Anmal B
Anmal B
MY, 29 tahun, datang dibawa keluarga ke klinik denga keluhan tidak tidur selama 2
hari.
a. Apa yang dimaksud dengan tidak tidur? 1A (Lia)
b. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan tidak tidur selama 2 hari? 1A (Lia) (Pato)
c. Apa penyebab terjadinya keluhan tidak tidur selama 2 hari? 1A (Lia) (Pato)
d. Apa kaitan antara usia dan jenis kelamin dengan keluhan tidak tidur? 1A (Lia)
(Etiologi dan Epidemiologi)
2. Nn. MY, 29 tahun menjadi lebih aktif, banyak belanja, dan berbagi-bagi barang mewah
sejak 10 hari yang lalu.
a. Apa yang dimaksud dengan keluhan-keluhan yang dinyatakan Nn. MY? 1B (Fia dan
Bram)
5. Nn. MY selama dirawat menerima obat Sodium DIvalproat dan Lorazepam mengalami
perbaikan dan gangguan menstruasi
a. Bagaimana farmakokinetik dari Sodium Divalproat? 1B (Fia dan Bram)
Bioavibilats 90% dengan puncak 2 jam distribusi melewati plasenta dan BBB dan
diekskresi melalui urin
e. Apa efek samping dari Sodium Divalproat dan Lorazepam? 1B (Fia dan Bram)
Efek samping sodium divalproat:
Efek samping yang paling umum adalah keluhan pencernaan seperti diare, mual,
muntah. Efek samping yang lebih jarang dan lebih berat berupa kerusakan hepar,
kerapuhan tulang (penggunaan jangka panjang), ovarium polikistik, movement
disorder (dapat bersifat irreversibel seperti tardive dyskinesia), gangguan kejiwaan
atau gangguan neurologis (halusinasi, kecemasan, kebingungan), pankreatitis,
hipotermia dan kelainan darah yang mengancam jiwa.
Efek samping juga dapat ditinjau berdasarkan kelainan yang muncul pada sistem
organ:
- Gastrointestinal: mual, muntah, diare, abdominal cramps, konstipasi
- Sistem saraf pusat: efek sedatif (terutama pada pasien yang mendapatkan terapi
kombinasi), tremor, ataksia, nyeri kepala, nistagmus, diplopia, asterixis, “spots
before eyes”, disartria, dizziness, inkoordinasi
- Dermatologi: kerontokan, ruam kulit, eritema multiforme dan sindrom Stevens-
Johnson
- Psikiatri: gangguan emosi, depresi, psikosis, perilaku agresif, hiperaktif, dan
kemunduran perilaku
- Muskuloskeletal: kelemahan
- Hematologi: trombositopenia, petekie, memar, hematoma, limfositosis relatif
dan hipofibrinogenemia, leukopenia dan eosinofilia, anemia dan supresi
sumsum tulang
- Hepar: peningkatan transaminase (seperti SGOT dan SGPT), dan LDH terkait
dosis (peningkatan bilirubin serum dan perubahan abnormal pada pemeriksaan
fungsi hati lainnya mungkin mencerminkan potensi hepatotoksisitas serius)
- Endokrin: menstruasi tidak teratur dan amenorrhea sekunder, dan ginekomastia
dan galaktorea, abnormalitas fungsi tiroid
- Pankreas: pankreatitis akut (termasuk kasus fatal yang jarang)
- Metabolik: hiperamonemia, hiperglikemia
- Ekstremitas: edema tungkai
7. Nn. MY beberapa kali memiliki pacar, namun ia putus karena lebih mengutamakan
pekerjaannya
a. Apa makna dari tanda-tanda yang ditunjukkan Nn. MY? 1B (Fia dan Bram)
b. Apa yang dimaksud Nn. MY lebih mengutamakan pekerjaannya? 1B (Fia dan
Bram)
8. Nn. MY lebih memuja ayah dibanding ibunya karena ibunya membuat ayahnya menjadi
pekerja keras dan mengatur hidupnya sedangkan ayahnya memberikan dukungan
kepadanya.
a. Apa makna dari pernyataan diatas? 1B (Fia dan Bram)
9. Hipotesis
Nn. MY, 29 tahun menderita gangguan mood tanpa gejala psikotik
a. DD 1A (Lia)
b. Algoritma 1A (Lia)
c. Diagnosis Kerja 1A (Lia)
d. Definisi 1A (Lia)
e. Etiologi 1A (Lia)
f. Epidemio 1A (Lia)
g. Faktor resiko 1A (Lia)
h. Patofisiologi 1A (Lia)
i. Klasifikasi 1B (Fia dan Bram)
j. Manifestasi Klinis 1B (Fia dan Bram)
b. Gangguan bipolar I dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut perjalanan
longitudinal gangguannya. Namun hal yang pokok adalah paling tidak terdapat 1
episode manik di sana. Walaupun hanya terdapat 1 episode manik tanpa episode
depresi lengkap maka tetap dikatakan gangguan bipolar I. Adapun episode-episode
yang lain dapat berupa episode depresi lengkap maupun episode campuran, dan
episode tersebut bisa mendahului ataupun didahului oleh episode manik.
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III,
gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien
dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu.
Episode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik,
c. manik tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik. Hipomanik dapat
diidentikkan dengan seorang perempuan yang sedang dalam masa ovulasi
(’estrus’) atau seorang laki-laki yang dimabuk cinta. Perasaan senang, sangat
bersemangat untuk beraktivitas, dan dorongan seksual yang meningkat adalah
beberapa contoh gejala hipomanik. Derajat hipomanik lebih ringan daripada manik
karena gejalagejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi sosial. Pada manik,
gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh pekerjaan
dan aktivitas sosial. Harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis. Perasaan
mudah tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi. Tanda manik lainnya
dapat berupa hiperaktifitas motorik berupa kerja yang tak kenal lelah melebihi
batas wajar dan cenderung non-produktif, euphoria hingga logorrhea (banyak
berbicara, dari yang isi bicara wajar hingga menceracau dengan 'word salad'), dan
biasanya disertai dengan waham kebesaran, waham kebesaran ini bisa sistematik
dalam artian berperilaku sesuai wahamnya, atau tidak sistematik, berperilaku tidak
sesuai dengan wahamnya. Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham
maka diagnosis mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan.
• Hanya 50-60% pasien dengan gangguan bipolar I yang dapat diatasi gejalanya
dengan lithium. 7% pasien ini, gejala tidak terulang. 45% Persen pasien mengalami
lebih dari sekali kekambuhan dan lebih dari 40% mempunyai suatu gejala yang
menetap.