Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal Praktek Kerja Lapang yang berjudul “Sistem Pengendalian Mutu
Proses Produksi Biskuit Chocolatos Wafer Roll di PT Garudafood Putra Putri Jaya, Gresik,
Jawa Timur”. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moril maupun material.
2. Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, STP., MP. selaku ketua jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
3. Ibu Tanalyna Hasna STP, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal ini
4. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan proposal ini.
Demikian proposal yang dapat penulis sampaikan, atas kerjasama PT. Garudafood
Putra Putri Jaya, Gresik, Jawa Timur penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang wajib ditempuh
oleh mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan studi Strata-1. Tujuan dari pelaksanaan program PKL ini yaitu untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahaan untuk diterapkan di industri
sehingga mahasiswa dapat memahami permasalahan yang ada di dunia industri. Menambah
wawasan, pengetahuan, serta pengalaman mahasiswa mengenai kondisi sesungguhnya
dalam industri, serta sebagai sarana untuk melatih soft skill, melatih kedisiplinan, dan sifat
tanggung jawab mahasiswa.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam
bentuk Praktek Kerja Lapang.
2. Menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman mahasiswa mengenai
kondisi sesungguhnya dalam suatu industri pengolahan pangan dengan mengetahui
berbagai permasalahan praktis yang ada dengan realitas yang ada di lapangan.
3. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang Pendidikan Strata-1 (S-1) di
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Gula
Gula merupakan karbohidrat sederhana yang bersifat higroskopis dan dalam
tubuh akan langsung diserap dan diubah menjadi energi. Fungsi gula dalam pembuatan
wafer adalah sebagai senyawa yang memberikan rasa manis, menambah nilai gizi,
memberikan warna kecoklatan karena terjadi reaksi Maillard, pembentuk tekstur, dan
memperpanjang umur simpan produk (Paran, 2009).
4
2.2.3 Garam
Garam merupakan kirstal yang diperoleh dari penguapan alami air laut yang
biasanya dimurnikan dan dikeringkan secara vakum. Garam digunakan untuk
memberikan rasa, mengikat air dan meningkatkan kekuatan gluten sehingga adonan
lebih mudah diuleni. Garam juga dapat menghambat kerja enzim protease dan amilase
sehingga adonan yang dihasilkan tidak menjadi terlalu lengket dan tidak mengembang
berlebihan (Manley, 2011).
6
Adonan
Disaring
Krim
Wafer Roll
Dikemas
7
Susu bubuk, dextrose
Tepung, gula, pewarna,
monohidrat, bubuk coklat, minyak
perisa, dan garam
nabati, lemak reroti, pengemulsi,
dan garam
Adonan homogen
Krim
Gambar 2.2. Diagram Alir Pencampuran Adonan
b. Penyaringan
Adonan dan krim selanjutnya disalurkan ke alat penyaring yang melewati mag-
netting trap. Adonan dan krim disaring dengan tujuan untuk mencegah adanya
kontaminasi fisik yang dapat merusak produk. Adonan yang telah disaring kemudian
dimasukkan dalam ember dan diletakkan diatas trolly yang selanjutnya akan diproses
lebih lanjut (Citraresmi dan Putri, 2019).
c. Pemanggangan adonan (Baking)
Pada tahap ini terjadi proses pencetakan adonan kulit, dimana adonan kulit dibuat
dengan cara mengalirkan adonan yang terdapat dalam penampung hopper dengan
menggunakan selang, kemudian dialirkan dalam loyang pemanggangan.
Pemanggangan dilakukan pada suhu 100 (Citraresmi dan Putri, 2019).
d. Penggulungan pita wafer roll
Proses penggulungan pita wafer roll ini berjalan sangat cepat sebelum adonan kulit
menjadi dingin dan mengeras. Setelah proses pemanggangan selesai adonan kulit
secara otomatis akan ditarik dan digulung oleh spinner (Citraresmi dan Putri, 2019).
e. Filling cream
Setelah terbentuk gulungan wafer roll kemudian dilakukan proses filling cream.
