Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan selalu

mengupayakan kehidupan manusia ke arah lebih baik yang diperlukan untuk

kehidupan dimasa akan datang. Pendidikan berperan penting dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu pemerintah menerapkan

sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada peningkatan mutu

pendidikan.

Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan manusia yang

berkualitas dan berakhlak mulia. Sesuai dengan Undang- undang Sisdiknas No

20 tahun 2003 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa pada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, berilmu, mandiri, dan bertanggung

jawab( Depdiknas, 2006:76)

Untuk merealisasikan tujuan pendidikan di atas, pemerintah berusaha

meningkatkan mutu dan pengelolaan pendidikan dengan melakukan berbagai

usaha diantaranya, disempurnakannya kurikulum, melengkapi sarana dan

prasarana, dan peningkatan kualitas guru sehingga guru mampu menggunakan

metode dan model yang bervariasi dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan proses yang paling fundamental, dan

menunjukkan bahwa tercapai tidaknya tujuan pembelajaran tergantung proses

1
2

pembelajaran yang dilaksanakan guru. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari

hasil belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkan pengalaman penulis bahwa hasil belajar PAI dan BP

siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan oleh beberapa

faktor, salah satunya karena kurang bervariasinya metode dan model yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran PAI dan BP guru

dominan menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru yang

berperan aktif sementara siswa lebih banyak diam dan mendengarkan

sehingga pembelajaran menjadi menoton yang akibatnya hasil belajar PAI dan

BP siswa belum sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan dalam

pembelajaran PAI dan BP adalah model kooperatif (Cooperative Learning).

Model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:11)

“dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang

pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara

individu maupun kelompok”. Selain itu pembelajaran kooperatif juga dapat

menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, menimbulkan

motivasi sosial siswa, dan tidak bersifat kompetitif.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD). Slavin (dalam Nurasma 2006:51)

mengemukakan “pembelajaran kooperatif model STAD, yang mana siswa

ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang

siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda,


3

sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi,

sedang, dan rendah”.

Melalui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena salah satu keunggulan

pembelajaran kooperatif ini adalah meningkatkan kerjasama, hubungan sosial

di dalam kelompok, dan dapat meningkatkan kemampuan belajar PAI dan BP

siswa.

Dalam Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran PAI dan BP banyak

kompetensi dasar yang dapat diterapkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, salah satu materinya adalah tentang kisah

nabi dan rasul.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang “ Peningkatan Hasil

Belajar PAI dan BP pada Materi Kisah Nabi dan Rasul Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bagi Siswa

Kelas V SDN 01 Sitiung “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah

penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar PAI dan BP siswa kelas V SDN 01 Sitiung?.


4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara khusus penelitian

tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI dan BP

siswa kelas V SDN 01 Sitiung dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagis siswa, untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi guru, sebagai masukan pengetahuan dan pengalaman dalam

melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran PAI dan BP di kelas V Sekolah Dasar.


5

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai

tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, individu sangat berperan penting

dalam mencari hasil yang menguntungkan bagi kelompoknya, karena nilai

kelompok dibentuk berdasarkan sumbangan dari setiap anggota kelompok.

Menurut Farida (2005:34) “belajar kooperatif merupakan suatu metode

yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa

bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas”. Senada

dengan yang dikemukakan Slavin (dalam Nurasma 2006:11) bahwa “dalam

belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun

kelompok”.

Copper (dalam Nurasma 2006:12) mengemukakan “pembelajaran

kooperatif sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-

kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan

dan tugas akademik bersama, sambil bekerjasama belajar keterampilan-

keterampilan kolaboratif dan sosial”.

Sedangkan Johnson (dalam Etin 2006:4) menyatakan “belajar

kooperatif merupakan pemanfaatan dalam kelompok kecil yang

memungkinkan siswa bekerjasama untuk memaksimalkan belajar mereka dan

belajar anggota lainnya dalam kelompok”.

5
6

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpukan

bahwa dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat bekerjasama dalam

kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok

dan dapat bertanggung jawab atas hasil kerja kelompoknya masing-masing.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Nurasma (2006:12) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif

bertujuan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap perbedaan

individu, dan pengembangan keterampilan sosial”.

1) Pencapaian hasil belajar

Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik sehingga dapat membantu siswa

untuk memahami konsep-konsep yang sulit. Selain itu siswa yang

mempunyai kemampuan yang lebih tinggi akan membimbing teman satu

kelompok. Dengan adanya kerjasama siswa bisa saling tolong menolong

dan lebih semangat dalam belajar sehingga hasil belajar dapat meningkat.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Melalui pembelajaran kooperatif siswa diajarkan untuk menerima

dan menghargai perbedaan yang ada, seperti perbedaan jenis kelamin,

kemampuan, dan sosial ekonomi. Dalam hal ini guru menjelaskan kepada

siswa apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan seperti,

tidak boleh membeda-bedakan teman. Sehingga dengan pembelajaran

kooperatif dapat melatih siswa untuk menerima perbedaan yang ada antara

teman satu kelompoknya.


7

3) Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerjasama dan kolaborasi. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam

kehidupan bermasyarakat, karena kita hidup saling tergantung satu sama

lain walaupun beragam budayanya. Dengan pembelajaran kooperatif siswa

dapat meningkatkan kemampuan sosialnya dengan cara berkomunikasi,

berinteraksi, dan berbagi ide di dalam kelompok.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nurasma (2006:14) “prinsip pembelajaran kooperatif ada

lima yaitu belajar siswa aktif, belajar kerjasama, pembelajaran partisipatorik,

reactive teaching, dan pembelajaran yang menyenangkan”.

a. Belajar Siswa Aktif

Model pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas belajar

dominan dilakukan siswa, dan pengetahuan yang ditemukan melalui

belajar bersama-sama. Dalam kegiatan kelompok, aktivitas siswa sangat

jelas dengan bekerjasama, melakukan diskusi, mengemukakan ide masing-

masing anggota, siswa menggali seluruh informasi yang berkaitan dengan

topik yang menjadi bahan kajian kelompok dan mendiskusikan pula

dengan kelompok lain. Sehingga dengan pembelajaran kooperatif dapat

melatih siswa untuk aktif dalam belajar.

b. Belajar Kerjasama

Proses pembelajaran kooperatif dilalui dengan bekerjasama dalam

kelompok untuk membangun pengetahuan yang sedang dipelajari. Prinsip


8

inilah yang melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran

kooperatif, karena pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dan

penemuan-penemuan dari hasil kerjasama akan lebih lama diingat oleh

siswa. Dengan pembelajaran kooperatif siswa diajarkan untuk saling

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

c. Pembelajaran Partisipatorik

Pembelajaran kooperatif juga menganut prinsip dasar pembelajaran

partisipatorik, karena pada model pembelajaran ini siswa belajar

melakukan sesuatu (learning by doing) secara bersama-sama untuk

menemukan dan membangun pengetahuan. Dalam berdiskusi kelompok

siswa diberikan waktu untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya,

dan kelompok lain diberikan kesempatan untuk mengomentari atau

mengemukakan pendapatnya tentang hasil kerja kelompok yang telah

dipresentasekan.

d. Reactive Teaching

Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif, guru perlu menciptakan

strategi yang tepat agar seluruh siswa mempunyai motivasi yang tinggi.

Motivasi tersebut dapat dibangkitkan apabila guru dapat menciptakan

suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Ciri-ciri guru yang

reaktif adalah: a) menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, b)

pembelajaran dimulai dari hal yang diketahui dan dipahami siswa, c)

menciptakan suasana belajar yang menarik, d) mengetahui hal-hal yang

membuat siswa bosan dan segera menanggulanginya. Jadi apabila guru


9

memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas siswa akan termotivasi dalam

belajar.

e. Pembelajaran yang Menyenangkan

Pembelajaran harus berjalan dalam suasana yang menyenangkan, tidak

adalagi suasana yang menakutkan dan suasana belajar yang tertekan bagi

siswa. Suasana belajar yang menyenangkan harus dimulai dari sikap dan

prilaku guru baik di dalam maupun di luar kelas. Guru harus memiliki

sikap yang ramah dan menyayangi siswa dalam belajar.

4. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Anita (2002:30) menyatakan “ada lima unsur model pembelajaran

kooperatif yaitu, saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan,

tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok”.

a. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan atau kegagalan kelompok sangat tergantung pada usaha

setiap anggotanya, karena nilai kelompok dibentuk berdasarkan

sumbangan dari setiap anggota. Oleh sebab itu semua anggota harus saling

bekerjasama untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

1) Tanggung Jawab Perseorangan

Setiap anggota kelompok akan bertanggung jawab untuk melakukan

yang terbaik bagi kelompoknya masing-masing, karena nilai kelompok

terbentuk dari sumbangan setiap anggota kelompok. Siswa harus berusaha

untuk memahami materi yang diberikan guru.


10

2) Tatap Muka

Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan

teman satu kelompok. Sehingga dengan berdiskusi siswa dapat saling

berinteraksi dengan teman satu kelompok yang nantinya akan memberikan

keuntungan kepada setiap anggota, karena dapat memanfaatkan kelebihan

dan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok.

3) Komunikasi Antar Anggota

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok merupakan hal yang

sangat penting, karena berguna untuk memperkaya pengalaman belajar,

pembinaan perkembangan mental, dan emosional para siswa. Masing-

masing anggota kelompok belajar untuk dapat mengemukakan pendapat

dan mau mendengarkan pendapat temannya.

4) Evaluasi Proses Kelompok

Keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja

kelompok. Apabila proses kerja kelompok berjalan dengan baik tentu saja

hasil dari kerja kelompoknya juga baik. Jadi dalam kerja kelompok selain

dari hasil kerja kelompok, proses dalam kerja kelompok juga penting.

5. Model-model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif terdiri atas 7 tipe (Nurasma 2006:51),

yaitunya sebagai berikut:

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang


11

beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran

dari kemampuan akademik yang berbeda. Guru lebih dulu menyajikan

materi, kemudian anggota tim mempelajari materi dan memastikan semua

anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

b. Teams Games Tournament (TGT)

TGT adalah model pembelajaran yang didahului dengan penyajian

materi oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan

kepada siswa. Setelah itu siswa pindah ke kelompoknya masing-masing

untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang

telah diberikan guru.

c. Team Assisted Individualization (TAI)

TAI merupakan model pembelajaran yang menggunakan kombinasi

pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.

d. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC adalah sebuah program komprehensif dalam pengajaran

membaca dan menulis untuk kelas tinggi di Sekolah Dasar. Mereka terlibat

dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, saling membacakan satu sama

lain, membuat prediksi, membuat ikhtisar, menulis tanggapan dan berlatih

pengejaan serta pembendaharaan kata.

e. Group Investigation (GI)

GI adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang memperbolehkan

siswa merancang dan melakukan suatu pembelajaran dalam kelompok

mereka. Keberhasilan pelaksanaan model ini tergantung dengan latihan-


12

latihan berkomunikasi dari berbagai keterampilan sosial lain yang

dilakukan sebelumnya.

f. Jigsaw

Model jigsaw dapat digunakan apabila materi yang harus dikaji

berbentuk narasi tertulis. Model ini paling cocok digunakan dalam

pembelajaran-pembelajaran semacam kajian-kajian sosial, sastra, beberapa

bagian ilmu pengetahuan (sains), dan berbagai bidang yang terkait yang

tujuan pembelajarannya adalah pemerolehan konsep bukan keterampilan.

g. Model Co-op Co-op

Model Co-op Co-op hampir mirip dengan investigasi kelompok, tapi

menempatkan kelompok-kelompok dalam kerjasama satu dengan yang

lain untuk mengkaji topik kelas. Dalam model ini memungkinkan siswa

untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dan kemudian

memberikan kesempatan bagi mereka untuk saling tukar pemahaman yang

baru dengan teman-teman sebaya.

6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan dan kelemahan

sebagai berikut:

a. Keunggulan

Davidson (dalam Nurasma 2006:26) mengemukakan “enam

keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu, meningkatkan kecakapan

individu, meningkatkan kecakapan kelompok, meningkatkan komitmen,


13

menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya, tidak bersifat

kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam”.

Slavin (dalam Nurasma 2006:26) menyatakan bahwa “pembelajaran

kooperatif dapat menimbulkan motivasi sosial siswa dan dapat

mengaktualisasikan dirinya”.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pembelajaran

kooperatif akan dapat meningkatkan kecakapan individu maupun

kelompok, meningkatkan komitmen, menghilangkan prasangka buruk,

tidak bersifat kompetitif, tidak memiliki rasa dendam, dan menimbulkan

motivasi sosial siswa.

b. Kelemahan

Slavin (dalam Nurasma 2006:27) menyatakan bahwa “kekurangan

dari pembelajaran kooperatif adalah kontribusi dari siswa berprestasi

rendah menjadi kurang, dan siswa yang berprestasi tinggi akan mengarah

pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan”.

Noornia (dalam Nurasma 2006:27) menyatakan bahwa “dari segi

keterampilan mengajar guru membutuhkan persiapan yang matang untuk

dapat menerapkannya dengan baik”.

Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa setiap model pembelajaran

mempunyai keunggulan dan kelemahan, keberhasilan dalam menggunakan

model kooperatif ini sangat ditentukan oleh guru apabila model ini benar-

benar dipahami oleh guru maka proses pembelajaran akan berjalan dengan

baik.
14

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:51) “pembelajaran kooperatif

model STAD, siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar yang

beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari

kemampuan akademik yang berbeda, sehingga setiap kelompok terdapat siswa

yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah”.

Sesuai dengan yang dikemukakan Mohamad (2005:5) “dalam STAD

siswa dikelompokkan dalam tim-tim pembelajaran dengan empat orang

anggota, anggota tersebut campuran yang ditinjau dari tingkat kinerja, jenis

kelamin dan suku”.

Model kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang menekankan

pada aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi

yang maksimal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengembangkan

kemampuan siswa baik secara individu maupun secara kelompok serta saling

memotivasi dan saling membantu sesama anggota kelompok dalam menguasai

materi pelajaran.

2. Tahap-tahap Belajar Kooperatif Tipe STAD

Nurasma (2006:52) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

terdiri atas 7 tahap yaitu sebagai berikut:


15

a. Persiapan pembelajaran

Adapun yang dilakukan guru pada waktu persiapan pembelajaran

sebagai berikut: a) membuat LKS yang dan lembar kunci jawaban LKS, b)

membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari

empat sampai lima orang dengan kemampuan yang heterogen. c)

menentukan skor dasar awal, skor dasar merupakan skor pada kuis

sebelumnya.

b. Penyajian materi

Setiap pembelajaran dengan menggunakan metode ini dimulai

dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum menyajikan materi, terlebih

dahulu guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi

untuk berkooperatif.

c. Kegiatan belajar kelompok

Pada tahap ini pertama sekali guru memberikan LKS pada setiap

kelompok , setelah itu guru menjelaskan ketentuan yang berlaku di dalam

kelompok kooperatif. Kemudian meminta siswa untuk bekerjasama dalam

kelompok untuk menyelesaikan masalah dan pertanyaan yang terdapat

pada LKS yang telah dibagikan.

d. Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: a)

perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan

kelas, b) kelompok lain memberikan tanggapan atas hasil kerja kelompok

yang disajikan, c) membagikan kunci jawaban pada setiap kelompok, dan


16

setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki

jika masih terdapat kesalahan-kesalahan

e. Mengerjakan soal-soal kuis secara individual

Pada tahap ini siswa diberikan soal-soal atau kuis secara individu.

Dalam menjawab soal-soal tersebut siswa tidak boleh bekerjasama dan

saling membantu.

f. Pemeriksaan hasil kuis

Pemeriksaan hasil kuis dilakukan oleh guru, membuat daftar skor

peningkatan setiap individu yang kemudian dimasukkan menjadi skor

kelompok.

g. Penghargaan kelompok

Setelah diperoleh hasil kuis, kemudian dihitung skor peningkatan

individual berdasarkan selisih perolehan skor kuis terdahulu (skor dasar)

dengan skor kuis terakhir. Kelompok yang memperoleh skor yang

tertinggi akan mendapat penghargaan.

