Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP KESANTUNAN DAN KERJA SAMA DALAM KOMUNIKASI

ULASAN PRODUK PADA SHOPEE


( Kajian Pragmatik)

Oleh
Umi Kulsum 170110201050
Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember
Umii3126@gmail.com

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya, internet tidak hanya sebagai media informasi dan komunikasi.
Namun, internet mampu menambah pendapatan seseorang di bidang perekonomian. Internet juga
mampu memenuhi kenginan masyarakat untuk berbelanja praktis atau belanja online. Belanja
online saat ini sangat banyak digemari oleh masyarakat. Mulai dari kalangan remaja hingga
kalangan tua yang paham dalam menggunakan smartphone. Belanja online merupakan
perdagangan elektronik di mana konsumen langsung membeli barang kepada penjual melalui
internet tana perantara.

Saat ini belanja online sudah semakin canggih dengan adanya perdagangan via ponsel.
Telepon seluler sudah dioptimalkan dengan adanya aplikasi belanja online. Dengan
berkembangnya belanja online yang semakin cepat, banyak peluang pasar baru untuk memenuhi
permintaan para konsumen. Perkembangan belanja online seperi shopee kini semakin ramai
dengan produk-produk yang ditawarkan kepada para konsumen.

Kemudahan-kemudahan dalam bisnis melalui media daring menyebabkan muncul para


pebisnis dari beragam latar belakang. Keragaman latar belakang para pebisnis tampak dari perilaku
berbahasa dalam lapak daring mereka.Tidak semua bahasa pebisnis memenuhiprinsip kerja sama
dan prinsip sopan santun. Realitas berbahasa yang demikian terjadi karenaderajat kesantunan
yang dinyatakan oleh seorang penutur akan ditentukan oleh situasi berlangsungnya pertuturan
atau bergantung pada konteks, sehingga derajat kesantunan tersebut akan berbeda pada setiap latar
sosial pertuturan (Leech,1993).
Sibarani menyebutkan bahwa kesantunan berbahasa sangat penting dipelajari dan
diterapkan karena (1) kesopansantunan seseorang dinilai dari bahasanya yang santun atau dari
“budi bahasanya‟; (2) bahasa yang santun akan memperlancar penyampaian pesan dalam
berkomunikasi;(3) bahasa yang kurang santun sering menyakitkan perasan orang lain sehingga
tidak jarang menjadi sumber konflik; dan (4) masyarakat Indonesia secara historis dianggap
sebagai masyarakat yang santun dan baik budi bahasanya sehingga hal itu penting
dipertahankan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Bagaimana prinsip kesantunan dan kerja sama dalam komunikasi ulasan produk pada Shopee?
2. Bagaimana respon penjual terhadap kritikan pembeli?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mesdeskripsikan:
1. Bentuk prinsip kesantunan dan kerja sama dalam komunikasi ulasan produk pada Shopee.
2. Bahasa yang digunakan penjual dan pembeli dalam berkomentar di media sosial, termasuk pada
ulasan komentar di Shopee.

II. LANDASAN TEORI


2.1 Prinsip Kesantunan

Teori kesantunan berbahasa menurut Brown dan Levinson berkisaran atas notasi
muka (face) dibagi menjadi dua yaitu muka negatif dan muka positif. Teknik dasar seorang
penutur yaitu menghitung derajat keterancaman sebuah tindak ujaran dalam berkomunikasi
banyak ditentukan oleh umur, latar belakang sosial, jenis kelamin ataupun jarak sosial yang
ditimbulkan oleh lingkungan sekitar.

Menurut Leech kesantunan yaitu menyangkut hubungan antara peserta komunikasi, yaitu
penutur dan pendengar. Maka penutur menggunakan kalimat dalam tuturannya dengan santun
tanpa harus menyinggung pendengar. Leech mengusulkan untuk melengkapi prinsip koperasi
Grice dengan prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan setidaknya terdiri dari enam maksim, seperti
bidal kebijaksanaan, bidal penerimaan, bidal kemurahan, bidal kerendahan hati, bidal kecocokan,
bidal kesimpatian, dan yang diungkapkan oleh Gunawan terdapat satu bidal lagi yaitu bidal
pertimbangan.

2.2 Prinsip Kerja Sama

Prinsip kerjasama mengatur apa yang harus dilakukan oleh pesertanya agar percakapan yag
dilakukan terdengan koheren. Menurut Grice (1975:48, 1991;309) kesearahan yang diakibatkan
kesamaan unsur dalam transaksi percakapan dapat dicapai dengan tiga hal yaitu penyampaian
tujuan jangka pendek meskipun tujuan akhirnya bebeda ataupun bertentangan, menyatukan
sumbangan partisipan sehingga penutur dan petutur saling mendukung hal yang dipercakapkan,
mengusahakan agar penutur dannpetutur memiliki pengertian bahwa transaksi berlangsung dengan
satu pola tertentu yang cocok kecuali bila bermaksud mengakhiri percakapan.

