Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MADRASAH KAMMI YANG EFESIEN DAN EFEKTIF

UNTUK MEMBENTUK KADER YANG IDEAL

OLEH :
WIDIA ASTUTI

KAMMI KOMISARIAT HASAN AL BANNA


KAMMI DAERAH LUWU RAYA
KAMMI adalah waddah dalam melangkah menuju visi gerakan dengan
melalui mekanisme kaderisasi yang mapan. Karena, KAMMI memandang matra
(dimensi) ini berada langsung dibawah kepemimpinan yang direpresentasikan
oleh ketua. Sehingga merupakan tugas gerakan yang sangat penting ketimbang
yang lain. Karena kaderisasilah yang menyiapkan prakondisi yaitu kader dan
ide bagi gerakan untuk menopang aksi-aksinya. Misalnya, tidak mungkin
sebuah aksi demonstrasi akan berjalan baik tanpa adanya koordinator lapangan
(korlap) dan massa aksi yang mensyaratkan aksi itu berjalan. Nah, kordinator
lapangan disini adalah ketua yang memastikan agenda aksi berjalan sesuai
rencana, sedangkan demonstrasi itu sendiri adalah gerakan dan massa aksi
adalah kuantitas kader. Tidak cukup dengan itu, semua massa aksi sebelum
menunaikan tugas-tugas itu, tentunya harus terlebih dahulu mengetahui
dengan jelas, dengan penuh kesadaran untuk menjawab mengapa mereka harus
mengikuti aksi, manfaatnya dan tujuannya bagi mereka. Begitupun ketika kader
nantinya mengartikulasikan keberadaan mereka di KAMMI.
Gerkan tersebut dapat kita capai dengan menunaikan tujuan gerakan karena
memiliki sarana kaderisasi yang produktif untuk membentuk kader yang ideal.
Maksudnya bhawa didalam struktur kaderisasi tersimpan instrumen ampu di manhaj
yang menunjang keberhasilan kaderisasi.
Sistem pengoperasiannya dengan adanya kelompk-kelompok kecil di
dalam gerakan. Kelompok-kelompok ini langsung berada dibawah pengawasan
kaderisasi. Sistem inilah yang bertugas mengideologisasi gerakan. Mendidik
para kader dengan kurikulum yang terpadu agar sadar dengan keberadaan dan
fungsi mereka. Instrumen semacam ini dikenal dengan nama Tarbiyah
meskipun bukan definisi yang baku. Tarbiyah sudah dilakukan sejak Rasulullah
memulai dakwahnya di Mekkah. Tarbiyah dilakukan dengan mengumpulkan
semua para sahabat yang sudah atau baru masuk Islam untuk belajar bersama
tentang Islam. Proses belajar mengajar ini langsung disampaikan oleh
Rasulullah. Dalam gerakan ini kita membagi kader kedalam beberapa kelompok
yang berjumlah maksimal 13 orang yang dibina oleh satu orang pemandu yang
dipercayakan kaderisasi.
Di KAMMI, sistem ini lebih dikembangkan dengan sebuah instrumen.
Instrumen tersebut dinamakan Madrasah KAMMI (MK). Madrasah KAMMI
adalah sarana kaderisasi bagi seluruh kader yang telah mengikuti Daurah
Marhalah (DM), yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas kader sesuai dengan IJDK KAMMI. MK diselesaikan
minimal selama 8 bulan dalam kepengurusan.
Madrasah KAMMI adalah wadah kader kammi yang dapat dijadikan
forum belajar dan diskusi bagi seluruh kader AB 1 KAMMI untuk meningkatkan
tsaqofah serta pemahaman mereka mengenai gerakan. Di dalam MK secara
umum mengakaji materi-materi keislaman yang mampu menjadi dasar pondasi
kader agar mampu tertanam dalam ruhiyah kader sehingga mampu menjadi
penggerak yang ideal. Mengapa demikian? Hal tersebut diberlakukan untuk
membentuk karakter kader yang islami (syaksiyah islamiyah) pada masing-
masing pribadi kader untuk senantiasa menata kekuataan untuk senantiasa
bergerak dalam pergerakan. Materi-materi yang dibaahs seperti persoalan
aqidah, ibadah, akhlaq, sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW, fikrul islam,
keakhwatan dan al-quran.
Madrasah KAMMI mendapatkan posisi yang sangat penting dalam
kaderisasi. Sampai-sampai madrasah kammi menjadi tolak ukur keberhasilan
kaderisasi dalam pengelolaan kelompok MK berjalan dengan baik atau tidak
sampai selesai. Dalam kaderisasi kammi madrasah kammi memiliki tujuan
sebagai sarana ideologisasi gerakan, memperkaya tsaqofah dan kapasitas
keilmuwan kader serta membentuk pribadi kader yang ideal serta membangun
ukhuwah antar kader dan sebagai wadah dalam melahirkan modal sosial bagi
gerakan.
Ruh gerakan dalam pergerkan KAMMI itu sendiri adalah tak lain dan tak
bukan adalah madrasah kammi sedangkan struktur yang ada sebagai jasad
gerakan yang tersusun sistematis. Jika sebuah struktur yakni komisariat yang
didalam komisariat itu Madrasah KAMMInya berjalan baik dan lancar maka
dengan pemenuhan itu kepada kader akan membuat kader-kader yang dididik
mengisi dan memperkuat dinamika gerakan dalm berKAMMI. Dengan adanya
kesadaran ysng mengikat kader maka mereka akan bergerak sesuai dengan
amanh yang diberikan dan mampu menjadi kader ideal penggerak dalam
komisariat. Namun sebaliknya jik amadrasah kammi dalam suatu komisariat
berjalan tertatih-tatih dan parahnya stagnan, maka akan memunculkan akibat