Nurasma (2006:120), menyatakan bahwa untuk menentukan skor

peningkatan individual dihitung poin perkembangan sebagai berikut:

a.) Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin

b.) 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

c.) Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin

d.) Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

e.) Pekerjaan sempurna 30 poin


17

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin

perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

N= Jumlah total perkembangan anggota


Jumlah anggota kelompok yang ada

Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga

tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu tim baik, hebat, dan super dengan

kriteria sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tingkat Penghargaan Kelompok


Kriteria (rata-rata Penghargaan
tim)
5-15 poin Tim Baik
16-25 poin Tim Hebat
Lebih kurang 25 poin Tim Super
Sumber: Nurasma. 2008:97-98. Model Pembelajaran Kooperatif.
Padang: UNP Press)
C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep dalam belajar. Apabila

telah terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik pada diri

seseorang, maka seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar.

Sesuai dengan yang dikemukakan Oemar (1993:21) “hasil belajar

adalah tingkah laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan, keterampilan,

kesanggupan menghargai, perkembangan sifat sosial, emosional, dan

perubahan jasmani”.
18

Menurut Ngalim (1996:18) “hasil belajar siswa dapat ditinjau dari

beberapa aspek kognitif yaitu kemampuan siswa dalam pengetahuan (ingatan),

pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis, dan evaluasi”

Dari pendapat para ahli di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa hasil

belajar siswa dapat di lihat dari kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran

yang telah disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran dan bagaimana

siswa tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan serta mampu

memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya.
19

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Sitiung.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Sitiung. Sebagai subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang terdaftar pada semester I

tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 29 orang siswa.

B. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih dengan alasan

peneliti akan memaparkan data yang diperoleh secara alami, mulai dari data

sebelum tindakan, selama tindakan dan sesudah tindakan. Tindakan

dilakukan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PAI dan BP dengan

menggunakan model kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 01

Sitiung.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biglen (dalam,

Martianty, 2004:32) ciri-ciri pendekatan kualitatif yaitu : “ 1) berlatar

alamiah, sumber datanya langsung dan peneliti bertindak sebagai instrumen

kunci; 2) deskriptif; 3) data mengutamakan proses daripada produk belaka;

19
20

4) data dianalisa secara induktif dan 5) makna dari pendekatan kualitatif itu

yang esensial”.

2. Alur Penelitian

Langkah-langkah tindakan yang ditempuh merupakan kerja yang

berulang-ulang (siklus), sehingga diperoleh pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar PAI dan BP siswa.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus yang

dikembangkan Kemmis dan Taggart. Model siklus ini mempunyai empat

komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Proses

penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus yang dinilai

dari aspek mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan sesuai

rencana, melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi

yaitu perenungan terhadap perencanaan, kegiatan tindakan dan kesuksessan

hasil yang diperoleh sesuai dengan prinsip umum penelitian, maka setiap

partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dan peneliti dalam sistem

persekolahan. Siklus dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :
21

ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Identifikasi masalah.

Rencana I Rancangan pembelajaran I

1. Menyampaikan materi pembelajaran.


2. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 - 6 siswa
dengan kemampuan yang berbeda-beda.
3. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai
kompetensi dasar.
Tindakan 4. Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
Siklus I dan 5. Memberikan tes / kuis secara individual.
pengamatan 6. Memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini)

Refleksi I Observasi dan diskusi Berhasil

Belum berhasil laporan

Rencana II
Rancangan pembelajaran II

1. Menyampaikan materi pembelajaran


2. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 - 6 siswa
dengan kemampuan yang berbeda-beda.
3. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai
Tindakan
Siklus II kompetensi dasar.
dan
4. Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
pengamatan
5. Memberikan tes / kuis secara individual.
6. Memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Refleksi II Observasi dan diskusi Berhasil

Laporan
22

3. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup 1)

tahap perencanaan; 2) tahap pelaksanaan; 3) tahap observasi; 4) tahap

refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bersama guru membuat

rancangan tindakan. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan

tindakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu dengan kegiatan

sebagai berikut :

a). Menyusun rancangan tindakan berupa model rencana pelaksanaan

pembelajaran, hal ini meliputi :

1). Menyusun tujuan pembelajaran.

2). Memilih dan menetapkan materi.

3). Menyusun kegiatan belajar dan mengajar.

4). Memilih dan menetapkan media dan sumber belajar.

5). Menyusun evaluasi.

b). Menyusun indikator, deskriptor, dan kriteria pembelajaran PAI dan BP.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa dalam

meningkatkan pemahaman konsep dalam PAI dan BP dengan model

Pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh


23

peneliti. Kegiatan akan berakhir setelah siswa yang menjadi subjek

penelitian mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan masing-masing tindakan dilakukan sesuai siklus spiral

yang dikemukakan Kemis dan Taggart (dalam Rochiati, 2005:66-67) yang

terdiri dari empat komponen yaitu : 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3)

observasi dan 4) refleksi. Siklus dalam suatu tindakan akan berulang sampai

kriteria yang ditetapkan dalam setiap tindakan tercapai.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama kegiatan tindakan berlangsung.

Pengamatan dilakukan oleh obsever. Adapun yang diamati adalah aktivitas

guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan

dilakukan sesuai dengan lembar observasi yang telah disediakan

sebelumnya.

d. Tahap Refleksi

Menganalisis, memahami, dan menyimpulkan hasil dari pengamatan

adalah merupakan rangkaian kegiatan guru kelas pada tahap refleksi.

Peneliti bersama guru kelas menganalisis dan merenungkan hasil tindakan

pada setiap siklus sebagai bahan pertimbangan apakah pemberian tindakan

yang dilakukan perlu diulangi atau tidak. Untuk melengkapi kriteria

tindakan yang telah ditentukan dalam refleksi juga dilakukan penilaian

terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan baik jika telah

mencapai nilai 75 %. Jika kriteria tindakan telah tercapai namun proses

pembelajaran belum mencapai 75 %, maka peneliti lanjut ke siklus II, tetapi


24

kelemahan yang tedapat pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Jika perlu

diulangi, maka peneliti menyusun kembali rencana (revisi) untuk siklus

berikutnya. Demikian seterusnya hingga siswa memperoleh skor 75 %

keatas.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data ini merupakan hasil pengamatan langsung dari peneliti dalam

pembelajaran PAI dan BP. Data ini berhubungan dengan hal-hal yang

berkaitan dengan perencanaan dan hasil pembelajaran yang merupakan

informasi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan

siswa meliputi interaksi belajar mengajar dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Kemampuan / hasil belajar siswa.

Data pada penelitian ini diperoleh dari :

1) Tes, dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil

belajar PAI dan BP. Tes dilaksanakan pada awal penelitian dan

pada akhir setiap siklus. Tes akhir setiap tindakan dimaksudkan

untuk melihat kemajuan siswa dalam mengikuti pembelajaran

dan refleksi untuk tindakan berikutnya.

2) Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara

pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan


25

untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat

menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01

Sitiung yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD berjumlah 31

orang siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai

perencana, pelaksana pembelajaran di kelas. Peneliti sebagai instrumen utama

bertugas menjaring, menilai, menyimpulkan dan memutuskan data yang

digunakan

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Lembar pengamatan keterampilan kooperatif siswa.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan model analisis data kualitatif. Model analisis data kualitatif yaitu

analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh

data tersebut terkumpul (Miles dan Huberman (dalam Ritawati, 2006:78). Data

tersebut direduksi berdasarkan masalah yang dilakukan berulang-ulang pada

setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan.


26

Tahap analisis tersebut adalah sebagai berikut : menelaah data yang

telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan, penyeleksian dan pemilihan

data. Kemudian data tersebut direduksi melalui pengkategorian dan

pengklasifikasian. Semua data yang terkumpul dikelompok-kelompokkan dan

diseleksi sesuai dengan fokus masing-masing , kemudian disajikan dengan cara

mengorganisasikan informasi yang telah direduksi melalui rangkuman yang

disajikan secara terpadu. Barulah terakhir dengan menyimpulkan hasil

penelitian.

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data

perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan evaluasi. Analisis data dilakukan dengan

cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai

kekurangan dan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.


