Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR-DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEJARAH PERKEMBANGAN PENYAKIT GAGAL GINJAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 22

1. DINDA SEPTIANI DAR K011181348


2. TRI JUNIARTI RIMBA M K011181345
3. RIFDAH SAFIRAH HS K011181518
4. YAQUTA MAGHFIRAH F K011181071

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Dari situlah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa sedikit bermanfaat dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi.
Makalah ini tentunya sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
selaku penulis meminta koreksi, tanggapan serta saran dari para pembaca
untukperbaikan makalah kami ini. Terima Kasih, Wassalamualaikum wr.wb

Makassar, 28 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyakit Gagal Ginjal ....................................................................... 3


B. Perkembangan penyakit gagal ginjal di berbagai Negara ................. 3
C. Perkembangan penyakit gagal ginjal di Indonesia ............................ 4
D. Gejala penyakit gagal ginjal .............................................................. 4
E. Cara mendiagnosis penyakit gagal ginjal .......................................... 5
F. Pengobatan penyakit ginjal ............................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................. 9

DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak penyakit ginjal yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda
gangguan pada kesehatan.Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana
fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam
darah atau produksi urin.
Penyakit gagal ginjal merupakan masalah kesehatan dunia dilihat dari
terjadinya peningkatan insidensi, prevalensi, dan tingkat morbiditasnya.Indonesia
termasuk Negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi.
Angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat setiap tahun.Pada tahun
2000 penderita gagal ginjal di dunia yang menjalani terapi pengganti ginjal
sebanyak dua juta orang. Di Indonesia perkiraan insiden gagal ginjal antara 100-
150 per satu juta penduduk dengan prevalensi 200-250 per satu juta penduduk
(Tika Yeni, Ahmad Syauqi)
Gagal ginjal mengganggu fungsi normal dari organ-organ tubuh
lainnya.Penyakit ini bisa berkembang menjadi gagal ginjal stadium akhir, yang
bisa berakibat fatal jika tidak didukung dengan perawatan dialysis atau
transplantasi ginjal.
Menurungnya fungsi ginjal mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal
dalam menyaring darah, sehingga zat-zat sisa metabolisme yang seharusnya
dikeluarkan melalui urin menumpuk di dalam darah. Semakin banyak zat sisa
metabolisme yang tidak terbuang, maka akan semakin berat kerja ginjal. Pada
gagal ginjal terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus kurang dari 60
ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan atau lebih yang irreversibel dan didasari oleh
banyak faktor (Arora,2009)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit gagal ginjal ?
2. Bagaimana perkembangan penyakit gagal ginjal di berbagai negara ?
3. Bagaimana perkembangan penyakit gagal ginjal di Indonesia ?
4. Apa saja gejala penyakit gagal ginjal ?
5. Bagaimana cara untuk menyelidiki atau mendiagnosis penyakit gagal
ginjal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit gagal ginjal.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan gagal ginjal di berbagai
negara.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan gagal ginjal di Indonesia
4. Untuk mengetahui gejala penyakit gagal ginjal.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara untukmenyelidiki atau mendiagnosis
penyakit gagal ginjal.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah memahami penyakit gagal
ginjal sehingga pihak-pihak terkait sebaiknya aktif dalam melakukan suatu
kegiatan dalam melakukan pencegahan penyakit gagal ginjal yang ada selama
ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit gagal ginjal


Gagal ginjal adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
mengakibatkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Brunner &
Suddarth, 2011).
Penyakit gagal ginjal merupakan suatu proses patofisiologis yang
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus.
Penyakit gagal ginjal sangat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Di
mana orang yang mengidap penyakit gagal ginjal akan mengalami gangguan
fisiologis dan social ekonomi yang juga akan berdampak pada keluarga dan
masyarakat.
B. Perkembangan penyakit gagal ginjaldi berbagai negara

