Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FIKIH KONTERPORER
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen pengampu :Boby Rachman Santoso .M.S.I.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 12

NAMA KELOMPOK :
1. ANWAR HUSEN AL ANSYARI 12310193036

2. WIDYA YUNITA SARI 12310193007

3. VITASYA DINDA NAVEGA 12310193023

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
IAIN TULUNGAGUNG

1
AGUSTUS 2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FIKIH
KONTEMPORER” tepat pada waktunya, makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas pendidikan ke islaman terimakasih atas pembuatan makalah ini
dengan tujuan untuk mengerjakan tugas yang sudah di berikan guna untuk
melaksanakan tugas ini yarng kita ambil dari referensi dari buku ataupun media
informasi bertujuan agar meberikan wawasan pelajaran agar sebagai wadah untuk
menunjang informasi dalam dunia cetak

2
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Fikih ................................................................................................. 5

B. Jenis jenis Hukum Dalam islam .................................................................... 5

C. Persoalan Fikih kontemporer ......................................................................... 7

D. Studi kasus Fikih Kontepmorer .................................................................... 8

E. Peranan Ushul Fikih dalam Menyelaraskan problema kehidupan masyarkat yang


bersifat dinamis ................................................................................................ 8

F. Aspek Metodelogi .............................................................................................. 9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………11

Analisis...................................................................................................................12

Abstrak………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………14

3
BAB 1
Pendahuluan
1. Latar belakang
Fikih (hukum) merupakan bagian dari unsur agama islam sebagai pedoman
hidup bagi manusia terutama dalam melaksanakan tugas kekhalifannya dimuka
bumi. Fiqih islam cenderung berbicara tentang aspek eksoteris keagamaan yang
bersifat legal-formal, berhubungan dengan boleh atau tidaknya sesuatu
pelaksanaan amaliyah atau dengan kata lain sesuatu yang di aktifkan dengan
konteks halal haram dalam agamanya . Akibat dari modernisasi dan kemajuan
zaman, munculah masalah-masalah baru yang sebelumnya tidak pernah terjadi
sehingga perlu ditetapkan hukumnya, maka dari itu ada pemikiran mengenai
fiqih kontemporer
1. Rumusan masalah
a. Apakah pengertian fiqih kontemporer?
b. Apa saja ruang lingkup fiqih kontemporer?
c. Bagaimana peranan fiqih kontemporer dalam menyelaraskan
problema masyarakat yang bersifat dinamis?
d. Metodologi fikih kontemporer ?
e. Pengertian fikih Kontemporer dan ruang lingkup bahasannya ?

2. Tujuan pembuatan
a. Untuk mengetahui fiqih kontemporer
b. Untuk mengetahui ruang lingkup kontemporer
c. Untuk mengetahui peranan fiqih kontemporer dalam menyelaraskan
problema masyarakat yang bersifat dinamis

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Fikih
Menurut bahasa, fikih adalah paham. Maksudnya, pengertian atau pemahaman
mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal, sedangkan para ulama usul
fikih menyatakan, fikih adalah mengetahui hukum Islam yang bersifat amalan
melalui dalil terperinci.
Di sisi lain, ulama fikih menguraikan bahwa fikih merupakan sekumpulan hukum
amaliah yang disyariatkan dalam Islam. Pembahasan fikih ini mencakup perbuatan
para mukalaf atau orang dewasa yang wajib menjalankan hukum agama dan hukum
seperti apa yang harus dikenakan terhadap perbuatan itu.

Misalnya, jual beli yang dilakukan seorang mukalaf atau salat dan puasa yang ia
tunaikan. Jika kegiatan-kegiatan itu sesuai dengan hukum Islam, dinyatakan sah.
Kalau suatu saat seorang mukalaf mencuri, perbuatan itu bertentangan dengan
hukum dan dinyatakan haram serta wajib diberlakukan hukuman pencurian.

Dengan demikian, setiap perbuatan mukalaf mempunyai nilai hukumnya sendiri-


sendiri, bisa wajib, sunah, boleh atau mubah, makruh, dan haram. para ulama
membagi hukum fikih ke dalam beberapa hal, yaitu hukum yang berkaitan dengan
ibadah kepada Allah SWT, seperti shalat, puasa, atau haji.