27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata

pelajaran PAI dan BP diwujudkan dalam bentuk rancangan pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Rancangan ini disusun berdasarkan program semester I

sesuai dengan waktu penelitian berlangsung. Perencanaan disusun untuk satu

kali pertemuan (2x35 menit). Materi yang diambil untuk siklus I adalah kisah

nabi Dawud AS.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu penulis

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, LKS, lembaran kunci

LKS yang akan digunakan dalam belajar kelompok. Di samping itu penulis

juga menyiapkan lembar pengamatan yang akan diberikan pada observer

untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Kegiatan guru yang direncanakan pada kegiatan awal yaitu, 1)

menyiapkan kondisi kelas, 2) membuka skemata siswa melalui gambar, dan 3)

melakukan tanya jawab tentang gambar. Kegiatan inti yaitu, 1) menyampaikan

materi, 2) tanya jawab, 3) membagi siswa ke dalam kelompok kooperatif yang

terdiri dari 4 atau 5 orang siswa, 4) membagikan LKS pada setiap kelompok,

27
28

5) membimbing siswa dalam diskusi kelompok, 6) menugasi siswa

memberikan informasi kepada teman di dalam kelompok kooperatif, 7)

menugasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok, 8) menugasi kelompok lain

menanggapi hasil kerja kelompok yang sudah dibacakan, 9) menugasi siswa

mencocokkan LKS dengan lembaran kunci LKS, dan 10) menugasi siswa

melengkapi jawaban LKS jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

Sedangkan dalan kegiatan akhir yaitu, 1) membantu siswa menyimpulkan

materi pelajaran, 2) memberikan kuis secara individu, 3) memberikan skor/

poin terhadap hasil diskusi, dan 4) memberikan penghargaan kepada

kelompok.

Penilaian terhadap pembelajaran siklus I ini adalah dengan memberikan

kuis berupa soal diakhir pembelajaran. Kuis tersebut rencananya untuk

menentukan skor akhir yang diperoleh pada siklus I dan berguna untuk

melihat keberhasilan dari siklus I ini.

b. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, tanggal

06 November 2018 jam 10.55 - 12.05 WIB, pembelajaran untuk siklus I

berlangsung selama 70 menit. Berdasarkan perencanaan yang telah diuraikan

di atas maka pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP dilaksanakan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Mengawali tindakan pembelajaran ini peneliti terlebih dahulu

mengucapkan salam, kemudian menanyakan kepada siswa apakah siap untuk

belajar. Setelah itu peneliti menanyakan siapa yang tidak hadir.


29

Sebelum memulai pelajaran, terlebih dahulu peneliti membuka

skemata siswa melalui tanya jawab. Kemudian dilanjutkan dengan

menjelaskan materi pembelajaran tentang kisah Nabi Dawud AS.

Tahap berikutnya adalah menempatkan siswa ke dalam kelompok

kooperatif (heterogen). Pengelompokan ini berdasarkan nilai tes pra siklus

yang dilaksanakan sebelumnya, dan berdasarkan jenis kelamin yang berbeda.

Nilai pra siklus siswa tersebut akan dijadikan sebagai skor dasar. Adapun nilai

pra siklus siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Nilai Pra Siklus PAI dan BP

NO NAMA NILAI
1 Lxrehan AlFahru 70
2 Tanzilul Hikmah R 60
3 Alfino Maisya Putra 80
4 Amelia Fitri 50
5 Arifin Khairi 80
6 Aulia Atika 30
7 Dovy Deza Pratama 90
8 Fahri Alzikri 70
9 Khaila Sylva 50
10 Lani Okarina 80
11 Latiful Arif 70
12 M. Alfarizi 70
13 M. Dylan Juliano 60
14 M. Rafli Asyidiki 80
15 M. Rahul 80
16 Muhammad Aksa 50
17 Netra Sandi 60
18 Putri Azari 70
19 Rafli Fauzan 70
20 Raflan Ardo 60
21 ReskI Aditia 60
22 Sabila 70
23 Salsabila 60
24 Salva Ramadhani 50
30

25 Salwa Novita S 70
26 Salsil Bila R 70
27 Wahyu Pratama 80
28 Wahyuda Saputra 60
29 Wahyu Suriadi 30
Jumlah 1880
Rata-rata 64,83

Berdasarkan skor tersebut siswa dibagi ke dalam 6 kelompok secara

heterogen (kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Pembagian kelompok

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Nama- nama Anggota Kelompok Siklus I

No Anggota Kelompok Kelompok


1 Dovy Deza Pratama
2 Wahyu Pratama
3 Rafli Fauzan Anggrek
4 Netra Sandi
5 Khaila Sylva
6 Alfino Maisya Putra
7 Lxrehan AlFahru
8 Sabila Bogenville
9 Raflan Ardo
10 Muhammad Aksa
11 Arifin Khairi
12 Fahri Alzikri
13 Salwa Novita S Cempaka
14 Reski Aditia
15 Salva Ramadhani
16 Lani Okarina
17 Latiful Arif
18 Salsil Bila R Dahlia
19 Salsabila
20 Aulia Atika
21 M. Rafli Asyidiki
22 M. Alfarizi
23 Tanzilul Hikmah R Edelwis
24 Wahyuda Saputra
25 Wahyu Suriadi
26 M. Rahul
31

27 Putri Azari Flamboyan


28 M. Dylan Juliano
29 Amelia Fitri

Pada kegiatan belajar kelompok peneliti membagikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) pada masing-masing kelompok. LKS akan didiskusikan siswa

secara bersama di dalam kelompoknya. Setelah siswa mendiskusikan dalam

kelompok, maka perwakilan kelompok mempresentasekan hasil kerja

kelompoknya ke depan kelas, sedangkan kelompok lain menanggapi hasil

kerja kelompok yang telah dilaporkan temannya.

Langkah selanjutnya adalah mencocokkan LKS dengan lembaran

kunci jawaban LKS yang telah dibagikan guru pada masing-masing

kelompok. Setiap kelompok memeriksa hasil kerja kelompoknya dan

melengkapi jawaban jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

Pada akhir pembelajaran siswa disuruh duduk kembali pada tempat

duduknya masing-masing, kemudian siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan materi pelajaran. Setelah itu siswa diberikan kuis, saat

mengerjakan soal kuis siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama

lain.

Setelah siswa mengerjakan soal tersebut, maka guru memeriksa hasil

kuis individu yang telah di kerjakan siswa. Dalam menyelesaikan kuis tersebut

masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal, sehingga

nilai yang diperoleh masih rendah. Setelah diperoleh hasil kuis, maka guru

menentukan skor peningkatan yang diperoleh siswa berdasarkan selisih antara

skor dasar dengan skor kuis, kemudian skor peningkatan tersebut dapat
32

digunakan untuk menghitung poin perkembangan yang diperoleh masing-

masing siswa.

Setelah diperoleh poin perkembangan pada masing-masing siswa,

maka poin perkembangan tersebut dapat dimasukkan ke dalam lembar ikhtisar

kelompok. Bagi kelompok yang memperoleh poin perkembangan berdasarkan

kriteria yang telah ditentukan akan mendapat penghargaan, yang dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel Lembar Ikhtisar Kelompok Siklus I

Nama Kelompok : Anggrek


Anggota Kelompok Skor Nilai Poin
Dasar Siklus I
Dovy Deza Pratama 90 90 20
Wahyu Pratama 80 80 20
Rafli Fauzan 70 70 20
Netra Sandi 60 60 20
Khaila Sylva 50 60 20
Jumlah Poin Kelompok 100
Rata-rata Kelompok 20
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Nama Kelompok : Bougenfil


Anggota Kelompok Skor Nilai Poin
Dasar Siklus I
Alfino Maisya Putra 80 80 20
Lxrehan AlFahru 70 80 20
Sabila 70 80 20
Raflan Ardo 60 70 20
Muhammad Aksa 50 60 20
Jumlah Poin Kelompok 100
Rata-rata Kelompok 20
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Nama Kelompok : Cempaka


Anggota Kelompok Skor Nilai Poin
Dasar Siklus I
Arifin Khairi 80 90 20
Fahri Alzikri 70 80 20
33

Salwa Novita S 70 80 20
Reski Aditia 60 60 20
Salva Ramadhani 50 60 20
Jumlah Poin Kelompok 100
Rata-rata Kelompok 20
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Nama Kelompok : Dahlia


Anggota Kelompok Skor Nilai Poin
Dasar Siklus I
Lani Okarina 80 80 20
Latiful Arif 70 80 20
Salsil Bila R 70 70 20
Salsabila 60 70 20
Aulia Atika 90 90 20
Jumlah Poin Kelompok 100
Rata-rata Kelompok 20
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Nama Kelompok : Edelwis


Anggota Kelompok Skor Nilai Poin
Dasar Siklus I
M. Rafli Asyidiki 80 80 20
M. Alfarizi 70 80 20
Tanzilul Hikmah R 60 70 20
Wahyuda Saputra 60 70 20
Wahyu Suriadi 30 50 30
Jumlah Poin Kelompok 110
Rata-rata Kelompok 22
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Nama Kelompok : Flamboyan


Anggota Kelompok Skor Nilai Poin
Dasar Siklus I
M. Rahul 80 80 20
Putri Azari 70 70 20
M. Dylan Juliano 60 70 20
Amelia Fitri 50 50 20
Jumlah Poin Kelompok 80
Rata-rata Kelompok 20
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT
34

Penghargaan yang diberikan berupa benda dan piagam penghargaan

kelompok.