Non Comunicble Disease (NCD) atau penyakit tidak menular telah menjadi
perhatian khusus dunia terutama pada WHO karena menjadi penyebab kematian
utama dan kecacatan di dunia.Tahun 2008, penyakit dengan waktu yang panjang
dan progresifitas yang lambat ini dilaporkan telah membunuh lebih dari 36 juta
orang setiap tahunnya.Di mana dalam survei yang dilakukan penyakit gagal ginjal
merupakan salah satu komplikasi NCD yang terbesar sehingga menyebabkan
banyak kematian di berbagai Negara yang ada.
Gagal ginjal merupakan masalah kesehatan dunia dengan peningkatan
insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas.Angka kejadian gagal ginjal
meningkat setiap tahun. Pada tahun 2000 penderita gagal ginjal di dunia yang
menjalani terapi penggantian ginjal sebanyak dua juta orang.
Gagal ginjal kini sudah diakui sebagai suatu kondisi umum yang dikaitkan
dengan peningkatan risiko penyakit dan GGK. Berdasarkan estimasi Badan
Kesehatan Dunia (WHO), seacara global lebih dari 500 juta orang mengalami

3
penyakit gagal ginjal. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung
dengan cuci darah.
Angka kejadian gagal ginjal dilaporkan dari seluruh dunia rata-rata
menunjukkan trend yang penting di mana kadang melambat, kadang naik dan
dapat stabil (USRDS Annual Report, 2012).
Menurut data dari United States Renal Data System (USRDS) tahun 2014
prevalensi kejadian gagal ginjal di Amerika Serikat dari tahun ke tahun semakin
meningkat tercatat pada tahun 2009 di Amerika Serikat sebanyak 570.000 orang
menjalani terapi dialisis atau transplantasi ginjal, lalu pada tahun 2011 ada 2,7 juta
jiwa dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 2,8 juta jiwa. Sementara di Inggris
diperkirakan sekitar 50.000 orang (Wyld, Morton, Hayen & Andrew, 2012).
C. Perkembangan penyakit gagal ginjal di Indonesia
Indonesia sebagai Negara yang berkembang telah melaporkan bahwa jumlah
penderita gagal ginjal terbilang cukup tinggi.PERNEFRI (Persatuan Nefrologi
Indonesia) tahun 2011 melaporkan bahwa diperkirakan ada 70 ribu penderita
gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderit gagal ginjal tahap akhir
dan menjalani hemodialysis hanya sekitar 4-5 ribu saja (ANTARA, 2009).
Di Indonesia prevalensi kejadian gagal ginjal melalui data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yaitu 0,2 %. Kelompok umur kurang lebih 75 tahun
mempunyai prevalensi kejadian gagal ginjal kronik lebih tinggi dari pada
kelompok umur lainnya yaitu 0,6%. Sedangkan berdasarkan jenis kelaminnya,
laki-laki lebih banyak dengan angka 0,3 % sedangkan perempuan hanya 0,2 %.
D. Gejala penyakit gagal ginjal
a. Penyakit ginjal tidak menunjukkan gejala penyakit yang jelas pada stadium
awalnya. Gejala ini bisa mencakup:
 Darah dalam urin / urin berwarna seperti teh atau gelap (hematuria)
 Urin berbusa (albuminuria)
 Urin berwarna keruh (infeksi saluran kemih)
 Rasa nyeri saat buang air kecil
 Kesulitan untuk buang air kecil (tidak lancar)
 Pasir/batu dalam urin

