Anda di halaman 1dari 5

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk.

Dengan nama Allah yang Maha Pengsih lagi Maha Penyayang.

Katakanlah (Muhammad),Benarlah (segala yang difirmankan) Allah.Maka ikutilah agama


Ibrahim yang lurus,dan dia tidaklah temasuk orang musyrik.

Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia,ialah (Baitullah) yang di
Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.

Di sana terdapat tanda – tanda yang jelas,(di antaranya) maqam Ibrahim.Barang siapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia.Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah,yaitu bagi orang – orang yang mampu mengadakan perjalanan
ke sana.Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji,maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

(Ali Imran; 95-97)

Rasulullah adalah sosok suami yang paling mesra terhadap istri-istrinya. Berikut beberapa tips untuk
menjaga kemesraan yang dikompilasi dari hadis-hadis dan riwayat yang menceritakan Rasulullah
SAW.
1. Mencium istri ketika pergi dan datang
Sungguh hal yang romantis dan bisa menimbulkan rasa kasih sayang jika kita bisa membiasakan mencium
istri/suami ketika hendak bepergian atau baru pulang.
Dari Aisyah ra, bahwa NabiSAW biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak
mengulangi wudhunya."(HR Abdurrazaq

2. Makan/minum sepiring/segelas berdua


Nabi saw pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah
digigit Aisyah.(HR Muslim No. 300)

3. Suami menyuapi istri


Dari Saad bin Abi Waqosh ra berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : "Dan sesungguhnya
jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke
dalam mulut istrimu" (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)

4. Bersenda gurau dan membangun kemesraan


Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Nabi SAW tertawa melihat mereka. (HR
Nasai dengan isnad hasan)

5. Menyayangi istri dan melayaninya dengan baik


Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah
yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap
istrinya (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).
6. Memberi hadiah
Ia (Ummu Kultsum) berkata, "Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, dan
hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol
minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah." (HR
Ahmad)

7. Mengajak istri jika hendak ke luar kota.


Aisyah berkata: "Biasanya Nabi saw. apabila ingin melakukan suatu perjalanan, beliau melakukan undian di
antara para istri. Barangsiapa yang keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama
Rasulullah saw. (HR Bukhari dan Muslim)

8. Mencium istri sering-sering


Nabi saw sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa (HR Nasai dalam Sunan Kubra II/204)

9. Suami istri berjalan dimalam hari


Rasulullah datang pada malam hari, kemudian mengajak aisyah berjalan-jalan dan berbincang-bincang (HR
Muslim 2445)

10. Panggilan khusus pada istri


Kadang kita memanggil istri kita, honey, yayank, dan seterusnya, dan seterusnya.. seperti itu pun
Rasulullah.Nabi saw memanggil Aisyah dengan Humairah artinya yang kemerah-merahan pipinya. Rasulullah
juga suka memanggil aisyah dg sebutan "aisy/aisyi", dalam culture arab pemenggalan huruf terakhir
menunjukan "panggilan manja/tanda sayang"

11. Segera menemui istri jika tergoda.


Dari Jabir, sesungguhnya Nabi saw pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau
tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda, "Wanita, kalau menghadap, ia menghadap
dalam rupa setan. Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi
istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu." (HR Tirmidzi)

12. Berpelukan saat tidur

13. Membantu pekerjaan rumah tangga


Hal inilah yang kadang-kadang masih males. Tapi jika dikerjakan berdua, biasanya jadi tidak berasa, sambil
becanda ataupun ngobrol-ngobrol.Aisyah pernah ditanya: "Apa yang dilakukan Nabi saw. di rumahnya?"
Aisyah menjawab: "Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya." (HR Bukhari)

14. Tiduran di pangkuan istri


Dari Aisyah ra, ia berkata, "Nabi SAW biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang
haidh, kemudian beliau membaca al-Quran." (HR Abdurrazaq)

15. Mandi romantis bersama pasangan


Aisyah pernah mandi satu bejana bersama Nabi saw (HR Nasai I/202)

Nabi saw bersabda, "Yang terbaik di antana kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga/istrinya. Dan saya
adalah orang yang paling baik terhadap istri/keluargaku" (HR Tirmidzi).
Shubuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan
umat Islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman,

‫ق اللَّ ْي ِل َوقُ ْرآَنَ ْالفَجْ ِر ِإ َّن قُ ْرآَنَ ْالفَجْ ِر َكانَ َم ْش ُهودًا‬ َ ‫ش ْم ِس ِإلَى َغ‬
ِ ‫س‬ َّ ‫وك ال‬ َّ ‫أَقِ ِم ال‬
ِ ُ‫ص ََلة َ ِلدُل‬

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)

(1) Salah satu penyebab masuk surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صلَّى ْالبَ ْردَي ِْن دَ َخ َل ا ْل َجنَّة‬


