Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Persepsi merupakan proses aktif memilah, menata dan menafsirkan orang, obyek, kejadian,
situasi dan aktivitas (Wood, 1997: 47). Manusia memilah hanya hal ihwal tertentu dalam
hidup mereka, lalu menata dan menafsirkannya secara selektif. Persepsi membentuk
bagaimana manusia memahami orang lain dan dunianya sekaligus berbagai pilihan yang
diambil dalam hidup mereka. Contohnya, bila seseorang beranggapan (perceive) orang lain
sebagai bermusuhan atau menentangnya, maka ia bisa berinteraksi secara defensif atau
meminimalkan komunikasi. Dengan sendirinya, persepsi memotivasi seseorang untuk
bersikap dan bertindak dalam sebagian besar aktivitas hidupnya. Sementara itu, persepsi dan
motivasi tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling mempengaruhi. Persepsi membentuk
pandangan seseorang terhadap orang lain, dunia dan segala isinya. Pada gilirannya,
pandangan personal ini memotivasi seseorang untuk berpendirian dan bertindak tertentu.
Ihwal Public Relations (PR) misalnya, telah menciptakan semacam polarisasi tertentu di
lingkungan civitas akademik. Meskipun duduk dan menimba ilmu tentang PR di bangku yang
sama, pandangan mereka terhadap PR akan berbeda-beda. Persepsi terdiri dari tiga proses
yang saling berkaitan, yakni seleksi,organisasi dan interpretasi (Wood, 1997: 48). Ketiga
proses ini bercampur jadi satu. Manusia menata persepsi bahkan seperti mereka memilah apa
yang dirasakan sekaligus menafsirkan dengan cara tertentu. Tiap proses mempengaruhi dua
proses lainnya. Apa yang dicantumkan mengenai orang dunia dan segala isinya
mempengaruhi bagaimana seseorang menafsirkan semua itu. Interpretasi terhadap suatu
situasi mengarahkan seseorang untuk secara selektif mencantumkan aspek-aspek setting
tertentu, bukan yang lain.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi dan prinsip persepsi ?
2. Bagaimana proses pengorganisasian dalam persepsi dan faktor apa yang
mempengaruhi persepsi ?
3. Apa saja macam-macam persepsi dan bagaimana cara meningkatkan akurasi persepsi?
4. Apa kesalahan dan manfaat mempelajari persepsi di dunia kerja ?
5. Bagaimana konsep berfikir positif ?
1.3 Tujuan
Untuk
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan prinsip persepsi


a. definisi
Persepsi yaitu sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls-impuls
sensorik menjadi suatu pola bermakna. Persepsi merupakan dasar belajar, berpikir,
dan bertindak, dan penemuan mengenai proses-proses ini seringkali ditempatkan
dalam penggunaan praktis. Sebuah pemahaman mengenai persepsi dapat juga
membantu seseorang berpikir lebih kritis mengenai pengalamannya (Wade & Tavris,
2007).
Persepsi merupakan proses yang integrated dari individu terhadap stimulus
yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu
merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Moskowitz dan Ogel dalam
Walgito, 2003).
b. prinsip persepsi
2.2 proses pengorganisasian dalam Persepsi dan Faktor yang mempengaruhi persepsi
a. proses pengorganisasian dalam persepsi
b. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dibagi menjadi dua, yaitu(Hasmine,
2013):
a. Faktor internal yang mempengaruhi presepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat
dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:
1. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang
diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk
memberikanarti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk
mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap
lingkungan dapat berbeda.
2. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental
yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga
perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan
mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
3. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa
banyak energi atau perceptual vigilanceyang digerakkan untuk mempersepsi.
Perceptual vigilancemerupakan kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai
minat.
4. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan
jawaban sesuai dengan dirinya.
5. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada
ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-
kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.6.
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.
b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari
linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut
dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan
mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.
Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
1. Ukuran dan penempatan dari obyekatau stimulus. Faktor ini menyatakan
bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk
dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan
melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian
pada gilirannya membentuk persepsi.
2. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih
banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan
yang sedikit.
3. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya
dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan
individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
4. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya
sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang
bisa mempengaruhi persepsi.
5. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap
obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan
obyek yang diam.

