Pendahuluan
Kebanyakan jaringan didapati tidak berwarna, sehingga tidak banyak yang dapat dilihat
di bawah mikroskop. Agar dapat dilihat dibawah mikroskop, kebanyakan sediaan harus diwarnai.
Oleh sebab itu, telah dirancang pewarnaan jaringan agar berbagai unsur jaringan jelas terlihat
dan dapat dibedakan. Bahan warna untuk mewarnai berbagai jaringan, kurang lebih secara
selektif.
Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam dalam
pewarnaan jaringan histologi, sehingga diperlukan dalam diagnosa medis dan penelitian.
Hematoksilin adalah bahan pewarna yang sering digunakan pada pewarnaan histoteknik, ia
merupakan ekstrak dari pohon yang diberi nama logwood tree. Hematoksilin bekerja sebagai
pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan. Hematoksilin memulas inti dan
strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA dan matriks tulang
rawan) menjadi biru.Hematoxylin akan mewarnai nukleus sedangkan eosin akan mewarnai
sitoplasma. Eosin bersifat asam. Ia akan memulas komponen asidofilik jaringan seperti
mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai
sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda. Syarat-syarat standar zat warna ideal yaitu
murah, tahan lama, tidak sulit untuk di bersihkan, tidak merusakkan lingkungan.
BAB II
Pembahasan
Afinitas hematein terhadap nuclei tidak baik, jika tidak menggunakan Mordant.
· Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang terwarnai dan hasil akhir pewarnaan
1) Pewarnaan Haematoxylin
Ada delapan jenis larutan pewarnaan haematoxylin, yaitu Dellafied, Erlich, Heidenhains,
Harris, Mayer, Weigert, Carazzi, dan Cole. Masing-masing formula pewarnaan memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang paling sering digunakan adalah haematoxylin
Mayer dan haematoxylin Harris.
Haematoxylin Mayer
2) Pewarna Eosin
Eosin adalah zat warna Xanthene. Eosin paling cocok dikombinasikan dengan pewarna
haematoxylin. Eosin memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk membedakan
antara sitoplasma dari tiap sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda.
Jenis eosin :
- Eosin Y (yellowish), water soluble
- Eosin B (Bluish)
- Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)
Eosin Y(yellowish) paling banyak digunakan, karena termasuk zat warna asam sehingga
dapat berikatan dengan protein (basa) dan dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat
metakromatik. Terdapat dalam 2 bentuk ,yaitu : monomer (merah) dan dimer (orange merah).
Hasil pewarnaannya , yaitu : sitoplasma akan berwarna merah, eritrosit akan berwarna
orange merah, nukleus piknotik akan berwarna ungu, dan nukleolus akan berwarna merah.
a. Komposisi Eosin
1. Eosin-alkohol Stock 1%
- Eosin y ws 1 gr
- aquades 20 ml
- Larutkan dan tambahkan alkohol 95% sebanyak 80 ml
2. Eosin working solution
- Eosin-alkohol stock 1 bagian
- Alkohol 80% 3 bagian
- Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan Asam Asetat glasial 0,5 ml untuk
setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.
b. Cara kerja Pewarnaan Eosin :
1. deparafinisasi preparat yang telah kering ke dalam xylol sebanyak 3x (@ 10 menit)
2. masukkan ke dalam alkohol sebanyak 2x (@5 menit)
3. cuci dengan air mengalir sampai alkohol hilang
4. masukkan ke dalam larutan hematoxylin selama 7 menit
5. cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur
6. celupkan dalam HCL 2x celup untuk decolorisasi
7. cuci dengan air
8. rendam dalam air sampai warna air menjadi biru
9. masukkan ke dalam larutan eosin
10. cuci dengan air mengalir
11. cuci dengan alkohol I
12. cuci dengan alkohol II
13. cuci dengan air
Kemudian :
c. Hasil
- Nukleus berwarna biru.
- Sitoplasma berwarna kemerahan dengan adanya beberapa variasi warna pada
komponen tertentu.
Gambar irisan jaringan yang telah diwarnai dan ditutupi dengan cover glass diletakkan di atas
slide tray hingga entellan mengering.
1. Nodus Lymphaticus
Teknik pewarnaan : HE
Perhatikan :
Pewarnaan : HE
a. Selubung :
- tunica serosa : epitel pipih selapis
- tunica fibrosa : mengandung serabut kolagen dan elastis. Berlanjut ke tengah
sebagai trabecular
b. Isi : Pulpa lienalis dibedakan 2 jenis:
- Pulpa alba : tampak sebagai kelompok berpadatan, kebiru-biruan Arteria centralis
terdapat dekat pusat pulpa alba.
- Pulpa rubra : tampak sebagai jaringan tidak teratur.
3. Thymus
Pewarnaan : HE
Perhatikan :
a. Capsula : berlanjut sebagai septum interlobare yang membagi thymus menjadi lobus
thyme
b. Cortex : penuh dengan limfositus thymicus atau thymocytus, berpadatan, kebiru-
biruan.Merupakan tempat produksi limfosit
c. Medulla : berwarna lebih pucat, limfositus lebih sedikit
- banyak limfoblastus dan retikulositus
- terdapat corpusculum thymicum kebulat-kebulatan mengandung:
Pewarnaan : HE
Perhatikan :
5. Sumsum Tulang
Teknik pewarnaan : HE
Perhatikan :
Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam dalam
pewarnaan jaringan histology.
Hematoksilin memulas inti dan strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma
yang kaya-RNA dan matriks tulang rawan) menjadi biru.Hematoxylin akan mewarnai nukleus
sedangkan eosin akan mewarnai sitoplasma. Eosin bersifat asam, tidak seperti hematoksilin,
eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda.
Murah
tahan lama
Jenis larutan Hematoxylin : Dellafied, Erlich, Heidenhains, Harris, Mayer, Weigert, Carazzi, dan
Cole
· Eosin B (Bluish)
Larutan cat yang sering digunakan ialah Hematoxylin Mayer dan Eosin Yellowish
DAFTAR PUSTAKA
http://histologi.usu.ac.id/files/PENUNTUN
http://www.fkuii.org/files/panduan-praktikum-SPTPI-1011
http://www.slideshare.net/zyzyan/histoteknik-dasar
http://resaxcelia.posterous.com/laprak-biomul-iii-sitologi-sel-epitel