Anda di halaman 1dari 24

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran))

Oleh :

Nama : Halimatussa’diyah
NPM : 240110160002
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 26 September 2017
Waktu/Shift : 09.30 s.d 11.30 WIB / A1
Asisten : 1. Connie S.a Sidabutar
2. Lisa Oktavia BR Napitupulu
3. Zahrah Eza Arpima
4. Zulfaa Irbah Zain

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan hasil pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi dalam sektor
pertanian yang sangat besar dimiliki Indonesia. Bahan hasil pertanian juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor pangan. Bahan hasil pertanian
juga memiliki karakteristik mudah rusak sehingga dapat menyebabkan kerugian
yang akan berdampak terhadap penurunan mutu bahan hasil pertanian. Kerusakan
tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor secara fisiologis, mekanis, kimia,
biologis, dan termis yaitu kerusakan berupa adanya mikroorganisme yang
menempel pada bahan hasil pertanian.
Permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan memperhatikan proses agar
tidak terjadi kerusakan yang dapat menurunkan mutu bahan hasil pertanian.
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian sangat perlu diperhatikan dalam analisis
perencanaan penanganan hasil pertanian, karena bentuk dan ukuran merupakan
bagian karakteristik fisik yang dimiliki oleh bahan hasil pertanian dalam
pendeskripsian bahan hasil pertanian.
Pengetahuan tentang karakteristik bntuk dan ukuran bahan hasil pertanian
dapat dilakukan dengan menganalisis perancangan alat dan mesin yang berkaitan
dengan proses sehingga mencapai hasil akhir bahan hasil pertanian. Analisis yang
dilakukan yaitu perancangan alat dan mesin dari segi material, proses
pengoperasian, dan pengendalian yang digunakan untuk mengolah bahan hasil
pertanian agar tidak terjadi kerusakan dalam penanganannya, khususnya pada saat
proses sortasi dan grading.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu:
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran ,
kebundaran, kebulatan;
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Bahan Hasil Pertanian


Bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik terjadi pada saat
di lahan ataupun saat dalam proses penanganan pascapanen. Kerusakan yang
terjadi disebabkan beberapa faktor yaitu faktor fisiologis, mekanis, kimia,
biologis, dan termis. Untuk mengendalikan kerusakan bahan hasil pertanian
tersebut diperlukan pengetahuan tentang karakteristik teknik dari bahan hasil
pertanian yang meliputi karakteristik fisik, mekanik, dan termal (Sudaryanto,
2005).
Karakteristik yang dimiliki bahan hasil pertanian diantaranya, yaitu bentuk,
ukuran, luas permukaan, berat, warna, porositas, densitas, kadar air, dan
penampakkan. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk
pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi
dan penyimpanan bahan, seperti elektroistatik, pantulan cahaya dalam evaluasi
warna, dan dalam pengembangan alat sortasi dan grading (Suharto, 1991).
Pengetahuan tentang karakteristik bahan hasil pertanian diperlukan sebagai
data dasar dalam beberapa hal berikut:
1. Merancang mesin- mesin pengolahan, menentukan bahan atau material
kontruksinya, pengoperasian, dan pengendaliannya;
2. Menganalisis dan menetukan efesiensi suatu mesin, maupun proses
pengolahan;
3. Mengembangkan produk-produk olahan baru dari bahan berupa tanaman
dan hewan;
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang
sangat sulit dipisahkan dalam hal objek fisik bahan, dan keduanya diperlukan
untuk pendeskripsian karakteristik fisik suatu bahan secara jelas (Sarifah
Nurjanah, 2016).
2.2 Kriteria Bentuk dan Ukuran Bahan Hasil Pertanian
Karakteristik suatu bahan memiliki beberapa kriteria yang dapat digunakan
untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu:
2.2.1 Bentuk Acuan (charted standard)
Dalam metode ini, pemeriksaan bahan dilakukan melalui pengamatan
terhadap keadaan permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya atau
atau mengukur parameter-parameter bahan dan kemudian membangdingkannya
dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard). Dalam
bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk memeriksa
suatu objek. (Sudaryanto, 2005). Istilah objek dari bentuk acuan dapat dilihat dari
table dibawah ini .
Tabel 1.Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan
Bentuk Deskripsi
Bundar (Round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
Membujur (Oblong) Diameter vertical lebih besar daripada
diameter horizontal
Kerucut (Conic) Meruncing ke arah bagian puncak
Bujur telur (Ovate) Bentuk seperti telur dan melebar pada
bagian pangkal
Berat sebelah atau miring Poros yang menghubungkan pangkal dan
(Lopsided) puncak tidak tegak lurus melainkan miring