4
 Peningkatan atau penurunan produksi urin secara signifikan, nokturia
(sering buang air pada malam hari)
 Nyeri di pinggang/perut
 Pembengkakan pergelangan kaki atau kelopak mata, wajah bengkak
 Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
b. Jika fungsi ginjal memburuk hingga stadium gagal ginjal berat (kurang dari
25% fungsi ginjal normal), bisa terjadi gejala uremia:
 Sering buang air kecil pada malam hari, penurunan jumlah urin
 Kehilangan nafsu makan, mual, muntah
Kelelahan, wajah pucat (anemia)
 Kulit terasa gatal
 Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
 Sesak napas
 Edema (pembengkakan pergelangan kaki atau kelopak mata)
 Mengantuk, tidak sadar, kejang, koma
E. Cara mendiagnosis penyakit gagal ginjal
Mereka yang mengalami gejala tersebut harus segera berkonsultasi dengan
dokter keluarga. Karena gejala penyakit ginjal dan gagal ginjal kronis tidaklah
jelas, pasien mungkin perlu menjalani berbagai macam jenis pemeriksaan,
termasuk:
 Tes urine: untuk melihat apakah ada sel darah merah, sel darah putih, dan
protein
 Tes darah untuk mengetahui fungsi ginjal:
o Darah: kadar ureum, kreatinin, protein, dan albumin
o Urin 24 jam untuk melihat konsentrasi kreatinin, protein
 Sinar-X, uji pemindaian:
o Pemindaian ultrasound (yang bisa menunjukkan bentuk dan struktur
ginjal, untuk mendeteksi apakah ada obstruksi)
o Pielogram intravena (prosedur radiologi untuk mendeteksi kelainan pada
sistem kemih)

5
 Biopsi ginjal: menggunakan jarum untuk mengambil sampel kecil dari jaringan
ginjal dengan bantuan anestesi lokal dan memeriksa jaringan di bawah
mikroskop. Biopsi ini bisa mendiagnosis radang ginjal.
F. Pengobatan penyakit ginjal
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi
pendamping (komplementer) utamadengan tujuan mengatasi racun tubuh,
mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal
yang rusak.Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang cukup
untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal.Kalori yang
cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari-
hari, dan berat badan normal tetap terjaga (Anonim, 2010).
Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada
penderita gagal ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
dimaksud antara lain motivasi atau keyakinan sembuh terhadap program
pengobatan yang diberikan( Mechenbaum,1977).
faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan
sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman,
dan uang.Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis
sedemikian kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi oleh
pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup
penderita (Rindiastuti, 2006).
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab
terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan
adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan
memperlambat perkembangan penyakit.Sebagai contoh, pasien mungkin perlu
melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila
diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan
memberikan obat-obatan atau terapi misalnya pemberian obat untuk pengobatan
hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi (Tim Vitahealth, 2008).

6
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan
pencucian darah. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan
ginjal atau transplantasi ginjal (Tim Vitahealth, 2008).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gagal ginjal adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga mengakibatkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah (Brunner & Suddarth, 2011).
2. Gagal ginjal merupakan masalah kesehatan dunia dengan peningkatan
insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas.Angka kejadian gagal ginjal
meningkat setiap tahun. Pada tahun 2000 penderita gagal ginjal di dunia
yang menjalani terapi penggantian ginjal sebanyak dua juta orang.
3. Indonesia sebagai Negara yang berkembang telah melaporkan bahwa
jumlah penderita gagal ginjal terbilang cukup tinggi. PERNEFRI
(Persatuan Nefrologi Indonesia) tahun 2011 melaporkan bahwa
diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang
terdeteksi menderit gagal ginjal tahap akhir dan menjalani hemodialysis
hanya sekitar 4-5 ribu saja (ANTARA, 2009).
4. Gejala penyakit gagal ginjal: Darah dalam urin / urin berwarna seperti teh
atau gelap (hematuria) ,Urin berbusa (albuminuria), Urin berwarna keruh
(infeksi saluran kemih) , Rasa nyeri saat buang air kecil , Kesulitan untuk
buang air kecil (tidak lancar) , Pasir/batu dalam urin.
5. Mereka yang mengalami gejala tersebut harus segera berkonsultasi
dengan dokter keluarga. Karena gejala penyakit ginjal dan gagal ginjal
kronis tidaklah jelas, pasien mungkin perlu menjalani berbagai macam
jenis pemeriksaan, termasuk: Tes urine untuk melihat apakah ada sel
darah merah, sel darah putih, dan protein serta tes darah untuk
mengetahui fungsi ginjal.