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pembelajaran PAI dan BP dilakukan bersamaan

dengan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari tindakan pertama

sampai tindakan berakhir. Pengamatan yang dilakukan pada satu tindakan

dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan ini

kemudian direfleksi untuk perencanaan tindakan berikutnya.

Pengamatan terhadap tindakan dilakukan oleh obseerver. Observer

bertugas mengamati peneliti saat melakukan tindakan dan mengamati kegiatan

siswa dalam pembelajaran. Observer dalam melaksanakan tugasnya dibantu

dengan menggunakan lembaran pengamatan yang diisi dengan memberi tanda

ceklis. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran.

1) Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I secara umum

berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Namun

ada beberapa kegiatan pembelajaran yang belum berhasil dilakukan oleh guru.

Guru dalam menyampaikan materi dinilai sangat. Kegiatan selanjutnya adalah

membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang beranggotakan 5 atau 6

orang. Untuk kegiatan ini guru dinilai baik..


35

Pada tahap menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok guru dinilai

baik, yang belum terlaksana yaitu kurang memotivasi siswa agar dapat

bekerjasama. Tahap selanjutnya adalah membimbing siswa dalam kerja

kelompok, pada tahap ini guru dinilai baik, yang belum terlaksana yaitu

kurang memberikan motivasi agar setiap kelompok mau menyampaikan

pendapatnya.

Pada tahap menugasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok guru

dinilai baik, karena yang belum terlaksana yaitu guru belum meminta semua

kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas. Tahap

selanjutnya membimbing siswa dalam menyimpulkan pelajaran, guru dinilai

baik, yang belum terlaksana yaitu belum mengajukan pertanyaan secara

menyeluruh. Guru hanya menunjuk beberapa orang siswa saja dalam

menyimpulkan pelajaran. Pada tahap memberikan penghargaan kelompok

guru dinilai sangat baik karena semua deskriptor yang ditetapkan sudah

terlaksana.

2) Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran

Aktifitas siswa dalam pembelajaran juga diamati oleh guru kelas V

dengan menggunakan lembaran pengamatan. Aktifitas siswa pada siklus I

belum terlaksana dengan optimal, karena masih ada beberapa deskriptor dalam

kegiatan pembelajaran yang belum tercapai oleh siswa.

Adapun kegiatan siswa, observer melaporkan bahwa pada tahap

mendengarkan penyampaian materi siswa dinilai baik, yang belum terlihat

yaitu siswa enggan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami tentang
36

materi yang dijelaskan guru. Pada tahap siswa duduk dalam kelompok

kooperatif, siswa dinilai cukup karena saat siswa disuruh duduk dalam

kelompok siswa belum tertib sehingga kondisi kelas agak ribut dan setiap

anggota kelompok belum aktif dalam berdiskusi.

Pada tahap mendengarkan langkah-langkah kerja kelompok siswa

dinilai baik, karena yang belum terlihat yaitu siswa kurang bersemangat untuk

bekerja kelompok. Pada saat berdiskusi dalam kelompok siswa dinilai cukup

karena yang belum terlihat yaitu siswa belum aktif dalam berdiskusi dan

anggota kelompok belum bertanggung jawab untuk menjelaskan pada teman

yang belum mengerti dalam kelompoknya.

Pada saat melaporkan hasil kerja kelompok siswa dinilai baik, yang

belum terlihat yaitu belum semua kelompok yang melaporkan hasil diskusi

kelompoknya ke depan kelas. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu.

Pada saat menyimpulkan pelajaran siswa dinilai baik, karena yang belum

terlihat yaitu siswa belum aktif dalam menyimpulkan pelajaran. Pada tahap

menerima penghargaan kelompok siswa dinilai sangat baik karena semua

deskriptor yang ditentukan sudah terlihat.

Hasil kuis individu yang diperoleh siswa hanya mencapai nilai rata-

rata 75. Sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

yang diberikan. Pada siklus I masih banyak nilai siswa yang belum mencapai

ketuntasan. Data nilai ketuntasan siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.
37

Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

% Ketuntasan
No Nama Nilai Ketuntasan Belum Ket
Tuntas
Perorangan Tuntas
1 Lxrehan AlFahru 80 80% √
2 Tanzilul Hikmah R 70 70% √
3 Alfino Maisya Putra 80 80% √
4 Amelia Fitri 60 60% √
5 Arifin Khairi 90 90% √
6 Aulia Atika 50 50% √
7 Dovy Deza Pratama 90 90% √
8 Fahri Alzikri 80 80% √
9 Khaila Sylva 60 60% √
10 Lani Okarina 80 80% √
11 Latiful Arif 80 80% √
12 M. Alfarizi 80 80% √
13 M. Dylan Juliano 70 70% √
14 M. Rafli Asyidiki 80 80% √
15 M. Rahul 80 80% √
16 Muhammad Aksa 60 60% √
17 Netra Sandi 60 60% √
18 Putri Azari 70 70% √
19 Rafli Fauzan 70 70% √
20 Raflan Ardo 70 70% √
21 Reski Aditia 60 60% √
22 Sabila 80 80% √
23 Salsabila 70 70% √
24 Salva Ramadhani 60 60% √
25 Salwa Novita S 80 80% √
26 Salsil Bila R 70 70% √
27 Wahyu Pratama 80 80% √
28 Wahyuda Saputra 70 70% √
29 Wahyu Suriadi 50 50% √
Jumlah 2080 15 14
Rata-rata 71,72
Persen 71,72% 52 48

Rumus ketuntasan perorangan

f
P = -----X 100
N
38

Keterangan : P = Persentase
f = Nilai yang diperoleh
N = Nilai max 100

Rumus ketuntasan belajar

f
P = -----X 100
N
Keterangan : P = Persentase
f = Skor ketuntasan yang diperoleh
N = Jumlah siswa
70 %- 100 % = Tuntas
0 % - 69 % = Belum tuntas
(Menurut Dhydiet, 2008:1)

d. Refleksi

Pembelajaran siklus I difokuskan kepada materi tentang kisah nabi

Dawud a.s dan nabi Sulaiaman a.s. dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan,

refleksi diadakan secara kolaboratif antara penulis dengan observer setiap

pembelajaran berakhir. Refleksi tindakan siklus I ini mencakup refleksi

terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar PAI dan BP siswa.

Hasil diskusi dan refleksi antara peneliti dengan teman kolaborator

pada siklus I diketahui bahwa yang perlu diperhatikan sebagai rencana

tindakan siklus berikutnya adalah:

1) Ketika guru membagi anggota kelompok, kondisi kelas agak ribut karena

siswa sibuk mencari teman satu kelompok.

2) Masih ada kelompok yang belum heterogen, anggota kelompok belum

dibentuk berdasarkan sosial ekonomi yang beragam.

3) Siswa masih ada yang suka berpikir sendiri, kurang tertarik untuk berbagi
39

ide dan pendapat dengan temannya.

4) Hanya satu kelompok yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya

ke depan kelas.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan

yang telah dicapai pada siklus I maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat

perencanaan sebagai berikut:

1) Guru merancang ulang cara pembagian kelompok, sehingga kondisi kelas

bisa tenang dan tertib dan dalam membagi kelompok waktu dapat

digunakan dengan seefisien mungkin. Hal itu dilakukan guru dengan cara

mengatur tempat duduk siswa sebelum pembelajaran PAI dan BP dimulai.