Bujur telur terbalik (Obovate) Seperti telur terbalik


Bulat panjang (Elliptical) Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)
Kerucut terpotong (Truncate) Kedua ujungnya mendatar atau persegi
Tidak seimbang (Unequal) Separuh bagian lebih besar dari yang lain
Ribbed Pada potongan melintangnya sisi-sisinya
menyerupai sudut-sudut
Teratur (Regular) Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
Tidak teratur (Irregular) Potongan horisontalnya sama sekali tidak
menyerupai lingkaran
Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuk atau
puncak
(Sumber : Sudaryanto, 2005)

2.2.2 Kebundaran (roundness)


Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar dari 0-1. Apabila nilai kebundaran
suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut adalah
bundar. Rumus untuk menghitung kebundaran (roundness) yaitu:

Keterangan:
r1 = diameter dalam
r2 = diameter luar

2.2.3 Kebulatan (sphericity)


Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola
yang mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter bola terkecil
yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan
suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil
pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Namun kenyataan di lapangan, tidak ada bahan pertanian yang memiliki bentuk
bulat sempurna. Selain itu, bentuk bahan pertanian juga dapat berubah akibat
proses penanganan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerusakan mekanis
(Mohsenin, 1965). Rumus untuk menghitung kebulatan (spherecity) yaitu:

Keterangan:
a = sumbu terpanjang (mayor)

b = sumbu pertengahan (intermediate)


2.2.4 Pengukuran Dimensi Sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijian , garis besar
proyeksi dai setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar
photo (photographics enlarger), namun cara sederhana dapat pula dilakukan
dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead Projector). Cara
penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP adalah sebagai
berikut:
1.Bahan (biji-bijian) diletakkan di atas OHP untuk diproyeksikan;
2.Kertas millimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas millimeter blok tersebut;
3.Buatlah pola pada kertas millimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari
bahan;
4.Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka a, b, dan c dari bahan
dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor), sumbu b
adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c adalah sumbu
terpendek (sumbu minor).

2.2.5 Kemiripan terhadap Benda-benda Geometri


Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan
hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-
benda geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid) , bulat
membujur (oblate spheroid), dan kerucut atau silinder. Adapun definisi dari
masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1.Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya.
2.Bulat membujur (oblate spheroid) adalah bentuk yang terjadi kalau sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya.
3.Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
silinder(tabung).
Setelah diketahui bentuk bahan berdasarkan kemiripan terhadap benda-
benda geometri, maka volume dan luas permukaan bahan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
1.Bulat memanjang (prolate spheroid):
V=

S=2 +2

e=

Keterangan:
V = volume
S = luas permukaan
a = sumbu memanjang elips (mayor)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksenrisitas

2.Bulat membujur (oblate spheroid)


V=

S=2 +2

e=

Keterangan:
V = volume
S = luas permukaan
a = sumbu memanjang elips (mayor)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksenrisitas

3.Kerucut berputar
V = ( )h( )

S=
Keterangan:
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari bagian puncak kerucut
h = tinggi benda
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat tulis, untuk menulis hasil praktikum;
2. Jangka, untuk membuat lingkaran dalam dan lingkaran luar pada sketsa
bahan hasil pertanian;
3. Jangka sorong, untuk menghitung diameter dari bahan hasil pertanian;
4. Kalkulator, untuk menghitung;
5. Log book, untuk menyimpan data praktikum;
6. Milimeter blok, untuk menggambar sketsa dalam perhitungan
kebundaran;
7. Penggaris, untuk mengukur;
8. Over Head Projector (OHP), untuk memproyeksikan bentuk bahan hasil
pertanian;
9. Spidol warna, untuk membedakan warna antara lingkaran dalam dan
lingkaran luar pada hasil perhitungan kebundaran.

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan saat praktikum:
1. Kentang;
2. Mentimun;
3. Telur;
4. Totmat;
5. Wortel.

