Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia,ialah (Baitullah) yang di
Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.
Di sana terdapat tanda – tanda yang jelas,(di antaranya) maqam Ibrahim.Barang siapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia.Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah,yaitu bagi orang – orang yang mampu mengadakan perjalanan
ke sana.Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji,maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Rasulullah adalah sosok suami yang paling mesra terhadap istri-istrinya. Berikut beberapa tips untuk
menjaga kemesraan yang dikompilasi dari hadis-hadis dan riwayat yang menceritakan Rasulullah
SAW.
1. Mencium istri ketika pergi dan datang
Sungguh hal yang romantis dan bisa menimbulkan rasa kasih sayang jika kita bisa membiasakan mencium
istri/suami ketika hendak bepergian atau baru pulang.
Dari Aisyah ra, bahwa NabiSAW biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak
mengulangi wudhunya."(HR Abdurrazaq
Nabi saw bersabda, "Yang terbaik di antana kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga/istrinya. Dan saya
adalah orang yang paling baik terhadap istri/keluargaku" (HR Tirmidzi).
Shubuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan
umat Islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman,
ق اللَّ ْي ِل َوقُ ْرآَنَ ْالفَجْ ِر ِإ َّن قُ ْرآَنَ ْالفَجْ ِر َكانَ َم ْش ُهودًا َ ش ْم ِس ِإلَى َغ
ِ س َّ وك ال َّ أَقِ ِم ال
ِ ُص ََلة َ ِلدُل
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)
ُ ش ْم ِس َوقَ ْب َل
غ ُروبِ َها ُ صلَّى قَ ْب َل
َّ طلُوعِ ال َ ٌار أ َ َحد
َ َّلَ ْن يَ ِل َج الن
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari
(yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR.
Muslim no. 634)
ص ََلة ُ ْالفَجْ ِر َولَ ْو يَ ْعلَ ُمونَ َما فِي ِه َما ََلَت َْوهُ َما َولَ ْو َحب ًْوا ِ ص ََلة ُ ْال ِعش
َ َاء َو َ َص ََل ٍة َعلَى ْال ُمنَافِقِين
َ ِإ َّن أَثْقَ َل
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat
isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
dalam sebuah hadits Rasulullah SAW: Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat Subuh. Begitu
selesai, beliau pun kembali ke rumah dan mendapati puterinya Fathimah ra sedang tidur. Maka
beliau pun membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki, kemudian mengatakan kepadanya, "Hai
Fathimah, bangun dan saksikanlah rizki Rabb-mu karena Allah membagi-bagikan rizki para
hamba antara shalat Subuh dan terbitnya matahari." "Barang siapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah
yang tidak disangka-sangkanya." (QS.Ath Thalaq : 2-3).
. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 dan Artinya. ٰضى َٰ َ ّل ت َ ْعبُد ُٓواٰ أ
َ َّل َربُّكَٰ َوق ِٰ سنًا َو ِب ْٱل َو ِل َدي
َٰٓ ْن ِإيَاٰهُ ِإ َ ِْإ َما ٰۚ ِإح
َن ٰ َ َّل أُفٰ لَ ُه َمٰا ٓ تَقُل ف
َٰ َل ك ََِلهُ َما أ َ ْٰو أ َ َح ُدهُ َمٰا ٓ ْٱل ِكبَ َٰر عِن َدكَٰ يَ ْبلُغ َٰ ّل لَ ُه َما َوقُل ت َ ْن َه ْرهُ َما َو
ًٰ ك َِري ًما قَ ْوwaqadaa rabbuka laa ta'buduu illaa
iyyaahu wabilwaalidayni ihsaanan immaa yablughanna 'indaka lkibara ahaduhumaa aw kilaahumaa
falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qawlan kariimaa "Dan Tuhanmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kaliٰjanganlahٰengkauٰmengatakanٰkepadaٰkeduanyaٰperkataanٰ“ah”ٰ
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik." (QS. al-Isra’ٰ :ٰ 23).ٰ ْٰٱخفِض ْ ح لَ ُه َما َو َٰ ل َجنَا ِٰ ُّٱلرحْ َم ِٰة مِ نَٰ ٱلذ
َ ب َوقُل ْ ِيرا َربَيَانِى َك َما
ِٰ ٱر َح ْم ُه َما َر ً صغ َ wakhfidh lahumaa
janaaha dzdzulli mina rrahmati waqul rabbi irhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa "Dan
rendahkanlahٰ dirimuٰ terhadapٰ keduanyaٰ denganٰ penuhٰ kasihٰ sayangٰ danٰ ucapkanlah,”Wahaiٰ
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."