2) Membentuk kelompok baru yang lebih heterogen, yaitu dibentuk

berdasarkan rentang intelektual yang berbeda, jenis kelamin, dan kondisi

sosial ekonomi yang beragam.

3) Memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar siswa mau

mengemukakan ide dan pendapatnya dalam diskusi kelompok.

4) Meminta semua kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja

kelompoknya ke depan kelas.

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan

Hasil analisis refleksi pada siklus I menunjukkan subjek penelitian

belum mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Karena

itu pembelajaran dilanjutkan dengan siklus II. Pembelajaran siklus II diberikan

agar siswa dapat mengetahui dan memahami kisah Nabi Sulaiman a.s .
40

Pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2x35 menit.

Rencana pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu, 1) kegiatan

awal, 2) kegiatan inti, dan 3) kegiatan akhir. Ketiga tahap kegiatan ini tidak

berdiri sendiri, melainkan terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya.

Kegiatan guru yang direncanakan pada kegiatan awal yaitu: 1)

menyiapkan kondisi kelas, 2) appersepsi mengenai pelajaran sebelumnya.

Kegiatan inti yaitu, 1) menyampaikan materi tentang kisah Nabi Sulaiman a.s

, 2) memajang gambar tentang sebuah negeri yang mana di negeri itu ternak

dan tanaman mati sehingga penduduk menjadi kelaparan, 3) tanya jawab

tentang gambar yang dipajang, 4) membagi siswa dalam kelompok kooperatif,

5) menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok, 6) membimbing siswa dalam

diskusi kelompok, 7) menugasi siswa memberikan informasi kepada teman di

dalam kelompok kooperatif, 8) menugasi siswa melaporkan hasil kerja

kelompok, 9) menugasi kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok yang

sudah dibacakan, 10) menugasi siswa mencocokkan LKS dengan lembaran

kunci LKS, dan 11) menugasi siswa melengkapi jawaban LKS jika masih

terdapat kesalahan-kesalahan. Kegiatan akhir yaitu, 1) membantu siswa

menyimpulkan materi pelajaran, 2) memberikan kuis secara individu, dan 3)

memberikan penghargaan kepada kelompok.


41

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 09 November 2018

jam 08.40 – 09.50 WIB. Peneliti memulai pembelajaran dengan menyiapkan

kondisi kelas dan membangkitkan skemata siswa dengan menanyakan tentang

pelajaran minggu lalu, dan kemudian peneliti menyampaikan tujuan serta

langkah-langkah pembelajaran yang akan disajikan

Materi yang dibahas pada pertemuan ini tentang kisah Nabi Sulaiman

a.s dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Langkah-langkah yang digunakan yaitu, siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran, tanya jawab. Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran.

Kemudian guru memajangkan gambar, dan melakukan tanya jawab

tentang gambar. Berdasarkan tanya jawab, peneliti menyimpulkan bahwa jika

suatu negeri penduduknya tidak lagi beriman kepada Allah, maka azab Allah

akan datang.

Tahap berikutnya adalah menempatkan siswa ke dalam kelompok

kooperatif. Pengelompokan ini berdasarkan nilai kuis pada siklus I, yang mana

nilai tersebut akan dijadikan sebagai skor dasar. Berdasarkan skor tersebut

siswa dibagi ke dalam 6 kelompok secara heterogen (kemampuan, keadaan

sosial ekonomi, dan jenis kelamin yang berbeda). Pembagian kelompok

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


42

Tabel 4.7 Nama- nama Anggota Kelompok Siklus II

No Anggota Kelompok Kelompok


1 Arifin Khairi
2 Latiful Arif
3 Wahyu Pratama Anggrek
4 Salsabila
5 Netra Sandi
6 Dovy Deza Pratama
7 M. Alfarizi
8 Tanzilul Hikmah R Bogenville
9 Salsil Bila R
10 Reski Aditia
11 Lxrehan AlFahru
12 M. Rafli Asyidiki
13 M. Dylan Juliano Cempaka
14 Wahyuda Saputra
15 Salva Ramadhani
16 Alfino Maisya Putra
17 M. Rahul
Dahlia
18 Putri Azari
19 Amelia Fitri
21 Fahri Alzikri
22 Sabila
23 Rafli Fauzan Edelwis
24 Khaila Sylva
25 Aulia Atika
26 Lani Okarina
27 Salwa Novita S
Flamboyan
28 Raflan Ardo
29 Muhammad Aksa

Pada kegiatan belajar kelompok guru membagikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) pada masing-masing kelompok. LKS akan didiskusikan siswa

secara bersama di dalam kelompoknya. Setelah siswa mendiskusikan dalam

kelompok, maka perwakilan kelompok mempresentasekan hasil kerja


43

kelompoknya ke depan kelas, sedangkan kelompok lain menanggapi hasil

kerja kelompok yang telah dilaporkan temannya.

Langkah selanjutnya adalah memeriksa hasil diskusi yang telah

dilaporkan berdasarkan lembaran kunci jawaban LKS yang telah diberikan

guru pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok memeriksa hasil

diskusinya dan melengkapi jawaban jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

Pada akhir pembelajaran siswa disuruh kembali pada tempat duduknya

masing-masing, kemudian siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

materi pelajaran. Setelah itu siswa diberikan kuis individual, saat mengerjakan

soal kuis tersebut siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama lain.

Setelah siswa mengerjakan soal tersebut, maka guru memeriksa hasil

kuis individu yang telah di kerjakan siswa. Sebagian besar siswa pada siklus II

sudah dapat menyelesaikan kuis dengan baik hanya 4 orang siswa yang masih

mengalami kesulitan dalam menjawab soal. Setelah diperoleh hasil kuis, maka

guru menentukan skor peningkatan yang diperoleh siswa berdasarkan selisih

antara skor dasar dengan skor kuis, kemudian skor peningkatan tersebut dapat

digunakan untuk menghitung poin perkembangan yang diperoleh masing-

masing siswa.

Setelah diperoleh poin perkembangan pada masing-masing siswa,

maka poin perkembangan tersebut dapat dimasukkan ke dalam skor

kelompok. Bagi kelompok yang memperoleh poin perkembangan berdasarkan

kriteria yang telah ditentukan akan mendapat penghargaan dengan kriteria

berikut ini.
44

Tabel Lembar Ikhtisar Kelompok Siklus II

Nama Kelompok : Anggrek


Anggota Kelompok Skor Skor Kuis Poin
Dasar
Arifin Khairi 90 100 20
Latiful Arif 80 100 30
Wahyu Pratama 80 90 20
Salsabila 70 90 30
Netra Sandi 60 80 30
Jumlah Poin Kelompok 130
Rata-rata Kelompok 26
Penghargaan Kelompok TIM SUPER

Nama Kelompok : Bougenfil


Anggota Kelompok Skor Skor Kuis Poin
Dasar
Dovy Deza Pratama 90 100 20
M. Alfarizi 80 90 20
Tanzilul Hikmah R 70 90 30
Salsil Bila R 70 80 20
Reski Aditia 60 80 30
Jumlah Poin Kelompok 120
Rata-rata Kelompok 24
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Nama Kelompok : Cempaka


Anggota Kelompok Skor Skor Kuis Poin
Dasar
Lxrehan AlFahru 80 100 30
M. Rafli Asyidiki 80 90 20
M. Dylan Juliano 70 90 30
Wahyuda Saputra 70 80 20
Salva Ramadhani 60 70 20
Jumlah Poin Kelompok 110
Rata-rata Kelompok 22
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT
45

Nama Kelompok : Dahlia


Anggota Kelompok Skor Skor Kuis Poin
Dasar
Alfino Maisya Putra 80 100 30
M. Rahul 80 90 20
Putri Azari 70 90 30
Amelia Fitri 60 80 30
Jumlah Poin Kelompok 110
Rata-rata Kelompok 27,5
Penghargaan Kelompok TIM SUPER

Nama Kelompok : Edelwis


Anggota Kelompok Skor Skor Kuis Poin
Dasar
Fahri Alzikri 80 100 30
Sabila 80 90 20
Rafli Fauzan 70 90 30
Khaila Sylva 60 80 30
Aulia Atika 50 70 30
Jumlah Poin Kelompok 140
Rata-rata Kelompok 29
Penghargaan Kelompok TIM SUPER

Nama Kelompok : Flamboyan


Anggota Kelompok Skor Skor Kuis Poin
Dasar
Lani Okarina 80 90 20
Salwa Novita S 80 90 20
Raflan Ardo 70 90 30
Muhammad Aksa 60 80 30
Wahyu Suriadi 50 60 20
Jumlah Poin Kelompok 120
Rata-rata Kelompok 24
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT

Untuk memeriksa hasil kuis individu pada siklus II memerlukan waktu

yang lebih banyak dibandingkan dengan siklus I maka penghargaan diberikan

sehari setelah pembelajaran dilaksanakan.


