Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
NAMA : JUHARDIANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Juhardiana
NIP. 196508011985031001
Tanggal Pengesahan:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
Tidak lupa pula untuk rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di
dalam penyelesaian makalah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa
untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti. Serta terima
kasih kepada rekan-rekan yang memberikan kritikan terhadap laporan lengkap ini.
bermanfaat bagi kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan
datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... i
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
B. Struktur Sedimen...................................................................................... 3
ii
B. Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 117
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Foto Bersama Anggota Kelompok III B di Teluk Laikang ............ Error!
Gambar 5. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Tampak Samping Kanan .......... 301
not defined.1
defined.2
not defined.3
Gambar 12. Peletakan Hasil Ayakan Di Atas Kertas LicinError! Bookmark not
defined.4
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km
dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2, mendominasi total luas teritorial Indonesia
sebesar 7,1 juta km2. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka
luas Indonesia menjadi 1.9 juta mil persegi. Kawasan geomorfologi pantai
Indonesia memiliki bentuk geormorfologi yang khas dan unik. Hal tersebut
kenampakan garis muka pantainya umumnya adalah laut terbuka, namun ada
beberapa kawasan yang berbentuk teluk. Salah satu wilayah pesisir yang cukup
laikang.. Teluk laikang sangat dipengaruhi oleh besarnya arus ombak dan
gelombang dimana keberadaanya dipengaruhi oleh laut lepas (Laut Flores) serta
Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami
gaya gravitasi; serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam
media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen
1
adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara
alamiah yang kompleks sehubungan dengan siklus erosi dan deposisi. Akan
tetapi, kegiatan manusia dapat mempengaruhi pola dan arah siklus tersebut
Takalar.
Tujuan praktikum ini ialah untuk mengetahui ukuran besar butir dan sedimen
C. Ruang Lingkup
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2003).
Sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses
tertansportasi oleh air, angin, dan lainnya, dan pada akhirnya terendapkan atau
terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara
media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-
diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di
gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut
B. Struktur Sedimen
dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang disebabkan proses baik selama
3
1. Struktur Sedimen Primer
dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang
terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal
suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen. Struktur yang
mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro
(micro-crosslamination).
penyilangan suatu lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau
lapisan batuan yang lebih muda memotong lapisan batuan yang lebih tua.
perbedaan fragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan
4
3. Struktur Sedimen Organik
Distribusi ukuran butir dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis agen
transportasi, gelombang, pasang surut, angin lokal dan badai episodik yang
masing-masing memiliki karakteristik spasial dan temporal sendiri (Liu et al, 2000).
Distribusi fraksi sedimen dipengaruhi oleh arus. Pada daerah dengan turbulensi
tinggi, fraksi yang memiliki kenampakan makroskopis seperti kerikil dan pasir akan
lumpur. Mekanisme distribusi pasir ini sangat tergantung dari dua faktor yang
pengangkutan sedimen bila ada arus yang bekerja dan arahnya mengikuti arah
Hutabarat dan Evans (1986), membagi tiga jenis sedimen dasar laut
1. Sedimen Lithogenous
Jenis sedimen ini merupakan sedimen yang berasal dari sisa-sisa pengikisan
batuan di darat, material sedimen ini terbentuk karena adanya kondisi fisik yang
5
oleh karena adanya embun-embun es di musim dingin atau oleh karena adanya
aksi kimia dari larutan bahan-bahan yang terdapat di dalam air hujan atau air tanah
2. Sedimen Biogeneous
Jenis sedimen ini berasal dari sisa-sisa rangka organisme hidup yang akan
mengendap pada daerah-daerah yang letaknya jauh dari pantai. Sedimen ini
digolongkan ke dalam dua tipe utama, yaitu : Calcareous Ooze dan Siliceous
Ooze. Pembagian ini didasarkan pada jenis organisme darimana mereka berasal
dan macam bahan yang telah bergabung ke dalam kulit atau rangka mereka.
3. Sedimen Hydrogenous
Jenis partikel sedimen golongan ini dibentuk dari hasil reaksi kimia dalam air
laut. Reaksi kimia disini dapat terjadi antara unsur-unsur dari daratan dengan air
laut ataupun dari batuan dasar lautan termasuk aktifitas magma dan vulkanisme
bawah laut.