2.3 Macam – macam persepsi dan cara meningkatkan akurasi persepsi


a. macam-macam persepsi

1. Persepsi Visual

Persepsi visual bisa didapatkan melalui penglihatan. Penglihatan merupakan


kemampuan individu dalam mengenali cahaya dan kemudian menafsirkannya. Indra
yang digunakan untuk penglihatan pada tubuh manusia adalah mata. Banyak hewan
yang memiliki indra penglihatan namun tidak terlalu tajam sehingga menggunakan
indra lainnya yang digunakan untuk bisa mengenali lingkungannya, misalnya saja
seperti kelelawar yang menggunakan pendengaran. Manusia yang memiliki daya
penglihatan yang menurun, bisa dibantu dengan menggunakan alat bantu penglihatan
maupun menjalani operasi lasik untuk dapat memperbaiki daya penglihatan.

Jenis persepsi ini merupakan persepsi yang paling awal yang berkembang pada bayi
serta bisa mempengaruhi bayi dan balita untuk dapat memahami kondisi di sekitarnya.
Persepsi visual menjadi topik utama yang berasal dari bahasan persepsi umum dan
menjadi jenis persepsi yang paling sering dibicarakan sehari-hari.

2. Persepsi Auditori

Jenis persepsi ini didapatkan dari indera pendengaran, yaitu telinga. Pendengaran
merupakan kemampuan yang digunakan untuk mengenali suara. Pada manusia dan
binatang yang bertulang belakang, pendengaran dilakukan oleh sistem pendengaran,
mulai dari telinga, sistem syaraf, dan otak. Tidak semua suara bisa dikenali oleh
semua hewan. Ada beberapa spesies yang hanya dapat mengenali frekuensi dan
amplitudo tertentu. Manusia hanya dapat mendengar pada rentang suara 20 Hz –
20.000 Hz. Jika dipaksakan melebihi rentang tersebut, mendengarkan pada frekuensi
tinggi secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan pada sistem pendengaran.

3. Persepsi Perabaan

Persepsi perabaan merupakan jenis persepsi yang didapatkan melalui indera kulit.
Kulit terbagi menjadi 3 bagian, yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan subkutis.
Kulit memiliki fungsi sebagai pelindung untuk organ-organ bagian dalam, misalnya
saja seperti tulang dan otot. Fungsinya sebagai alat peraba yang dilengakapi dengan
beragam reseptor yang peka pada berbagai rangsangan yang didapatkan. Selain itu
kulit juga memiliki fungsi sebagai alat ekskresi, mengatur suhu tubuh, dan lainnya.

Berkaitan dengan fungsinya yang digunakan sebagai alat peraba, kulit dilengkapi
reseptor khusus yang digunakan untuk menerima rangsangan. Reseptor untuk
menerima rasa sakit, ujungnya agak menjorok ke dalam masuk ke epidermis. Reseptor
untuk tekanan, ujungnya di lapisan dermis dan jauh dari lapisan epidermis. Reseptor
untuk rangsang panas dan sentuhan, ujung reseptornya berada di dekat lapisan
epidermis.

4. Persepsi Penciuman

Persepsi penciuman didapatkan melalui indera penciuman yaitu hidung. Penciuman


merupakan kemampuan dalam menangkap atau merasakan bau. Perasaan ini
dimediasi sel-sel sensor yang secara khsuus berada di rongga hidung vertebrata dan
analogi, sel sensor yang berada di antena invertebrata. Untuk jenis hewan penghirup
udara, sistem penciuman digunakan untuk mendeteksi zat kimia atau pada kasus
lainnya pada sistem penciuman aksesori, fase cair.

5. Persepsi Pengecapan

Persepsi pengecepan didapatkan melalui indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan


merupakan bentuk kemoreseptor langsung yang menjadi salah satu panca indera yang
ada di tubuh manusia. Indera ini memiliki kemmapuan untuk bisa mendeteksi rasa
dari sesuatu yang dimakan. Pada manusia maupun hewan verterbrata lain, indera
pengecapan memiliki keterkaitan akan indra penciuman dalam persepsi otak terhapa
sebuah rasa. Sensasi pengecapan klasik, biasanya mencakup rasa manis, asin, pahit,
dan asam. Namun beberapa belakangan ini, ahli psikofisik dan neurosains
memberikan usulan terkait penambahan rasa baru seperti rasa gurih dan asam lemak.
Pengecapan merupakan fungsi sensoris di dalam sistem syaraf pusat. Sel reseptor
yang ada pada manusia bisa ditemukan pada lidah, langit-langit lunak, epiglotis, dan
epitelium faring.