46

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pembelajaran PAI dan BP di kelas V SDN 01

Sitiung dilakukan bersamaan dengan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara

intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan secara terus menerus

mulai dari tindakan pertama sampai tindakan berakhir. Pengamatan yang

dilakukan pada satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan

selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksi untuk perencanaan

tindakan berikutnya.

Pengamatan terhadap tindakan dilakukan oleh observer. Guru kelas

bertugas mengamati peneliti saat melakukan tindakan dan mengamati kegiatan

siswa dalam pembelajaran. Observer dalam melaksanakan tugasnya dibantu

dengan menggunakan lembaran pengamatan yang diisi dengan memberi tanda

ceklis. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran kisah Sulaiman a.s.

1) Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I secara umum

berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Guru

dalam menyampaikan materi tentang Nabi Sulaiman dinilai sangat baik.

Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang

beranggotakan 5 atau 6 orang. Untuk kegiatan ini guru mendapatkan

kualifikasi sangat baik.


47

Pada tahap menjelaskan langkah-langkah kerja kelompok guru

mendapatkan kualifikasi sangat baik. Tahap selanjutnya adalah membimbing

siswa dalam kerja kelompok, pada tahap ini guru mendapat kualifikasi sangat

baik karena semua deskriptor sudah terlaksana.

Pada tahap menugasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok guru

dinilai sangat baik. Tahap selanjutnya membimbing siswa dalam

menyimpulkan pelajaran, guru dinilai sangat baik karena. Pada tahap

memberikan penghargaan kelompok, guru dinilai sangat baik karena semua

deskriptor yang ditetapkan sudah terlaksana.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa aktifitas guru pada siklus

II sudah meningkat dibandingkan dari siklus sebelumnya.

2) Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran

Aktifitas siswa dalam pembelajaran juga diamati oleh guru kelas V

dengan menggunakan lembaran pengamatan.

Adapun kegiatan siswa observer melaporkan bahwa pada tahap

mendengarkan penyampaian materi tentang Nabi Sulaiman siswa mendapat

kualifikasi sangat baik. Pada tahap siswa duduk dalam kelompok kooperatif,

siswa dinilai sangat baik.

Pada tahap mendengarkan langkah-langkah kerja kelompok siswa

dinilai baik, karena yang belum terlihat yaitu siswa tidak ada yang bertanya

tentang langkah-langkah kerja kelompok yang belum dimengerti. Pada saat

berdiskusi dalam kelompok siswa dinilai sangat baik karena sudah terlihat

siswa sudah aktif dalam berdiskusi, dan anggota kelompok sudah bertanggung
48

jawab untuk menjelaskan pada teman yang belum mengerti dalam

kelompoknya.

Pada saat melaporkan hasil kerja kelompok siswa dinilai sangat baik

karena sudah terlihat semua kelompok sudah melaporkan hasil diskusi

kelompoknya ke depan kelas. Pada saat menyimpulkan pelajaran siswa dinilai

sangat baik karena sudah terlihat siswa sudah aktif dalam menyimpulkan

pelajaran. Pada tahap menerima penghargaan kelompok siswa dinilai sangat

baik.

Hasil belajar siswa sudah meningkat dibandingkan dari siklus I, nilai

rata-rata pada siklus I adalah 75 dan meningkat menjadi 87 pada siklus II.

Hanya 3 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Data nilai

ketuntasan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

% Ketuntasan
No Nama Nilai Ketuntasan Belum Ket
Tuntas
Perorangan Tuntas
1 Lxrehan AlFahru 100 100% √
2 Tanzilul Hikmah R 90 90% √
3 Alfino Maisya Putra 90 90% √
4 Amelia Fitri 80 80% √
5 Arifin Khairi 100 100% √
6 Aulia Atika 70 70% √
7 Dovy Deza Pratama 100 100% √
8 Fahri Alzikri 100 100% √
9 Khaila Sylva 80 80% √
10 Lani Okarina 90 90% √
11 Latiful Arif 100 100% √
12 M. Alfarizi 90 90% √
13 M. Dylan Juliano 90 90% √
14 M. Rafli Asyidiki 90 90% √
15 M. Rahul 100 100% √
16 Muhammad Aksa 80 80% √
49

17 Netra Sandi 80 80% √


18 Putri Azari 80 80% √
19 Rafli Fauzan 90 90% √
20 Raflan Ardo 90 90% √
21 Reski Aditia 80 80% √
22 Sabila 90 90% √
23 Salsabila 90 90% √
24 Salva Ramadhani 70 70% √
25 Salwa Novita S 90 90% √
26 Salsil Bila R 80 80% √
27 Wahyu Pratama 90 90% √
28 Wahyuda Saputra 80 80% √
29 Wahyu Suriadi 60 60% √
Jumlah 2520 26 3
Rata-rata 86,9
Persen 86,9 % 89 11

Rumus ketuntasan perorangan

f
P = -----X 100
N
Keterangan : P = Persentase
f = Nilai yang diperoleh
N = Nilai max 100

Rumus ketuntasan belajar

f
P = -----X 100
N
Keterangan : P = Persentase
f = Skor ketuntasan yang diperoleh
N = Jumlah siswa

70 %- 100 % = Tuntas
0 % - 69 % = Belum tuntas
(Menurut Dhydiet, 2008:1)

d. Refleksi

Berdasarkan hasil kuis individu siswa pada siklus II yang telah

mencapai target, maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.


50

Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan observer.

Setiap kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran sudah berjalan dengan

optimal. Semua deskriptor dari setiap karakteristik yang telah ditentukan

sudah terlaksana. Pada siklus II siswa sudah bisa bekerjasama dalam

kelompoknya dengan baik, dan semua kelompok sudah bisa menyelesaikan

LKS sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. Berdasarkan hasil kuis

individu yang diperoleh siswa, diketahui bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan

BP.

Terhadap kegiatan siswa sewaktu proses pembelajaran, observer

melaporkan sebagai berikut:

1. Ketika guru membagi anggota kelompok, kondisi kelas sudah tenang dan

tertib.

2. Siswa tidak merasa canggung lagi saat bertukar pendapat, dan berbagi ide

dengan temannya. Hal itu dapat dilihat pada waktu berdiskusi siswa sudah

berani dalam mengemukakan pendapat dengan teman satu kelompok

tentang materi yang dipelajari.

3. Interaksi dengan teman satu kelompok sudah mulai baik, terlihat mereka

dari awal sudah menunjukkan kesungguhan/ keseriusan dalam

berinteraksi.

4. Dari 6 kelompok yang ada, terlihat ada 2 kelompok yang paling aktif dan

paling cepat dalam menyelesaikan LKS. Sedangkan 4 kelompok lagi

menyelesaikan LKS sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


51

5. Meningkatnya nilai rata-rata kuis individu siswa. Hal ini berdasarkan nilai

rata-rata 71,72 atau 71,72 % pada siklus I, dan meningkat menjadi 86,9

atau 86.9% pada siklus II.

B. Pembahasan.

1. Pembahasan Siklus I

Dari hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran PAI dan BP dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V diketahui

bahwa guru membuat rancangan pembelajaran sebelum pelaksanaan

pembelajaran berlangsung.

Menurut Supriyadi (1995:159) “Sebelum melaksanakan tindakan,

selaku guru penulis dituntut membuat perencanaan karena yang akan dihadapi

dalam pelaksanaan tindakan adalah manusia yang siap tumbuh dan

berkembang penalaran, sikap, dan tingkah lakunya”. Perencanaan mutlak

diperlukan agar sajian guru tidak menyimpang dari tujuan yang digariskan.