Proses ini berlangsung sangat cepat, setelah proses penggulungan secara otomatis
adonan kulit langsung terisi dengan krim. Krim yang terdapat dalam penampung hopper
dialirkan dalam gulungan adonan melalui nozzle (Citraresmi dan Putri, 2019).
f. Pemotongan
Gulungan adonan kulit yang telah melewati proses filler kemudian masuk dalam
tahap pemotongan. Proses pemotongan ini dilakukan sesuai dengan ukuran wafer yang
diinginkan dan hasil potongannya sama panjang. Tahap pemotongan ini dilakukan
menggunakan mesin pemotong dengan bantuan sensor inframerah (Citraresmi dan
8
Putri, 2019).
g. Pengemasan
Produk yang telah jadi kemudian masuk dalam belt conveyor yang disalurkan
langsung menuju mesin pengemas. Perjalanan wafer selama menuju menuju tempat
pengemas pada belt conveyor terjadi proses penurunan suhu agar suhunya menjadi
stabil. Sebelum produk dikemas, dilakukan proses sortasi terlebih dahulu. Proses sortasi
berfungsi untuk memisahkan antara produk yang sesuai dengan standar dengan produk
yang kurang sesuai. Produk yang telah sesuai standar kemudian masuk dalam mesin
pengemas. Sedangkan produk yang tidak sesuai dengan standar akan digiling kembali
dan akan masuk dalam tahapan produksi kembali (Citraresmi dan Putri, 2019).
9
Tabel 2.1. Mutu SNI biskuit wafer SNI 01-2973-2011
No. Parameter Persyaratan
Keadaan
a. Bentuk Normal
1. b. Rasa Normal
c. Warna Normal
d. Tekstur Normal
2. Air (% b/b) Maksimal 5
3. Protein (% b/b) Minimal 9
4. Abu (% b/b) Maksimal 2
5. Lemak (% b/b) Minimal 9,5
Serat kasar (% b/b) Maksimal 0,5
Bahan Tambahan Makanan
7. b. Pewarna Tidak boleh ada Tidak boleh ada
c. Pemanis
Cemaran Logam
4.1 Tembaga/Cu (mg/kg) Maksimal 10
8. 4.2 Timbal/Pb (mg/kg) Maksimal 1,0
4.3 Seng/Zn (mg/kg) Maksimal 40
4.4 Raksa/Hg (mg/kg) Maksimal 0,05
9. Arsen/As (mg/kg) Maksimal 0,5
Cemaran Mikroba
a. Angka Lempeng Total Maksimal 1,0 x 106
10. b. Coliform Maksimal 20
c. E.coli <3
d. Kapang Maksimal 1,0 x 102
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2011
Kerenyahan merupakan kriteria penting dari berbagai produk biskuit. Kerenyahan ini
sangat dipengaruhi oleh jumlah kadar air dalam produk akan mempengaruhi daya tahan
bahan tersebut terhdadap reaksi biologis, kimiawi (Nugroho, 2007). Sedangkan kadar abu
menyatakan kandungan mineral yang terdapat pada wafer, dimana kandungan mineral ini
berhubungan dengan tingkat kemurnian dan kebersihan suautu produk. Semakin tinggi nilai
kadar abu yang terdapat dalam produk suatu produk maka diduga proses pembuatan wafer
tersebut kurang bersih.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
12
Tabel 3.1 Rangkaian Aktivitas PKL di PT Garudafood Putra Putri Jaya
3 3 4 1 2 3
1 Orientasi
a. Pengenalan pabrik dengan
staf, produksi, dan QA
b. Briefing dan overview proses
produksi
2 Aktivitas lapang
a. Kondisi umum dan fasilitas
perusahaan
b. Sistem managerial perusahaan
c. Bahan baku dan pengendalian
mutu
d. Tata letak dan peralatan
e. Sanitasi
f. Pengemasan produk
g. Limbah industri
13
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan praktek kerja lapang ini dibuat, dengan tujuan sebagai
bahan pertimbangan agar dapat diterima untuk melakukan praktek kerja lapang di PT
Garudafood Putra Putri Jaya. Apabila nantinya PT Garudafood Putra Putri Jaya menerima
permohonan praktek kerja lapang ini, kami berharap akan bimbingan dan bantuan dari
pembimbing lapang perusahaan dan pihak- pihak yang terkait dengan permasalahan yang
akan dibahas. Atas perhatian dan bantuannya, kami mengucapkan terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aksana, Mustika Z. 2016. Manajemen Produksi Pakan Konsentrat Sapi Perah di Koperasi
Andini Luhur Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Skripsi.