Dalam penetapannya, ada sumber hukum fikih, yaitu yang disepakati sebagai
sumber, yaitu Alquran dan hadis. Sedangkan, sumber yang dibedakan di antaranya
ijmak dan kias yang biasa disebut sebagai sumber sekunder. Sebab, dalam
penetapan hukum ijmak dan kias tak dapat berdiri sendiri, tetapi harus disandarkan
pada Alquran dan hadis

5
B. Jenis - Jenis Hukum Dalam Islam
1. Wajib (Fardlu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslima yang
telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan
apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh : solat lima waktu, pergi haji
(jika telah mampu), membayar zakat, dan lain-lain.

Wajib terdiri atas dua jenis/macam :


– Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim

mukalaf seperti sholah fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah mampu dan
lain-lain.
– Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslim mukallaff
namun jika sudah ada yang malakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi
yang lain seperti mengurus jenazah.

2. Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat
pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : sholat sunnat, puasa
senin kamis, solat tahajud, memelihara jenggot, dan lain sebagainya.
Sunah terbagi atas dua jenis/macam:
– Sunah Mu’akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW
seperti shalat ied dan shalat tarawih.
– Sunat Ghairu Mu’akad yaitu adalah sunnah yang jarang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW seperti puasa senin kamis, dan lain-lain.

3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana TIDAK BOLEH sama sekali dilakukan
oleh umat muslim di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan
mendapat dosa dan siksa di neraka kelak. Contohnya : main judi, minum
minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-
lain.

6
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi
jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari
Allah SWT. Contoh : posisi makan minum berdiri.

5. Mubah (Boleh)
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak
akan mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Contoh : makan dan minum,
belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.

C. Persoalan - persoalan Fikih kontemporer

Diantara permasalahan / persoalan sebagai berikut dalam fatwa majelis ulama


Indonesia (MUI)
1. Bayi Tabung (inseminasi buatan)
menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-
istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Sebab, ini termasuk ikhtiar yang
berdasarkan kaidah-kaidah agama.
Hukum ini bisa di boleh dan juga tidak
Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hal ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-
kaidah agama.
Bayi tabung dari pasangan suami isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram.
Kesulitan memiliki keturunan di Indonesia telah banyak di alami oleh sebagian
besar pasangan suami isteri oleh karena itu teknologi bayi tabung menjadi salah
satu alternatif dalam mengatasi permasalahn tersebut.

2. Tabungan
Para ulama’ menyatakan dalam kenyataannya banyak orang yang mempunyai
harta, namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memprodutifkannya,

7
sementara itu tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia
mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan
adanya kerjasama diantara kedua pihak tersebut.
Tabungan ada dua jenis:
a) Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu tabungan yang
berdasarkan perhitungan bunga.
b) Tabungan yang dibenarkan secara syari’ah, yaitu tabungan yang berdasarkan
prinsip mudharabah dan wadi’ah.
3. Kloning
Berkaitan dengan kloning, para ilmuwan dan agamawan juga memiliki sudut
pandang yang berbeda. Di satu pihak para ilmuwan berusaha untuk meneruskan
percobaannya, sementara di lain pihak para agamawan dengan berbagai dalilnya
menolak kloning manusia secara tegas.
Kloning ada dua jenis:
a. Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimanapun yang berakibat pada
pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram
b. Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah)
sepanjang dilakukan demi kemaslahatan atau menghindarkan kemudharatan (hal-
hal negatif)

D. Study kasus permasalahan fikih kontemporer

Ruang lingkup kajian fiqih kontemporer


masalah-masalah fikih yang berhubungan dengan situasi kontemporer
(modern). Kajian fiqih kontemporer tersebut dapat dikategorikan kedalam
beberapa aspek :
1. Aspek hukum keluarga
2. Aspek ekonomi
3. Aspek pidana
4. Aspek kewanitaan
5. Aspek medis
6. Aspek teknologi
7. Aspek politik(kenegaraan)