6. Sosial

Persepsi sosial adalah bagian dari jenis persepsi yang memperbolehkan individu untuk
bisa memahami individu lainnya dan kelompok di dalam lingkungan sosial. Sehingga
menjadi bagian dari sebuah kognisi sosial.

7. Persepsi Bicara

Persepsi bicara adalah proses dalam bahasa yang bisa didengar, diintepretasikan
hingga dapat dimengerti. Menurut riset yang ada, perseps bicara bertujuan untuk
memahami bagaimana manusia bisa mendengar dan memahami tentang suara yang
berisikan tentang kata-kata serta menggunakan informasi tersebut untuk bisa
memahami bahasa yang dibicarakan.

Proses pemahaman bahasa ini akan dimulai dari tingkat suara yang mana sinyal audio
diproses seperti dalam proses pendengaran. Awalnya sinyal audio akan dibandingkan
dengan visual, yang paling utama adalah saat melihat pergerakan bibir sehingga bisa
mendapatkan petunjuk.

7. Wajah

Persepsi wajah mengacu pada proses kognitif yang mana memfokuskan terhadap
penanganan wajah manusia, termasuk diantaranya persepsi mengenai identitas
individu serta ekspresi wajah yang digunakan sebagai petunjuk emosional.
8. Sentuhan Sosial

Sentuhan sosial adalah bentuk persepsi yang dibentuk saat menerima sentuhan yang
berasal dari individu lainnya. Informasi yang didapatkan dari individu lainnya akan
diterima dan kemudian diproses dengan cara-cara yang berbeda dari informasi
sentuhan yang didapatkannya melalui interaksi.

9. Persepsi Melalui Indra Lainnya

Jenis persepsi lainnya adalah yang didapatkan melalui indra lainnya, yang mana
memungkin tubuh manusia untuk bisa melakukan berbagai macam persepsi seperti
keseimbangan tubuh, gravitasi, pembuangan urin dan feses hingga yang dirasakannya
di dalam paru-paru dan kerongkongan.

2.2 Konsep Berpikir Positif


a. Pengertian Berfikir Positif
“Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat
kepribadian diri dan karakter” (Sakina : 2008)
Berfikir positif adalah cara berfikir yang di proses secara positif yang
menghasilkan “energi yang positif”, yaitu suatu energi yang akan menghasilkan
pemikiran-pemikiran dan sikap-sikap yang baik yang dapat membuat manusia
menjadi bersemangat, melakukan hal-hal yang benar dan menjadi bahagia. Berpikir
positif adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu, karena dengan
sifat ini, banyak hasil baik yang akan diperoleh. Pikiran positif tak akan membuat kita
menjadi berhenti karena keterbatasan, namun pikiran positif justru akan membuat
kita mencari kekuatan kita hari demi hari. Berpikir positif terdiri dari tiga komponen,
yaitu muatan pikiran, penggunaan pikiran, dan pengawasan pikiran.
1. Muatan Pikiran
Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang
positif atau muatan yang positif. Menurut Ubaedy, muatan positif untuk pikiran
adalah berbagai bentuk pemikiran yang memiliki kriteria:
1. Benar (tak melanggar nilai-nilai kebenaran),
2. Baik ( bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan), dan
3. Bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).
2. Penggunaan Pikiran
Tujuan dari dimensi ini adalah menggunakan pikiran kita yang telah terisi oleh
muatan positif. Untuk dapat memaksimalkan pikiran positif, penggunaan pikiran
perlu direalisasikan dalam bentuk nyata. Karena muatan positif yang berada di
pikiran masih merupakan muatan yang lemah.
3. Pengawasan Pikiran
Dimensi ke tiga dari berpikir positif adalah pengawasan pikiran. Aktivitas ini
mencakup usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang dimasukkan ke ruang
pikiran dan bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahui terdapat hal-hal yang
negatif ikut masuk ke ruang pikiran maka perlu dilakukan tindakan berupa
mengeluarkan hal-hal yang negatif tersebut dengan menggantinya dengan hal-
hal yang positif. Demikian pula jika ternyata teridentifikasi bahwa pikiran bekerja
tidak semestinya maka dilakukan usaha untuk memperbaiki kelemahan atau
kesalahan tersebut.