yang fatal bagi kader yang ada didalam komisariat tersebut karena perlahan-
lahan mereka jenuh dengan agenda gerakan yang terkesan begitu-begitu saja.
Sehingga menimbulkan ide kader untuk melepaskan diri karena tidak adanya
alasan kuat untuk bertahan terus di KAMMI.
Dari penjelasan di awal diketahui bahwa madrasah kammi letaknya
begitu urgent yang selama ini dialah yang mengorganisir KAMMI pada sisi
internalnya, maka dengan waktu yang lama itu pula gerakan akan selalu berada
digarda paling depan garis perjuangan. Sehingga diMK inilah kunci gerakan
sesungguhnya berada.
Selama proses MK dikomisariat saya pribadi selalu mengamati akan
pelaksanaan mk tersebut. Dan memang mk memberikan kemudahan bagi
gerakan dalam hal mobilisasi, baik itu dalam rana mengekusi agenda maupun
membentuk tradisi kader ideal seperti diskusi, membaca dan bergaul. Namun
dalam sebuah sistem tentunya memiliki kekurangan begitupun dengan MK
yang menyimpan beberapa persoalan dalam implentasiannya di komisariat
yang tentunya mempengaruhi pemandu dan peserta mk.
Beberapa diantarannya yakni Bahwasanya kader kehilangan minat dan
niat dalam kesadarn belajar karena tertimbun oleh priorita agenda lain.
Cenderung kader belum memprioritaskan MK ini sehingga kadang-kadang MK
yang sebenarnya sangat penting dan wajib bagi kader ab dikalahkan
prioritasnya dengan urusan tidak penting dan mendesak oleh kader. Selain itu
bahwa dalam sub materi yang ternagkum dalam manhaj kammi itu sendiri
dalam implementasinya dalam mk belum dipahami kader karena faktor
pemandu yang kaffah dalam pemahaman materi ataukah karena pemandu yang
monoton dalam menjelaskan sehingga tidak ada feedback bagi peserta.
Sehingga mengkubur rasa penasaran kader dengan rasa kebosonan dan jenuh
hingga akibatnya tidak ada bertanya mengenai materi dan seolah-olah
memahami semua materi padahal sebaliknya.
Permasalahn diatas sebenarnya dapat denga mudah kita tangani dengan
menyesuaikan MK ini dengan perkembangan zaman tekhnologi. Dimana sema
kader kammi itu adalah generasi milenial yang terkadang membuat kader
terlena dan jatuh di dalam budaya populer (smartphone, chatting, fashion,
games, dll). Namun sasarannya juga bukan hanya kader AB 1 saja karena tak
dipungkiri banyak kader AB 2 dan pengurus yang merasakan hal yang sama.
Maka yang bisa pemadu lakukan adalah dengan mengkreasikan materi dan cara
pembawaannya secara kreatif dan efisien, seperti menggunakan LCD dalam
pembawa materi yang diselingi video atau visual berkaitan dengan sub materi
ataukah dengan metode-metode belajar yang tren dipergunakan oleh dosen-
dosen IAIN Palopo yaitu dengan membagi kelompok peserta untuk membuat
poster bergambar yang sesuai dengan materi lalu menampilkannya diatas
melalui presentasi kelompok. Metode sangatlah relevan dengan tekhnik belajar
saat ini. sehingga MK itu tidak monton hanya dengan duduk menjelaskan,
berbicara, bertanya dan menjawab tetapi ada sensasi baru yang menarik dan
kreatif yang irasakan kader sehingga output dari penjelasan yang mereka
tangkap dan jelaskan bisa terimplementasikan dengan baik karena mereka
faham. Dengan keseruan dan keasyikan seperti itu bisa membuat kader
ketagihan untuk mengikuti MK karena penyajiannya yang beragam dalam
memberikan materi, sehingga setiap pemandu dituntut untuk reatif dalam
merumuskan metode pembawaan materi agar tidak monoton dan
membosankan.
Selama ini, dikomisariat hasan al banna iain palopo juga selalu
mengadakan madrasah kammi indoor didalam ruangan. Sehingga membuat
kader tambah jenuh karena kuliah dikelas lalu kajian dikelas, mereka butuh
lokasi madrasah kammi yang lebih fresh dan menyatu dengan alam. Sehingga
untuk stategi menarik kader boleh madrasah kammi ini diselenggarakan
dengan konsep outdoor di kawasan wisata yang bisa dibungkus dengan acara
makan-makan atau semacamnya namun dengan tetap memperhatikan kondisi
dan situasi yang efisien untuk pembawaan materi oleh pemandu, dengan
kreativitas seperti ini mampu menarik kader untuk terus menerus mendatangi
mk karena penasaran akan penyajian materinya.
Nah dengan mk yang menarik seperti itu dan dengan pemandu yang ahli,
mampu menjadi tolak ukur keberhasilan dalam mebentuk kader yang ideal.
selain itu bisa membangun sedikit demi sedikit kesadaran kader sehingga
lambat laun merasakan bahwa mk adalah hal yang penting dalam pergerakan
dan tak terasa akan mengikatkan ruh nya dengan MK atau bisa dikatakan
kecanduan dengan MK sehingga akan merasakan rugi dan berdosa jika tidak
menghadiri MK yang diselenggarakan sebulan sekali ini. sehingga akan
memperkuat fikroh perjuangan kader dan memperkuat landasan atau pondasi
kader bergerak dalam pergerkan KAMMI.

Anda mungkin juga menyukai