Grice mengemukakan bahwa di dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama setiap
penutur harus mematuhi 4 maks9im percakapan yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, dan maksim pelaksanaan. Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan
memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya.
MaksimKualitasadalah maksim percakapan yang mewajibkan setiap peserta percakapan
mengatakan hal yang sebenarnya. Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan
memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Dalam menghasilakn tuturan
yang kooperatif dengan maksim relevansi ini penutur harus memberikan kontribusi atau tanggapan
yang relevan dengan masalah yang sedang dibicarakan. Maksim Pelaksanaan mengharuskan setiap
peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa dan tidak berlebih-lebihan
serta runtut. Dengan maksim ini penutur juga diharuskan menafsirkan kata-kata yang digunakan
oleh lawan bicaranya secara taksa berdasarkan konteks-konteks pemakaianya.

2.3 Implikatur

Ujaran yang mengandung implikatur menyiratkan sesuatu yang berbeda. Konsep tentang
implikatur pertama kali dikenalkan oleh H.P. Grice dalam Oktavianus (2006) untuk memecahkan
masalah tentang makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan dengan teori semantik biasa. Suatu
konsep yang paling penting dalam ilmu pragmatik dan yang menonjolkan pragmatik sebagai suatu
cabang ilmu bahasa ialah konsep implikatur percakapan. Konsep implikatur ini dipakai untuk
menerangkan perbedaan yang sering terdapat antara “apa yang diucapkan” dengan “apa yang
diimplikasi”. Penggunaan implikatur dalam berbahasa mempunyai pertimbangan seperti untuk
memperhalus tuturan, menjaga etika kesopanan, menyindir dengan halus (tak langsung), dan
menjaga agar tdak menyinggung perasaan secara langsung.

Menurut Crystal dalam Oktavianus (2006, 91) Implikatur secara umum dibagi menjadi dua
macam yaitu implikatur non konvensional (impikatur percakapan) dan implikatur konvensional
(non percakapan). Impikatur percakapan diderifasi berdasarkan maksim percakapan. Sedangkan
implikatur non percakapan diderifasi berdasarkan konvensi-konvensi tertentu. Imlikatur non
percakapan dimarkahi oleh penanda-penanda tertentu seperti karena itu, oh.., Dll.

III. Metode Penelitian

Pada artikel ini, teknik penyediaan data dilakukan dengan mencari data. Sumber data yang
diperoleh berpa komunikasi ulasan antara penjual dan pembeli di laman ulasan produ Shopee.
Penelitian ini menggunakan metode simak. Metode ini memiliki teknik dasar yakni teknik sadap.
Teknik sadap dilakukan untuk mendapatkan data tuturan penjual dan pembeli. Kemudian, data
yang didapatkan didokumentasikan dengan teknik rekam layar (Screenshoot).

Metode pemaparan hasil analisis data menggunakan metode padan pragmatik yang
menghuung bandingkan tuturan dengan konteks yang menyertainya. Konteks tersebut meliputi
segala informasi yang tampil di laman ulasan produk yaitu tanda bintang yang menunjukkan
rating (penilaian oleh penjual), tanda pin reputasi (yang menunjukkan kuantitas transaksi
penjual), informasi waktu posting ulasan pembeli dan informasi waktu postingtanggapan
penjual. Rating dengan 1 bintang artinya sangat buruk, dua bintang artinya buruk, tiga
bintang artinya standard atau lumayan, empat bintang artinya baik, lima bintang artinya
sangat baik.

IV. PEMBAHASAN

Ulasan produk yang terjadi antara penjual dan pembeli di Shopee tedapat ulasan positif dan
negatiff. Pembeli berkesempatan memberi penilaian. Penilaian meliputi kualitas barang, kecepatan
pengirimian, kesesuaian barang dan waktu, harga dan kualitas layanan yang diberikan oleh penjual.
4.1 Prinsip Kesantunan dan Kerja sama dalam Ulasan Positif
4.2 Prinsip Kesantunan dan Kerja sama dalam Ulasan Negatif
Daftar Pustaka

https://fayzaaveiroo.blogspot.com/2014/01/kesantunan-geoffrey-leech.html

https://www.situsbahasa.com/2011/01/prinsip-kerja-sama.html

https://fajribn.blogspot.com/2014/08/implikatur-pragmatik.html

Anda mungkin juga menyukai