b. Ciri – Ciri Berfikir Positif


1. Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang
terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar
hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala
sesuatu lebih baik
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
‘Memelihara’ pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa
tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu,
mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi
si pemikir positif.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini
jelas bukan penganutnya.
8. Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti “Masalah itu
pasti akan terselesaikan,” dan “Dia memang berbakat.”
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan
tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi
yang bersahabat, antusias, dan ‘hidup’.
10. Peduli pada citra diri
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di
dalam.

c. Prinsip Berfikir Positif


1. Prinsip untuk selalu memikirkan hal-hal yang positif, karena kita akan menjadi
seperti apa yang kita pikirkan dan katakan.
2. Prinsip untuk selalu menimbang untung dan rugi sebelum melakukan sesuatu,
baik dalam bentuk pikiran, perasaan, perbuatan, dan penampilan.
3. Prinsip untuk selalu mengambil hikmah dari setiap pristiwa terburuk sekalipun.
4. Prinsip bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya, demikian halnya dengan
kesulitan, kegagalan, dan kesedihan.

d. Manfaat Berfikir Positif


Berikut ini beberapa manfaat dari berpikit positif :
1. Mengatasi stress (Stress Management)
Berpikir positif membantu Anda mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran
negatif, mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan
mengurangi stres. Ketika Anda mengembangkan sikap positif Anda bisa
mengontrol hidup Anda dengan baik.
2. Menjadi lebih sehat (Health)
Pikiran kita secara langsung mempengaruhi tubuh dan bagaimana cara
bekerjanya. Ketika Ada mengganti pikiran negatif dengan ketenangan,
kepercayaan dan kedamaian, bukannya dengan kebencian, kecemasan, dan
kekhawatiran, maka Anda akan merasakan kesejahteraan. Dan ini berarti Anda
tidak mengalami gangguan saat tidur, tidak merasakan ketegangan otot,
kecemasan, dan kelelahan. Orang-orang yang berpikir negatif lebih muda
terkena depresi.
3. Percaya diri (Confidence)
Dengan berpikir positif, maka Anda lebih percaya diri dan tidak untuk mencoba
menjadi orang lain. Jika Anda tidak percaya diri Anda tidak akan pernah
mendaptkan kehidupan yang lebih baik.
4. Bisa mengambil keputusan yang benar (Smart-Decision)
Berpikir positif mencegah Anda memilih keputusan yang salah atau melakukan
hal yang bodoh yang kemudian Anda sesali. Berpikir positif membuat Anda
memilih keputusan dengan cepat.
5. Meningkatkan fokus (Focus)
Menggunakan pikiran positif membantu Anda lebih fokus saat menghadapi
masalah. Jika Anda berpikir negatif akan membuang-buang waktu, dan energi
Anda.
6. Bisa mengatur waktu lebih baik (Time Management)
Dengan meningkatnya fokus serta kemampuan membuat keputusan yang lebih
baik, Anda akan lebih terorganisir. Ini akan membantu Anda mendapatkan lebih
banyak waktu untuk diri sendiri dan orang yang Anda cintai.
7. Lebih sukses dalam hidup (Success)
Sikap positif tak hanya bisa meningkatkan fokus Anda dan lebih bisa mengatur
waktu dengan baik tetapi mengarahkan Anda pada kebahagian dan keberhasilan
saat mengubah hidup Anda.
8. Memiliki banyak teman (Acquintances)
Ketika berpikir positif, Anda akan menarik perhatian orang-orang dan ketika
orang-orang tersebut dekat dengan Anda mereka akan merasa nyaman.
9. Menjadi pemberani (Brave)
Ketakutan berasal dari pikiran negatif. Menjadi pemikir positif menghilangkan
rasa takut. Keberanian berasal dari kenyataan bahwa Anda tetap positif Anda
akan tahu bahwa apapun yang terjadi dalam hidup Anda, Anda dapat
menghadapinya.
10. Hidup lebih bahagia (Happiness)
Percaya diri merupakan suatu fakta bahwa Anda bahagia menjadi diri Anda
sendiri dan tidak mencoba untuk menjadi orang lain. Jika Anda memiliki
semangat berpikir positif, Anda selalu mengantisipasi hidup bahagia, damai,
tawa, kesehatan yang baik dan kesuksesan finansial.

Anda mungkin juga menyukai