Universitas Diponegoro
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2973-1992. Biskuit. Bandung: Badan
Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 2973:2011. Biskuit. Bandung: Badan Standarisasi
Nasional
Citraresmi, A. D. P., dan Putri, F.P. 2019. Penerapan Hazard Analysis and Critical Control
Point (HACCP) pada Proses Produksi Wafer Roll. Jurnal Teknologi & Industri Hasil
Pertanian. 24(1): 1-14
Gunawan, S. M. 2010. Perencanaan Pabrik Pengolahan Wafer Roll dengan Kapasitas
Tepung Terigu 200 kg per Hari.
Hasdi, M. I. 2018. Kajian Penambahan Bubur Buah Naga Merah Utuh (Hylocereus sp.)
dengan Perbedaan Jenis Tepung Terhadap Karakteristik Fisikokimia dan
Organoleptik Cookies. Disertasi. Universitas Muhammadiyah Malang
Hadi, A. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/EIC 17025:2005. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka UTama
Hejanto, E. 2008. Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo
Husni, A., dan MGS, Muh P. P. 2018. Pengendalian Mutu Hasil Perikanan. Yogyakarta:
UGM Press
Khasbunalloh, K. 2019. Pengembangan Produk Wafer Stick Berdasarkan Preferensi
Konsumen (Study Kasus PT. Food and Beverage Industry). Jurnal Ilmiah Teknik
dan Manajemen Industri. 1(2): 162-170
Karyo, N. 2006. Pengendalian Mutu pada Industri Susu Pasteurisasi: Studi Kasus di PT
Indomilk, Jakrta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Kurniasari, F. 2018. Karakteristik Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Biskuit Kaya Protein
dengan Substitusi Tepung Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Tepung Ikan Teri
(Stolephorus sp). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang
Layton, M., dan Johnson L. 2012. Gluten-Free Baking for Dummies. Hoboken: John Wiley &
Sons
Manley, Duncan. 2011. Manley’s Technology of Biscuits, Crackers and Cookies. Amsterdam:
Elsevier
v
Mayasari, Rani. 2015. Kajian Karakteristik Biskuit yang Dipengaruhi Perbandingan Tepung
Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) dan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.).
Skripsi. Bandung: Universitas Pasundan
Nugroho, Aji. 2007. Kajian Metode Penentuan Umur Simpan Produk Flat Wafer dengan
Metode Akselerasi Berdasarkan Pendekatan Model Kadar Air Kritis. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor
Tiefenbacher, K.F. 2017. The Technology of Wafers and Waffles I: Operational Aspects.
Oxford: Elsevier
Usman, G.O., Ameh, U.E., Alifa, O.N. and Babatunde, R.M. 2015. Proximate Composition of
Biscuits Produced from Wheat Flour and Maize Bran Composite Flour Fortified with
Carrot Extract. Journal of Nutrition & Food Sciences. 5(5):1-2.
Wrigley, C.W., Corke, H., Seetharaman, K. and Faubion, J. 2015. Encyclopedia of Food
Grains. Oxford: Academic Press
vi