3.2 Prosedur Praktikum


3.2.1 Menentukan kebundaran (Roundness) dengan menggunakan OHP
1. Menempatkan bahan dan mistar sebagai skala pembanding pada OHP
sehingga bahan dapat diproyeksikan.
2. Menggambar proyeksi bahan pada kertas milimeter block dengan
menggunakan pensil.
3. Menentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap)
dan luas lingkaran terkecil (Ac) dengan menggunakan planimeter.
4. Menghitung kebundaran (Roundness) bahan dengan menggunakan
persamaan kebundaran (Roundness)

3.2.2 Menentukan kebulatan (Sphericity)


1. Mengukur sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu
terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet), dan c (sumbu
terpendek/minor).
2. Menghitung kebulatan (Sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan kebulatan (Sphericity)

3.2.3 Menentukan volume dan luas permukaan teoritis bahan (kemiripan)


1. Mengukur sumbu a, b , dan c dari bahan.
2. Menentukan kemiripan bahan terhadap bentuk geometri : bulat
memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid) dan
kerucut berputar atau silinder.
3. Menghitung volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan
persamaan diantaranya :
a. Bulat memanjang (prolate spheroid)
b. Bulat Membujur (oblate spheroid)
c. Kerucut berputar atau silinder
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengukuran Kelompok 1
Pengamat r1 r2 a B c S
V
an (m (m (m (m (m h Rd Sp (m2)
(m3)
(Bahan) m) m) m) m) m)
Roundnes 0,89 -
52 6 - - - - - -
s (Tomat) 75
Sphericity 0,87 -
- - 57 48,7 45,3 - - -
(Telur) 893
1,98 5,32
BMP -
- - 84,4 66,4 - - - 12 x 396
(Kentang)
10-3
2,61 0,14
BMB -
- - 135 34,3 - - - 8x 5796
(Timun)
10-3
6,59 0,04
KB 26 -
37,9 17,7 - - - - 04 555
(Wortel) 0 -4
x10
(Sumber: Hasil Praktikum Kelompok 1, 2017)

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kelompok 2


c
Pengamat a b ( h
r1 r2 V S
an (m (m m (m Rd Sp 3
(mm) (mm) (m ) (m2)
(bahan) m) m) m m)
)
Roundnes 0.44
34 51 - - - - - - -
s (tomat) 4
5
Sphericit 70, 67, 0.8
- - 3, - - -
y (telur) 4 2 98
4
B 1,20 1,60
75,
M - - 51 - - - - 8x 39 x
Kemiri 2
P 10-3 10-5
pan
B 2,01
denga 28, 0,12
M - - 130 - - - - 75 x
n 5 91
B 10-3
geomet
4,69
ri K 20, 0,01
6,5 10,5 - - - - - 2x
B 6 08
10-5
(Sumber: Hasil Praktikum Kelompok 2, 2017)

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kelompok 3

Pengamat r1 r2 a B c S
V
an (m (m (m (m (m h Rd Sp (m2)
(m3)
(Bahan) m) m) m) m) m)
Roundnes 0.30 -
2.7 4.9 - - - - - -
s (Tomat) 36
Sphericity 59.1 43.7 0.85 -
- - 50 - - -
(Telur) 5 5 509
1,77 2.02
BMP -
- - 86 57.2 - - - 2x 01
(Kentang)
10-3
2.63 0,02
BMB 140. -
- - 32 - - - 66 x 979
(Timun) 25
10-3
3.70 0,02
KB 18 -
37,5 10 - - - - 37 835
(Wortel) 8
x10-4
(Sumber: Hasil Praktikum Kelompok 3, 2017)
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kelompok 4

r1 r2 a b c h
Pengamatan R V S
(m (m (m (m (m (m Sp
(bahan) d (m3) (m2)
m) m) m) m) m) m)
Roundness 32. 0.4
49 - - - - - - -
(tomat) 5 39
Sphericity 60. 56. 52. 0.9
- - - - -
(telur) 2 3 05 32
BM 77. 77. 1.935
- - - - - - 2.188
Kemiri P 4 1 x 10-3
panden BM 147 34. 3.091
- - - - - - 0.168
gangeo B .1 1 x 10-3
metri 18. 19. 0.027 3.591 x
KB 31 - - - - -
3 4 x 10-3 10-3
(Sumber: Hasil Praktikum Kelompok 4, 2017)

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelompok 5

r1 r2 a b c h
Pengamatan R V S
m m m m m m Sp
(bahan) d (m3) (m2)
m m m m m m
0.7
Roundness
30 35 - - - - 39 - - -
(tomat)
4
0.8
Sphericity
- - 58 54 45 - 97 - -
(telur)
3
Kemiri 1.524
BM
pan - - 76 63 - - - - 3x 1.8541
P
dengan 10-3
geomet BM 14 2.741
- - 32 - - - - 0.1572
ri B 3 x 10-3
19 0.374
KB 11 36 - - - - - 0,0293
7 x 10-3
(Sumber: Hasil Praktikum Kelompok 5, 2017)