Perencanaan yang disusun guru dalam penelitian terdiri dari beberapa

komponen yaitu, 1) standar kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indikator, 4)

materi pokok, 5) langkah-langkah pembelajaran, 6) sumber, media, metode,

model, alat, dan 7) evaluasi. Kompetensi Inti dan kompetensi dasar diambil

dari kurikulum 2013 PAI dan BP kelas V.

Berdasarkan perencanaan yang disusun ini pelaksanaan pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, yang mana pada

siklus I pembelajaran dilakukan satu kali pertemuan (2x35menit). Seperti data

yang dipaparkan pada pelaksanaan dan pengamatan tindakan pembelajaran


52

PAI dan BP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada siklus I, pada kegiatan awal membangkitkan skemata siswa melalui

gambar yang bertujuan agar siswa lebih mudah mengaitkan gambar dengan

materi yang akan dipelajari dan didiskusikan dalam kelompok. Kemudian

guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui arahan

pembelajaran yang akan dilakukan. Dengan mengetahui arah siswa akan

mengikuti pembelajaran dengan motivasi yang lebih baik dan lebih terarah.

Pada kegiatan inti terlebih dahulu guru menjelaskan materi pelajaran.

Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif, pembagian

kelompok ini berdasarkan tes nilai pra siklus sebelumnya dan nilai tersebut

nantinya akan dijadikan sebagai skor dasar siswa. Siswa dibagi dalam

kelompok kooperatif berdasarkan kemampuan dan jenis kelamin yang

berbeda.

Pada saat pembagian kelompok kondisi kelas agak ribut karena siswa

sibuk mencari teman satu kelompoknya. Sehingga dalam pembagian

kelompok pada siklus I menyita waktu yang banyak untuk menenangkan

kondisi kelas kembali. Oleh sebab itu untuk siklus berikutnya guru perlu

merancang ulang dalam pembagian kelompok siswa.

Pada waktu siswa berdiskusi kelompok, mereka masih banyak yang

diam, berpikir sendiri, dan kurang tertarik untuk berbagi ide atau pendapat

dengan teman satu kelompok sehingga masih ada kelompok yang belum siap

untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas.


53

Kegiatan selanjutnya siswa diminta untuk mempresentasekan hasil

kerja kelompoknya ke depan kelas. Karena keterbatasan waktu hanya satu

kelompok yang dapat membacakan hasil kerja kelompoknya. Setelah salah

satu anggota kelompok mempresentasekan hasil kerja kelompoknya, anggota

kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan. Setelah itu siswa

mencocokkan hasil kerja kelompoknya dengan lembaran kunci jawaban LKS

dan melengkapinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

Pada kegiatan akhir siswa diminta untuk menyimpulkan materi

pelajaran yang dilanjutkan dengan pemberian kuis individu, pada saat kuis

individu siswa tidak boleh bekerjasama dengan teman lain karena kuis

individu penentu suksesnya belajar kelompok. Setelah itu guru memeriksa

kuis individu siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memperoleh tiga nilai tertinggi.

Berdasarkan lembar pengamatan dan diskusi penulis observer di atas,

diketahui bahwa masih ada kelompok yang lamban dalam menyelesaikan

LKS. Menurut observer tersebut, penulis belum optimal membimbing siswa

dalam berdiskusi, memotivasi kelompok yang lamban dalam menyelesaikan

LKS, dan penulis hanya menunjuk siswa-siswa yang dirasa dapat menjawab

pertanyaan penulis saat menyimpulkan pelajaran.

Dari analisis penelitian siklus I nilai rata-rata kelas baru mencapai 75

atau 75% berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang diperoleh maka

direncanakan untuk melakukan siklus II. Guru harus dapat memotivasi siswa

dan memperhatikan perbedaan yang ada pada siswa karena tiap individu
54

mempunyai karakteristik yang berbeda. Menurut Rochman (dalam Rosna,

2006:43) “belajar adalah proses pembinaan yang terus menerus terjadi dalam

diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih banyak

ditentukan oleh faktor-faktor dari luar anak.” Dalam pembelajaran siswa

banyak memperoleh dari guru, maka guru harus lebih memahami kembali

ketiga aspek dalam pendidikan yaitu yang belajar, proses pembelajaran dan

situasi belajar. Yang belajar adalah siswa yang secara individu atau kelompok

mengikuti proses pembelajaran dalam suasana tertentu.

Guru sebagai penggerak dan pengatur proses pembelajaran sudah

seharusnya dapat mengaktifkan semua siswa tanpa terkecuali agar potensi

yang ada pada siswa dapat tergali dan berkembang. Guru harus dapat

memberikan motivasi kepada siswa dalam pembelajaran.

Peran guru dalam membelajarkan siswa sangat besar, upaya

menimbulkan motivasi anak untuk belajar sangatlah penting seperti yang

dinyatakan oleh Rochman (dalam Rosna, 2006:70). Peran guru dalam

memberikan motivasi siswa adalah mengenal setiap siswa yang diajarkannya

secara pribadi, memperlihatkan interaksi yang menyenangkan, menguasai

berbagai metode dan teknik mengajar serta menggunakannya dengan tepat,

menjaga suasana kelas supaya siswa terhindar dari konflik dan frustasi serta

yang amat penting memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan

kemapuannya.
55

2. Pembahasan Siklus II

Pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik. Pada siklus II

siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh

guru. Pembelajaran dilakukan satu kali pertemuan, berlangsung selama 70

menit.

Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama dengan langkah-

langkah pada siklus I, perubahan dilakukan pada saat membagi kelompok

adalah sebelum pembelajaran PAI dan BP berlangsung siswa sudah diatur

tempat duduknya secara heterogen (kemampuan, jenis kelamin, serta keadaan

sosial ekonomi yang berbeda). Pada saat belajar kelompok, guru tinggal

menugasi siswa untuk menyatukan meja yang berdekatan sehingga pada tahap

pembagian kelompok ini kondisi kelas sudah tertib dan tidak menyita waktu

yang banyak seperti pada siklus I.

Pada saat berdiskusi kelompok siswa sudah aktif dan mau

mengemukakan ide atau pendapatnya. Interaksi dengan teman satu kelompok

sudah mulai baik, terlihat dari awal siswa menunjukkan kesungguhan dalam

berdiskusi. Cara guru dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada

siswa sudah merata ke seluruh kelompok. Semua kelompok dapat

menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pada saat mempresentasekan hasil kerja kelompok, guru sudah

meminta semua kelompok untuk mempresentasekan hasil kerja kelompoknya

ke depan kelas. Pada siklus II ini siswa sudah berani menanggapi hasil kerja
56

kelompok yang dibacakan temannya. Siswa sudah aktif dalam menyimpulkan

pembelajaran.

Apabila siswa sudah aktif dalam berdiskusi, mau mengemukakan ide,

dan siswa sudah berani menanggapi hasil kerja kelompok yang dibacakan

temannya tentu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik sehingga hasil

belajar siswa juga dapat meningkat. Dari hasil analisis penelitian siklus II nilai

rata-rata siswa sudah mencapai 86,9. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut

diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus II meningkat sebanyak 15%

dari siklus I.
57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data, hasil penelitian, dan pembahasan tentang upaya

yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar PAI dan BP siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus membuat rancangan

pelaksanaan pembelajaran. Rancangan pelaksanaan pembelajaran harus

sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan.

2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD berpusat pada siswa, siswa

membangun diri sendiri dan pengetahuan dalam mencari penyelesaian dari

suatu materi yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa, baik secara

individu maupun kelompok. Guru berperan sebagai motivator dan

fasilitator.

3. Pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN

01 Sitiung. Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat

sebanyak 12%, hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada

siklus I yaitu 71,72 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi

86,9 hal ini merupakan bukti pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan

di SDN 01 Sitiung.

57
58

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata

pelajaran PAI dan BP untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Karena kegiatan ini bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka

diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam

mata pelajaran PAI dan BP.

3. Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD guru harus benar-

benar memahami langkah-langkahnya, dan dapat mengelola waktu

seoptimal mungkin. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator sangat

penting.
59

DAFTAR RUJUKAN

Nur Asma. 2006 .Model Pembelajaran kooperatif. Padang : Depdiknas

Rochiati Wiriaatmaja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :


Rosdakarya

Suryo Subroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta :


Grasindo.

Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Surabaya : Prestasi Pustaka.

Wina Sanjaya.2008.Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Bandung: Kencana

Anda mungkin juga menyukai