasi Anjuran
Kelurahan Tegal Sari Mandala III pada Balita di Poliklinik Imunisasi
Kecamatan Medan Denai Tahun 2013” Rumah Sakit Panti Waluya Malang
yang menyatakan bahwa tingginya Volume 1 No 2”
tingkat pengetahuan pada dasarnya Presentasi pengetahuan Kurang
merupakan dampak dari tingginya pada ibu yang bekerja sebagai pegawai
pendidikan seseorang. swasta dan wiraswasta di sebabkan
karena ibu bekerja di luar rumah,
terlalu sibuk dengan pekerjaannya waktu yang relatif lama. Tidak adanya
sehingga ibu kurang bersosialisasi pengalaman responden sebelumnya
dengan orang luar dan memiliki akses membuat pengetahuannya kurang.
yang baik untuk mendapatkan Menurut Ann.Mariner yang dikutip
informasi akan tetapi yang diakses dari Nursalam lingkungan merupakan
bukan tentang kesehatan terutama seluruh kondisi yang ada disekitar
tentang imunisasi tambahan MR manusia dan pengaruhnya yang dapat
(Measles, Rubella). mempengaruhi perkembangan dan
Responden berumur < 20 tahun, perilaku orang atau kelompok, sistem
hal ini sejalan dengan teori huclok sosial budaya yang ada pada
(1998) dalam Wawan (2010), semakin masyarakat dapat mempengaruhi dari
cukup umur, tingkat kematangan dan sikap dalam menerima informasi.
kekuatan seseorang akan lebih matang Kuatnya budaya pada seseorang
dalam berpikir dan bekerja. Dalam mempengaruhi pemikiran responden
penelitian ini umur responden yang untuk percaya atau menyakini apa yang
terlalu muda sehingga pematangannya diyakininya sehingga sulit untuk
belum terlalu matang dalam menerima masukan dari luar, oleh
memikirkan manfaat imunisasi karena itu ada beberapa ibu yang
tambahan MR (Measles, Rubella) bagi menolak untuk imunisasi karena
anaknya sendiri. beranggapan vaksin yang dimasukkan
Responden hanya mendapatkan tidak diperbolehkan dalam agamanya,
informasi imunisasi tambahan MR sehingga pengetahuan ibu menjadi
(Measles, Rubella) dari media internet kurang.
dan televisi, sehingga wawasan ibu Berhubungan diselenggarakannya
tidak luas, selain itu penyebab kampanye imunisasi tambahan MR
kurangnya pengetahuan tentang (Measles, Rubella) di Yogyakarta pada
imunisasi tambahan MR (Measles, Agustus dan September 2017 yang
Rubella) yaitu responden sudah sedikit diselenggarakan kesekolah, namun ada
tahu tentang imunisasi tambahan MR saja yang menolak imunisasi tersebut.
(Measles, Rubella) akan tetapi ada Sekolah tersebut diantaranya sekolah
beberapa hal yang belum dipahami Madrasah Ibdtidayah(MI) dikarenakan
sepenuhnya oleh ibu tersebut status bahan imunisasinya itu apakah
diantaranya tentang apa itu manfaat halal atau tidak halal. Dinas Kesehatan
imunisasi tambahan MR (Measles, Yogyakarta kembali mengingatkan
Rubella), bagaimana pemberiannya, bahwa vaksin yang digunakan untuk
apa efek samping setelah diberikannya, imunisasi tambahan MR (Measles,
serta kontraindikasi. Rubella) adalah vaksin yang aman dan
Cara responden mendapatkan halal karena sama sekali tidak
pengetahuan akan sangat bersinggungan dengan babi.
mempengaruhi, di antaranya melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia
cara dengan coba-coba, cara (MUI) No. 4 Tahun 2016 dijelaskan
kekuasaan, berdasarkan pengalaman bahwa imunisasi padadasarnya
pribadi, melalui pikiran dibolehkan (mubah) sebagai bentuk
(Notoadmodjo,2010). Sehingga melalui ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan
suatu proses yang bertahap akan tubuh dan mencegah terjadinya suatu
menghasilkan perubahan pada diri penyakit tertentu, tentang vaksin ini
seseorang baik aktual maupun pun sudah jelas, dan sejalan dengan
potensial, perubahan tersebut pada [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasai]
pokoknya didapatkan karena yang berbunyi”Diriwayatkan dari
kemampuan baru yang berlaku untuk jabir, dari Rasulullah saw,
bahwasanya beliau bersabda: setiap
penyakit ada obatnya, maka penyakit
telah dikenai obat, semoga sembuh
dengan izin Allah”.