8
6. Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi
pendamping (komplementer) utama dengan tujuan mengatasi racun
tubuh, mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki
jaringan ginjal yang rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein
dengan kalori yang cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya
kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai asupan energi yang
cukup untuk mendukung kegiatan sehari-hari, dan berat badan normal
tetap terjaga (Anonim, 2010).
B. Saran

Sakit dan sehat memang sudah ada yang mengatur takdir kita sebagai
manusia. Tetapi kita bisa menjauhkan keadaan sakit itu dengan berusaha untuk
tetap prima dan fit agar tubuh kita tetap sehat dengan cara Pola Hidup Sehat
(PHS), yaitu dengan pola makan dan minum yang sehat, Olahraga yang cukup,
Hygienis, dan istirahat yang cukup.Jika mengalami keadaan tubuh yang kurang
sehat segeralah berobat untuk mendapatkan tindakan dan pengobatan secara dini
sebelum terjadi sakit yang kronis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hadayati, Titiek. dkk. 2008. Hubungan Antara Hipertensi, Merokok dan Minum
Suplemen Energi dan Kejadian Penyakit Gagal Ginjal Kronik. 24(2):90-102

Rachmawati, Tika Yeni dan Ahmad Syauqy.2014. Hubungan Pengetahuan Gizi


dan Asupan Energi, Protein, Phosphor dan Kalium Pasien Penyakit Ginjal
Kronik dengan Hemodialisis Rutin di RSUD Tugurejo Semarang.Jurnal of
Nutrition Collage.3(1):271-277

Adhiatma, Arief Tajally.dkk. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Gagal Ginjal Kronik Pada Pasien Hemodialisis di RSUD Tugurejo
Semarang

Soetikno, Vivian. dkk. A Survey on the Appropriateness of Drug Therapy in


Patients with Renal Dysfunction at the Internal Medicine Ward FMUI/Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

Mailani, Fitri. 2015. Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisis: Systematic Review. 11(1):1-8

Ekantari, Fitriana. 2012. Hubungan Antara Lama Hemodialisis dan Faktor


Komobiditas dengan Kematian Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr.
Moewardi.Tugas Akhir. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah :
Surakarta

Pranandari, Restu dan Woro Supadmi. 2015. Faktor Resiko Gagal Ginjal Kronik
di Unit Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo. Fakultas Farmasi Universitas
Ahmad Dahlan

Ratnawati. 2014. Efektivitas Dialiser Proses Ulang (DPU) Pada Penderita Gagal
Ginjal Kronik (Hemodialisa). Institut Teknologi Indonesia. 2(1):48-52

Purnama, M. Zefry Wahyu. 2016. Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri


Pada Penderita Gagal Ginjal. Universitas Muhammadiyah Malang

Arova, Faulya Nurmala. 2014. Gambaran Self-Care Management Pasien Gagal


Ginjal Kronis dengan Hemodialisis di wilayah Tangerang Selatan. Tidak
diterbitkan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah : Jakarta.

Hitagaol, Emma Veronika. 2017. Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita


Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodisalisa Melalui Psycological
Intervention di Unit Hemodialisa Rs Royal Prima Medan. 2(1):42-56

10
Aisara, Sitifa. dkk. Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisism di RSUP Dr. M. Djamil
Padang.http://jurnal.fk.unand.ac.id.Diakses 2018.

Lathifah. Annis Umi. 2016. Faktor Resiko Kejadian Gagal Ginjal Kronik pada
Usia Dewasa Muda Di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi.Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

M,Nurs. Dkk. 2008.Asuhan Keoerawatan dengan Gangguan Sistem


Perkemihan.Jakarta: penerbit selemba medika

Sania Ilma Arifa., Mahalul Azam., Oktiaworo Kasmini Handayani., 2017. Factor
Associated With Chronic Kidney Disease Incidance Among Patiens With
Hypertansion In Indonesia. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang.

Imai Indra. 2013. Anesthetic In Renal Insufficiency. Staf Pengajar Bagian


Anestesiologi Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUDZA Banda Aceh.Anesthetic
Department, Faculty of Medicine, Syiah Kuala University

Robber T., Abbas K, John R. Sedor. 2008. Chronic Kidney Disease and Its
Complications.

Chronic Kidney Disease and Its Complications

11

Anda mungkin juga menyukai