4.2 Perhitungan
4.1.1 Perhitungan Data kelompok 1

1. Roundness (Rd) = = = 0.8975 mm

2. Sphericity (Sp) = = = 0,87893 mm

3. BMP
V= = 1,9812605 x 10-3m3

e= = 0,6172

S = 2 b2 + 2 sin-1e

=2 66,42 + 2 sin-10,6172

= 5,323965901 m2
4. BMB
V= = 2,618486 x 10-3 m3

e= = 0,967184

S= 2 a2 + 2

2
=2 +2

= 0,1457968809 m2
5. KB
V = ( )h( )

= ( )(260mm)( )

= 6,59041003 x 10-4m3

S=

=
= 0,0455517214 m2
4.1.2 Perhitungan Data Kelompok 2

1.

2.

3. BMP

4. BMB

5. KB

(0.01052=4.6927×10 5 m3

0.065−0.0105212=0.0108 m2

4.1.3 Perhitungan Data Kelompok 3

1.
2.

3. BMP

4. BMB

29791,46487 mm

5. KB

10212=0,02835297187 m2

4.1.4 Perhitungan Data Kelompok 4

1.
2.

3. BMP
mm3

4. BMB

5. KB
4.1.5 Perhitungan Data Kelompok 5

1.

2.

3. BMP

4. BMB
= 2741010.269 mm

= 0.1572 m2

5. KB
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini praktikan melakukan beberapa pengukuran terhadap


bahan hasil pertanian. Pengukuran pertama yaitu mengkur kebulatan (roundness)
dengan bahan yang digunakan yaitu tomat, pengukuran roundness ini
menggunakan alat yang bernama Over Head Projector (OHP), dari hasil
pengukuran tomat menggunakan OHP ini diperoleh hasil r1 30 mm, r2 35 mm, dan
roundness 0.7394. Nilai yang dihasilkan menunjukkan bahwa tomat yang
praktikan ukur memiliki bentuk yang bundar akan tetapi tidak terlalu bundar,
tomat tersebut dapat dikatakan bundar karena kebundaran hasil pertanian memilik
kisaran antar 0-1. Kesalahan pengukuran mungkin saja terjadi karena kurangnya
faktor ketelitian yang membuat bentuk proyeksi pada milimeter blok menjadi
berbeda.
Pengukuran kedua adalah kebulatan (sphericity), bahan yang digunakan
untuk mengukur kebulatan ini ialah telur. Bagian yang dianalisis yaitu sumbu
terpanjang (a), sumbu pertengahan (b), dan sumbu terpendek (c). Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan alat yaitu jangka sorong, sehingga diperoleh nilai
a sebesar 58 mm, nilai b 54 mm, dan nilai c 45 mm, nilai kebulatan pada telur
sebesar 0.8973. Nilai kebulatan tersebut diperoleh dari perhitungan kebulatan
yang dilakukan dnegan cara membandingkan antara diameter bola yang
mempunyai volume sama dengan onjek dengan diameter bola terkecil yang dapat
mengelilingi objek. Nilai kebulatan telur yang diperoleh hampir mendekati 1
sehingga dapat diartikan bahwa bahan hasil pertanian tersebut mendekati bentuk
bulat.
Pengukuran ketiga yaitu pengukuran kemiringan dengan geometri bulat
memanjang (BMP). Bahan yang digunakan dalam pengukuran ini ialah kentang
yang diukur menggunakan alat jangka sorong. Pengukuran yang diperoleh
terhadap kentang yaitu sumbu memanjang elips (a) sebesar 76 mm, dan sumbu
membujur elips (b) sebesar 63 mm. Perhitungan tersebut dilakukan untuk
memperoleh perhitungan volume (V), eksentrisitas (e), dan luas permukaan (S).
Hasil pengukuran tersebut didapat volume kentang sebesar 1.5423 x 10-3 m3,
eksentrisitas sebesar 0.5593, dan luas permukaan sebesar 1.8542 x 10-5 m2.
Pengukuran keempat yaitu pengukuran kemiringan dengan bulat
membujur. Pengukuran ini menggunakan bahan yaitu timun dan alatnya yaitu
jangka sorong. Pengukuran yang dilakukan terhadap timun sama halnya dengan
pengukuran geometri bulat memanjang (BMP). Pengukuran yang dilakukan
terhadap timun yaitu sumbu memanjang elips (a) sebesar 143 mm, dan sumbu
membujur elips (b) sebesar 32 mm. Pengukuran tersebut digunakan untuk
mendapatkan perhitungan volume (V), eksentrisitas (e), dan luas permukaan (S).
Hasil perhitungan yang diperoleh yaitu volume sebesar 2.741 x 10-3 m3,
eksentrisitas sebesar 0.9746, luas permukaan sebesar 0.1572 x 102 m2.
Pengukuran kelima yaitu pengukuran kerucut berputar atau silinder (KB).