4. SedimenCosmogenous
Sedimen ini berasal dari luar angkasa dimana partikel dari benda-benda
angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga
D. Laju Pengendapan
dapat ditentukan dengan berbagai metode tergantung dari bentuk data yang
6
adalah ketebalan pengendapan per waktu (mm/tahun) sedangkan satuan
akumulasi adalah satuan volume (ml/volume sedimen trap/tahun) dan atau berat
sedimen mana yang cepat antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Sebaliknya,
mana yang cepat pengendapan sedimen antara satu lokasi dengan lokasi lainnya,
dari batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat
bentuk, ukuran butir, kebolaan maupun sifat-sifat dari kumpulan butiran seperti
sortasi, kepencengan dan kepuncakan akibat dari gesekan antara butiran dengan
butiran maupun dengan batuan dasar. Besar kecilnya partikel penyusun tanah
7
Tabel 1. Skala Wentworth untuk mengklasifikasikan partikel-partikel sedimen
(Hutabarat dan Evans, 1985).
Keterangan Ukuran (mm)
F. Sortasi Sedimen
Sortasi atau pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun
batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukuranya dan besar butirannya
maka pemilahan semakin baik. Secara umum sortasi atau pemilahan dibagi
1. Sortasi baik, bila ukuran butir pada batuan sedimen tersebut seragam, hal ini
2. Sortasi sedang, bila ukuran butir pada batuan sedimen terdapat yang seragam
3. Sortasi buruk, bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat beragam, dari
halus hingga kasar dan biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas
terbuka.
8
Keseragaman atau sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau
dan Sanders (1978) sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir
terhadap ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen
disebut sortasi jelek. Sortasi secara matematika dapat dinyatakan dalam standar
deviasi.
Bahan organik ditemukan dipermukaan tanah, jumlahnya tidak besar, 3-5% tetapi
pengaruh terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sumber asli bahan organik
adalah jaringan tumbuhan seperti daun, ranting, cabang, batand, dan akar
9
metode pembakaran, dengan metode ini material organik akan terbakar sehingga
digolongkan kedalam 5 (lima) golongan yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
10
III. METODOLOGI
Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan dibedakan berdasarkan dua tempat yaitu:
1. Lapangan
sedimen di lapangan, terdiri dari Ekman Grab yang digunakan untuk mengambil
sampel sedimen substrat lumpur, bor tangan digunakan untuk mengambil sampel
sedimen di daerah supratidal secara terbuka untuk melihat besar butir sedimen,
cara tertutup untuk melihat lapisan dan besar butir sedimen, Van Veen Grab
11
hampir sama dengan fungsi Ekman Grab perbedaanya yaitu pada penggunaan
lapangan.
2. Laboratorium
sampel dan kertas saring whatman, sieve net (ayakan) untuk mengayak sampel
pasir, beaker glass sebagai wadah saat melakukan penimbangan sampel, spatula
mengeringkan sampel dan kertas saring whatman, pipet volume untuk mengambil
bahan dalam bentuk cairan maupun larutan, sikat untuk membersihkan sisa-sisa
pasir yang mungkin masih tertinggal di sieve net, pipet volume untuk mengambil
larutan sampel dalam gelas ukur untuk diukur lanau dan lempungnya, desikator
untuk mendinginkan cawan yang telah ditanur, stopwatch untuk mengukur waktu
kandungan BOT, cawan porselin sebagai wadah dalam pengujian BO, gegep
untuk mengambil gelas ukur atau cawan yang telah dioven atau ditanurkan, gelas
piala sebagai wadah larutan pereaksi, gelas ukur 1000 ml sebagai wadah dalam
pengamatan laju pengendapan, kayu pengaduk untuk mengaduk sampel yang ada
di gelas ukur, kamera hp sebagai alat dokumentasi kegiatan dan alat tulis untuk
terdiri dari sampel lumpur sebagai sampel dalam pengukuran laju pengendapan
12
dan pengukuran komposisi lanau dan lempung, sampel pasir sebagai sampel
dalam pengamatan besar butir dan pengamatan kadar BO, aquades untuk
whatman No. 41 untuk menyaring sampel lumpur, kertas licin sebagai wadah
sampel yang telah diayak, larutan Natrium Oksalat (Na2SO4) 0,01M untuk
0,02.M sebagai bahan pereaksi untuk menghaluskan sampel, kertas label untuk
menandai sampel dan tissue rol untuk membersihkan peralatan yang telah
digunakan.