َ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan
masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

(2) Salah satu penghalang masuk neraka

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ‫ش ْم ِس َوقَ ْب َل‬
‫غ ُروبِ َها‬ ُ ‫صلَّى قَ ْب َل‬
َّ ‫طلُوعِ ال‬ َ ٌ‫ار أ َ َحد‬
َ َّ‫لَ ْن يَ ِل َج الن‬
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari
(yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR.
Muslim no. 634)

(3) Berada di dalam jaminan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ش ْيءٍ يُد ِْر ْكه‬ ْ َ‫ش ْيءٍ فَإِنَّهُ َم ْن ي‬


َ ِ‫طلُ ْبهُ ِم ْن ِذ َّمتِ ِه ب‬ َ ِ‫َّللاُ ِم ْن ِذ َّمتِ ِه ب‬ ْ َ‫َّللا فَ ََل ي‬
َّ ‫طلُبَنَّ ُك ْم‬ ِ َّ ‫ْح فَ ُه َو فِي ِذ َّم ِة‬ َ ‫صلَّى‬
ُّ ‫ص ََلة َ ال‬ َ ‫َم ْن‬
ِ ‫صب‬
‫َار َج َهنَّ َم‬ ِ ‫ث ُ َّم يَ ُكبَّهُ َعلَى َوجْ ِه ِه فِي ن‬
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan
sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah
menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan
akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

(4) Dihitung seperti shalat semalam penuh

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫صلَّى اللَّ ْي َل ُكلَّه‬


َ ‫ص ْب َح فِي َج َما َع ٍة فَ َكأَنَّ َما‬
ُّ ‫صلَّى ال‬
َ ‫ف اللَّ ْي ِل َو َم ْن‬
َ ‫ص‬ َ َ‫صلَّى ْال ِعشَا َء فِي َج َما َع ٍة فَ َكأَنَّ َما ق‬
ْ ِ‫ام ن‬ َ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama
separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah
shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

(5) Disaksikan para malaikat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ َ‫ص ََلةِ ْالف‬


‫جْر‬ ِ ‫َوت َ ْجت َِم ُع َم ََلئِ َكةُ اللَّ ْي ِل َو َم ََلئِ َكةُ النَّ َه‬
َ ‫ار فِي‬
“Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR.
Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص ََلة ُ ْالفَجْ ِر َولَ ْو يَ ْعلَ ُمونَ َما فِي ِه َما ََلَت َْوهُ َما َولَ ْو َحب ًْوا‬ ِ ‫ص ََلة ُ ْال ِعش‬
َ ‫َاء َو‬ َ َ‫ص ََل ٍة َعلَى ْال ُمنَافِقِين‬
َ ‫ِإ َّن أَثْقَ َل‬
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat
isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

dalam sebuah hadits Rasulullah SAW: Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat Subuh. Begitu
selesai, beliau pun kembali ke rumah dan mendapati puterinya Fathimah ra sedang tidur. Maka
beliau pun membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki, kemudian mengatakan kepadanya, "Hai
Fathimah, bangun dan saksikanlah rizki Rabb-mu karena Allah membagi-bagikan rizki para
hamba antara shalat Subuh dan terbitnya matahari." "Barang siapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah
yang tidak disangka-sangkanya." (QS.Ath Thalaq : 2-3).

. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 dan Artinya. ٰ‫ضى‬ َٰ َ ‫ّل ت َ ْعبُد ُٓواٰ أ‬
َ َ‫ّل َربُّكَٰ َوق‬ ِٰ ‫سنًا َو ِب ْٱل َو ِل َدي‬
َٰٓ ‫ْن ِإيَاٰهُ ِإ‬ َ ْ‫ِإ َما ٰۚ ِإح‬
‫َن‬ ٰ َ َ‫ّل أُفٰ لَ ُه َمٰا ٓ تَقُل ف‬
َٰ ‫َل ك ََِلهُ َما أ َ ْٰو أ َ َح ُدهُ َمٰا ٓ ْٱل ِكبَ َٰر عِن َدكَٰ يَ ْبلُغ‬ َٰ ‫ّل لَ ُه َما َوقُل ت َ ْن َه ْرهُ َما َو‬
ًٰ ‫ ك َِري ًما قَ ْو‬waqadaa rabbuka laa ta'buduu illaa
iyyaahu wabilwaalidayni ihsaanan immaa yablughanna 'indaka lkibara ahaduhumaa aw kilaahumaa
falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qawlan kariimaa "Dan Tuhanmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kaliٰjanganlahٰengkauٰmengatakanٰkepadaٰkeduanyaٰperkataanٰ“ah”ٰ
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik." (QS. al-Isra’ٰ :ٰ 23).ٰ ْٰ‫ٱخفِض‬ ْ ‫ح لَ ُه َما َو‬ َٰ ‫ل َجنَا‬ ِٰ ُّ‫ٱلرحْ َم ِٰة مِ نَٰ ٱلذ‬
َ ‫ب َوقُل‬ ْ ‫ِيرا َربَيَانِى َك َما‬
ِٰ ‫ٱر َح ْم ُه َما َر‬ ً ‫صغ‬ َ wakhfidh lahumaa
janaaha dzdzulli mina rrahmati waqul rabbi irhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa "Dan
rendahkanlahٰ dirimuٰ terhadapٰ keduanyaٰ denganٰ penuhٰ kasihٰ sayangٰ danٰ ucapkanlah,”Wahaiٰ
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."
(QS. al-Isra’ٰ:ٰ24)ٰB.ٰIsiٰKandunganٰAl-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 23-24 Tentang Hormat dan Patuh
Kepada Orang Tua. Surat al-Isra’ٰayatٰ23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter,
yang didefinisikan sebagai satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain atau dengan
kata lain karakter adalah kekuatan moral yang memiliki sinonim berupa moral, budi pekerti, adab,
sopan santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa al-Qur’anٰdanٰ
Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat. Dalam ayat ini
Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menyembah Allah Swt semata, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Kandungan ayat ini juga menunjukkan betapa kaum muslimin memiliki
kedudukan yang sangat tinggi dibanding dengan kaum yang mempersekutukan Allah Swt. Ayat ini
juga menjelaskan tentang ihsan (bakti) kepada orang tua yang diperintahkan agama Islam adalah
bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan
masyarakat, sehingga mereka merasa senang terhadap kita, serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan
merekaٰ yangٰ sahٰ danٰ wajarٰ sesuaiٰ kemampuanٰ kitaٰ (sebagaiٰ anak).ٰ Dalamٰ Tafsıirٰ Ibnuٰ Kasirٰ
dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan kepada hamba hamba-Nya untuk menyembah Dia
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya perintah berbakti kepada orang tua. Yakni
memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada ibu bapak, dan janganlah kita mengeluarkan
kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga kata-kataٰ “ah”ٰ punٰ yangٰ merupakanٰ kata-kata
buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan. Janganlah pula bersikap buruk kepada mereka,
sepertiٰyangٰdikatakanٰolehٰAtaٰIbnuٰRabahٰsehubunganٰdenganٰartiٰsurahٰtersebutٰ“Danٰjanganlahٰ
kamuٰ membentakٰ mereka”ٰ maksudnyaٰ janganlahٰ kamuٰ menolakkanٰ tanganٰ kepadaٰ keduanya.ٰ
Setelah melarang mengeluarkan perkataan dan melakukan perbuatan buruk terhadap kedua orang
tua, Allah Swt memerintahkan untuk berbuat baik, bertutur sapa baik, dan berlaku sopan santun
kepada kedua orang tua dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya. Dalam Tafsir al-Misbah
dijelaskan bahwa ayat-ayat diatas memberi tuntunan kepada anak agar berbakti kepada kedua
orang tua secara bertahap. Dimulai dengan janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataanٰ “ah”.ٰ Laluٰ dilanjutkanٰ denganٰ mengucapkanٰ kata-kata yang mulia. Ini lebih tinggi
tingkatannya dari tuntunan pertama karena mengandung pesan penghormatan dan pengagungan
melalui ucapan. Selanjutnya meningkat lagi dengan perintah untuk berperilaku yang
menggambarkan kasih sayang sekaligus kerendahan di hadapan kedua orang tua. Perilaku yang
lahir dari rasa kasih sayang yang menjadikan mata sang anak tidak lepas dari orang tua. Sang anak
selalu memperhatikan dan memenuhi keinginan orang tuanya. Akhirnya sang anak dituntut untuk
mendoakan orang tua sambil mengingat jasa-jasa mereka terlebih saat kita kecil. Dalam tafsir
jalalayn di jelaskan tentang ayat di atas : (Dan telah memutuskan) telah memerintahkan (Rabbmu
supaya janganlah) lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa (kalian menyembah selain
Dia dan) hendaklah kalian berbuat baik (pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu
dengan berbakti kepada keduanya. (Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu) lafal ahaduhumaa adalah fa`il (atau kedua-duanya) dan menurut suatu
qiraat lafal yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi
badal daripada alif lafal yablughaani (maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan "ah" kepada
keduanya) dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya
adalah celaka dan sial (dan janganlah kamu membentak mereka) jangan kamu menghardik
keduanya (dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia) perkataan yang baik dan sopan.
(Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya berlaku sopanlah kamu terhadap
keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya (dan
ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana) keduanya
mengasihaniku sewaktu (mereka berdua mendidik aku waktu kecil.").

Anda mungkin juga menyukai