Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KLAUSA

Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Sintaksis Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Yusup Wibisono, M.Pd

Disusun oleh :

Ismi Jabah (40418031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERADABAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬, kepada keluarga, sahabat

dan para pengikut jejaknya hingga hari perhitungan nanti.

Makalah yang berjudul “Klausa” ini disusun guna memenuhi tugas


terstruktur pada mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia, yang diampu oleh Yusuf
Wibisono, M.Pd., Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Peradaban. Penulisan makalah ini
juga dimaksudkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan dalam penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menyampaikan penghargaan yang setinggi-
tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu per satu.

Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat penyusun harapkan
demi kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai
amal jariyah bagi tim penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip
dalam makalah ini. Aamiin.

Bumiayu, 2 Oktober 2019

Ismi Jabah

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... iii

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... iii

B. Rumusan Masalah .................................................................................... i

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 1

A. Klasifikasi Klausa.................................................................................... 1

B. Hubungan antara klausa dengan kalimat..................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................6

A. Simpulan...................................................................................................7

B. Saran.........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari beberapa kata,
sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan berpotensi
menjadi kalimat. Klausa dikatakan berpotensi menjadi kalimat karena
secara sekilas dia terlihat sama dengan kalimat, perbedaan hanya terdapat
pada ketiadaan intonasi dan tanda baca pada klausa. Secara teori unsur
atau inti klausa adalah Subjek (S) dan Predikat (P), tetapi dalam
prakteknya, unsur subjek sering dihilangkan sehingga tidak tertulis, tetapi
tetap dapat ditemukan secara eksplisit.
Contohnya :
“Bersama dengan saya, andi datang membawa bukti”
Pada kalimat itu terdapat tiga klausa yaitu :
Bersama dengan saya (Tidak ada subjek)
Andi datang
Membawa bukti (Tidak ada subjek, tetapi kita mengerti bahwa yang
membawa semua bukti adalah Andi)
Sebuah konstruksi disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu
diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. Jadi, konstruksi nenek mandi
baru dapat disebut kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final kalau
belum maka masih berstatus klausa. Tempat klausa adalah di dalam
kalimat. Dapat juga dikatakan, klausa adalah sebuah konstruksi yang di
dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif
(Keraf, 1984:138).

iii
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi klausa?
2. Bagaimana hubungan antara klausa dengan kalimat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan klausa.
2. Mendeskripsikan hubungan antara klausa dengan kalimat.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. KLASIFIKASI KLAUSA

Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata


yang mengandung unsur predikatif (Keraf, 1984:138). Klausa berpotensi menjadi
kalimat. (Manaf, 2009:13) menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan
kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan
intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu
dapat berupa intonasi berita, tanya, perintah, dan kagum.

Klasifikasi Macam – Macam Jenis Klausa dan Contoh Penggunaanya

1. Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya


a. Klausa Bebas

Klausa bebas adalah klausa yang berpotensi menjadi sebuah


kalimat, artinya jika dalam penulisannya diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri tanda baca, maka klausa ini bisa menjadi kalimat. Biasa dalam
sebuah kalimat, inti dari kalimat tersebut berupa klausa bebas. Contohnya :

 Kamu harus pergi!


 Dia menangis.
 Ayah sangat marah!
b. Klausa Terikat

Klausa terikat adalah klausa yang tidak berpotensi menjadi kalimat


walaupun dalam penulisannya diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh
tanda baca. Biasanya ia menjadi pelengkap dalam sebuah kalimat.
Contohnya :

 Supaya kita sadar,

1
 Ketika ibu tidur,
 Dekat kantor kelurahan.
2. Jenis Klausa Berdasarkan Fungsinya
a. Klausa Subjek

Klausa subjek adalah klausa yang berkedudukan sebagai Subjek


dalam sebuah kalimat. Contohnya : Ternyata ayah sedang membaca buku
itu.

b. Klausa Objek

Klausa Objek adalah klausa yang berkedudukan sebagai objek


dalam sebuah kalimat. Contohnya : Ibu sedang menyusun daftar belanjaan.

c. Klausa Keterangan

Klausa keterangan adalah klausa yang berkedudukan sebagai


Keterangan dalam sebuah kalimat. Contohnya : Karena sakit, budi tidak
pergi sekolah.

d. Klausa Pelengkap

Klausa pelengkap adalah klausa yang berkedudukan sebagai


pelengkap dalam sebuah kalimat. Contohnya : Aku dianggap sudah mati.

