Anda di halaman 1dari 9

1. Nn.

MY, 29 tahun, datang dibawa keluarga ke klinik denga keluhan tidak tidur selama 2
hari.
a. Apa yang dimaksud dengan tidak tidur? 1A (Lia)
b. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan tidak tidur selama 2 hari? 1A (Lia) (Pato)
c. Apa penyebab terjadinya keluhan tidak tidur selama 2 hari? 1A (Lia) (Pato)
d. Apa kaitan antara usia dan jenis kelamin dengan keluhan tidak tidur? 1A (Lia)
(Etiologi dan Epidemiologi)

2. Nn. MY, 29 tahun menjadi lebih aktif, banyak belanja, dan berbagi-bagi barang mewah
sejak 10 hari yang lalu.
a. Apa yang dimaksud dengan keluhan-keluhan yang dinyatakan Nn. MY? 1B (Fia dan
Bram)

Dari keluhan yang dialami Nn. MY mengimplikasikan bahwa Nn. MY mengalami


mania tanpa gejakla psikotik.

b. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan yang dinyatakan Nn. MY? (SEMUA)


Nn. MY mengalami disfungsi neurotransmitter (norepinefrin dan serotonin) terutama
pada prefrontal korteks sehingga menghalami peningkatan energi dan menjadi lebih
aktif dan meningkatkan impulsivitas dengan ditandai banyak belanja dan
membagikan barang mewah.
c. Apa diagnosa kerja keluhan diatas? 1A (Lia)

3. Nn. MY, 29 tahun sebelumnya tidak pernah menunjukkan perilaku depresi


a. Apa makna dari depresi? 1A (Lia)
b. Bagaimana mekanisme terjadinya depresi? 1A (Lia) (Pato)
c. Apa penyebab terjadinya depresi? 1A (Lia) (Pato)
d. Apa diagnosis banding keluhan diatas? 1A (Lia) (dd)
e. Bagaimana cara menyingkirkan diagnosis banding? 1A (Lia) (Algoritma dan dd)

4. Nn. MY, 29 tahun pernah mengalami kista di kandungannya


a. Apa yang dimaksud kista kandungan? (SEMUA)

Kista (tumor jinak) yang terdapat pada ovarium

b. Bagaimana mekanisme terjadinya kista kandungan? (SEMUA)


c. Apa penyebab terjadinya kista kandungan? (SEMUA)

5. Nn. MY selama dirawat menerima obat Sodium DIvalproat dan Lorazepam mengalami
perbaikan dan gangguan menstruasi
a. Bagaimana farmakokinetik dari Sodium Divalproat? 1B (Fia dan Bram)

Diabsrobsi di traktus gastrointestinal dengan waktu puncak 4 jam dan di distribusi


melalui plasma binding protein dan diekskresikan melalui urin.

b. Bagaimana farmakodinamik dari Sodium Divalproat? 1B (Fia dan Bram)


Mekanisme kerja asam valproat sebagai anti epilepsi belum diketahui secara pasti.
Namun, secara umum bisa dijelaskan sebagai berikut:
- Meningkatkan kadar GABA dengan cara meningkatkan aktivitas enzim sintesis
GABA (glutamic acid decarboxylase) dan menghambat enzim degradatif
GABA (GABA transaminase dan succinic semialdehyde dehydrogenase).
- Mengurangi aktivitas ion Ca2+ dan memperpanjang pemulihan voltage-gated
Na+ channels. Akan tetapi peran asam valproat terhadap konduktansi kanal K+
masih kontroversial.

c. Bagaimana farmakokinetik dari Lorazepam? 1B (Fia dan Bram)

Bioavibilats 90% dengan puncak 2 jam distribusi melewati plasenta dan BBB dan
diekskresi melalui urin

d. Bagaimana farmakodinamik dari Lorazepam? 1B (Fia dan Bram)


Lorazepam bekerja dengan cara berinteraksi dengan reseptor Gamma Aminobutyric
Acid (GABA) yang banyak terdapat di sistem saraf pusat manusia. Ikatan yang
terjadi antara lorazepam dengan reseptor GABA tidak menggantikan posisi GABA
pada reseptornya, melainkan meningkatkan ikatan GABA dengan reseptornya pada
kompleks reseptor yang sama. Interaksi ini yang dipercaya menyebabkan respons
berupa penurunan kecemasan, sedasi, dan penurunan kejadian kejang. Intensitas
respons tersebut berhubungan langsung dengan jumlah ikatan yang terbentuk antara
golongan benzodiazepin dengan reseptor GABA.