8
8. Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah

E. Peranan Ushul Fiqih dalam menyelaraskan problema kehidupan masyarakat


yang bersifat Dinamis
Ushul fiqih memegang peranan penting dan posisi strategis dalam melahirkan
ajaran islam rahmatan lil’alamin. Adanya dinamika zaman yang terus berkembang
akan melahirkan bentuk perubahan, baik perubahan yang bersifat struktural
maupun kultural kemasyarakatan. Sebagai contoh, diera modern ini berkembang
konsep perjanjian asuransi.
Melihat uraian diatas, dapatlah kita kemukakan bahwa persoalan fiqih kontemporer
dimasa akan datang lebih kompleks dibanding yang kia hadapi sekarang. Hal
tersebut disebabkan adanya arus perkembangan zaman yang berdampak di berbagai
persoalan umat manusia. Kompleksitas persoalan tersebut tentunya akan
membutuhkan pemecahan masalah berdasarkan nilai-nilai agama.
F. Aspek Metodelogi
Suatu ilmu tentang sumber dan dasar metodologi dalam yurisprudensi Islam (Ilmu ushul
al-iqh) dideinisikan sebagai suatu ilmu yangberisi kumpulan-kumpulan metode-metode
pemahaman mengenaisumber dan dalil hukum Islam, jika dipelajari secara saksama, akan
menyampaikan kepada pemahaman, baik maksud peraturan syari’ahmaupun sekurang-
kurangnya asumsi yang dapat diterima pikiran berkaitan dengan sumber dan dalil-dalil
tersebut di atas. Ushul iqh dan Qawa’idul iqh dalam operasionalnya dalam menyelesaiakan
masalah klasik hingga kontemporer yang meliputi beberapa metode.
1) Metode Deduktif, yaitu metode penarikan kesimpulan khusus(mikro) dari
dalil-dalil umum. Metode ini dipakai untuk menjabarkan atau
menginterpretasikan dalil-dalil Al Qur’an dan Hadis menjadi masalah-masalah
ushul iqh. Metode ini merupakan metode berpikir yang bertolak dari hal-hal
yang umum ke khusus.
2) Metode Induktif adalah metode pengambilan kesimpulan umumyang
dihasilkan dari fakta-fakta khusus. Kesimpulan dimaksud adalah kesimpulan
hukum atas suatu masalah yang memang tidak disebutkan rincian
ketentuannya dalam nash Al-Qur’an dan Hadis. Metode ini merupakan metode
yang bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

9
3) Metode Genetika adalah metode penelusuran titik mangsa dalam mengetahui
latar belakang terbitnya suatu nash dan kualitas nashdengan menggunakan
pendekatan historis.
4) Metode dialektika, yakni suatu metode yang menggunakan penalaran melalui
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang bersifat tesis (tesis-
tesis) dan antitesis. Kedua penyataan (tesis dan antitesis) tersebut kemudian
didiskusikan dengan prinsip-prinsip logika yang logis untuk memperoleh
kesimpulan sebagai tesis akhir .Metode ini merupakan metode mencapai
deinisi suatu konsep dengan cara menguji ciri-ciri umum yang ditemukan
dalam suatu contoh khusus dari konsep itu

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Latar belakang munculnya isu fiqih kontemporer yaitu akibat adanya arus
modernisasi yang meliputi hampir sebagian negara-negara yang dihuni oleh
mayoritas umat islam. Modernisasi tersebut melahirkan berbagai macam bentuk
perubahan baik secara struktural maupun kultural.
Sifat dinamis dan terbuka terhadap perubahan ini sebagai konsekuensi logis dari
tugas fiqih,yang selau berusaha menyelaraskan problema kemanusiaan yang terus
berkembang pesat dan akseleratif dengan dua sumber rujukan utamanya yaitu Al-
Qur’an dan Hadis. Disinilah letak betapa pentingnya rumusan ideal moral maupu
formal dari fiqih kontemporer tersebut.

11
ANALISIS

Kajian Fikih kontemporer merupakan pokok pembahasan yang ada dalam ilmu
fikih dengan cara modern karna saat ini jaman nya serba modern kalau kita
memberi tahu informasi surat kabar banyak yang tidak tahu, khususnya di kalangan
remaja banyak yang sering menghabiskan waktunya untuk bermain gadget/hp
makanya di bentuk lah fikih kontemporer agar mengikuti perkembangan zaman

12
Abstrak

Fikih kontemporer berawal dari sunnah nabi kemudian kaum muslim awal
merupakan istihaj personal, melalui instrumen qiyas, terhadap sunnah ideal
Nabi s.a.w. yang kemudian menjelma menjadi ijma’ atau sunnah yang hidup.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin, Studi Islam Kontemporer, Jakarta : AMZAH, 2006

Buchori, Abdusshomad, dkk. 2003. 101 Masalah Hukum Islam; Sebuah Produk Fatwa
Majelis Ulama Indonesia. Surabaya: Pustaka Da’I Muda

14

Anda mungkin juga menyukai