3. Jenis Klausa Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya

a. Klausa Lengkap

Klausa yang memiliki unsur Subjek (S) dan Predikat (P). Jika
subjeknya di awal disebut Klausa Lengkap Susun biasa, jika Subjeknya berada
di belakang Predikat maka disebut Klausa Lengkap Susun Balik (Inversi).
Contohnya :

2
 Kami sedang bekerja
 Ibu memasak
 Andi sekolah hari ini

b. Klausa Tak Lengkap

Klausa tak lengkap adalah jenis klausa yang hanya memiliki unsur
Predikat (P) tanpa Subjek. Contohnya :

 terpaksa berhenti dari pekerjaannya


 sudah pergi dari tadi siang
 sedang membuat kue

4. Jenis Klausa Berdasarkan Kata Negatifnya

a. Klausa Negatif

Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata negatif seperti


“tidak”, ”bukan”, ”jangan”,dll, sehingga predikatnya bersifat negatif.
Contohnya :

 Ibu belum pergi


 Bukan saya yang melakukannya

b. Klausa Positif

Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif


sehingga predikatnya bersifat positif. Contohnya : saya berhasil
melakukannya kami sudah menjadi anggota

5. Berdasarkan Fungsi Predikatnya

a. Klausa Verbal

3
Klausa verbal merupakan klausa yang predikatnya berupa kata
kerja. Contohnya :

 Kami berlari
 Ibu memasak

b. Klausa Nominal

Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa kata


benda.Contohnya:

 Ibunya seorang guru.


 Dia siswa SMA

c. Klausa Adjektival

Klausa adjektival adalah klausa yang disusun oleh kata sifat.

 Baju yang mahal


 Cerdas sekali

d. Klausa Preposisional

Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya adalah frasa


dari kata depan (preposisi). Contohnya :

 dari pasar malam


 menuju ke sekolah

e. Klausa Numeral

Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau


frasa numeralia (bilangan). Contohnya :

 Dua juta sebulan

4
 Tiga kai sehari

B. Hubungan Antara Klausa dengan Kalimat


Widjono (2007:143) membedakan klausa sebagai berikut.
1. Klausa kalimat majemuk setara
Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif), setiap klausa
memiliki kedudukan yang sama. Kalimat majemuk koordinatif dibangun
dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan. Contohnya
sebagai berikut :
Rima membaca kompas, dan adiknya bermain catur.
Klausa pertama Rima membaca kompas. Klausa kedua adiknya
bermain catur. Keduanya tidak saling menerangkan.

2. Klausa kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang


berfungsi menerangkan klausa lainnya. Contohnya sebagai berikut :
Orang itu pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia.
Klausa orang itu pindah ke Jakarta sebagai klausa utama (lazim
disebut induk kalimat) dan klausa kedua suaminya bekerja di Bank
Indonesia merupakan klausa sematan (lazim disebut anak kalimat).
3. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat
Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat, terdiri
dari tiga klausa atau lebih. Contohnya seperti berikut ini :
Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi.
Kalimat di atas terdiri dari tiga klausa yaitu. Dia pindah ke Jakarta
(klausa utama) Setelah ayahnya meninggal (klausa sematan) Ibunya kawin
lagi (klausa sematan) Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal.
(Kalimat majemuk bertingkat). Ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi
(Kalimat majemuk setara).

5
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat
beberapa kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi
menjadi kalimat, hanya saja yang membedakan klausa dan kalimat adalah
intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi
final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Sedangkan kalimat itu
sendiri adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para


pembaca untuk dapat meningkatkan pemahamannya mengenai sintaksis
(tata kalimat Bahasa Indonesia) guna terwujudnya pelaksanaan proses
pembelajaran yang baik. Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada para
pembaca untuk tetap terus menggali sumber-sumber yang menunjang
terhadap pembahasan makalah ini untuk perbaikan yang akan datang.

6
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah. Manaf, Ngusman
Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang:
Sukabina Press.

Anda mungkin juga menyukai