e. Apa efek samping dari Sodium Divalproat dan Lorazepam? 1B (Fia dan Bram)
Efek samping sodium divalproat:
Efek samping yang paling umum adalah keluhan pencernaan seperti diare, mual,
muntah. Efek samping yang lebih jarang dan lebih berat berupa kerusakan hepar,
kerapuhan tulang (penggunaan jangka panjang), ovarium polikistik, movement
disorder (dapat bersifat irreversibel seperti tardive dyskinesia), gangguan kejiwaan
atau gangguan neurologis (halusinasi, kecemasan, kebingungan), pankreatitis,
hipotermia dan kelainan darah yang mengancam jiwa.
Efek samping juga dapat ditinjau berdasarkan kelainan yang muncul pada sistem
organ:
- Gastrointestinal: mual, muntah, diare, abdominal cramps, konstipasi
- Sistem saraf pusat: efek sedatif (terutama pada pasien yang mendapatkan terapi
kombinasi), tremor, ataksia, nyeri kepala, nistagmus, diplopia, asterixis, “spots
before eyes”, disartria, dizziness, inkoordinasi
- Dermatologi: kerontokan, ruam kulit, eritema multiforme dan sindrom Stevens-
Johnson
- Psikiatri: gangguan emosi, depresi, psikosis, perilaku agresif, hiperaktif, dan
kemunduran perilaku
- Muskuloskeletal: kelemahan
- Hematologi: trombositopenia, petekie, memar, hematoma, limfositosis relatif
dan hipofibrinogenemia, leukopenia dan eosinofilia, anemia dan supresi
sumsum tulang
- Hepar: peningkatan transaminase (seperti SGOT dan SGPT), dan LDH terkait
dosis (peningkatan bilirubin serum dan perubahan abnormal pada pemeriksaan
fungsi hati lainnya mungkin mencerminkan potensi hepatotoksisitas serius)
- Endokrin: menstruasi tidak teratur dan amenorrhea sekunder, dan ginekomastia
dan galaktorea, abnormalitas fungsi tiroid
- Pankreas: pankreatitis akut (termasuk kasus fatal yang jarang)
- Metabolik: hiperamonemia, hiperglikemia
- Ekstremitas: edema tungkai

Efek samping lorazepam:


Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan
lorazepam adalah:
- Kantuk
- Pusing
- Vertigo
- Tekanan darah rendah
- Keseimbangan terganggu
- Terasa lelah dan lemah
- Disorientasi
- Tremor
- Kejang
- Disartria
- Mual
- Konstipasi
- Perubahan nafsu makan
- Sleep apnea
- Impotensi
- Depresi
- Reaksi paradoks (gelisah, marah, agresif, muncul rasa permusuhan)
- Muncul gagasan untuk bunuh diri
- Gangguan pernapasan
- Gangguan penglihatan
- Mata dan kulit menguning
- Reaksi hipersensitivitas
f. Apa kemungkinan pengganti terapi Nn. MY? 1B (Fia dan Bram)

sebagai mood stabiliser diganti dengan lithium carbonate, kemudian sebagai


pengganti lorazepam bisa menggunakan clonazepam

f. Apa kemungkinan penyebab gangguan menstruasi? 1B (Fia dan Bram)

karena ketidakstabilan hormon estrogen dan progesteron

g. Bagaimana mekanisme terjadinya menstruasi? (SEMUA)

6. Nn. MY memiliki perangai yang mudah bergaul dan disenangi orang


a. Apa makna dari mudah bergaul? (SEMUA)

memiliki karakter yang ramah


b. Apa ciri-ciri kepribadian yang menunjukkan Nn. MY mudah bergaul? (SEMUA)
c. Apa kaitan antara kepribadian yang mudah bergaul dengan gangguan depresi yang
dialami Nn. MY? (SEMUA)

7. Nn. MY beberapa kali memiliki pacar, namun ia putus karena lebih mengutamakan
pekerjaannya
a. Apa makna dari tanda-tanda yang ditunjukkan Nn. MY? 1B (Fia dan Bram)
b. Apa yang dimaksud Nn. MY lebih mengutamakan pekerjaannya? 1B (Fia dan
Bram)

Nn. MY mengalami disfungsi neurotransmitter yang menyebabkan gangguan hantaran


sinyal di preforntal korteks dan nukleus akumbens sehingga meningkatkan arus pikiran
yang bermanifestasi pada workaholic dan terlalu berambisi pada tujuan.

8. Nn. MY lebih memuja ayah dibanding ibunya karena ibunya membuat ayahnya menjadi
pekerja keras dan mengatur hidupnya sedangkan ayahnya memberikan dukungan
kepadanya.
a. Apa makna dari pernyataan diatas? 1B (Fia dan Bram)