(QS. al-Isra’ٰ:ٰ24)ٰB.ٰIsiٰKandunganٰAl-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 Tentang Hormat dan Patuh
Kepada Orang Tua. Surat al-Isra’ٰayatٰ23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter,
yang didefinisikan sebagai satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain atau dengan
kata lain karakter adalah kekuatan moral yang memiliki sinonim berupa moral, budi pekerti, adab,
sopan santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa al-Qur’anٰdanٰ
Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat. Dalam ayat ini
Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menyembah Allah Swt semata, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Kandungan ayat ini juga menunjukkan betapa kaum muslimin memiliki
kedudukan yang sangat tinggi dibanding dengan kaum yang mempersekutukan Allah Swt. Ayat ini
juga menjelaskan tentang ihsan (bakti) kepada orang tua yang diperintahkan agama Islam adalah
bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan
masyarakat, sehingga mereka merasa senang terhadap kita, serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan
merekaٰ yangٰ sahٰ danٰ wajarٰ sesuaiٰ kemampuanٰ kitaٰ (sebagaiٰ anak).ٰ Dalamٰ Tafsıirٰ Ibnuٰ Kasirٰ
dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan kepada hamba hamba-Nya untuk menyembah Dia
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya perintah berbakti kepada orang tua. Yakni
memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada ibu bapak, dan janganlah kita mengeluarkan
kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga kata-kataٰ “ah”ٰ punٰ yangٰ merupakanٰ kata-kata
buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan. Janganlah pula bersikap buruk kepada mereka,
sepertiٰyangٰdikatakanٰolehٰAtaٰIbnuٰRabahٰsehubunganٰdenganٰartiٰsurahٰtersebutٰ“Danٰjanganlahٰ
kamuٰ membentakٰ mereka”ٰ maksudnyaٰ janganlahٰ kamuٰ menolakkanٰ tanganٰ kepadaٰ keduanya.ٰ
Setelah melarang mengeluarkan perkataan dan melakukan perbuatan buruk terhadap kedua orang
tua, Allah Swt memerintahkan untuk berbuat baik, bertutur sapa baik, dan berlaku sopan santun
kepada kedua orang tua dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya. Dalam Tafsir al-Misbah
dijelaskan bahwa ayat-ayat diatas memberi tuntunan kepada anak agar berbakti kepada kedua
orang tua secara bertahap. Dimulai dengan janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataanٰ “ah”.ٰ Laluٰ dilanjutkanٰ denganٰ mengucapkanٰ kata-kata yang mulia. Ini lebih tinggi
tingkatannya dari tuntunan pertama karena mengandung pesan penghormatan dan pengagungan
melalui ucapan. Selanjutnya meningkat lagi dengan perintah untuk berperilaku yang
menggambarkan kasih sayang sekaligus kerendahan di hadapan kedua orang tua. Perilaku yang
lahir dari rasa kasih sayang yang menjadikan mata sang anak tidak lepas dari orang tua. Sang anak
selalu memperhatikan dan memenuhi keinginan orang tuanya. Akhirnya sang anak dituntut untuk
mendoakan orang tua sambil mengingat jasa-jasa mereka terlebih saat kita kecil. Dalam tafsir
jalalayn di jelaskan tentang ayat di atas : (Dan telah memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu
supaya janganlah) lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa (kalian menyembah selain
Dia dan) hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu
dengan berbakti kepada keduanya. (Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu) lafal ahaduhumaa adalah fa`il (atau kedua-duanya) dan menurut suatu
qiraat lafal yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi
badal daripada alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan "ah" kepada
keduanya) dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya
adalah celaka dan sial (dan janganlah kamu membentak mereka) jangan kamu menghardik
keduanya (dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia) perkataan yang baik dan sopan.
(Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya berlaku sopanlah kamu terhadap
keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya (dan
ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana) keduanya
mengasihaniku sewaktu (mereka berdua mendidik aku waktu kecil.").