SIMPULAN diakses tanggal 12 Desember


Berdasarkan analisa data dan hasil 2016.
penelitian yang telah dilakukandi Ahmad. (2008). Metode Penelitian,
Puskesmas Kotagede I Yogyakarta CV. Pustaka Setia: Bandung.
dapat ditemukan hal sebagai berikut Aini, Sarifah. (2015). Gambaran
:Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pengetahuan Ibu yang
Imunisasi Tambahan MR (Measles, Mempunyai Bayi Tentang
Rubella) pada Balita di Puskesmas Imunisasi MMR (mumps,
Kotagede I Yogyakarta tahun 2017 measles, rubella) di
pada tingkat pengetahuan baik Lingkungan IX dan X
sebanyak 53 responden (75,7%), pada Kelurahan Tegal Sari
tingkat pengetahuan cukup sebanyak Mandala III Kecamatan
14 responden (20,0%) dan pada Medan Denai Tahun 2013.
tingkat pengetahuan kurang sebanyak Departemen Agama RI. (2012). Al-
3 responden (4,3%). Jadi Tingkat Qur’an dan Terjemahnya.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi Jakarta: Departemen Agama
tambahan MR (Measles, Rubella) pada RI.
balita yang paling banyak pada tingkat Departemen Kesehatan Kota
pengetahuan baik. Yogyakarta. (2015). Profil
Kesehatan Tahun 2016 Kota
SARAN Yogyakarta (Data Tahun
Diharapkan bagi ibu dengan 2015). Diakses pada tanggal
adanya penelitian ini, bisa menjadi 18 November 2016.
pembelajaran dan masukan bagi ibu- Hidayat. (2008). Pengantar Ilmu
ibu yang mempunyai balita untuk tetap Kesehatan Anak. Salemba
aktif mencari informasi mengenai Medika, Yogyakarta.
imunisai MR (Measles, Rubella). Kemenkes RI. (2017). Ini Rencana
Diharapkan bagi instansi Pelaksanaan 3 Vaksinasi Baru
kesehatan hasil penelitian ini dapat Untuk Lengkapi Imunisasi
dijadikan bahan pertimbangan dan Dasar dalam
masukan sehingga instansi-instansi http://www.depkes.go.id/artic
kesehatan semakin berperan aktif le/print/17020100001/ini-
dalam promosi kesehatan diantaranya rencana-pelaksanaan-3-
dengan menggunakan spanduk/leaflet vaksinasi-baru-untuk-
yang berisikan tentang imunisasi lengkapi-imunisasi-dasar-
tambahan MR (Measles, Rubella) .html diakses pada tanggal 30
yang berfokus pada manfaat, Maret 2017.
pemberian, efek samping, dan Kemenkes RI. (2017). Petunjuk
kontraindikasi. Teknis Kampanye Imunisasi
Measles Rubella (MR) Tahun
DAFTAR PUSTAKA 2017. Diakses pada tanggal
Admin. (2011). Hukum Vaksin Fatwa 15 Agustus 2017.
Tarjih Muhammadiyah dalam Kusumoningtyas, Rani, Sri Mudayati,
http://www.fatwatarjih.com/2 and Susmini Susmini. (2016).
011/08/hukum vaksin.html Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Anjuran
Dengan Minat Melakukan
Imunisasi Anjuran pada
Balita di Poloklinik Imunisasi
Rumah Sakit Panti Waluya
Malang. Nursing News, Vol 1
No 2.
Notoatmodjo. (2010). Metode
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka cipta
Ponidjan, Tati S. (2012). Hubungan
Tingkat Pendidikan Ibu
Dengan Status Imunisasi Bayi
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bahu Kecamatan
Malalayang, Volume 1 No. 1.
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Manado.
Rosanda., I. (2010). Cara Benar
Merawat Anak. Nuha
Medika, Yogyakarta.
Wawan, A dan Dewi M. (2010). Teori
& Pengukuran Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Manusia
Dilengkapi Contoh
Kuesioner. Nuha Medika,
Yogyakarta.
World Health Organization. (2011).
Diakses di www. WHO. Int/
pada tanggal 18 November
2016.

Anda mungkin juga menyukai