9. Hipotesis
Nn. MY, 29 tahun menderita gangguan mood tanpa gejala psikotik
a. DD 1A (Lia)
b. Algoritma 1A (Lia)
c. Diagnosis Kerja 1A (Lia)
d. Definisi 1A (Lia)
e. Etiologi 1A (Lia)
f. Epidemio 1A (Lia)
g. Faktor resiko 1A (Lia)
h. Patofisiologi 1A (Lia)
i. Klasifikasi 1B (Fia dan Bram)
j. Manifestasi Klinis 1B (Fia dan Bram)
b. Gangguan bipolar I dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut perjalanan
longitudinal gangguannya. Namun hal yang pokok adalah paling tidak terdapat 1
episode manik di sana. Walaupun hanya terdapat 1 episode manik tanpa episode
depresi lengkap maka tetap dikatakan gangguan bipolar I. Adapun episode-episode
yang lain dapat berupa episode depresi lengkap maupun episode campuran, dan
episode tersebut bisa mendahului ataupun didahului oleh episode manik.
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III,
gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien
dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu.
Episode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik,
c. manik tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik. Hipomanik dapat
diidentikkan dengan seorang perempuan yang sedang dalam masa ovulasi
(’estrus’) atau seorang laki-laki yang dimabuk cinta. Perasaan senang, sangat
bersemangat untuk beraktivitas, dan dorongan seksual yang meningkat adalah
beberapa contoh gejala hipomanik. Derajat hipomanik lebih ringan daripada manik
karena gejalagejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi sosial. Pada manik,
gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh pekerjaan
dan aktivitas sosial. Harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis. Perasaan
mudah tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi. Tanda manik lainnya
dapat berupa hiperaktifitas motorik berupa kerja yang tak kenal lelah melebihi
batas wajar dan cenderung non-produktif, euphoria hingga logorrhea (banyak
berbicara, dari yang isi bicara wajar hingga menceracau dengan 'word salad'), dan
biasanya disertai dengan waham kebesaran, waham kebesaran ini bisa sistematik
dalam artian berperilaku sesuai wahamnya, atau tidak sistematik, berperilaku tidak
sesuai dengan wahamnya. Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham
maka diagnosis mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan.

a. Pem. Penunjang 1B (Fia dan Bram)


b. Tatalaksana 1B (Fia dan Bram)
Terapi farmakologis.
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami
penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala psikotik,
agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis atipikal semakin sering digunakan
untuk episode manik akut dan sebagai mood stabilizer. Antidepresan dan ECT juga
dapat digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat). Selanjutnya,
terapi pemeliharaan/maintenance dan pencegahan juga harus diberikan.
Tabel 1. FDA-Approved Bipolar Treatment Regimens

Terapi Non Farmakologi


 Konsultasi
Suatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila
penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.
 Diet
Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada
diet khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam,
karena peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun dan
menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan
kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.
 Aktivitas
Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas
fisik. Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal
yang reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini. Namun, bila aktivitas
fisik ini berlebihan dengan peningkatan respirasi dapat meningkatkan kadar litium
serum dan menyebabkan toksisitas litium.

c. Edukasi dan Pencegahan 1B (Fia dan Bram)


d. Edukasi
Terapi pada penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi awal dan lanjutan.
Tujuan edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga
melalui keluarga dan sistem disekitarnya. Fakta menunjukkan edukasi tidak hanya
meningkatkan ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit, namun juga
kualitas hidupnya.

a. Komplikasi 1B (Fia dan Bram)


Sebagian besar penderita bipolar tidak hanya menderita bipolar saja tetapi juga menderita
gangguan jiwa yang lain (komorbid). Penelitian oleh Goldstein BI dkk, seperti dilansir
dari Am J Psychiatry 2006, menyebutkan bahwa dari 84 penderita bipolar berusia diatas
65 tahun ternyata sebanyak 38,1% terlibat dalam penyalahgunaan alkohol, 15,5% distimia,
20,5% gangguan cemas menyeluruh, dan 19% gangguan panik5.

b. Prognoaia 1B (Fia dan Bram)


• Pasien dengan gangguan bipolar I mempunyai prognosis lebih buruk. Di dalam 2
tahun pertama setelah peristiwa awal, 40-50% tentang pasien mengalami serangan
manik lain.

• Hanya 50-60% pasien dengan gangguan bipolar I yang dapat diatasi gejalanya
dengan lithium. 7% pasien ini, gejala tidak terulang. 45% Persen pasien mengalami
lebih dari sekali kekambuhan dan lebih dari 40% mempunyai suatu gejala yang
menetap.

• Faktor yang memperburuk prognosis :

e. - Riwayat pekerjaan yang buruk/kemiskinan


f. - Disertai dengan penyalahgunaan alkohol
g. - Disertai dengan gejala psikotik
h. - Gejala depresi lebih menonjol
i. - Jenis kelamin laki-laki
j. • Prognosis lebih baik bila :
k. - Masih dalam episode manik 18
l. - Usia lanjut
m. - Sedikit pemikiran bunuh diri
n. - Tanpa atau minimal gejala psikotik
o. - Sedikit masalah kesehatan medis
a. SKDI 1B (Fia dan Bram)
3A : bukan gawat darurat
 Mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan yang bukan gawat darurat.
 Mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Anda mungkin juga menyukai