Pengukuran ini menggunakan bahan yaitu wortel, alatnya yaitu jangka sorong dan
penggaris. Pengukuran ini diperoleh bebarapa hasil yaitu jari-jari bagian dasar
wortel (r1) sebesar 11 mm, dan jari-jari bagian puncak wortel sebesar 36 mm,
serta ketinggian wortel sebesar 197 mm. Hasil tersebut akan digunakan dalam
perhitungan volume (V), dan luas permukaan (S). Volume yang diperoleh dari
data tersebut sebesar 0.374 x 10-3 m3, dan luas permukaan (S) sebesar 0.0293 m2.
Pemaparan berdasarkan hasil prktikum kali ini dapat dilihat bahwa bahan
hasil pertanian memilik bentuk dan ukuran yang berbeda akan tetapi
perbedaannya tidak terlalu jauh. Penangan bahan hasil pertanian perlu
diperhatikan dengan sebaik mungkin. Bahan hasil pertanian memiiki sifat mudah
rusak, hal ini dikarenakan bahan hasil pertanian masih mengalami proses
metabolisme meskipun telah dilakukan pemanenan. Penangana bahan hasil
pertanian perlu diperhatikan dalam penyimpanannya ataupun proses
pengolahannya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Karakteristik sangat berpengaruh untuk mengendalikan kerusakan bahan
hasil pertanian.
2. Faktor yang mempengaruhi kerusakan pada bahan hasil pertanian yaitu,
faktor fisiologis, biologis, kimia, mekanis, dan termis.
3. Kriteria dalam menganalisis serta menentukan bentuk dan ukuran bahan
hasil pertanian diantaranya adalah kebundaran (roundness), kebulatan
(sphericity), dan kemiripan dengan benda geometri.
4. Rentang angka untuk kebundaran dan kebulatan adalah 0 sampai dengan
1, semakin mendekati 1 maka bahan hasil pertanian yang dianalisis dapat
dikatakan bentuknya semakin mendekati bulat atau bundar.
5. Bahan hasil pertanian memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, akan
tetapi perbedaannya tidak terlalu jauh.
6. Pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan memperoleh hasil yang
tidak jauh berbeda dengan literature yang telah ditentukan.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Praktikan seharusnya memahami prosedur praktikum agar saat
pelaksanaan praktikum tidak terjadi hambatan;
2. Praktikan harus teliti dalam membaca ukuran yang ada pada alat, agar
hasil yang diperoleh akurat;
3. Praktikan seharusnya menggambar proyeksi dengan benar pada
millimeter blok.
DAFTAR PUSTAKA

Mohsenin, Nuri N.1965.Terms, Definition, and Measurements Related to


Mechanical Harvesting of Selected Friuts and Vegetables.Pennsylvania
State University.

Nurcholis, Muhammad.2013.Karakteristik Bahan Hasil


Pertanian.Malang:Universitas Brawijaya.

Purwantana, Bambang.2010.Sifat-sifat Fisik Bahan Hasil


Pertanian.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

Putri, Widya Dwi Rukmi.2014.Karakteristik Komoditas Hasil


Pertanian.Malang:Universitas Brawijaya.

Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Zain, Sudaryanto., Ujang Suhadi, Sawitri dan Ulfi Ibrahim. 2005. Teknik
Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka Giratuna, Bandung.
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Jangka Sorong, Wortel, Timun, dan Kentang


(Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 2. Mengukur Telur


(Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 3. Mengukur Kentang


(Dokumentasi Pribadi, 2017)
Gambar 4. Over Head Projector
(Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 5. Menggambar Proyeksi Tomat


(Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 6. Alat Tulis


(Dokumentasi Pribadi, 2017)
Gambar 7. Mencatat Hasil Pengukuran
(Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 8. Hasil Proyeksi Tomat


(Dokumentasi Pribadi, 2017)

Anda mungkin juga menyukai