C. Prosedur Kerja
1. Penentuan Lokasi
menentukan posisi stasiun pengambilan sampel, setelah itu menyiapkan alat yang
2. Analisis Laboratorium
Metode ini digunakan untuk mendapatkan fraksi lanau (silk) dan lempung
(clay). Prosedur kerjanya yaitu menimbang ±100 gram sampel lumpur kemudian
0,01M NaO2 (Natrium Oksalat) dan 5ml 0,02M NaCO3 (Natrium Karbonat) dan
dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml untuk diaduk hingga merata, selanjutnya
menambahkan aquades hingga tepat pada angka 1000 ml, mendiamkan sampel
selama 7 menit 44 detik. Setelah itu, mengambil sampel sedimen jenis lempung
13
menggunakan pipet volume pada kedalaman 20cm sebanyak 10 ml dan disaring
menggunakan kertas saring whatman No. 41 yang telah dikeringkan dalam oven
selama 1 jam dan sebelumnya telah diukur beratnya. Selanjutnya, kertas saring
kerjanya yaitu membersihkan sampel pasir yang diperoleh di lapangan dari sisa-
ke dalam oven dengan suhu 105˚C selama 10 jam. Setelah sampel pasir selesai
untuk dianalisis ±100 gram sebagai berat awal. Setelah itu, memasukkan sampel
kedalam sieve net untuk disaring atau diayak. Pengayakan dilakukan selama 10-
menimbang berat sampel pasir yang telah dikeringkan sebanyak ±5 gram lalu
didalam tanur pada suhu 650˚C selama 3.5 jam. Setelah selesai ditanur, sampel
14
dikeluarkan dari tanur dan didinginkan menggunakan desikator. Lalu menimbang
D. Analisis Data
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑢 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑢
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑢 = 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
c. Sortasi sedimen
𝑄1
𝑆𝑜 = (√ )
𝑄3
Keterangan :
Q1 =% berat kumulatif 1
Q2 = % berat kumulatif 2
15
b. Kandungan bahan organik
Keterangan :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑂
% 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
atas 3 (tiga) stasiun, yakni intertidal, subtidal, dan supratidal, dengan stasiun
subtidal dibagi menjadi dua wilayah yakni pada ekosistem mangrove dan substrat
membentuk Teluk dan Tanjung. Struktur sedimen yang ada di wilayah ini
didominasi oleh sedimen pasir dengan warna kuning cerah hingga putih. Di dalam
avertebrata serta pecahan karang dari perairan yang ada di teluk ini.
17
Berdasarkan analisis laju pengendapan pada sampel lumpur dari Teluk
Laikang dengan menggunakan metode pipet didapatkan hasil yaitu lempung (silk)
memiliki berat akhir 0,064 gr dan presentasenya yaitu 55,652 % dalam waktu 7
menit 4 detik. Sedangkan untuk lanau (clay) didapatkan nilai berat akhir yaitu 0,051
gr dan memiliki presentase 44,348 % dalam waktu 2 jam 3 menit. Dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa laju pengendapan lempung jauh lebih cepat dari pada
lanau, hal ini disebabkan karena ukuran butiran lempung (0,0005 – 0,002) jauh
lebih kecil daripada lanau (0,002 – 0,0625) dimana ukuran butiran partikel
Menurut Rifardi (2008) sedimen dengan ukuran yang lebih halus lebih mudah
berpindah dan cenderung lebih cepat dari pada ukuran kasar. Fraksi halus
terangkut dalam bentuk suspense sendangkan fraksi kasar terangkut pada atau
dekat dengan dasar laut. Selanjutnya partikel yang lebih besar akan tenggelam
18
3. Analisis Sortasi
Hasil analisis besar butir sedimen pasir dari Teluk Laikang dengan
0,671 gr, ukuran 1 mm 3,537 gr, ukuran 0.5 mm 21,439 gr, ukuran 0.25 mm 38,285
gr, ukuran 0.125 mm 32,304 gr, ukuran 0,063 mm 3,379 gr dan ukuran >0.063 mm
0,225 gr. Dapat dilihat bahwa jenis sedimen yang paling mendominasi yaitu fine
sand (pasir halus) terdapat pada ukuran 0,25 mm dengan berat 38,285 gr memiliki
presentase berat butir 38,346 % dan presentase berat kumulatif sebesar 64,034%.
Sedangkan untuk nilai sortasi yang diperoleh melalu hasil plot pada kertas
sortasi baik umumnya mengalami penyortiran oleh gelombang dan arus dalam
jangka waktu yang lama. Sedangksan sedimen dengan aksi gelombang dan arus
(dalam waktu yang singkat) akan mengalami bentuk pemilahan butiran (sortasi)
jelek yang terdiri dari ukuran partikel yang berbeda-beda dengan variasi yang
cukup luas
19
Hasil analisis kandungan bahan organik pada sedimen pasir dari Teluk
Laikang yaitu 0,123 gr sedangkan untuk presentase bahan organik yaitu 2,458 %.
Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada
bahwa presentase bahan organik <35 termasuk dalam kategori kandungan yang
dipengaruhi oleh jenis substratnya berupa pasir. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Hidayah (2003) bahwa jenis substrat berupa pasir sangat sulit untuk
kedalam jenis sedimen lithogenous atau sedimen yang berasal dari pengikisan
batuan dari daratan. Hal ini didasarkan pada lokasi pengambilan sampel sedimen
sedimen dan ukurannya merupakan salah satu faktor ekologi dan mempengaruhi
kandungan bahan organik dimana semakin halus tekstur substrat maka semakin
20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
lanau sebesar 44,348 %. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa laju pengendapan
lempung jauh lebih cepat dari pada lanau, hal ini disebabkan karena ukuran butiran
lempung (0,0005 – 0,002) jauh lebih kecil daripada lanau (0,002 – 0,0625) dimana
Sedangkan jenis besar butiran sedimen pada Teluk Laikang merupakan jenis
sedimen pasir sedang brdasarkan nilai sortasi rata-rata berdasarkan grafik semilog
yaitu 0,20 mm, dengan tingkat sortasi pada sampel yaitu 1,73 termasuk dalam
(1991), maka sedimen di teluk laikang dengan nilai sortasi sedang umumnya
mengalami penyortiran oleh gelombang dan arus yang tidak terlalu lama dan juga
2,458 % yang termasuk kedalam kategori bahan organik yang rendah dan
Laikang ini dipengaruhi oleh jenis substratnya berupa pasir. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Hidayah (2003) bahwa jenis substrat berupa pasir sangat sulit
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Ikayati,Y.,Hanggarawati,SH.Puji,P.Hening,H.Hendrati,dan,S.Budiman.2001.Teru
mbu Karang Di Indonesia.Maspitek dan Ristek. Jakarta 1 pp.
Liu, J. T., J. S. Huang, R. T. Hsu and J. M. Chyan. 2000. The Coastal Depositional
System of a Small Mountainnous River: a Perspective from Grainsize
Distributions. Marine Geology. 165: 63-68.
Minan, M. Chusni dan Moh, Toifur. 2012. Penentuan Koefisien Kekentalan Air
dengan Koreksi Efek Dinding Menggunakan Hukum Stokes. Program Studi
Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan: Yogyakarta.
22
Reynold, S. C. 1971. A Manual of Introductory Soil Science and Simple Soil
Analysis Methods. South Pasific, Nouena New Caledonia.
Rifardi. 2008. Revisi Ekologi Sedimen Laut Modern. Ur Press Pekanbaru: Riau.
23
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lempung
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
0,064
= 𝑥 100%
0,115
= 55,652 %
% 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 = 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
100
95,964
= 𝑥 1,297
100
= 0,722 %
B. Lanau
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑢 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
0,051
= 𝑥 100%
0,115
= 44,348 %
% 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑢
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑢 = 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
100
44,348
= 𝑥 1,257
100
= 0,557 %
24
Lampiran 2. Perhitungan Analisis Besar Butir Sedimen
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘𝐻𝑖𝑟
1. 2 mm
0,671
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 0,672 %
2. 1 mm
3,537
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 3,543 %
3. 0,5 mm
21,439
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 21,473 %
4. 0,25 mm
38,285
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 38,346 %
25
5. 0,125 mm
32,304
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 32,356 %
6. 0,063 mm
3,379
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 3,384 %
7. <0,063 mm
0,225
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = 𝑥 100%
99,84
= 0,225 %
B. % Berat Kumulatif
1. 2 mm
% Berat 1 = 0,672%
= 0,672%
2. 1 mm
% Berat 1 = 0,672 %
% Berat 2 = 3,543 %
26
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = % 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡1 + % 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡2
= 0,672 + 3,543
= 4,215 %
3. 0,5 mm
% Berat 1 = 4,215 %
% Berat 2 = 21,473 %
= 4,215 + 21,473
= 25,688 %
4. 0,25 mm
% Berat 1 = 25,688 %
% Berat 2 = 38,346 %
= 25,688 + 38,346
= 64,034 %
5. 0,125 mm
% Berat 1 = 64,034 %
% Berat 2 = 32,356 %
= 64,034 + 32,356
= 96,390 %
6. 0,063 mm
% Berat 1 = 96,390 %
% Berat 2 = 3,384 %
27
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = % 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡1 + % 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡2
= 96,390 + 3,384
= 99,775 %
7. <0,063 mm
% Berat 1 = 99,775 %
% Berat 2 = 0,225 %
= 99,775 + 0,225
= 100,000 %
Q1 : 25 μ = 0,3 mm
Q2 : 50 μ = 0,20 mm
Q3 : 75 μ = 0,100 mm
𝑄1
𝑆𝑜 = (√ )
𝑄3
0,3
= (√ )
0,100
= 1,73 mm
A. Berat BO Awal
= 13,381 + 5,004
= 18,385 gram
28
B. Kandungan BO
= ±0,123 gram
C. % BO
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑂
% 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,123
= 𝑥 100%
5,004
= 2,458 %
29
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan di Lapangan
30
Gambar 4. Foto lokasi pegambilan sampel tampak samping kiri
31
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan di Laboratorium
32
Gambar 10. Pemasukkan sampel sedimen ke dalam ayakan
33
Gambar 12. Peletakkan hasil ayakan di atas kertas licin.
34